The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 1 Siuman
“Cepat siuman!”
Tiano Lin dikejutkan oleh sebuah suara berisik, perlahan membuka mata, terlihat langit-langit berwarna putih di atas.
Saat ini dia sedang terbaring di ranjang, dengan badan yang dililiti kain kasa.
“Akhirnya kamu siuman juga.
Perempuan di samping berkata dengan sangat nyaring, tersimpan ekspresi menyalahkan dalam kata-katanya.
Tiano mengangkat kepala, terlihat seorang nona perawat yang berbadan indah, menyiapkan obat sambil meliriknya dengan ujung mata.
Meski wajahnya tidak terlihat jelas, tetapi di balik masker itu pasti ada kecantikan tiada tara.
“Kamu sudah terbaring beberapa hari disini, hari ini dokter melihat ada tanda-tanda kamu akan siuman, maka memintaku datang menjaga, sekalian menanyakan uang rawat inap.”
Uang rawat inap?
Mendengar sampai disana, terlihat jelas Tiano tidak tahu harus bagaimana, dia segera melihat keadaan tubuhnya.
Seluruh tubuh dipenuhi luka, bekas jahitan dimana-mana.
Beberapa kalimat perawat membuatnya teringat masa lalu.
Dia adalah seorang mahasiswa di Universitas Nanlin, karena keadaan ekonomi keluarga yang kurang, dia harus bekerja sambil kuliah.
Dan kemarin, sepulang kerja dari toko kecil dekat kampus, dia mengendarai sepeda butut kembali ke asrama.
Awalnya semua baik-baik saja, tetapi saat menyeberangi perempatan jalan, sebuah mobil berbelok tanpa mengikuti aturan lalu lintas, langsung mengarah padanya.
Karena supir mobil tidak mengurangi kecepatan, ditambah dengan otak yang seolah berhenti berputar, Tiano langsung tertabrak oleh mobil itu, mengakibatkan badannya terpental sangat jauh.
Tiano Lin yang tergeletak di jalan memuntahkan darah dua kali, setelah pandangan menjadi gelap, dia pun kehilangan kesadaran.
Saat terbangun sudah terbaring di ranjang rumah sakit.
“Tuan, aku sedang berbicara denganmu. Sejak kamu dibawa dari jalan raya, 3 hari 3 malam sudah berlalu.”
“Dimana supir itu, kemana supir yang menabrakku itu?”
Tiano Lin bertanya dengan tidak sabar.
“Itu tidak penting, sekarang dokter memintaku menanyakan keadaan kamu, sekalian membahas biaya rawat inap dan operasi kamu selama 3 hari ini.”
Perawat mulai menyibukkan diri sambil berkata dengan sangat santai.
Tiano Lin melihatnya dengan sedikit panik.
“Be…berapa semua biayanya?”
“Ini adalah rinciannya, kamu bisa membacanya sendiri.”
Selesai berkata, perawat langsung mengeluarkan secarik kertas yang sudah disiapkan dan meletakkannya di ranjang Tiano tanpa sedikitpun sungkan.
Melihat nominal yang besar di kertas itu, hati Tiano sangat terkejut.
Hanya 3 hari saja sudah memerlukan biaya sebesar 12 juta, sungguh jumlah yang besar bagi orang miskin seperti Tiano.
“Kapan kamu akan membayarnya? Jika tidak memiliki uang, pihak rumah sakit kami akan memilih memanggil polisi. Tiba saatnya nanti tempat kamu baring bukan lagi kamar pasien, melainkan kamar penjara!”
Perawat itu sudah bisa melihat ketegangan di wajah Tiano, sikapnya pun langsung berubah.
“Aku, aku tidak punya uang….”
Tiano menundukkan kepala, berkata dengan sangat tidak berdaya.
Di saat inilah pintu kamar terbuka perlahan, seorang dokter laki-laki berjubah putih masuk ke dalam.
“Anak muda, sudah merasa lebih baik belum, jika tidak ada masalah lagi, mohon kamu atau keluargamu segera melunaska tagihan ini.”
Sikap dokter itu masih sangat sopan.
Tiano terdiam di ranjang tanpa mengatakan apapun.
Dia tidak tahu harus bagaimana, karena uang sebesar 12 juta terasa sangat berat baginya.
Demi memasukkannya ke dalam universitas, pihak keluarga sudah menghabiskan semua tabungan yang ada. Ayah dan Ibunya yang miskin mana mungkin memiliki sisa uang untuk membayar pengobatannya.
“Tuan, apakah kamu mengalami kesulitan? Jika perlu, aku bisa membantumu menelepon keluarga agar mereka segera menanggung biaya ini.”
Tiano Lin tetap tidak bersuara, hatinya seolah tertimpa batu yang sangat besar.
Tiba-tiba saja dia teringat seseorang.
Marvel!
Tiano memiliki seorang pacar bernama Celine, beberapa hari lagi adalah ulang tahunnya. Demi mewujudkan impiannya, Tiano menitip Marvel membeli sebuah handphone merek Apple terbaru.
Ayah Marvel memiliki bisnis yang besar, dia memiliki jalur khusus demi mendapatkan handphone Apple dengan harga sedikit lebih murah. Demi menghemat uang, Tiano sengaja memberikan semua uang sisa makan dan biaya hidup pada Marvel, memintanya membelikan sebuah handphone.
Seharusnya saat ini Marvel belum membelikan handphone itu,Tiano berniat mencarinya dan meminta kembali uang itu.
Tiano segera menelepon Marvel.
Setelah berdering beberapa saat, terdengar suara Marvel dari ujung telepon.
“Siapa?”
“Ini aku Tiano.”
“Ternyaata kamu ya, ada urusan apa segera katakan saja, jangan ganggu tidurku!”
“Masih ingatkah beberapa hari lalu aku memberimu uang untuk beli handphone, bisakah mengirim kembali uang itu padaku, aku sedang menghadapi masalah besar, saat ini sangat memerlukan uang itu!”
Orang di ujung telepon ragu sejenak, tiba-tiba berkata dengan kesal.
“Tiano, kamu sedang mempermainkan aku ya, sudah menitip orang beli handphone, sekarang malah berubah pikiran, keterlaluan deh."
“Marvel, anggap saja bantu aku, anggap saja uang itu kamu pinjamkan padaku, lain kali akan aku kembalikan.”
“Tiano, kamu sedang bercanda ya? Orang miskin sepertimu punya apa untuk menawar-nawar denganku? Saat ini aku tidak ingin ribut terlalu banyak, aku katakan jujur saja, soal uang itu aku telah menipumu. Tetapi kamu tenang saja, aku tetap akan membelikan handphone untuk Celine, aku juga akan menjaganya!
Apa maksudnya ini?
Tiano tidak hanya mendengar suara Marvel disana, secara samar-samar juga terdengar suara manja seorang perempuan.
“Saat ini Celine sedang baring di sampingku, maukah kamu berbicara sebentar dengannya?”
Setelah itu, Tiano pun mendengar suara yang tidak ingin dia dengar.
“Tiano, sebenarnya sejak awal aku sudah ingin berpisah denganmu, sungguh tidak menyangka kamu seorang laki-laki yang tidak punya apa-apa. Saat-saat bersamamu terasa sangat menjijikkan.”
Celine membuat Tiano kecewa dengan sindiran tak berperasaannya.
Tangannya yang sedang memegang handphone tidak berhenti bergetar, satu kata pun tidak mampu dia ucapkan.
“Dengar baik-baik, lain kali jangan ganggu kami lagi. Uangmu yang sedikit itu sudah aku habiskan dengan menraktir orang makan, bahkan tidak cukup untuk memesan dua sayur di restoran. Uang receh seperti itu masih kamu ingat-ingat, sungguh memalukan.
Selesai berkata, Marvel pun mematikan telepon itu tanpa perasaan.
Tiano tercengang, tidak bisa bersuara sedikitpun.
Kali ini dia tidak hanya kehilangan pacar yang dicintai, tetapi juga uang untuk menyelamatkan nyawa.
Semuanya, gara-gara dia miskin.
“Riska, jangan pasangkan infus lagi, tahan kartu pelajarnya dan bawa dia kembali ke asrama. Jika tidak ada yang datang menebusnya, kita lapor polisi saja.”
Selesai berkata, dokter mulai menyeret Tiano keluar.
Badan Tiano masih sangat lemah, bagaimana mungkin mampu menahan semua itu.
Dia terhempas kuat ke lantai, sama sekali tidak mampu berdiri.
Saat dirinya akan diseret ke lorong, handphone dokter tiba-tiba berdering.
Dia mengangatnya, raut wajah berubah menjadi takut dalam seketika. Tangan yang sedang menyeret Tiano terlepas, melihatnya dengan penuh rasa bersalah.
“Mohon maaf Tuan, biaya pengobatan Anda sudah dibayarkan---“
Tiano tercengang, secara samar-samar terdengar suara langkah kaki di lorong.
Setelah itu, seorang Ibu berwibawa tinggi tiba di hadapannya.
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensBlooming at that time
White RoseBretta’s Diary
DaniellePergilah Suamiku
DanisCinta Seorang CEO Arogan
MedellineUnplanned Marriage
MargeryPenyucian Pernikahan
Glen ValoraThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200