Pernikahan Kontrak - Bab 269 Minum Segelas Lagi

Ruangan VIP tempat Johny Zhou mengajak rekan kerjanya untuk makan terletak di hall lantai dua yang terdapat di hotel, ruangan itu sangat luas, dengan suasana ruangan yang sangat mewah, dengan dominan warna emas, ditambah dengan sedikit warna coklat, membuat ruangan itu terlihat elegan, motif bunga-bunga itu tetap membuat ruangan terlihat elegan, sangat menunjukkan kekhasan hotel itu.

Joyce An, Johny Zhou, Angela Zhang dan beberapa rekan kerja yang lainnya, memenuhi meja yang berisi sepuluh orang itu.

“Teman-teman, kalian telah bekerja keras untuk perjalanan kali ini, jadi ayo kita bersulang.” Johny Zhou mengangkat gelas wine yang ada di tangannya, menghadap ke orang-orang.

Kemudian ada orang yang terburu-buru membalas ucapannya: “Direktur Zhou, bisa melakukan perjalanan bisnis bersamamu adalah suatu kehormatan untuk kami, kita merasa sangat senang, tidak lelah, kamu terlalu sungkan.”

“Benar Direktur Zhou, dapat mewakili perusahaan datang kemari adalah bagian urusan kami.”

“Tidak seharusnya kamu mentraktir kita makan, seharusnya kita yang mentraktir kamu makan......”

“……”

Terdengar ucapan yang saling memuji di sekitar, membuat Joyce An merasa mual, walaupun setelah bekerja di Perusahaan Zhou, tidak jarang dia mendengar pujian seperti ini, namun setiap kali mendengarnya membuatnya merasa tidak nyaman, namun demi tidak membuat orang lain merasa dirinya aneh, walaupun tidak ingin, tapi Joyce An tetap memaksa tawanya untuk merespon ucapan mereka.

Wajah Johny Zhou menunjukkan ekspresi puas, dia menyeringai, kembali duduk di tempatnya dengan puas, kemudian berpura-pura tidak perduli matanya melirik sekilas ke arah Joyce An.

Saat ini Joyce An sedang tersenyum, tersenyum dengan sangat manis, ditambah lagi hari ini dia mengenakan terusan berwarnya biru pink, membuat Joyce An terlihat sangat polos seperti seorang mahasiswa yang baru masuk ke dunia perkuliahan.

Mata pria itu ikut menyipit, senyuman di wajahnya semakin terlihat lebar, sebentar lagi, kecantikan itu akan menjadi miliknya. Entah apa yang akan dilakukan oleh Wilson Zhou jika mengetahui dia tertarik dengan wanitanya, tiba-tiba Johny Zhou merasa semakin tidak sabar.

Acara makan-makan ini terasa sangat membosankan, kebanyakan dari karyawan terus melontarkan ucapan manis pada Johny Zhou, Joyce An menguap karena bosan, saat ini dia baru merasakan rasa lelah karena tidak tidur dengan nyenyak tadi malam, Joyce An berdoa dalam hatinya semoga mereka menyelesaikan makannya dengan cepat, dengan begitu dia dapat kembali ke kamar lebih cepat, kemudian besok dapat kembali ke kota Anlin dengan bahagia, kembali menjalankan kehidupan suami istri yang bahagia dengan Wilson Zhou.

Saat ini, asisten Johny Zhou Budi Li bangkit berdiri, dia berjalan hingga ke hadapan Joyce An, berucap dengan tersenyum manis: “Joyce, teman-temanmu sudah meminum beberapa gelas, hanya kamu yang tidak minum, tidak boleh seperti ini, aku akan menuangkan lagi untukmu.” sambil berucap, wine yang berada di tangan Budi Li di tuangkan ke dalam gelas Joyce An, namun dengan cepat Joyce An menyingkirkan gelasnya.

“Asisten Li, kadar toleransiku terhadap alkohol rendah, sebaiknya kamu lewatkan saja aku.”

Pergerakan Joyce An dan Budi Li menarik perhatian semua orang, kemudian rekan kerja prianya berucap: “Benar benar, Joyce, kamu tidak seru, kita sudah minum sebanyak ini, kamu hanya minum sedikit tidakkah kamu menghargai kami, dan tidak menghargai Direktur Zhou juga, lihatlah wanita lainnya di Departemen Sosial, mereka semua terus minum, hanya kamu yang tidak.”

Joyce An sedikit memaksakan senyumnya, hari ini dia berusaha merendah, dia tidak ingin orang-orang melihatnya mabuk, tidak disangka dia tetap tidak dapat menghindari hal ini, dengan pasrah, dia mengulurkan gelasnya ke hadapan asisten Li: “Baiklah, jarang-jarang ada kesempatan untuk minum bersama Direktur Zhou, jadi aku harus menghargainya, tuangkan aku sedikit wine, tapi jangan banyak-banyak, aku benar-benar tidak bisa minum.” Joyce An menatap Budi Li dengan ragu.

Budi Li menggerakkan botol wine yang ada ditangannya, berucap dengan tersenyum: “Joyce, tenang saja, hanya tinggal sedikit di dalam botol ini, jika kamu ingin minum banyak juga sudah tidak ada lagi.” selesai berucap, Budi Li segera menuangkan wine ke gelas Joyce An, seperti yang dikatakan Budi Li, wine yang ada ditangannya memang tidak banyak, setelah dituang habis tetap tidak dapat memenuhi gelas Joyce An.

Joyce An diam-diam menghela nafas lega, dia berpikir Budi Li memang benar.

Tanpa disadari, setelah Budi Li menuangkan wine, wajahnya menampilkan sebuah senyuman aneh, kemudian melihat sekilas ke arah Johny Zhou.

Tatapan Johny Zhou dan Budi Li saling bertemu sejenak, kemudian, menyesap sedikit wine yang ada ditangannya dengan senang.

Acara minum-minum masih terus berlanjut, namun Joyce An merasa tubuhnya semakin aneh, sejak tadi dia hanya minum tidak lebih dari dua gelas, kenapa tiba-tiba dia merasa pusing? Dan juga sekujur tubuhnya terasa panas, seperti terbakar, mungkin tubuhnya akan meleleh kapanpun.

Joyce An mengusap kepalanya, kembali meminum air dingin, berusaha untuk menyegarkan tubuhnya, namun tubuhnya masih saja merasa tidak nyaman, bahkan rasa panas di dalam tubuhnya semakin menjadi-jadi.

Tidak mungkin kan jika dia mabuk? Joyce An berpikir, tapi tidak mungkin, dulu dia pernah minum hingga tiga gelas, sekarang dia hanya minum dua gelas, dan juga ini hanyalah wine merah, bagaimana bisa reaksinya separah ini.

Semua gerakan Joyce An terekam jelas oleh mata pria yang tidak jauh dari sana, Johny Zhou tersenyum puas, sepertinya obatnya sudah bereaksi, Joyce An mulai merasakan efeknya.

Johny Zhou bangkit berdiri dari duduknya, berucap kepada yang lainnya: “Teman-teman, sepertinya acara hari ini cukup sampai disini, istirahatlah lebih awal, dan bangun hingga siang, kemudian kita akan naik pesawat siang untuk kembali.”

Mendengar hal itu, rekan-tekan yang lainnya bersorak gembira bersamaan, memberikan pujian atas kebaikan Johny Zhou. Hanya Joyce An seorang yang masih duduk di tempat semula, dengan wajah yang terlihat pusing.

Apa yang terjadi sebenarnya? Joyce An masih memikirkan soal itu, apa mungkin karena kemarin terlalu lelah, jadi dia jatuh sakit? Joyce An merasa kemungkinan inilah yang paling masuk akal, sepertinya daya tahan tubuhnya belakangan ini sedang tidak baik, lelah sedikit saja, maka dia akan jatuh sakit.

Saat ini, Joyce An melihat rekan-rekan yang lainnya keluar dari ruang VIP satu per satu, dia juga bangkit berdiri, ingin berjalan keluar, sekarang dia butuh istirahat, untuk memulihkan kondisi tubuhnya.

Namun disaat yang bersamaan, tiba-tiba sepasang tangan memapah bahu Joyce An, Joyce An tercengang, entah kenapa, tiba-tiba dia menyukai rasa sentuhan seperti ini, seperti tangan besar yang menyentuh bahunya itu membawa rasa dingin, yang merambat ke seluruh tubuh Joyce An.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu