Pernikahan Kontrak - Bab 238 Rindi Yang Resign

Keesokan harinya, Wilson Zhou pagi-pagi sudah berangkat ke kantor untuk rapat, bahkan Joyce An sudah sengaja bangun pagi untuk membuat sarapan tapi Wilson Zhou tidak sempat untuk menikmati sarapannya, walaupun Joyce An Moran merasa sedikit kecewa, tapi ketika memikirkan saat ini adalah waktu penting bagi Wilson Zhou untuk mengalahkan perusahaan Zhou, dan hatinya seketika berubah menjadi tenang.

Joyce An sarapan seadanya, dan seperti hari biasanya, naik MRT pergi ke kantor.

Karena senin pagi adalah jam padat, Joyce An tidak bisa masuk ke dalam mrt di putaran pertama, jadi dia hampir terlambat tiba di kantor, tapi untungnya, di menit terakhir jam masuk kantor dia berhasil tiba di pintu depan kantor.

Karena langkah yang tergesa-gesa tubuh Joyce An masih belum berdiri sempurna, suara Rindi Yang yang sedikit ironis terdengar di telinganya: “Oh, hasil penilaian ini belum keluar loh, beberapa orang sudah mulai datang terlambat dan pulang lebih awal, ya mungkin sudah mengira kalau mereka akan dipecat, jadi sudah tidak peduli ya.”

Mendengar ini, Joyce An memutar matanya ke atas, Rindi Yang benar-benar seperti hantu, dia selalu punya cara untuk mencari celah atau kesalahan atas semua yang Joyce An lakukan, dan kemudian mengejeknya, ya mungkin ini juga termasuk sebuah bakat baginya.

Tapi sepagi ini, Joyce An tidak ingin hanya masalah seperti ini merubah mood paginya, dia langsung melewati dan tidak memperdulikan kata-kata Rindi Yang, pergi duduk di kursinya.

Rindi Yang melihat pukulannya yang seperti hanya mengenai kapas, dia tidak merasakan apa-apa, dan dengan bosan kembali ke kursinya.

Hari ini, semua orang terlihat tegang, karena hari ini adalah hari pengumuman hasil penilaian karyawan perusahaan Zhou, ya hasil dimana ada beberapa karyawan harus keluar atauapun tetap berada di perusahaan.

Namun semua orang setelah seharian ini gelisah menunggu hasil tapi hasilnya masih belum keluar, mereka yang optimis berpikir bahwa seluruh departemen PR masih tetap dipertahankan, dan tidak ada yang terjadi, sementara mereka yang pesimis berpikir bahwa perusahaan belum selesai meninjau hasil penilaian, mungkin harus menunggu besok baru bisa keluar.

Tepat ketika semua orang dilanda pikiran masing-masing, pada waktu bersamaan Joyce An dan Rindi Yang dipanggil Cindy Lu masuk ke ruangannya.

Hati Joyce An berdegup kencang, tidak percaya diri dan mengira karirnya mungkin akan "selesai", sementara Rindi Yang terlihat jelas lebih percaya diri daripadanya, langkahnya di sepanjang jalan terlihat santai, dan bibirnya terus menggantung sebuah senyum menghina yang ditujukan pada Joyce An, dan ketika dia mendekati pintu ruangan Cindy Lu, dia berbisik di telinga Joyce An dan berkata: “Oh, Joyce, aku pikir kamu sangat menarik, kenapa, setelah gagal merayu Tuan An, jadi kamu saat ini akan segera diusir dari sini, oh, omong-omong, aku lupa, Tuan An disini tidak memiliki kuasa, sepertinya walaupun kamu telah menyumbangkan tubuhmu, tapi akhirnya kamu juga tidak akan mendapatkan balasannya.” Selesai berucap, Rindi Yang tertawa rendah meremehkan Joyce An.

Joyce An malas meladeni Rindi Yang, dia masih perlu menggoda Wilson Zhou? evil dalam pikiran Joyce An tiba-tiba datang, kalau dia memberi tahu statusnya dengan Wilson Zhou, dagu Rindi Yang pasti akan jatuh terkejut hingga tak bisa berkata lagi.

Tapi dia tidak akan melakukan itu, kebersamannya dengan Wilson Zhou bukan untuk dipamerkan, dia juga merasa tidak worth it menggunakan cara ini untuk menutup mulut Rindi Yang.

Tak lama, keduanya bersama-sama masuk ke dalam ruangan Cindy Lu, Cindy Lu hari ini menggunakan dress berwarna hitam, berdandan dengan sangat cantik, rambutnya di kuncir kuda, menunjukkam leher jenjangnya yang putih.

Cindy Lu melihat Rindi Yang dan Joyce An masuk, mengarahkan tangannya ke depan menyuruh mereka duduk di hadapannya.

“Aku memanggil kalian masuk karena ada suatu hal yang harus aku bicarakan” Cindy Lu tersenyum, nada suaranya terdengar tegas seperti orang pemimpin.

Joyce An dan Rindi Yang menahan nafas, menunggu kata yang di ucapkan Cindy Lu selanjutnya.

Tatapan Cindy Lu beralih ke arah Rindi Yang, dia bertanya: “Rindi, kamu sudah berapa lama bekerja disini?”

“Manajer Lu, kalau di hitung-hitung kurang lebih sudah 3 tahun.” Jawab Rindi Yang dengan tersenyum, tidak tahu mengapa, rasa percaya dirinya saat ini perlahan menghilang, sebuah rasa tidak tenang menyerang hingga ke kepala, tapi ketika memikirkan segalanya dia malah merasa tidak mungkin, dia bukannya masih ada kenalan senior di bagian departemen sosial yang bisa menolongnya, seniornya itu telah mengatakan kalau dia akan mencari kertas ujiannya dan akan memberikannya nilai yang tinggi, seniornya bahkan menyuruhnya untuk tetap tenang.

“3 tahun ya, kalau begitu termasuk karyawan lama disini ya.” Cindy Lu menghela nafas,“Begini deh, nanti jam pulang kita pergi makan bareng, ya hitung-hitung melatih kamu.”

Kata-kata Cindy Lu baru lepas, suasana di sekitar menjadi tegang, dia kira dirinya salah dengar, dengan terbata bertanya: “Manajer Lu, tadi apa kamu bilang, melatih?”

Cindy Lu melipat kedua tangannya di depan dada, dengan yakin menganggukan kepala: “Benar, Rindi, walaupun kamu termasuk karyawan lama di perusahaan ini, tapi hasil penilaian kamu tidak sesuai, meskipun aku sangat ingin mempertahankanmu, tapi sistem perusahaan ada disana, aku tidak punya kuasa untuk menembusnya, tapi kamu tenang saja, dengan kemampuanmu, walaupun pergi meninggalkan perusahaan Zhou, pasti akan dengan cepat menemukan tempat baru yang lebih baik.”

“Bagaimana, bagaimana mungkin.” Rindi Yang tidak habis pikir membelakan kedua mata, padahal seniornya sudah jelas...ternyata seniornya itu membohonginya, pantas saja dia akhir-akhir ini selalu menghindarinya, dan sudah menipunya dengan mengajaknya mememani tidur satu malam di hotel! Tapi senior laki-laki ini malah tidak membantunya apapun!

“Manajer Lu, kalian mungkin salah, performaku selama bekerja manajer kan juga sudah melihatnya, dan aku selama ini juga tidak pernah membuat kamu kecewa.” Rindi Yang masih tidak percaya dan menerima kenyataan ini, dan dia masih berusaha mempertahankan segalanya.

Tapi Cindy Lu sebaliknya tanpa belas kasihan menyodorkan surat resign pada Rindi Yang, dengan penyesalan yang dalam berkata: “Ini perusahaan yang memberikannya padamu, tenang, kami pasti akan mengikuti proses yang ada, bulan depan akan memberimu gaji 3 kali lipat dari biasanya.”

Rindi Yang merasa dirinya sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, semenjak masuk ke perusahaan Zhou, hidupnya seperti bunga yang baru merekah, teman di sekelilingnya semua pada iri dengannya, dan berusaha setengah mati mendekatinya, laki-laki yang mengejarnya semua laki-laki yang berderajat menengah ke atas, satu-satu dari mereka punya mobil yang bermerek. Status hidupnya secara perlahan mulai naik ke atas, dalam kurun waktu 3 tahun dia sudah berhasil membeli rumahnya sendiri, dia awalnya mengira semua ini akan terus bisa berlanjut, tapi tidak disangka hari ini adalah akhir dari segalanya!

Tidak! Dia tidak bisa membayangkan orang-orang itu ketika tahu dia dipaksa resign, dan melihatnya dengan pandangan yang berbeda, dia tidak sanggup menghadapi semua ini!

“Manajer Lu, aku sungguh tidak ingin meninggalkan perusahaan Zhou, apakah masih ada cara lain untuk bisa bertahan...” Suara Rindi Yang terdengar pilu.

Tapi Cindy Lu dengan dingin menggelengkan kepala, memecat karyawan baginya adalah suatu hal yang sangat biasa, dia sungguh tidak perlu untuk bersimpati padanya: “Rindi, kalau kamu seperti ini aku juga merasa sulit, begini saja, aku lihat teman-temanku yang lain apakah sedang butuh orang, kalau ada aku pasti akan mengabarimu.”

Setelah itu, Cindy Lu mengalihkan pandangannya ke arah Joyce An, seperti sudah tidak ada kesabaran lagi untuk meladeni Rindi Yang.

Rindi Yang menggigit bibir bawahnya, wajahnya yang pucat, membuat Joyce An yang melihatnya turut bersimpati, tapi semua ini adalah hasil yang sepantasnya dia dapatkan, dia memang tidak serius mengerjakan ujian itu, tapi dia tidak menyangka perusahaan Zhou akan melepasnya tanpa pamrih.

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu