Pernikahan Kontrak - Bab 242 Ingin Melihat Ekspresi Senangmu

Mendengar itu, Johny Zhou mengangkat sudut bibirnya tersenyum, dia hampir saja mengira kalau Joyce An tidak bisa pergi dan akan menolaknya, tidak disangka Joyce An mengiyakannya, Joyce An sudah membuatnya takut sendiri.

Semua ini bisakah diartikan kalau wanita ini sebenarnya juga ada perasaan berbeda pada dirinya? Kalau tidak, di saat suaminya sangat membenci dirinya, dia bagaimana mungkin masih bisa pergi melakukan perjalanan bisnis dengannya, dan perjalanan bisnis ini tidak semata-mata untuk perusahaan, tapi ada beberapa hal sangat sulit dikatakan...

Memikirkan hal ini, Johny Zhou dalam hati tertawa nakal, tetapi dirinya tidak menunjukkan fantasi liar dari dalam hatinya, tetapi sebaliknya tersenyum lembut, dan kemudian mengalihkan pandangannya ke wanita lain: “Baiklah, semuanya seperti ini dulu, dan aku akan memanggil asisten untuk memberi tahu kalian tentang waktu lebih tepatnya.”

Para wanita mengangguk, lalu berdiri dan berjalan menuju pintu bersama-sama, tetapi mereka dengan sengaja meluruskan punggung mereka, berniat menunjukkan punggung mereka yang indah dan menawan pada Johny Zhou.

Sampai di depan lift, mereka baru merilekskan badan, tapi senyum di bibir mereka masih terus merekah.

“Kita benar-benar beruntung.” Kata Angela Zhang dengan gembira, tetapi ketika dia melihat Joyce An, dia merasa tidak puas dan menggerutu. “Aku bilang ya Joyce, ada kesempatan langka seperti ini di depanmu, kamu tadi bagaimana bisa banyak bertanya hal lainnya, aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan.”

Joyce An merilekskan bahu: “Iya tapi segala sesuatu itu harus ditanya jelas, supaya tidak bertabrakan dengan hal lainnya.”

“Kamu memangnya ada hal lainnya apalagi, oh ya, aku dengar kamu bukan orang kota ini, kamu bahkan tidak punya pacarkan, masih sok berlagak lagi, sungguh ya, kalau tadi kamu menolaknya, siapa yang tahu direktur Zhou marah dan akan mengusir kita semua dari sana, jangankan bicara tentang kesempatan, untuk tetap berada di perusahaan Zhou saja mungkin susah, kamu tadi sungguh hampir saja membunuh kami semua.”

Dan sisa dua orangnya menganggukan kepala setuju dengan kata-kata Angela Zhang, tatapan mereka terhadap Joyce An sarat akan penghinaan.

Joyce An tertawa garing, dia kesepian? Mungkin kalau dia mengatakan yang sebenarnya pasti akan membuat mereka semua terkejut setengah mati, tapi dia tidak akan mengatakan itu, para wanita dengan kekuatan seperti itu, dia benar-benar malas untuk meladeninya.

Joyce An melihat pintu lift di depannya terbuka, tidak lagi mengabaikan tiga wanita berisik di belakangnya, dia orang pertama yang masuk ke dalam lift, dari belakangnya masih terdengar suara Angela Zhang yang tidak puas: “Si Joyce ini keterlaluan ya, mentang-mentang sudah jadi karyawan resmi sudah merasa paling hebat ya.”

Hari ini ada banyak hal yang dikerjakan Joyce An, jadi dia meninggalkan perusahaan lebih lambat dari biasanya, tetapi tanpa diduga, mobil Wilson Zhou sudah berhenti di lampu lalu lintas kedua yang sudah sering mereka tempat mereka bertemu.

Joyce An menggosok matanya sedikit tak percaya, awalnya dia pikir dia salah lihat, karena lagi pula Wilson Zhou sudah mengatakan padanya bahwa dia hari ini lembur, hingga sampai Joyce An mendekat, dan melihat wajah samping pria itu dari kaca jendela di kursi pengemudi, dia baru yakin kalau itu benar-benar Wilson Zhou, dengan gembira menarik sudut bibirnya, dan dengan cepat masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang depan mobil Wilson Zhou.

“Wilson, kok kamu datang kesini?” Tanya Joyce An penuh semangat sambil memasang sabuk pengaman

Wilson Zhou melihat ekspresi Joyce An, dengan gembira tersenyum, lalu dengan pelan mencolek hidung wanitanya: “Memangnya aku tidak boleh datang ya? Pekerjaan hari ini sudah selesai, jadi langsung datang menjemputmu.”

“Tapi kok tidak mengirimiku sms dulu?”

“Aku ingin melihat ekspresi senangnya kamu saat ini.” Tatapan Wilson Zhou pada tubuh di depannya sarat makna.

Wajah Joyce An memerah karena Wilson Zhou yang terus menatapnya, lalu tidak bisa menahan diri untuk melototi Wilson Zhou: “Siapa yang senang, kamu datang ataupun tidak sama saja.”

“Benaran?” Wilson mendekatkan wajahnya ke depan Joyce An, dengan teliti melihat ekspresi Joyce An.

Dia bisa merasa napas Wilson Zhou berhembus hingga ke wajahnya, dan wajah Joyce An semakin memerah, dan detak jantungnya juga bertambah cepat, dan dengan canggung mengalihkan pandangannya: “Tentu saja benar, setelah ku sadari kamu ini orang yang benar-benar narsis ya, cepat jalan, aku sudah lapar, sekarang pergi ke supermarket dan membeli sayur lalu memasaknya masih sempat.”

Mendengar kata-kata itu, Wilson Zhou mencolek hidung Joyce An lagi dan menggelengkan kepalanya: “Kamu benar-benar tidak bisa menjaga dirimu sendiri, setelah seharian sibuk sudah jangan memasak lagi. Ayo, aku akan membawamu pergi ke sebuah restoran baru, Joseph yang merekomendasikannya, katakanya bagus, ya ini hitung-hitung rasa terima kasihku padamu yang telah menemani lembur beberapa hari yang lalu.” Kemudian, Wilson Zhou menginjak pedal gas dan membawa mobil menembus jalanan.

Tak lama, keduanya sampai di restoran unik yang bertema warna kuning.

Alasan mengapa restoran ini di bilang unik bukan hanya karena gaya dekorasinya yang sangat apik, tetapi juga karena hidangan di sini tidak dipesan oleh pelanggan, tetapi para koki yang setiap hari mengikuti perasaan tamunya dan menyediakan masakan yang berbeda untuk para tamu. Misalnya segerombolan orang masuk dan datang makan, tetapi hidangan di atas meja mereka bisa jadi benar-benar berbeda dengan satu dan lainnya.

Joyce An mengikuti Wilson Zhou jalan di sepanjang jalan setapak, dan dinding dan tanah jalan setapak ini ditutupi oleh layar proyeksi yang tidak tahu dari mana datangnya, hanya bisa melihat sebuah jembatan kecil yang di bawahnya mengalir air, dan bulan cerah yang tergantung di atas kepala, begitu indah, dan mengandung konsepsi artistik dari desa air J, dan sesuai dengan nama restoran- Cooking, yang artinya mungkin memasak dengna berbagai hidangan yang artistik.

Di bagian atas lorong adalah meja dan kursi-kursi restoran, restoran ini sangat menghormati privasi para tamu, masing-masing meja dipisahkan oleh layar halus, dan mejanya adalah meja empat sudut klasik bergaya Cina, tetapi dicampur dengan beberapa elemen-elemen modern membuatnya terlihat sederhana tapi juga modern, sementara kursinya adalah kursi kayu dengan warna yang sama, juga sama dengan gaya desain meja, terlihat sangat unik. Tetapi hal yang paling mencolok dari ini semua adalah peralatan makan di atas meja, polanya menggunakan cloisonne, tetapi bentuknya sangat kebarat baratan, tidak terlihat aneh sama sekali, sebaliknya terlihat tidak biasa dan unik, membuat Joyce An tidak dapat menahan diri untuk membawa pulang satu set peralatan makan itu.

“Tempat yang direkomendasikan Joseph sungguh tempat yang bagus.” Joyce An merasa tidak bisa menarik tatapannya dari sekelilingnya, “Tapi tidak tahu dengan masakannya.”

“Tenang saja, Joseph itu seorang pecinta kuliner, dan indera perasanya pasti tidak buruk.” Wilson Zhou tersenyum, setelah itu, memanggil pelayan.

Pelayan disini dikatakan pelayan rasanya kurang cocok, mereka lebih cocok dikatakan seperti chef, setiap meja para tamu disediakan seorang chef untuk datang menerima pesanan, lalu mereka dengan mengikuti perasaan dan permintaan para tamu membuat masakannya.

Restoran yang begitu berbeda dari lain, harganya tentu juga sangat berbeda dengan yang lain, harga satu porsi makan kira-kira bisa lebih dari 8 angka.

Chef yang dihadirkan di meja Wilson Zhou seorang laki-laki setengah baya yang berumur 40-50 tahunan, laki-laki itu tersenyum dan mengobrol bersama mereka, setelah itu pergi ke dapur menyiapkan menu untuk mereka.

Joyce An dan Wilson Zhou keduanya saling mengobrol membicarakan kegiatan masing-masing.

“Wilson, aku ada suatu hal yang dibicarakan padamu.” Ucap Joyce An tiba-tiba, mengenai perjalanan bisnisnya dia harus memberi tahu Wilson Zhou terlebih dahulu, ya walaupun laki-laki ini tidak setuju dengan apa yang dia lakukan.

“Apa?” Mood Wilson Zhou begitu bagus dia sambil mengambil gelas teh, menuangkan teh lalu memberikannya pada Joyce An.

“Aku lusa akan pergi ikut perjalanan bisnis.”

Tangan Wilson yang memegang gelas berhenti, alisnya mengkerut, dengan tanpa ragu berkata: “Joyce, pergi melakukan perjalanan bisnis demi perusahaan Zhou, aku rasa kamu sudah gila.”

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu