Baby, You are so cute - Bab 95
Supir melihat mobilnya akan penuh, tidak ada yang bisa naik lagi, dia lalu menutup pintu mobil dan pergi.
Joanne mengejar beberapa langkah dan tidak kekejar, dia merasa sedih.
Mobil balap dibelakangnya bergeser mendekat, orang didalam mobil berkata, "Tumpangan selanjutnya harus setengah jam lagi?"
Joanne sedikit tidak ingin mempedulikannya, dia terus maju mengikuti pinggir jalan.
Dia tidaklah merasa baik dengan lelaki ini, tampang dan sifatnya jauh berbeda dengan paman, bagaimana mungkin mereka adalah saudara?
Mobil balap yang menarik perhatian itu terus mengikutinya hingga beberapa ratus meter, ada banyak orang disekitar yang menatap kemari.
Terakhir, Joanne tetaplah naik kemobil, dia duduk dikursi belakang.
Jordan tidaklah marah juga, matanya terkadang sambil tersenyum dan melirik kearah belakang lewat kaca.
Berponi dan berkuncir dua disamping telinga, pakaian kasual set yang berwarna pink dan sepatu berwarna khaki dan sebuah tas berwarna hitam.
Manis dan lucu, jika bilang ini adalah anak sma juga tidak ada orang yang mencurigainya.
Sungguh begitu muda, pantas saja Charlie bisa tidak tahan.
Jordan membuntuti gadis ini pergi dan pulang sekolah beberapa kali, dia pernah melihat dadanya yang besar, pantatnya yang mantap, matanya yang jernih, wajahnya yang muda, postur tubuhnya sungguh menggoda.
Ketika melakukan hal itu bersamanya, apakah Charlie akan suka dari belakang?
Joanne ketika sudah naik kemobil, dia berkata dengan sopan, turunkan aku dibus stop selanjutnya, dia lalu menoleh kearah luar jendela.
Dia tahu bahwa lelaki ini terus meliriknya lewat kaca, tatapan yang sungguh membuat orang tidak nyaman.
Hari itu lelaki ini memanggil paman sebagai kakak, setelah itu mereka berdua mengobrol, Joanne dan Jones membawa Roy menunggu dikejauhan, setelah paman keluar, dia langsung menarik Joanne untuk mencuci tangan dan disinfektan ke tangan Joanne, waktu itu Joanne tidak merasa ada apa-apa, hari ini ketika bertemu lagi dengan lelaki ini, dia tiba-tiba terpikiran ketika dokter mengobati luka tangannya, lelaki ini pernah menahan tangan Joanne.
Joanne langsung tidak mengerti, paman merasa tidak nyaman apabila lelaki manapun menyentuh badannya atau hanya saja merasa tidak enak jika lelaki ini menyentuh tangannya, barulah dia melakukan disinfektan kepadanya?
Jika adalah yang kedua, maka hubungan mereka bersaudara akan sangatlah patut diherankan.
Waktu berlalu dengan cepat, hingga Joanne sadar kembali, mobil sudah berhenti.
Joanne mengangkat kepalanya, ini bukanlah bus stop, dia mengerutkan keningnya dan melihat kedepan, sosok lelaki tinggi itu sudah turun.
Sosok badan yang mengenakan pakaian biru tua itu melewati depan mobil dan datang membukakan pintu untuk Joanne dengan gentlemen.
Joanne turun, dan mengatakan terima kasih yang tidak tulus dan berjalan kearah jalan raya untuk menghalangi taksi.
Jordan menarik pakaian Joanne, Joanne siaga dan menyusutkan badannya.
Lelaki tampan ini terlihat aneh, dia melihat jam tangannya, "Sudah siang hari, apakah kakak ipar boleh makan bersamaku? Bagaimanapun juga kita juga adalah satu keluarga, memang seharusnya mempertahankan hubungan kita, kakak memang pelit, dia menikahi seorang istri cantik dan menyembunyikannya, seolah takut dimakan oleh orang lain saja, dia juga tidak membawamu kerumah, itu membuat kami sangatlah penasaran."
Joanne merasa ada maksud didalam perkataannya, rasanya sangatlah tidak nyaman, dia tidak ingin berlama-lama, dia berkata, "Tapi aku telah berjanji kepada kakakmu, siang hari mau makan dirumah."
Dia tertawa, dan menatapi Joanne dari atas, "Apakah kakak ada dirumah?"
Wajah Joanne menjadi kaku, beberapa hari ini berita Charlie bersama berbagai wanita cantik tidak hanya diketahui oleh dirinya saja.
Joanne hanya saja tidak ingin makan bersama lelaki ini saja, "Maaf sekali, aku masih ada urusan, aku pergi dulu......."
"Kakak itu menikah untuk kedua kalinya, apakah kakak ipar tahu?" Jordan tiba-tiba berkata seperti itu.
Joanne langsung kaget, dia sedikit bignung, dia tahu paman punya seorang anak, dia hanya mengira bahwa paman punya seorang wanit yang melahirkan anak untuknya, misalnya mantan pacaranya atau sejenisnya.
Charlie pernah menikah dengan ibu dari Roy?
Jordan sedikit bangga dan menyalakan sebatang rook, "Sepertinya kakak ipar masih ditutup dari kenyataan."
Dia menaikkan mulutnya seolah tersenyum dan menatapi Joanne, "Belum mengerti apapun sudah menikahkan dirimu? Kamu suka dengan uangnya atau dengan kemampuannya diranjang?"
Joanne baru saja merasa kacau dengan kabar paman menikah untuk kedua kalinya, ketika mendengar perkataan yang tidak sopan begini, dia langsung marah.
Dia langsung memutarkan badannya.
Jordan tersenyum dan suaranya terdengar lagi, "Apakah tidak penasaran dengan mantan istrinya? Suami-istri yang pernah saling mencintai secara dalam itu apakah masih pernah berkontak? Ketika bertemu apakah akan bercinta dulu? Apakah tidak mau tahu? Kebetulan, aku tahu semuanya tentang itu, makan siang ini kamu mau makan bersamaku atau tidak?"
Joanne mengepalkan tangannya.
Dipinggir jalan sana ada sebuah hotel besaar, Jordan dengan yakinnya sudah naik keatas tangga.
Joanne menutup matanya, dia berpikir, hotel sebesar ini seharusnya saat ini tengah dalam masa ramai, masuk bersamanya seharusnya tidak ada bahaya.
Hatinya bingung dan kacau, dia menemukan sebuah fakta yang tidak pernah diutarakan olehnya, ternyata Charlie pernah menikah.
Joanne menghempaskan nafasnya dalam hati, dia terpikiran dengan perkataan yang dikatakan oleh Charlie ketika memaksanya malam itu, dia memberitahu Joanne, kegunaannya yaitu dibeli dengan uang 200 juta rmb untuk memuaskan hasratnya.
Charlie pasti tidaklah peduli, dia sama sekali tidak menganggapnya sebagai istri, bagaimana mungkin dia akan menceritakan hal privasi seperti pernah menikah kepada Joanne?
Pada dasarnya, lelaki yang susah ditebak ini mungkin dari awal tidak pernah menyukainya sama sekali.
Namun dia tetaplah bodoh, dia terus saja terjerumus didalam sana sendirian, dia ingin mengetahui semuanya tentang lelaki itu hingga bagaikan gila.
Jordan berjalan didepan, Joanne mengikuti dari belakang, satu didepan dan satu dibelakang, mereka duduk disebuah booth dilantai dua dekat dengan jendela.
Joanne tidak punya selera makan, dia hanya ingin mengetahui siapa sebenarnya mantan istri paman saja, dia mengakui bahwa didalam hatinya sangatlah keberatan dengan masa lalunya, dia penasaran sekali.
Jordan memesan masakan, dia menopang tangannya diatas meja dengan malas-malasan, ketika ingin berkata, dia seolah melirik sesuatu, badannya menjadi kaku.
Joanne melihat Jordan melirik kearah belakangnya, ekspresinya berubah sedikit lalu seolah tersenyum namun mirip tidak juga, "Sepertinya makan siang ini akan batal."
Joanne menoleh mengikuti tatapan Jordan.
Didepan pintu masuk restoran ada seorang lelaki yang menatap kearah mereka, tampangnya tampan, Joanne berpikir sejenak lalu teringat siapa dia.
Wilson awalnya ingin berjalan-jalan dilantai dua, ada temannya yang sedang makan disini, ketika pergi dia malah melihat ada Jordan dan tengah duduk bersama Joanne satu bangku.
Mengapa mereka berdua bisa bersama?
Wilson teringat dengan beberapa lelaki tua yang sedang dia hadapi dilantai 8, dia lalu mengerutkan keningnya dan berjalan kearah booth itu.
Jordan menarik tatapannya dari Wilson, dia berkata kepada Joanne, "Kakak ipar, hal yang kamu buru-buru caritahu dariku akan aku beritahu kamu lain kali, kakak dan mantan kakak ipar sebelumnya pernah ada banyak cerita heboh, kamu pertahankan rasa penasaran kamu saja."
Joanne mengerutkan kening dan menarik kembali tatanpannyaa, dia melihat lelaki ini mendorong sebuah kartu nama yang ada nomor teleponnya.
Dia menerimanya dan tidak punya maksud lain juga, namun ketika ujung jarinya baru saja menyentuh kartu nama, dan kartu namanya langsung direbut oleh Wilson!
Joanne mengangkat kepalanya dengan kaget, Wilson terlihat marah, tatapannya sangatlah menyeramkan, dia menatapi Jordan dari atas kebawah.
Jordan seolah sudah lama mengira bahwa Wilson akan seperti begini, atau mungkin karena memang untuk merangsang Wilson.
Dia tidak peduli bahkan menyipitkan matanya, "Kak Wilson? Kebetulan sekali!"
Wilson merapatkan bibirnya, dia tidak mempedulikan lelaki ini, dia menoleh kearah Joanne, dan tersenyum, "Apakah masih ingat aku? Teman Charlie."
Joanne menganggukkan kepalanya dengan sopan kearahnya.
Wilson melihat tampang sopannya ini, tatapannya menjadi lembut dan berkata seperti sedang berkata dengan anak kecil, "Apakah lapar? Aku traktir kamu makan."
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaPredestined
CarlyGue Jadi Kaya
Faya SaitamaLove and Trouble
Mimi XuTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMore Than Words
HannyStep by Step
LeksAwesome Guy
RobinBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275