The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 199

Keesokan paginya, Tiano Lin berdiri dengan segar.

Ketika dia melihat botol Champagne kosong yang ditinggalkan Kathie Jiang, hatinya tanpa sadar muncul perasaan puas.

Ini adalah Kathie Jiang lho ...

Tiano Lin mengenang kembali adegan kemarin.

Ketika dia membuka pintu, kebetulan bertemu dengan Kathie Jiang yang juga keluar dari pintu seberang.

Mereka bertatapan satu sama lain.

Kathie Jiang menatap Tiano Lin dengan penasaran dan bertanya, "Bangun begitu pagi, memangnya tidak ngantuk?"

"Tidak kok, segar." Tiano Lin menggerakan otot-ototnya dan tersenyum puas.

"Ok, bagus kalau begitu." Kathie Jiang mengangguk.

Mereka meninggalkan kabin, dan berjalan ke arah dek kapal.

Sekarang baru jam 7 pagi.

Cahaya fajar matahari terbit belum hilang penuh.

Menyambut cahaya hari baru, kapal mulai merubah arah, dari tengah laut menuju ke daratan.

Mereka berdua bersandar di pagar pelindung, sambil melihat pemandangan, sambil menikmati angin laut yang datang.

"Apa biasanya kamu secepat itu?"

Kathie Jiang menoleh, menahan rambut yang berterbangan, dan menatap Tiano Lin dengan cantik.

"Apa?" Tiano Lin tersentak.

"Apa setiap kali kamu menyelesaikannya sendiri dengan begitu cepat?"

"Belum sampai dua menit."

"Aku saja belum lihat dengan jelas, sudah selesai saja."

"Atau mungkin, kalian para pria memang seperti ini?"

Meskipun Kathie Jiang adalah wanita dewasa.

Tapi juga adalah wanita yang belum pernah pacaran.

Kemarin malam dia pertama kali melihat itu.

Meskipun hanya dengan tangan, tapi beberapa pertanyaan ini sudah mengganggunya selama semalaman.

"........."

Tiano Lin memandang wanita dewasa di hadapannya ini, benar-benar tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan ini.

Dua menit bukanlah kemampuan biasanya dia.

Tapi pasangannya adalah Kathie Jiang .....

Yang sekali dilihat sudah langsung bisa mimisan.

Kathie Jiang sendiri yang bergerak.

Siapa yang bisa tahan.

"Apakah waktunya tidak bisa lebih lama lagi?"

"Aku merasa waktumu dan yang mereka katakan tidak terlalu sama."

"Apakah waktu terlalu singkat, perlu memeriksa ke rumah sakit?"

Mata Kathie Jiang mengerjap dan bertanya serius.

"Aku ...."

Tiano Lin baru saja ingin menjelaskan, sebenarnya ini bukan aku masalahnya, tapi kamu masalahnya.

Tiano Lin awwalnya kira dia tidak dapat bertahan bahkan dua detik lamanya, tapi dia malah bisa menahan diri sampai dua menit. Itupun dia mengerahkan seluruh kekuatan tubuhnya, sebisa mungkin melakukannya tanpa melihat ke arah Kathie Jiang.

Tapi tiba-tiba terdengar suara tawa Angelia Liu dari belakang.

"Apanya yang dua menit? Apa kamu Tiano? Apa yang kalian berdua kemarin lakukan, hanya menggunakan waktu dua menit, dan membuat wanita cantik Jiang tidak puas."

Angelia Liu tersenyum dan berdiri di tengah dua orang itu.

"Tidak ada apa-apa. Jam tanganku agak bermasalah, pergi mencari Tiano untuk mengatur jam." Kathie Jiang berkata datar.

"Benarkah? Jam tanganku bermasalah masih harus pergi mencari dokter ya? Kalau begitu aku jam tanganku juga bermasalah. Tiano, malam ini kamu datang ke kamarku dan membantuku juga ya?"

Sejak awal, percakapan mereka sudah didengar oleh Angelia Liu.

Selain itu kemarin malam, Kathie Jiang pergi ke kamar Tiano Lin, Angelia Liu juga pernah mendengarnya.

Jadi, setelah mengetahui Tiano Linhanya bertahan selama dua menit.

Angelia Lin menepuk lengan Tiano Lin dan berkata serius, "Jangan khawatir, bisa bertahan dua menit di tubuh wanita Jiang, sudah sangat bagus."

Tiano Li tahu kalau Angelia Lin sudah salah paham.

Tiano Lin ingin menjelaskan, tapi Kathie Jiang malah bicara datar, "Kapal sudah mau mendekati daratan, ayo jalan."

Setelah Kathie Jiang pergi, Angelia Liu tersenyum menyalahkan Tiano Lin, dan segera ikut pergi juga.

Tiga orang itu naik ke daratan.

Setelah makan pagi, mereka pun naik mobil ke bandara.

Hari ini adalah hari terakhir liburan, Kathie Jiang masih ada pekerjaan, jadi mau tidak mau harus kembali ke Kota Nandu sebelum pagi hari.

Sedangkan Tiano Lin meskipun bisa menetap lebih satu hari lagi, tapi karena Kathie Jiang sudah pergi, dia tidak ingin hanya berduaan dengan Angelia Liu, oleh karena itu, mereka bertiga pun bersepakat, pulang kembali ke Kota Nandu.

............

Setelah pulang dari liburan, keluar dari bandara, Angelia Liu pulang dengan naik mobilnya sendiri.

Tiano Lin dan Kathie Jiang dijemput oleh mobil yang sudah sampai duluan, pulang ke Emerald Valley.

Saat di dalam mobil, Tiano Lin bisa dengan jelas merasakan, perasaan Kathie Jiang bukan sangat senang.

"Apakah ada masalah dengan perusahaan?"

"Atau mungkin, kamu sedang marah karena masalah kemarin malam?" Tiano Lin bertanya mencari tahu.

Masalah kemarin malam, Tiano Lin semakin merasa tidak nyata.

Kathie Jiang, wanita dewasa seperti itu, mana mungkin membantunya melakukan hal itu.

Terutama setelah pulang, Kathie Jiang kembali lagi kepada bentuk dinginnya yang semula.

Pakaian hitam OL, rok ketat, dan stocking hitam ....

Kharisma yang dingin, membuat Tiano Lin yang duduk di sebelahnya, tiba-tiba merasa sedikit jauh.

"Apa kamu benar-benar tidak perlu melihat ke rumah sakit?" Kathie Jiang menolehkan kepala, dan bertanya sambil mengerutkan dahi.

"......."

"Aku tidak perlu, terima kasih!"

Tiano Lin berkata dengan sangat sedih.

"Haih, baiklah kalau begitu."

Wajah Kathie Jiang agak kecewa.

Saat di London, selalu dengar-dengar, waktu dan kualitas pacar sangat penting.

Hal ini langsung mempengaruhi hubungan dua orang di masa depan.

Hanya saja .....

Waktu dua menit juga terlalu singkat kali.

Pacar-pacar mereka, sepertinya tidak ada yang lebih rendah dari 20 menit.

Kathie Jiang menilai Tiano Lin singkat, pada akhirnya menghela napas.

Mungkin, Tiano Lin masih kecil kali.

Kedua orang diam, sampai turun dari mobil, lalu pulang ke rumah masing-masing.

Tiano Lin duduk di atas sofa, berpikir selama satu jam lebih, merasa masalah ini harus dijelaskan kepada Kathie Jiang.

Kalau tidak, kedepannya tidak ada wajah untuk muncul di hadapan wanita itu lagi.

Tiano Lin keluar dari rumah, sambil berjalan, sambil memikirkan bagaimana mengatakannya.

Tapi saat sudah mau sampai di pintu masuk Kathie Jiang, dia malah dihalangi oleh sebaris Maserati putih.

Lima mobil depan Maserati, menghadap Tiano Lin, dan mobil belakangnya menghadap pintu masuk.

Lima atau enam pria berpakaian jas hitam berdiri di samping mobil. Sedangkan yang menjadi bosnya mengenakan kemeja putih rapi, berkepala botak, terlihat terpelajar, dan berjalan ke arah pintu rumah Kathie Jiang.

"Kathie, kamu akhirnya sudah pulang. Kamu bahkan tidak memberitahuku dan langsung berlibur ke Kota Hainan, membuatku terus ketakutan, takut terjadi apa-apa denganmu di sana. Sekarang melihatmu kembali dengan selamat, aku juga sudah tenang."

Pria botak menatap Kathie Jiang dengan ramah, tapi pandangan pria itu sedikit panas, tidak hentinya berlalu di tubuh sempurna Kathie Jiang.

Orang yang mengejar Kathie Jiang?

Tiano Lin mengerutkan dahi.

Tiano Lin merasa dengan keadaan Kathie Jiang dari segala sisi, pasti ada banyak orang yang mengejar wanita itu. Hanya saja meskipun dia pertama kali bertemu dengan pria botak itu, tapi suara pria botak sedikit familiar, seperti pernah didengar beberapa saat yang lalu.

"Aku hanya ingin pergi ke Kota Hainan saja. Bisa ada bahaya apa. Ditambah lagi, apa hubungannya denganmu?" Kathie Jiang mengenakan mengenakan seragam kerjanya dan juga stocking, menatap pria botak sambil mengerutkan dahi.

"Kenapa tidak ada hubungannya? Aku adalah calon suamimu, selain itu kamu adalah tunanganku. Sebagai seorang tunangan, bukankah kamu seharusnya memberitahuku terlebih dahulu? Selain itu kamu juga pergi bersama seorang pria. Sebagai orang yang sudah memiliki tunangan, bukankah sedikit kelewatan?" pria itu berkata dengan wajah tidak senang.

Tunangan?

Suami?

Tiano Lin melihat barisan mobil mewah di hadapannya, juga nada bicara pria botak, dia akhirnya teringat dimana pernah mendengar suara orang itu.

Di malam hari setengah bulan yang lalu, orang yang mabuk dan menghancurkan mobil itu, juga yang memaksa Kathie Jiang balapan di Maple Mountain, adalah pria yang memanggil dirinya sebagai tunangan Kathie Jiang itu.

Anting-anting pria botak itu bercahaya di bawah sinar matahari, ekspresi wajah pria itu juga sangat sombong.

Tiano Lin merasa pria itu bukan hanya datang untuk memperhatikan Kathie Jiang, malah ada perasaan seperti hakim yang menanyakan kesalahan tersangka.

"Apa sudah selesai?" tanya Kathie Jiang.

"Ah, sudah selesai bicara, apa kamu tidak berencana memberi satu penjelasan padaku?" pria botak memaksa bertanya.

"Apa kamu masih ingat janji sebelum balapan mobil? Kalau kamu menang, aku menjadi milikmu. Tapi kamu kalah, jadi pertunangan juga tidak jadi, kamu juga jangan menggangguku lagi. Ini baru beberapa hari, apa kamu sudah lupa semua?"

Meskipun di Maple Mountain hari itu, Angelia Liu yang membantunya memenangkan lomba.

Tapi pria ini tidak tahu, juga termasuk Kathie Jiang yang memenangkan lomba itu.

"Haha, tentu saja aku ingat. Hanya saja, lomba itu, hanyalah perjanjian di antara kita berdua. Apa kamu merasa ayah dan ibuku akan mengajukan pembatalan pertunangan dengan keluargaku? Ini sudah hal yang pasti, kamu jangan menolak lagi."

"Selain itu, hari ini aku juga menyiapkan satu kejutan untukmu."

Setelah itu, Levin Yi menjetikkan jari.

Beberapa supir Maserati segera berlari ke belakang bagasi, lalu membuka bagasi.

Bunga mawar yang memenuhi lima bagasi, muncul begitu saja dalam pandangan Kathie Jiang.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu