The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 4 Vicky Chu
Di dalam mobil, Tiano tidak tahan untuk melirik Vicky beberapa kali lagi.
Baju yang ketat, dipadani sehelai rok pendek, kaki mulus di bawah rok terlihat sangat indah.
Sekalipun posisi duduknya tidak cukup menggoda, tetapi modal yang dimiliki sudah sangat luar biasa.
“Ckckck, perempuan seperti ini, inilah selera orang kaya.”
Tiano berkata dalam hati.
Dibandingkan dengan mantan pacarnya Celine, Vicky Chu memiliki wajah yang lebih dewasa dan menggoda, terutama sepasang mata jernih dan tajam itu.
Jika bukan karena identitasnya telah berubah sekarang, Tiano mungkin saja tidak berani menatap perempuan itu langsung.
Sejak awal Vicky sudah menyadari tatapan Tiano.
Dia memalingkan wajah dengan ekspresi tersipu malu, kaki panjangnya digoyangkan perlahan di depan Tiano, berusaha agar tetap kalem.
Sikap salah tingkah seperti itulah, membuat hati Tiano semakin menggebu-gebu.
Vicky Chu adalah seorang perawat, menjaga pasien adalah tugas utamanya, berhadapan dengan tatapan seperti itu, dia sudah sangat terbiasa. Setiap kali menatapnya seperti itu, orang-orang pasti mengakui kecantikannya.
“Tuan Muda, jangan melihat terlalu lama, nanti mimisan loh.”
Vicky tiba-tiba menghadap Tiano dan berkata.
Nada bicara yang menggoda itu hampir membuat Tiano kehilangan kendali.
Tiano berusaha menenangkan diri, tiba-tiba tersenyum licik pada Vicky.
Mobil mereka tiba di depan mall terbesar pusat kota.
“Tuan Muda, sebelum ke kampus, Anda perlu membeli sepasang pakaian, dan juga handphone. Sebelum jam 8 malam sudah harus menungguku di depan gerbang kampus, ini adalah pesan dari Nyonya.”
Vicky Chu berpesan sambil memapah badan Tiano.
Hari ini bukan akhir pekan, orang yang datang ke mall juga tidak banyak.
Vicky Chu membawanya ke dalam lift, langsung naik ke lantai 5, tepatnya pusat penjualan handphone.
Tiba di lantai 5, Tiano segera berjalan menuju pusat penjualan handphone merek Apple.
Baru berjalan beberapa langkah, Vicky malah mencegatnya, dan membawanya ke toko handphone dengan merek yang tidak pernah didengarnya.
“Sial, handphone apa ini, jelek sekali.”
Tiano melihatnya dengan penuh remeh, semua handphone yang dijual berbentuk kotak, modelnya juga sangat kuno, sungguh tidak mungkin disukai.
Tetapi saat melihat angka pada label harga di sana, dia benar-benar terdiam.
“120 juta? Apakah handphone ini dibuat dari berlian?”
Melihat raut wajah terkejut Tiano, Vicky tertawa sambil menutup mulut.
Anak muda ini, kenapa tiba-tiba menjadi lucu sekali.
“Ini adalah handphone bisnis, bisa dikatakan sebagai Lamborghini di dunia handphone, Nyonya Su juga menggunakan merek ini, makanya berencana meminta Tuan memilih salah satu model dari merek ini juga.”
“Kamu, kamu juga menggunakan ini?” Tiano bertanya pada Vicky.
Vicky tersenyum pahit, lalu mengeluarkan iphone 6 miliknya.
Tiano merasa sangat terkejut, tetapi setelah itu diikuti pikiran kacau.
Perempuan seperti Vicky saja tidak berniat memanfaatkan dirinya, kenapa Celine yang merupakan pacarnya sendiri malah lengkah oleh harta kekayaan.
“Beli 3 handphone terbaru di toko Apple di samping, setelah mendapatannya segera menemuiku, aku yang bayar.”
Vicky hanya menganggukkan kepala tanpa mengatakan apapun.
Dia hanya bekerja sebagai perawat pribadi Tiano, dia tidak mungkin terlalu banyak campur tangan.
Vicky melihatnya sekilas, lalu berjalan ke toko penjualan handphone Apple di samping.
Tiano tahu dirinya juga harus memiliki dua buah handphone bisnis itu, maka langsung menunjuk dua di antara semua yang dipajang, kemudian berkata pada pelayan toko: “Dua ini, mohon bungkus sekarang juga.”
Pelayan toko itu tidak langsung menjalankan perintah, melainkan berkata: “Tuan, silahkan berikan 2 juga dulu untukku, aku akan segera membukakan nota, lalu mengabarimu lagi. Saat ini tidak ada stok langsung di toko, bagaimana jika beberapa hari lagi kamu baru datang mengambilnya?”
Tiano terheran-heran: “Apa maksudnya?”
“Tuan, jangan berpura-pura lagi, lihatlah sendiri berapa harga kedua handphone yang kamu pilih, dan keduanya edisi terbatas. Ada tambahan batu safir di dalamnya, dengan total harga 400 juta. Menurutku begini saja, kamu keluarkan uang 4 juta dulu, aku bukakan nota yang lebih bagus agar kamu tidak merasa direndahkan.”
Pelayan toko itu melihat Tiano dengan sangat hina.
Cerita orang miskin membeli handphone mahal demi gengsi sudah seringkali dia temui.
Tiano sangat mengerti makna di balik perkataannya.
Dia sadar penampilannya sama sekali tidak seperti orang beruang, tanpa banyak berkata, langsung menghempaskan sebuah kartu ke atas meja.
“Debit saja.”
Pelayan itu menatap kartu di atas meja dengan dingin.
“Tuan, harganya 400 juta lebih loh, kamu yakin? Jika saldo di dalam tidak cukup, aku akan langsung mengusirmu keluar.”
“Jangan banyak bicara, silahkan gesek.”
Tiano terlihat mulai tidak sabar.
Pelayan toko melihatnya lagi, meski tidak senang, dia tetap mengambil kartu rekening bank itu.
Dia ingin tahu seberapa lama anak muda ini bisa bersandiwara.
“Masukkan kode.”
Setelah menyiapkan semuanya, pelayan toko menatap Tiano dengan sangat hina, tidak sabar untuk melihat bagaimana dia mengatasi kecanggungannya.
Tiano mengangguk dan mulai memasukkan kode.
Transaksi berhasil, pelayan toko tercengang melihat struk yang keluar dari dalam mesin.
Dia sama sekali tidak menyangka, anak muda yang kelihatan tidak ada apa-apanya itu memiliki uang sebanyak 400 juta, dan dia menghabiskan uang tanpa sedikitpun ragu.
Teringat sikap pada Tiano sebelumnya, wajahnya mulai mengeluarkan keringat dingin.
“Mohon tunggu sebentar, aku langsung ambilkan barangnya.”
Pelayan itu sungguh tidak menyangka penjualan terbesarnya jatuh pada orang yang tidak dihargai sama sekali.
Tiano malah tidak menyalahkannya, setelah menerima handphone langsung duduk di ruang tunggu.
“Bisa-bisanya benda ini menghabiskan uang sebanyak 400 juta, kehidupan orang kaya memang sulit diterka.”
Meski uang yang baru saja dihabiskan tidak mungkin bisa didapatkan jika dengan identitas sebelumnya, dia sama sekali tidak menyayangkannya.
Teringat dalam kartu masih tersisa saldo sekitar 200 Miliar, dia pun tersenyum.
Melihat sekilas Vicky Chu dari kejauhan, dalam hati mulai berkata-kata lagi, alangkah bagusnya jika perempuan itu pacarnya.
“Kakak Marvel, handphone baru ini sungguh enak digunakan.”
“Suka tidak? Jika suka gunakan saja dulu, belum lama Tiano bodoh itu memberikan sejumlah uang padaku, sekarang masih tersisa sedikit, nanti kita habiskan dengan buka kamar di hotel saja, hehe.”
“Aduh, jangan mengatakan itu di tempat umum seperti ini!”
Saat ini, sepasang laki-laki dan perempuan berjalan dari arah pintu depan.
Laki-laki itu adalah Marvel, orang sial yang telah menipu uang beli handphonenya.
Sedangkan di sampingnya, gadis yang bersandar dengannya adalah perempuan yang telah dia perjuangkan setengah mati.
“Celine---“
Tiano menyebut nama itu dengan tangan bergetar, jus buah dalam gelas langsung tumpah ke lantai.
Novel Terkait
This Isn't Love
YuyuPerjalanan Selingkuh
LindaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesAsisten Bos Cantik
Boris DreyDoctor Stranger
Kevin WongThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200