Pernikahan Kontrak - Bab 310 Joyce An Akan Pergi

“Kamu akan kembali ke kampung halamanmu?” mendengar hal itu, Joseph Gu membelalakkan matanya dengan tidak percaya, tatapannya sarat akan keterkejutan dan rasa sakit.

Joyce An menganggukkan kepalanya dengan yakin: “Iya, dan juga...... mengenai perasaan aku juga tidak akan memikirkan hal itu lagi, bagaimanapun aku adalah orang yang pernah dilukai dua kali, sekarang aku sudah berpikir jernih, perasaan bukanlah segalanya, kenapa aku harus selalu terjerat dalam perasaan, jadi aku berencana tidak akan berhubungan lagi dengan pria manapun, dengan begini aku tidak akan merasakan sakit hati, setelah pulang kerumah aku akan bersama orang tuaku dengan tenang, menghabiskan sisa hidupku dengan damai.”

Joyce An berucap seperti ini tidak hanya untuk memutuskan pernyataan cinta Joseph Gu, tapi juga mengatakan hal yang sebenarnya dia pikirkan di dalam hatinya, cinta memanglah hal yang baik, tapi jika tidak dikendalikan dengan baik, maka cinta dapat melukai setiap orang.

Mata Joseph Gu meredup, ternyata Joyce An sudah tidak berharap lagi pada perasaan, kalau begitu apakah perasaannya akan menjadi beban untuk wanita itu?

Terlihat senyuman pahit Joseph Gu, Joseph Gu tahu jika Joyce An berucap seperti ini sarat akan penolakan untuknya.

Cih, selama Joseph Gu berada di dunia percintaan, dia tidak pernah kesulitan dalam menghadapi soal percintaan, dan juga tidak ada wanita yang tidak bisa dia dapatkan, tidak disangka setelah dia benar-benar ingin memberikan hatinya pada seorang wanita, yang dia dapatkan adalah balasan seperti ini, ini...... termasuk karma dari dia yang dulu selalu mempermainkan perasaan orang lain.

“Joseph, kenapa kamu tidak mengatakan apapun?” Joyce An yang melihat Joseph Gu terus terdiam, khawatir jika ucapannya terlalu kasar, jadi dia segera bertanya.

Joseph Gu tersadar dari perasaannya yang nyeri, berpura-pura mengendikkan bahunya tidak perduli: “Joyce, apa besok kamu akan pergi? Kenapa buru-buru sekali?”

Melihat ekspresi pria itu yang biasa saja, Joyce An menghela nafas dengan lega, mungkin dia berpikiran yang tidak-tidak sebelumnya, mungkin Joseph Gu memang tidak berniat sedikitpun untuk menyatakan cinta padanya.

“Aku sudah tidak ingin berada disini lagi, masalah dengan Wilson juga sudah selesai, apalagi sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan orang tuaku, sebelumnya aku sudah berjuang demi percintaan, sekarang sudah saatnya aku membayar perasaan pada keluarga.” Joyce An tersenyum tenang.

Joseph Gu menatap dalam Joyce An sejenak, setelah beberapa saat kemudian, pria itu memanyunkan bibirnya, menunjukkan ekspresi kesal: “Joyce, ucapanmu ini benar-benar membuatku sedikit sedih, bukankah kamu disini masih memiliki aku sebagai temanmu? Apa kamu berencana tidak ingin bertemu denganku lagi nantinya?”

“Bagaimana mungkin.” Joyce An tertawa menggelengkan kepalanya, “Joseph, kita bisa sering bertukar kabar, apa lagi jarak dari Kota Y dan Kota Anlin juga tidak jauh, kamu bisa kapan saja mencariku, nanti aku akan meminta orang tuaku untuk membuatkanmu makanan khas yang banyak, kupastikan kamu akan merasa sangat senang.”

“Aku akan mengingat ucapanmu, Joyce, jangan sampai ketika aku mencarimu, kamu dengan pelitnya hanya mentraktirku sebuah roti di pinggir jalan.”

“Joseph, apa aku sepelit itu dalam pikiranmu?” Joyce An sedikit tidak menyangka.

“Bukan aku yang mengatakannya, sebelumnya Wilson tanpa sadar......” ketika berucap hal ini, Joseph Gu berhenti seketika, dia segera terbatuk dengan canggung, dan mengganti topik pembicaraan, “Tidak perlu membahas ini lagi, karena besok kamu akan pergi, hari ini aku akan mentraktirmu makanan enak, jujur saja, setelah mengenalmu selama ini, aku belum pernah mentraktirmu.”

“Ternyata kamu baik hati juga.” Joyce An menyunggingkan sudut bibirnya.

Di dalam mobil, kedua orang itu mulai tertawa, namun didalam tawa mereka, hanya mereka yang tahu, betapa pahitnya hati mereka.

Cinta melukai seluruh tubuh mereka dengan bersamaan, yang satu tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, yang satu merasa hatinya telah mati.

Hingga akhirnya, Joseph Gu mengajak Joyce An ke sebuah restoran mewah, kali ini Joyce An tidak lagi memperdulikan harga menu makanan, tanpa sungkan dia memesan makanan yang dia sukai. Joseph Gu adalah orang yang santai dan cuek, dengan sekali hempasan, dia meletakkan kembali buku menu, dan memanggil pelayan untuk memesan.

Ketika makanan telah tiba, mereka berdua masih saling mengobrol dan tertawa, Joseph Gu kembali menambah wine, memastikan minum bersama dengan Joyce An dengan baik, anggap saja sebagai perpisahan.

“Joseph, sebenarnya sebelumnya aku tidak enak mengatakannya padamu, aku adalah orang yang minum segelas maka langsung rubuh, tidak begitu tahan terhadap alkohol, waktu itu kamu membawaku ke bar untuk minum, itu bisa dibilang sangat bukan diriku, walaupun setelah minum beberapa kaleng baru ada reaksi, oh iya, malam itu aku tidak melakukan hal yang berlebihan kan?” Joyce An bertanya dengan sedikit merasa tidak enak.

Joseph Gu tercengang dengan pertanyaan Joyce An, malam itu, Joyce An menciumnya lebih dulu, membuatnya dapat merasakan aroma yang hanya dapat dia rasakan di dalam mimpinya.

Namun Joseph Gu tidak akan mengatakan hal ini pada Joyce An, baginya, Joyce An di malam itu tidak sedang dalam pengaruh alkohol, tapi Tuhan sedang memberikannya sebuah hadiah.

Joseph Gu tertawa, terkikik dengan berlebihan: “Joyce, aku tidak berani mengatakannya padamu, takut kamu merasa terbayang-bayang, malam itu kamu sangat mengerikan.”

“Ha? Sebenarnya apa yang sudah kulakukan?” wajah Joyce An memerah, bertanya pada Joseph Gu dengan tegang.

Joseph Gu terkikik, dia menggerakkan jarinya, mengisyaratkan Joyce An untuk mendekat, berucap dengan bercanda: “Maaf, aku tidak ingin mengatakannya padamu.”

“Joseph, katakan padaku, apa kamu ingin aku mati penasaran?”

“Aku tidak akan mengatakannya, demi kebaikanmu.” Joseph Gu menganggukkan kepalanya dengan yakin.

Joyce An memanyunkan bibirnya, dia melihat gelasnya yang terisi penuh oleh Joseph Gu, berucap dengan pasti: “Kalau begitu hari ini aku tidak akan minum, daripada membuatmu kembali mengalami mimpi buruk, merusak imageku saja.”

“Tenang saja, kamu minum saja, sejak awal imagemu sudah buruk dalam ingatanku.”

“Joseph, aku baru sadar kamu benar-benar menyebalkan!”

“Sudah terlambat untuk menyadarinya.” senyum Joseph Gu dengan licik.

Kedua orang itu dalam suasana ini, melahap habis semua makanan yang ada di meja, dan Joyce An akhirnya minum cukup banyak alkohol, namun kali ini, dia tidak segila sebelumnya, tapi dia terkapar di atas meja dan tertidur.

Joseph Gu menggendong Joyce An dengan bridal style masuk ke dalam mobil, meletakkan wanita itu di kursi penumpang dengan hati-hati, dan memasangkan sabuk pengaman, kemudian kembali duduk di kursi kemudi, menatap dalam diam wanita yang sedang tertidur itu.

Ini adalah pertama kalinya Joseph Gu dengan beraninya menatap Joyce An yang sedang tertidur, wajah wanita yang sedang tidur itu terlihat sangat cantik, sinar bulan menyinari tubuh wanita itu, membuat wajahnya terlihat transparan, bulu matanya yang panjang terlihat berkilau, membuat hatinya berdebar-debar..

Hati Joseph Gu berdebar dengan kuat, hingga akhirnya dia tidak dapat menahannya lagi, memberikan kecupan ringan pada kening wanita itu.

Mungkin, mulai saat ini, ini adalah terakhir kalinya dia bisa berada sedekat ini dengan Joyce An, kehidupan selanjutnya, mungkin dia hanya dapat bersembunyi dari wanita itu, diam-diam menemani wanita itu berjalan hingga ke akhir hidupnya.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu