The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 113 Minum

“Kalau tahu dari awal, mending undang mereka ke Starz Karaoke saja, mereka kenal baik dengan tempat itu, sekalian bisa bertemu Angelia, dan menanyakan masalah apa yang terjadi sebelumnya.”

Meskipun bagi mereka tempat ini sangat berkelas.

Tapi bagi Tiano, tidak peduli pergi ke tempat apa, semuanya sama-sama hanya makan dan minum, tidak ada bedanya.

Mana ada yang mewah atau tidak.

Melihat ekspresi Tiano yang biasa saja, semuanya pun menghembuskan nafas lega.

Lagipula dia juga pria yang dipelihara oleh seorang CEO wanita, tidak boleh disia-siakan.

Dengan dipimpin oleh Tiano, rombongan tersebut masuk ke dalam.

Rombongan besar mereka yang sekali lihat sudah tahu masih anak mahasiswa, keluar masuk di tempat berkelas begini tentunya menarik perhatian banyak tamu.

Tidak sedikit yang berbisik-bisik.

“Apakah mahasiswa sekarang begitu kaya, sampai sudah bisa datang ke tempat seperti ini, bahkan langsung serombongan?”

Jelas sekali banyak yang terheran-heran dengan kemampuan ekonomi mahasiswa sekarang.

Untungnya tadi sore Tiano sudah menelepon ke manajer Royal Wynn Water Club.

Jadi meskipun para tamu meragukan mereka, tapi karena dibawa oleh manajer, sehingga semua pelayan tetap mempertahankan senyuman dan hormat mereka.

Sehingga tidak ada yang akan meragukan mereka.

Pemikiran Tiano sekarang sangat sederhana, kalau memang sekarang orang-orang di sekolah mencurigai dia dipelihara oleh CEO wanita.

Maka biarkan mereka terkagum-kagum saja.

Dipelihara oleh CEO wanita yang begitu mantap bukanlah rejeki yang dimiliki semua orang.

Tiano ke sana untuk bicara dengan manajer sebentar, kemudian menyuruh pelayan membawa teman sekelasnya masuk ke dalam.

Empat puluhan orang duduk di dalam ruang besar yang disewa, terasa agak lapang.

Karena saran dari manajer, akhirnya dimasukkan serombong tamu lagi.

Dan hanya wanita, tidak menerima yang pria.

Whisky, Brandy, Jack Daniel’s,…

Yang bisa dipesan di sini semuanya minuman beralkohol, semua diantar satu per satu oleh pelayan yang berseragam lucu dan seksi dan diletakkan di masing-masing meja setiap orang.

Benar-benar kenikmatan konglomerat, membuat semua temannya tidak berhenti menelan ludah.

Selain itu, karena khawatir akan ada teman yang tidak suka dengan minuman luar negeri sehingga tidak bisa menikmati dengan puas, Tiano pun secara khusus menyuruh manajer untuk membawakan arak putih.

Arak putih, merk Maotai.

Anggur merah yang dibawakan adalah Lafite, bahkan bukan yang tahun 1982.

Tiano bilang daripada memberi mereka minum Lafite tahun 1982, lebih baik arak merk Jiang Xiaobai saja.

“Gila, tidakkah ini terlalu mewah, semua minuman ini dari dulu aku lihat dari televisi saja, baru pertama kali meminumnya di kenyataan. Tiano, kamu sekarang hebat sekali.”

Banyak yang kehabisan kata-kata karena kemewahan minuman malam ini.

Bagaimana pun mereka tidak menyangka bisa datang ke tempat berkelas seperti Royal Wynn Water Club ini di semasa hidup mereka, yang diminum juga adalah bir luar negeri yang katanya sangat mahal, benar-benar bagaikan mimpi.

Jadi ini membuat tidak sedikit dari mereka curiga wanita yang memelihara Tiano adalah bos Royal Wynn Hotel.

Dengan demikian, semakin banyak yang kagum.

Namun semuanya sudah dewasa, bukan anak kecil lagi, Tiano bisa demikian murah hatinya mentraktir, selain berterima kasih dan menikmati juga tidak berani berpikir yang lain.

Tiano berdiri di depan meja dengan cocktail di tangannya, melihat wajah temannya yang berseri-seri, hatinya pun senang.

Dalam hatinya tahu kemungkinan besar ini adalah terakhir kalinya mereka kumpul bersama.

Masih ada satu kali kelas terakhir, kemudian semuanya akan berpencar, besar kemungkinan tidak akan saling kontak lagi selamanya.

Begitulah yang namanya kuliah.

Saat kuliah, mungkin bisa kumpul bersama layaknya saudara kandung karena satu asrama, satu permainan.

Tapi setelah lulus, demi masa depan masing-masing, setiap orang dipisahkan oleh kota asing yang mungkin berjarak ratusan maupun ribuan kilometer, masing-masing memperjuangkan hidup, sehingga tidak ada lagi bahan pembicaraan yang sama, pertemanan yang dalam sekali pun akan menjadi datar.

“Semalam aku lupa mengirim pesan ke kamu, menjadi supir untuk direktur di Rong Ye Corporation, Mercedes Benz S600, satu bulan 5500 yuan, tidak perlu kembali ke sekolahan mengemudi lagi, bagaimana?”

Ujar Tiano kepada Yulius yang sedang minum dengan riang.

“Sungguh? Mercedes Benz S600? Kamu bisa buat aku ke sana?” Tanya Yulius dengan wajah merah.

Tiano mengangguk, “Aku anggap kamu setuju ya, nanti aku sampaikan dengan orang yang di sana, senin depan kamu mulai masuk kerja, nanti akan aku kirim nomor telepon dan alamatnya ke kamu, jangan sampai terlambat, mengerti?”

Felix Li, adalah CEO Rong Ye Corporation yang hari ini Tiano ketemu di tempat proyek.

Perusahaannya lumayan bagus, setidaknya termasuk perusahaan yang terkenal, mobil yang dipakai bos adalah Mercedes Benz S600, orangnya terkesan jujur dan baik hati, sehingga Tiano berencana untuk membiarkan Yulius ke sana dulu, tunggu sudah terbiasa dengan lingkungan kerja, baru memikirkan cara untuk memindahkan dia ke sisinya.

“Gila, kalau begitu terima kasih sekali, tidak bicara yang lain, ayo bersulang tiga kali!”

Selesai bicara, Yulius meneguk semua isi gelasnya dengan semangat.

Tiano memandang suasana yang heboh dan menyenangkan ini.

Dalam hatinya juga sangat gembira.

Sebenarnya sekarang dia tiba-tiba merasa berterima kasih dengan Michael dan Celine.

Kalau bukan karena mereka menyebar gosip di sekolah, dirinya tidak akan punya kesempatan mengundang teman-teman lamanya untuk makan.

Sedangkan sekarang dirinya dipelihara oleh CEO wanita, tidak peduli menghabiskan berapa banyak uang juga wajar-wajar saja.

Dan Tiano bukannya tidak tahu malu.

Sekian lama melewati kehidupan pahit, dia sudah terbiasa untuk tidak mempedulikan pandangan orang lain.

Ketika sudah sampai makan pun tidak punya, siapa juga yang masih peduli reputasi?

Reputasi adalah urusan orang kaya, sekarang Tiano baru mulai melangkah, dia ingin lebih banyak memikirkan tentang rencana masa depan untuk pekerjaan dan hidupnya, tentunya juga termasuk Vickie,dan untuk masalah lainnya masih belum termasuk hal yang harus dia pikirkan.

Setelah suasana menjadi heboh, semuanya pun semakin santai.

Namun dengan cepat Tiano merasakan akibatnya.

Dengan didorong oleh Yulius, semakin banyak teman yang mulai bersulang dengan Tiano.

Tujuan mereka tentu saja bukan untuk memabukkan Tiano.

Melainkan setelah Tiano mabuk, ingin dia berterus terang, menceritakan kisahnya dengan CEO wanita yang mantap itu.

Bagi pria dengan umur segini, tidak ada yang lebih menarik lagi daripada seorang wanita yang sudah mapan, cantik, dan bentuk tubuh yang bagus.

Tiano berniat untuk mengalihkan sasaran mereka ke Cedric.

Lagipula dia sendiri yang bilang malam ini Xeria mungkin akan datang, tapi akhirnya tidak tampak batang hidungnya.

Akhirnya Cedric tidak punya cara lain, dia loudspeaker panggilannya, lalu menelepon ke saudara jauhnya ini.

Di ujung telepon, Xeria bilang dirinya sudah di perjalanan dan akan segera tiba, menyuruh yang lain minum dulu saja.

Semua orang di tempat langsung riuh.

Xeria.

Wanita pujaan berparas cantik.

Merupakan wanita pujaan yang paling disanjung dan ingin dilindungi oleh semua pria di Universitas Nanda.

Asalkan mengungkit namanya.

Semua orang dapat membayangkan tubuh yang mungil itu, seragam pelaut dan stocking sampai di atas lutut yang imut namun sangat menggoda……

Di ujung kelulusan, wanita pujaan yang demikian bisa muncul di acara kumpul bersama anak jurusan komputer yang lebih banyak pria daripada wanitanya ini, membuat banyak pria sudah tidak sabar sambil menatapi pintu masuk.

Tapi yang tidak disangka mereka adalah belum sempat Xeria sampai, muncul dua tamu tidak diundang di pintu.

Seorang pria dan wanita, lihat dari penampilan mereka sepertinya bukan orang biasa.

Mereka berdiri di pintu, yang wanita menunjuk-nunjuk pelayan dan berkata : “Ini kucing dan anjing apa yang juga berani-beraninya menyewa ruangan di Royal Wynn Water Club, tahu kami siapa? Teman suamiku adalah tuan muda Perusahaan Besar Guo, Michael! Mata sialan kalian benar-benar buta, masih tidak cepat usir orang yang di dalam dan biarkan kami masuk!”

Tiano memandang ke pintu masuk, Celine yang berpakaian rok hitam ketat sambil menggandeng Marvel dengan erat sedang berbicara ke petugas keamanan.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu