The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 114 Tidak tahu malu
Celine?
Tiano menggeleng, kemudian membalikkan badan.
Dia tidak ingin banyak berurusan lagi dengan wanita ini,
Tidak peduli di mana pun, asalkan bertemu wanita ini pasti tidak ada hal baik yang terjadi.
Tidak bisa menyinggung kalian, maka aku menghindar saja.
Meskipun Tiano menghindar agar tidak dilihat oleh dua orang yang di sana.
Namun teman sekelasnya malah sudah menyapa Celine dan Marvel.
“Eh, Celine dan Marvel, kalian juga datang?”
Seorang gadis yang biasanya lumayan dekat dengan Celine inisiatif bangkit berdiri dan melambaikan tangan.
Saat itu juga tidak sedikit yang menyadari kedatangan mereka, mengira itu diatur oleh ketua kelas, satu per satu dari mereka pun bangkit berdiri menyapa dengan senyum.
“Kenapa mereka juga bisa ada di sini? Ini adalah Royal Wynn Water Club, anak-anak miskin ini bisa membayarnya?
Celine melihat ke dalam sekilas dengan curiga, kemudian dengan angkuh berkata kepada petugas keamanan : “Lihat tidak, dalam situ semua adalah teman aku, masih tidak cepat minggir dan biarkan kami masuk!”
Setelah itu keduanya langsung mendorong petugas keamanan ke tepi dan masuk ke dalam.
Celine adalah primadona di kelas mereka.
Sedangkan Marvel adalah anak orang kaya yang terkenal di sekolah.
Sekali keduanya muncul di sana, langsung dikelilingi oleh teman-teman, kemudian menyapa semuanya dengan akrab.
“Sial, jelas-jelas Tiano yang traktir, kenapa jadi kayak kalian yang mengeluarkan uang, apa-apaan ini!”
Melihat Celine dan Marvel yang demikian, Yulius mencemooh.
“Sudah sudah, sebenarnya kapan Xeria sampai, kalau dia tidak datang, aku sudah ingin pulang dan tidur.”
Ujar Sony sambil menguap.
Sebagai tipikal cowok rumahan, dia sungguh tidak tertarik dengan suasana seperti ini, kalau bukan karena mendengar Xeria mau datang, dia sudah langsung pulang setelah makan.
Cedric melihat jam, “Mungkin sebentar lagi sampai, dia bilang hari ini magang dan akan makan bersama teman kerjanya, masih di sekitar sini, mungkin ada urusan mendadak juga jadi agak lama.”
Ketika beberapa dari mereka sedang berbicara, Celine dan Marvel yang di tengah rombongan akhirnya tahu kenapa orang-orang ini bisa ada di sini.
“Bukankah Tiano sudah dikeluarkan? Kenapa masih punya muka untuk ikut kumpul-kumpul? Bahkan mengundang kalian datang ke tempat yang begitu berkelas, jangan-jangan kamu punya maksud tertentu?”
Ujar Celine dengan meremehkan sambil berpangku tangan.
“Semuanya sama-sama teman sekolah, lagipula sebentar lagi sudah mau lulus, bisa punya tujuan tertentu apa.”
Ketua kelas adalah gadis gemuk yang berkaca mata, sifatnya pemalu, setiap kali selalu lebih banyak memikirkan kebaikan teman-teman.
“Heh, teman sekolah? Kamu tahu ini tempat apa? Royal Wynn Water Club! Rata-rata satu orang minimal perlu seribu yuan, dan lihat minuman yang kalian pesan, tidak ada yang murah, aku rasa malam ini kalau tidak punya puluhan ribu yuan, kalian tidak mungkin bisa pergi.” Ujar Celine sambil tertawa sinis.
“Tidak mungkin? Semahal itu?”
Melihat ekspresi wajah mereka berubah, Celine melanjutkan lagi dengan bangga : “Heh, kalian baru pertama kali datang ke tempat ini, tentu saja tidak mengerti, aku dan kak Marvel sudah sering ke sini, bahkan punya kartu VIP.”
Sebenarnya hari ini juga Celine baru datang untuk kedua kalinya, sebelumnya dia bahkan lama mengintip Tiano yang didalam ruangan, tapi dia tidak akan mengatakannya.
“Tapi Tiano sekarang juga tidak kekurangan uang, kalau dia memang bisa mengundang kami ke sini, berarti pasti bisa membayar bukan?”
Ujar seorang pria dengan ragu, sebenarnya yang ingin ia katakan adalah kalaupun Tiano tidak punya uang, tapi wanita di baliknya pasti mampu membayar, harusnya tidak seberlebihan yang dikatakan Celine.
“Heh, bilang kalian polos, ternyata memang polosnya menyedihkan sekali, kalian pikirkan baik-baik, hari ini dia baru dikeluarkan dari sekolah, berdasarkan apa mau menghabiskan begitu banyak uang untuk mengundang kalian ke tempat berkelas begini? Apakah dia yang membayar? Kalau aku tebak, ada orang yang dikeluarkan dari sekolah lalu ingin membalas dendam, ingin berlagak mentraktir teman kelas ke tempat mewah, lalu nanti kabur sendiri saat akan membayar, meninggalkan kalian di sini, kemudian berdasarkan latar belakang dan pengaruh Royal Wynn Hotel, sekali memberitahukan ke pihak sekolah, mungkin begitu banyak orang di kelas kita akan sama seperti dia, tidak bisa mendapat sertifikat kelulusan!”
Suara Celine semakin keras, seolah ingin sekali didengar oleh semua orang yang di sana.
Dari awal dia memang kesal karena sebelumnya Tiano dan Xeria duduk di ruangan khusus, sedangkan dia dan Marvel hanya bisa diluar.
Dan kali ini, dengan tidak gampang Celine berhasil memohon Marvel membawanya ke sini lagi, supaya bisa foto dan pamer di media sosial, dan pada akhirnya Tiano malah mentraktir satu kelas ke sini, bahkan bisa minum bir sesuka hati.
Sekali dibandingkan begini, Celine merasa lebih sakit dibandingkan wajahnya dipukul.
Jadi dia semakin bicara semakin semangat, menarik perhatian semua orang dan melawan Tiano.
“Tiano, sebenarnya kamu punya uang untuk bayar atau tidak? Sembunyi saja di sana, jangan-jangan benar apa kata Celine, kamu sama sekali tidak punya uang dan bawa kami ke sini hanya untuk mencelakai kami?”
Gadis yang lumayan akrab dengan Celine itu mendapati Tiano di samping meja, lalu langsung mendekat dan menanyainya.
Musik di sana sangat ribut, Tiano yang berdiri di sana sama sekali tidak mendengar apa yang mereka bicarakan.
“Uang apa?” Tanya Tiano kebingungan.
“Lihat tidak! Dia sama sekali tidak punya uang!”
Celine bersikap seolah ‘sudah aku duga dari awal’, dengan tertawa dingin ia berkata : “Untung aku dan kak Marvel sampai di waktu yang tepat, kalau tidak kalian hari ini akan habis ditipu oleh orang ini, mungkin tidak hanya akan dihapus hak kelulusannya, bisa jadi juga akan masuk penjara……”
Membatalkan hak kelulusan.
Masuk penjara!
Semua orang langsung hening semua.
Empat puluhan teman kelas tersebut dikagetkan oleh perkataan Celine.
Dengan jerih payah sekolah selama empat tahun, lalu tidak bisa lulus hanya karena minum bir, bahkan sampai harus masuk penjara!
Ada beberapa orang yang mengeluarkan ponsel dan mulai mengecek saldo uang di bank masing-masing.
Tapi berdasarkan yang dikatakan Celine, minimal mereka menghabiskan puluhan ribu yuan, berarti setiap orang minimal harus mengeluarkan sepuluh ribu yuan baru bisa pergi dari sini.
Mereka adalah mahasiswa yang belum benar-benar lulus, uang jajan bulanan saja tidak sampai seribu yuan, pekerjaan juga tidak ada, mana bisa mendadak mengeluarkan uang sebanyak itu?
“Tiano tidak akan membohongi kita, semuanya sama-sama teman sekelas, kalau uang dia tidak cukup, kita bisa keluar sendiri.”
Ketua kelas juga agak tegang, tapi menurut dia Tiano dari dulu adalah orang yang jujur apa adanya, sama-sama anak yang keluar dari desa seperti dirinya, bagaimana pun juga ia tidak percaya Tiano akan menjadikan masa depan puluhan orang di kelas sebagai pembalasan dendam.
“Wah, kamu masih bilang keluar sendiri, apakah kamu tahu sudah habiskan berapa? Tadi aku sudah bertanya di depan pintu sana, sudah dua puluhan ribu yuan, ditambah lagi dengan harga sewa malam ini, minimal harus lima puluhan ribu yuan, kamu keluar sendiri? Apakah kalian mampu?
Wajah Celine meremehkan.
Sudah lama dia tidak senang dengan ketua kelas yang suka menjadi orang baik ini, dan kali ini malah berani membela Tiano terang-terangan, lagipula semuanya sudah akan lulus, jadi dia tidak perlu pikirkan perasaan orang, secara langsung dia berkata kepada ketua kelas : “Dan kamu yang mengundang Tiano datang bukan? Kamu tidak mungkin tidak tahu apa yang dilakukan orang ini diluar bukan? Sekarang kamu mencelakakan satu kelas sampai seperti ini, tidakkah merasa harus tanggung jawab juga!”
Perkataan Celine yang meyakinkan itu membuat semua orang kesal.
“Iya, tadinya aku sudah bilang tidak perlu memanggil anak itu, jelas-jelas sudah dikeluarkan oleh sekolah, sudah bukan teman sekelas kita lagi, berdasarkan apa masih mau membawanya.”
“Itulah, sudah melakukan hal yang begitu memalukan diluar sekolah, yang memang sudah mempermalukan kita satu kelas, sungguh tidak tahu apa yang ketua kelas pikirkan, masih juga mengundang orang seperti ini, belum cukup malu kali.”
“Padahal aku tidak ingin datang, kalian yang memaksa aku datang, nah sekarang, setiap orang minimal harus mengeluarkan sepuluh ribu yuan, pokoknya aku tidak punya uang, kalian mau bagaimana ya bagaimana.”
……
Diam-diam Tiano menghela nafas melihat para temannya ini.
“Uang sudah aku bayar, kalian main saja, aku pergi dulu.”
Ujar Tiano dengan datar, kemudian membalikkan badan pergi dari situ.
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeCutie Mom
AlexiaMy Superhero
JessiMore Than Words
HannyWahai Hati
JavAliusMy Secret Love
Fang FangCinta Tak Biasa
SusantiThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200