The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 48 Senang hati

Xeria berdandan dengan teliti adalah untuk bertemu dengan Tiano.

Dia tidak menyangka bahwa lelaki ini akan mentraktirnya makan shaokao.

Meskipun harganya sedikit murah, namun Xeria juga bukanlah wanita yang terlalu materialistik.

"Kamu ternyata ingin mentraktir aku makan shaokao."

Xeria meminum beer dan berkata kepada Tiano.

"Masih ada lebih banyak yang tidak bisa kamu tebak." Tiano berkata seusai minum beernya, dia mengeluarkan dua buah tiket konser.

"Ini adalah...tiket konser Vivian Tsu? Dan ini adalah baris pertama!"

Xeria tidak bisa mempercayai matanya.

Perlu diketahui bahwa tiket konser Vivian sekalipun berada dipojok namun jika berada dibaris pertama juga harus 10 ribu rmb, dan sangatlah susah untuk didapatkan.

"Kamu ini jangan-jangan palsu, bagaimana jika adalah palsu, nanti jika ambil ini dan tidak bisa masuk akan malu."

"Jika ini palsu, aku tidak akan memberikannya kepadamu." Sambil berkata, Tiano bersiap mengambil kembali beberapat tiket itu.

Xeria melihat Tiano akan mengambil kembali, dia langsung merebut tiketnya, "Barang yang sudah diberikan kepadaku tidak boleh menyesal!"

Tiano juga sepertinya tidak akan menyesal, dia melakukan tindakan itu hanya untuk menakuti gadis ini saja.

"Bagaimana caranya kamu mendapatkannya?"

Tiano berpikir sejenak lalu memberitahunya bahwa dirinya meminta bantuann teman untuk membelinya.

"Tidak terlihat bahwa ternyata kamu punya teman seperti ini."

Xeria juga malas tahu bagaimana caranya Tiano mendapatkannya, lagi pula sekarang diambil ditangannya sendiri adalah kesayangan milik dirinya sendiri.

Melihat ekspresi senangnya wanita ini, TIano lega.

Mereka berdua lanjut untuk memakan shaokao.

"Xeria?"

Disaat ini, diseberang Xeria terdengar sebuah suara yang familiar.

Xeria mengangkat kepalanya, dia langsung kaget.

Orang yang memanggilnya ternyata adalah Anna.

"Xeria, mengapa kamu ada disini, dan......." Tatapan Anna langsung mengunci Tiano yang berada disampingnya.

"Bukankah ini adalah Tiano si bocah miskin?"

Tiano mengerutkan keningnya, dia menatap kearah Anna.

"Aduh..., benar-benar, Xeria, bukannya aku kenapa-kenapa, mengapa kamu makan bersamanya? Apakah dia mengancam kamu?"

Xeria mengelengkan kepalanya, "Anna, bukan begitu, aku sendiri yang bersedia makan bersamanya."

"Benarkah Xeria, lelaki semacam ini kamu juga bersedia? Bukannya aku bilang kamu, apa sebenarnya hubungan kalian berdua? Mengapa kamu begitu memanjakan dia?"

Seusai itu, Anna menarik tangan Tiano dan berteriak, "Tiano, kamu sengaja?"

"Kamu jangan sembarangan berkata, aku sekarang adalah teman dari Xeria, aku tidak sejorok yang kamu bayangkan."

Satu perkataan Tiano langsung membuat ekspresi Anna sangatlah jelek.

Sebagai wanita idaman di jurusan tari, dia tentu saja tidak bisa menerima orang seperti ini berkata dengan nada bicara yang begitu sombong kepada dirinya sendiri.

Terutama, orang yang duduk diseberangnya adalah teman baiknya sendiri.

"Makan bersamamu? Kamu juga tidka lihat siapa dirimu, masih berani saja memancing Xeria, apakah kamu pantas?"

Tiano sudah terbiasa orang-orang seperti ini memperlakukannya seperti ini.

"Xeria saja juga tidak peduli, mengapa kamu begini? Siapa juga kamu?"

Waktu itu hal yang terjadi di KTV tidak mungkin semuanya tidak diingat oleh Tiano, dia awalnya ingin memberi pelajaran kepada Anna, namun karena mempertimbangkan bahwa dia adalah teman dari Xeria, dia juga tidak membuatnya terlalu sadis.

"Dasar kamu sungguh bernai, percaya apa tidak, aku sekarang langsung menyuruh Kak Tio untuk menghabisi kamu!"

Kak Tio.

"Dia masih belum dikurung?"

Sesuai dengan identitas Tiano sendiri, asalkan dia memanggil pamannya kemari, Kak Tio itu bagaikan harimau mainan saja.

"Dipenjara? kamu ini jangan-jangan gila karena miskin, aku beritahu kamu, semenjak kejadian waktu itu, Kak Tio terus saja mencarimu, dia mengatakan bahwa jika ada orang yang bertemu denganmu dan memberitahunya akan mendapatkan hadiah!"

Tiano tersenyum, dia langsung menghabiskan beer digelasnya, dan menunjuk kearah pipinya, "Hadiah yang kamu maksud adalah ini? Jika tidak keberatan kamu kasih aku satu juga sama saja>"

Anna awalnya tidak mengerti lalu dia sadar dan memaki kepada Tiano.

"Tiano, kamu ini cari mati, kamu ingin aku menciummu? Dasar sekujur tubuhmu saja tersebar aura pengemis, dan tidak tahu malu!"

Anna tidak menyangka bahwa Tiano akan menjadi begitu menjijikan.

Sebelumnya dia masih adalah tampang pecundang seperti itu, sekejap dia langsung menjadi bajingan yang tidak tahu malu seperti begini!

"Benarkah tidak ada orang yang bersedia menciumku?"

Tiano batuk dan memegang meja, dia melirik kearah Xeria.

Xeria langsung bingung.

Dia ini, jangan-jangan memintanya untuk menciumnya?

Meskipun dia tidak membenci Tiano, namun dia menyuruhnya melakukan begini sungguh terlalu keterlaluan.

"Dasar orang miskin yang menjijikan, aku sekarang langsung menyuruh Kak Tio untuk menghabisi kamu!"

Anna sambil berkata langsung menelepon.

Xeria takut masalah akan menjadi semakin besar, dia tercengang beberapa detik dan ragu-ragu, setelah itu, dia mencium pipi Tiano.

Ini tidak hanya membuat Anna kaget, bahkan semua orang yang berada disini juga sedikit tidak bisa mempercayai matanya sendiri.

Xeria adalah wanita idaman semacam apa, dia adalah wanita cantik yang nyaris disukai oleh setengah dari sekolah ini, dia mencium orang seperti Tiano?

Tiano memegang bekas ciuman Xeria, dia merasa senang dihati.

Rasa itu seolah masih menempel padanya.

Tatapan Xeria terliaht sedikit bersinar, tampang lucunya itu membuat lelaki yang berada disekeliling tidak tenang.

MEngapa, mengapa lelaki ini bisa dicium oleh Xeria?

Tiano terus saja duduk tenang disana dan tersenyum kearah Anna.

"Sekarang kamu boleh pergi kan, hal ini tidak ada hubungannya sama sekali denganmu."

Seusai berkata, mereka berdua seolah tidak terjadi apa-apa dan lanjut makan shaokao.

"Tiano, kamu tunggu!" Anna melotot kearah mereka berdua, dia lalu mundur dan menelepon telepon itu.

Tiano tahu bahwa dia menelepon Kak Tio itu.

Dia bukanlah takut dengan Kak Tio itu, melainkan dia hanya tidak ingin merusak suasana saat ini.

Dia membiarkan wanita itu menelepon disana, Tiano berdiri dan menatap kearah Xeria, dia lalu berkata, "Bagaimana jika kita pergi menonton saja."

Xeria takut masalahnya menjadi besar dan menganggukkan kepalanya.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu