Pernikahan Kontrak - Bab 313 Eka Zhou Mengakui Kesalahannya.

Wilson Zhou tidak menyangka kakek Osman Zhou akan bicara begitu padanya. Dahi Wilson Zhou berkerut tidak mengerti.

Dari dulu sekali, tidak ada topik yang harus diobrolkan Wilson Zhou dengan Eka Zhou. Pria tua itu memperlakukan Wilson Zhou dengan rendah dan penuh waspada, tidak memperlakukan Wilson Zhou sebagai anak kandungnya. Jika Eka Zhou memperlakukan Wilson Zhou sedikit saja dengan perasaan, Wilson Zhou tidak akan sebenci ini pada pria itu.

"Kakek, aku pikir aku tidak perlu masuk. Jika aku masuk aku hanya membuat penyakit Eka Zhou semakin memburuk." Jawab Wilson Zhou dengan dingin.

Osman Zhou menghembuskan napasnya. Tangan Osman Zhou bergetar lalu dengan erat menggenggam tangan Wilson Zhou, dengan intonasi pelan berkata: "Wilson, aku tahu kamu membencinya, tapi saat orang sudah memasuki usia ini, orang akan memikirkan masalah dengan lebih cermat dan teliti. Sekali saja kamu dan ayahmu bicara baik-baik, anggap saja aku memohon padamu."

"Kakek, bagaimana bisa kakek..." Dahi Wilson Zhou mengernyit.

"Wilson, cepat pergilah." Osman Zhou membujuk.

Jarang sekali Osman Zhou memohon suatu hal pada Wilson Zhou. Melihat tatapan tulus pria itu membuat Wilson Zhou sulit untuk menolak. Walaupun Wilson Zhou tidak bersedia, tapi akhirnya Wilson Zhou menganggukkan kepalanya.

Melihat Wilson Zhou setuju, wajah tua Osman Zhou memunculkan ekspresi senyum. Osman Zhou menghembuskan napas lega lalu menyuruh Andreas Zhou ke taman bunga untuk menunggu Wilson Zhou.

Berdiri di pintu kamar pasien Eka Zhou, hati Wilson Zhou menjadi rumit. Di satu sisi, dia menolak untuk ke ruangan dan melihat pria yang membuatnya kesal. Dua emosi kontradiktif ini menghantam hati Wilson Zhou, membuat hatinya sakit.

Pada akhirnya, Wilson Zhou perlahan membuka pintu ruangan.

Seperti mendengar gerakan di luar pintu, Eka Zhou yang sedang berbaring di tempat tidur mengangkat pandangannya lalu menatap pria yang berdiri di pintu.

Untuk sesaat, dua pasang mata itu saling bertatapa  dan atmosfer aneh beredar di udara.

Beberapa saat kemudian, Eka Zhou berkata dengan susah payah, "Akhirnya kamu datang menemuiku, Wilson."

Wilson Zhou mengangkat bibirnya tersenyum menyindir: "Eka, kita berdua sepertinya tidak begitu akrab. Bukankah kamu sebelumnya langsung memanggil dengan nama saja?"

Ucapan Wilson Zhou membuat wajah Eka Zhou memunculkan eskpresi sedikit malu dan matanya menunjukkan emosi yang kompleks.

"Jika bukan karena Kakek yang memohon padaku, aku tidak akan pernah melihat ayah yang tidak tahu berterima kasih sepertimu. Katakan, apa yang ingin kamu katakan padaku." Wilson Zhou duduk di sofa kulit di depan jendela, dengan anggun menyilangkan kedua kakinya, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi mencemooh.

Melihat penampilan Wilson Zhou, Eka Zhou terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Pada akhirnya, Eka Zhou hanya bisa menghela napas berat.

"Eka Zhou, apakah kamu memanggilku hari ini untuk membiarkanku melihatmu menghela napas?"

"Wilson,  apakah hubungan ayah dan anak antara kita benar-benar tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengan baik? Bahkan jika aku mengakui bahwa aku salah?"

Wilson Zhou belum pernah melihat ekspresi serupa di wajah Eka Zhou, ekspresi yang berisi ketidakberdayaan, rasa sakit, kesedihan, dan rasa bersalah yang sangat dalam. Hal ini membuat Wilson Zhou terkejut. Bukankah pria ini selalu memasang wajah yang dingin dan acuh tak acuh?

Wilson Zhou membuang ekspresi sinis di wajahnya dan menatap dingin Eka Zhou: "Eka, aku harap kamu mengerti satu hal dengan jelas. Orang yang paling menjengkelkan di dunia ini adalah orang yang tidak tahu rasa menghargai dan kemudian menyesal karena membenci orang yang salah. Yang membuat orang semakin benci adalah karena permintaan maaf tidak bisa menebus kesalahan tersebut, hanya membuat hati orang tersebut semakin sakit.

Di dalam mata Eka Zhou hanya ada tatapan mengawang, dengan sedih berkata: "Wilson, aku tahu yang kamu ucapkan. Aku tahu, bahkan jika aku meminta maaf, Marta tidak mungkin kembali. Beberapa hari ini di rumah sakit aku berpikir banyak, aku teringat kebersamaanku bersama Marta. Dia adalah wanita yang baik, juga sangat baik kepadaku. Aku yakin aku memiliki kesalahpahaman padanya, dia tidak mungkin menggunakan cara kotor untuk menyakiti orang lain. Ketika aku sakit parah dia juga menemaniku, tidak seperti Dewi Zhang, yang ku sebut sebagai istriku. Sejak perusahaan tidak ada, wanita itu membuat jarak yang jelas kepadaku. Beberapa hari aku berada di rumah sakitpun, wanita itu tidak peduli dengan hidup atau matinya diriku. Wanita itu hanya berpikir untuk memberikan saham yang ada ditanganku kepada anaknya, Johny Zhou. Aku benar-benar buta. Jika saat itu aku menjalani hidup dengan Marta dengan baik...."

"Sudah, cukup!" Tanpa segan Wilson Zhou memotong ucapan Eka Zhou, "Eka, sekarang kamu menyadari bahwa ibuku adalah orang baik. Bukankah sudah terlambat? Dia sudah tidak ada! Ibuku mati karena kekejaman dirimu dan istri tercintamu, Dewi Zhang!"

"Wilson, aku salah. Aku benar-benar salah...." wajah Eka Zhou terlihat lebih tua setahun. Tubuh Eka Zhou bergetar hebat, bahkan matanya mulai mengalirkan air mata,  "Sejak muda, aku sudah mengejar hal-hal yang disebut dengan jabatan dan keuntungan, tapi akhirnya aku sadar bahwa semua itu tidak berguna. Saat ini yang ku butuhkan hanyalah orang yang memperlakukanku dengan tulus, bisa berada di sampingku dan menemaniku."

Awalnya Wilson Zhou masih ingin memaki Eka Zhou, tapi melihat air mata Eka Zhou yang mengalir deras, Wilson Zhou benar-benar tidak bisa memaki pria itu lagi. Yang diucapkan Eka Zhou tidak salah, jabatan dan keuntungan adalah hal yang tidak berguna. Yang bisa menemanimu sampai akhir hanyalah orang yang tulus padamu.

Eka Zhou tidak memilikinya dan Wilson Zhou... juga kehilangan orang yang bisa menemaninya sampai akhir.

Beberapa hari ini, ketika Wilson Zhou sedang berdiri di tempat yang tinggi yang berada di kantornya, ketika Wilson Zhou membungkukkan tubuhnya melihat hiruk pikuk kota, Wilson Zhou akan berpikir bahwa jika ada Joyce An di sampingnya maka akan semakin bagus. Tapi wanita itu bukanlah miliknya lagi dan sudah berpindah ke pelukan orang lain. Membuat Wilson Zhou tidak berani berpikir, tidak berani bertanya, juga tidak berani mencari tahu kondisi Joyce An.

Ada Joseph Gu yang menemani. Pastinya Joyce An menjalani hidupnya dengan baik, kan?

"Eka, semuanya sudah terlambat. Jangan khawatir, melihatmu yang seperti ini, aku tidak akan menyalahkanmu. Jaga dirimu sendiri dengan baik." Setelah itu Wilson Zhou memutar tubuhnya dan dengan langkah besar pergi meninggalkan ruangan.

Osman Zhou menunggu di lantai bawah. Melihat ekspresi Wilson Zhou, Osman Zhou tidak bertanya apa-apa, dalam sunyi mengantar Wilson Zhou kembali.

Anak dan cucunya memiliki jalannya sendiri. Dirinya sudah tua, masalah yang tersisa berikan saja pada anak-anak, masalah yang lain pun dirinya juga tidak bisa menyelesaikannya.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu