The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 5 Bertemu Kenalan
Sepertinya dua orang itu tidak melihatnya, mereka langsung berjalan memasuki toko handphone di samping.
Meski tidak tahu apa yang mereka lakukan, tetapi saat melihat kejadian di depan mata, Tiano tetap saja merasa tidak senang.
Sebelumnya Celine telah berkata dengan sangat tidak berperasaan padanya, kini kenyataan sudah ada di depan.
Hanya saja jika dipikir-pikir, ini juga sesuatu yang baik, paling tidak bisa menggunakan uang beberapa juta demi melihat jelas seorang perempuan.
Kini dia tidak kekurangan yang lagi, tetapi Celine, adalah perempuan yang telah sangat dia pahami.
“Sayang, katamu mau membelikan tas terbaru untukku!”
“Tenang saja, setelah mengambil handphone aku akan langsung menemanimu memilihnya di atas, bagaimana?’
Marvel berkata sambil meraba kaki Celine dengan sangat arogan, pandangan matanya tiba-tiba tertuju pada Tiano yang sedang duduk di ruang tunggu.
Dia tersenyum sambil menyenggol Celine.
“Yoo, bukankah ini Tiano. Kenapa tidak dirawat di rumah sakit, malah diusir pergi dengan luka di sekujur tubuh!”
Marvel merangkul Celine sambil berjalan ke hadapan Tiano, berkata dengan penuh sindiran.
“Tiano, jangan datang ke tempat seperti ini untuk mempermalukan diri, jangan sampai orang-orang berkata mahasiswa di kampus kita tidak ada bedanya dengan pengemis.”
Selesai berbicara, Celina sengaja mengeluarkan handphone edisi terbaru miliknya.
Menatapnya, hati Tiano tetap saja merasa terpukul.
Dia pernah mencintai perempuan itu dengan sungguh-sungguh, dan perempuan itu juga cinta pertamanya, sebagian kata sungguh tidak mampu diucapkannya.
Tetapi seperti apa pandangan Celine terhadapnya? Seorang pengemis? Seekor anjing?
Setelah memeras habis semua nilai dirinya, dia mendepaknya begitu saja.
“Katakan saja, apakah kamu bekerja sebagai penyebar brosur demi membayar biaya rumah sakit? Jangan cemas, Kakak saja yang membantumu, berikan saja dua lembar brosur untukku, aku akan belanja di tokomu.”
Melihat tumpukan barang yang dipegang Tiano, Marvel yakin dia bekerja sebagai pembagi brosur.
“Aku datang membeli handphone.”
Tiano menjawab dengan sangat tenang.
Dia tidak ingin banyak perhitungan dengan Marvel, begitu pula dengan Celine, yang sudah berlalu biarlah berlalu.
Sikapnya malah membuat Celine sangat tidak senang.
Dia sudah menganggap Tiano sebagai seekor anjing, seekor anjing yang sangat patuh, yang selalu menjilat mukanya demi membujuk rayu, dia sudah sangat terbiasa dengan semua itu.
Tetapi kini, Tiano malah tidak mengatakan apapun, seolah sangat asing dengan dirinya.
Kebanggaan dalam hati membuat Celine tidak mampu menerimanya.
Dia menatap Tiano dengan sangat remeh.
“Tiano, jangan kira aku tidak tahu, kamu pasti terus mengikuti kami kan? Marvel memegang uangmu, kamu merasa tidak rela kan? Makanya berencana merebut uang itu kembali?”
Setelah mendengarnya Marvel pun tertawa.
“Tiano, jika memang seperti itu, maka aku harus ucapkan mohon maaf, aku sudah membelikan handphone untuk Celine, dengan begitu uangmu pun tidak ada lagi, tidak ada gunanya kamu menagih padaku. Tetapi jika kamu mengaku sebagai pengemis, aku bisa-bisa saja memberikan 400 ribu untuk kamu makan. Karena kondisi tubuhmu memang tidak sehat kan!”
Selesai berkata, Marvel mengeluarkan 4 lembar uang seratusan, dan membuangnya ke lantai.
“Mohon maaf, tanganku terlalu licin, kamu pungut sendiri ya.”
Melihat 4 lembar uang di atas lantai, Tiano tidak kuat menahan tawa.
Jika dulu, dia mungkin saja akan membungkukkan badan dan merendahkan diri demi mengambil uang itu.
Tetapi kini, dia tidak akan melakukannya.
“Kenapa, bukankah kamu sangat memerlukan uang, bukankah tinggal dipungut saja.”
Kata Marvel menyindir.
Tiano tahu Ayah Marvel membuka usaha di bidang properti.
Karena bisnis properti beberapa tahun terakhir semakin maju, Ayahnya memanfaatkan kesempatan dengan membangun beberapa gedung bertingkat.
Jika tidak salah, jumlah harta kekayaam keluarga mereka mencapai ratusan Miliar.
Sebelumnya, Tiano memang tidak berdaya melawan semua itu.
Tetapi kini, dia bukan lagi Tiano yang dulu.
“Lebih baik simpan untuk kamu sendiri! Dan juga Celine, aku bisa disini karena kebebasanku, ini bukan rumah kalian, kenapa aku tidak boleh datang?”
Tiano membalas mereka tanpa sedikitpun rasa sungkan.
Melihat Tiano tidak menghargai dirinya, raut wajah Marvel yang sombong pun berubah.
Dia menatap Tiano, bersiap-siap meneriakinya, tetapi malah dicegat Celine.
Di saat inilah pelayan toko yang menjualkan handphone untuk Tiano menghampiri.
Karena terlalu tegang tadi, dia bahkan kelupaan memberikan souvenir dari toko untuk Tiano.
Melihat pelayan perempuan yang datang, Marvel mengira Tiano adalah karyawan toko mereka, sontak meluapkan emosi.
“Bagaimana cara toko kalian mencari karyawan? Cepat usir orang yang tidak tahu diri ini. Aku beritahu kamu, jika toko kalian masih ingin dibuka disini, cepat usir dia pergi!”
Pelayan itu tercengang, lalu tersenyum sangat ramah.
“Mohon maaf, Tuan Lin adalah tamu terhormat di toko kami, bukan karyawan kami.”
“Tamu terhormat? Anak muda ini bisa dikatakan sebagai tamu terhormat?”
Marvel tertawa lepas memegangi perut.
“Nona, ada hubungan apa Tiano denganmu? Kenapa kamu begitu membelanya. Sekalipun menjual ginjal, dia tetap saja tidak mampu membeli handphone ini.!”
Celine menambahkan dari samping.
“Jadi begitu, baru saja Tuan ini sudah membeli dua buah handphone dari toko kami. Kali ini aku datang demi membawakan hadiah dari toko untuknya.”
Selesai berkata, pelayan toko menyodorkan sebuah kotak pada Tiano.
“Tuan, Anda baru saja berbelanja sebanyak 400 juta, ini adalah satu set mangkok keramik yang dihadiahkan toko kami.”
Pelayan toko itu berkata sambil melirik Marvel dan lainnya dengan ujung mata.
“Menjijikkan, demi menentang kami, bisa-bisanya kamu membeli pelayan toko ini.”
Tatapan Celine pada Tiano menjadi semakin hina, dia segera menarik pergi Marvel yang tercengang disana.
Marvel pun tidak percaya Tiano bisa mengeluarkan uang 400 juta dalam seketika, dia juga yakin Tiano sudah sepakat dengan pelayan toko itu.
“Sayang, untung saja aku sudah meninggalkan orang ini sejak awal, sungguh tidak menyangka dia akan seperti ini.”
Celine menggandeng tangan Marvel sambil berkata dengan mesra.
Suasana hati Marvel sangat rumit, segera melepaskan tangan Celine darinya.
“Sayang, jangan marah! Kamu akan selalu memiliki kesempatan untuk membereskan Tiano.”
Melihat ekspresi panik pada wajah Celine, dalam hati Tiano merasa sangat puas.
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMy Secret Love
Fang FangHanya Kamu Hidupku
RenataTakdir Raja Perang
Brama aditioPrecious Moment
Louise LeeCutie Mom
AlexiaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200