The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 136

Ketika mobil truk besar turun dari atas gunung dan suara Ferrari hilang dari gunung, pria botak ini mengeluarkan sebatang rokok dengan puas dari kantongnya, lalu turun dari mobil dan mulai merokok.

Dengan cepat, mobil truk itu masuk ke penglihatannya dan berhenti di pinggir jalan juga.

"Bagaimana? Apa sudah tertabrak?" pria botak bertanya sambil tersenyum.

"Belum, dia duluan yang menghindar." supir truk memakai masker dan berkata rendah.

"Menghindar?" pria botak tersentak beberapa saat, "Bagaimana mungkin? Bukankah dia masih ada di jalur balap? Jarak yang begitu dekat, kecepatan yang begitu cepat, bagaimana bisa dia menghindar ...."

"Dia memang benar sudah menghindar, tapi mengarah ke arah tebing." sang supir memutuskan perkataan si botak.

"Tebing? Hahaha, baik, baik, baik. Bagus kalau tebing. Cik, cik, di tebing setinggi ini, daripada jatuh mati lebih baik ditabrak mati olehmu. Kamu sekarang turun gunung, akan ada orang yang membayarmu. Aku harus melihat ke sana sendiri, kalau benar-benar terjatuh dari tebing, maka kondisi kecelakaan pasti sangat seru, haha!"

Pria botak menyuruh supir pergi, kembali duduk ke atas mobil, dan dengan cepat mengendarai mobil ke jalan gunung yang ada di depan.

Saat ini, gelap dan hening.

Jalanan di gelap malam, karena ada bayangan gunung, sebelum belok, meskipun hanya tersisa jarak 20 meter, juga tidak akan mungkin terlihat.

Sedangkan sebelumnya Angelia Liu melihat ada cahaya terang dua kali di depan, yaitu truk besar yang belok. Karena cahaya terlalu terang, ada sisa cahaya dari pantulan gunung.

Selain itu, jalan di Maple Mountain malam ini, diatur oleh orang-orang klub balap.

Satu mobil yang melaju dari arah berlawanan, ditambah dengan telepon panik dari Kathie Jiang, Angelia Liu dengan cepat menyadari sesuatu.

Tapi karena jalan gunung sempit, Angelia Liu tidak bisa menjamin setelah menghentikan mobil secara paksa, dapat menghindar dari tabrakan mobil yang melaju dari arah berlawanan. Sedangkan di sisi lain adalah tebing dalam, jadi dia hanya bisa mencoba satu peruntungan, yaitu mengurangi kecepatan mobil dengan belok tiba-tiba, lalu menabrak Pohon Maple yang menjulang di tepi tebing.

Tiano Lin dan Angelia Liu terkepung oleh balon gas putih di dalam mobil. Tiano Lin bergerak kencang, baru bisa mengeluarkan satu lengan dari balon gas yang sempit, tapi malah tiba-tiba mendengar suara kretak, seperti ada suara pohon yang patah, dan mobil juga ikut bergoyang.

"Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Angelia Liu dengan lemah.

Tiano Lin menghela napas dan berkata, "Aku tidak apa-apa, tadi itu suara apa?"

"Sepertinya batang pohon yang patah, kita harus segera pergi, kalau tidak akan ikut mobil ini jatuh ke dalam tebing."

Pandangan mereka ditutupi oleh balon gas jadi tidak dapat melihat kondisi di luar mobil.

Tapi Angelia Liu ingat jelas, sekarang mobil seharusnya menabrak Pohon Maple yang sebelumnya dia lihat baru tidak jatuh ke dalam tebing, tapi didengar dari suara tadi, pohon ini takutnya sudah tidak dapat tahan terhadap tabrakan besar dari mobil, sudah tidak mampu bertahan lagi.

Bagian kepala, karena mendapat tabrakan yang kencang dari balon gas, agak sedikit pusing.

Tapi karena kesadaran untuk bertahan hidup yang kuat, tetap membuat Angelia Liu berusaha membuka sabuk pengaman, membuka pintu, dan turun dari kursi kemudi ke tanah.

Bersamaan, Tiano Lin juga keluar dari kursi samping kemudi. Tapi melihat tebing yang sangat dekat, juga karena gerakannya, ada beberapa batu yang terjatuh ke tebing, tetap tanpa bisa ditahan merasa takut.

Tapi bersamaan dengan itu, secara bersamaan, terdengar suara kretak-kretak, juga batu-batu yang bergerak, Angelia Liu teriak kencang cepat pergi. Mereka bangun dari tanah, tanpa menengadahkan kepala langsung berlari keluar.

Brak, brak, brak!

Ketika menoleh, Pohon Maple yang ada di tebing terjatuh. Setelah ditabrak kencang, tidak ada lagi yang bisa menahan, bersamaan dengan jatuhnya beberapa batu, bahkan mobil yang bagian depannya sudah hancur, juga jatuh ke dalam tebing.

Tiano Lin langsung terkejut.

Melihat tebing yang dalam, juga ada bagian yang retak di tanah, keringat dingin membasahi punggung, sebuah pikiran yang mengerikan seketika memnuhi otak Tiano Lin.

"Ayo cepat pergi, sebentar lagi mungkin ada orang yang akan datang mengecek mayat." Angelia Liu menarik napas dalam dan berkata ringan.

Tiano Lin mengangguk, berbalik melingkarkan tangan ke bahu Angelia Liu dan dengan segera meninggalkan tempat ini.

Karena ponsel Angelia Liu tertinggal di mobil, jadi orang-orang lainn tidak ada cara untuk menghubunginya.

Kathie Jiang menelepon lagi tapi tidak ada yang menjawab, kemudian mendengar suara tabrakan mobil, Kathie Jiang segera menelpon pada Mike He, menceritakan kejadian di sini pada pria itu.

Mike He tidak mempunyai putra, sangat menyayangi putrinya, mana mungkin bisa membiarkan putrinya pergi ke keadaan yang bahaya seperti itu? Dia langsung menyuruh supir untuk menyiapkan mobil dan segera pergi ke Maple Mountain.

Setelah mengetahui jalan Maple Mountain di atas dan bawah penuh orang, Mike He langsung mengetahui ada yang salah, lalu melihat tampilan dan gerakan orang-orang di sini sini, Mike He langsung menelpon ke kantor polisi. Kepala kantor polisi kota, Henry Yan, membawa tim sendiri, membawa sekelompok polisi ke sini dan mengontrol tempat kejadian. Mike He membawa mobil sendiri ke puncak Maple Mountain.

Dua puluh menit kemudian.

Tiano Lin dan Angelia Liu saling memapah satu sama lain, dan berjalan pincang ke puncak gunung.

Kathie Jiang sudah menunggu lama di sini, ketika melihat dua orang itu muncul, langsung berjalan menghampiri mereka.

"Tuan Lin, kenapa kamu juga ada di sini?"

Kathie Jiang melihat Angelia Liu yang muncul bersamaan dengan Tiano Lin, seketika wajahnya tidak percaya.

Tapi melihat Tiano Lin yang penuh dengan wajah terluka, dia baru tersadar.

"Kalau Ferrarimu rusak, aku tidak bisa menggantinya."

Angelia Liu duduk di atas tanah, meraba tubuhnya. Tiano Lin mengeluarkan satu rokok dan mengulurkannya pada Angelia Liu.

"Masih sekecil ini sudah suka merokok?"

Angelia Liu menatap Tiano Lin sekilas, Tiano Lin tidak menjawab, hanya mengulurkan pemantik rokok ke tangan wanita itu.

Hosh ....

Angelia Liu menghirup rokok dengan terlatih, tubuhnya yang seksi bersandar di Mini Cooper hitam dan menatap ke kejauhan.

"Apakah orang yang merencanakan?" setelah terdiam lama, Kathie Jiang inisiatif bicara.

Angelia Liu tersenyum dan mengangguk, "Seharusnya Sergio yang lakukan. Barang yang sudah susah-susah dia dapatkan aku serahkan kepada polisi, 10 juta lebih, yang sudah cukup untuk dana pensiunnya, haha."

"Sergio?" Tiano Lin mengerutkan dahi.

"Iya, bocah yang ada di karaoke waktu itu dan mau menghabisi Harley langsung disana juga." Angelia Liu berkata datar.

"Semua ini salahku. Kalau bukan kakak yang membantuku lomba dalam arena balap kali ini, juga tidak akan muncul kondisi yang begitu berbahaya." Kathie Jiang berkata sambil menghela napas.

"Sudahlah, dengan teknikmu yang rendah itu, kalau bukan aku yang mengalah padamu, mungkin sekarang kamu sudah dibawa pulang oleh tunanganmu, apa masih bisa meminta maaf di sini? Lebih baik kamu luangkan tenaga, malam nanti temani Tuan Lin baik-baik saja. Dia sudah datang jauh-jauh ke sini, hampir saja mati di dalam mobil, selain menyerahkan diri padanya, malam ini melayaninya baik-baik di atas ranjang, kamu juga tidak ada cara membalas yang lain lagi."

Angelia Liu merokok dengan anggun, tapi perkataan yang dia katakan malah membuat Kathie Jiang dan Tiano Lin merona.

Dari awal sampai akhir, meskipun Tiano Lin tidak mengatakan apapun, tapi juga mengerti apa yang terjadi malam ini.

Ternyata orang yang malam ini ribut-ribut di pintu masuk adalah tunangan Kathie Jiang. Tapi melihat dari kondisi Kathie Jiang sepertinya tidak ada maksud untuk mempedulikannya.

Tapi, pembalasan kata Angelia Liu tadi benar-benar membuat hati orang tergerak ya ....

"Hei!"

Tiano Lin yang masuk dalam kondisi melamun sama sekali tidak menyadari, saat ini pandangan matanya tertuju ke paha Angelia Liu yang seksi. Kepalanya dipukul oleh Angelia Liu dan baru menengadahkan kepala, "Ada apa?"

"Huh, ada apa? Sepanjang jalan ini kamu juga sudah cukup melihatnya, juga sudah puas dipegang 'kan. Aku beritahu ya, kamu bisa suka pada wanita manapun di dunia ini, kecuali aku. Apa kamu mengerti?" Angelia Liu menoleh dan menatap Tiano Lin dengan perasaan rumit.

"Kenapa?" Tiano Lin tanpa sadar bertanya.

"Karena ...." perkataan Angelia Liu terhenti, lalu dia memelototi Tiano Lin, "Tidak bisa ya tidak bisa, kalau kamu suatu hari mampu membawaku naik ke atas ranjang, percaya atau tidak yang duluan marah adalah ayah dan ibumu, hm?"

Saat berkata, Angelia Liu tiba-tiba menolehkan kepala, melihat mobil Audi A6 dengan plat mobil putih, melaju turun dengan cepat dari atas gunung.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu