The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 18 Pesta Ulang Tahun

Keduanya datang ke pintu clubhouse, lalu Yulius Zhang memandang Tiano Lin dengan tidak tenang.

"Saudaraku, jika ada masalah, telepon aku, aku akan menunggumu di depan pintu."

Tiano Lin tersenyum dan tidak berkata apa-apa, dia diam saja.

Setelah masuk, Tiano Lin tertarik dengan klub mewah yang ada di hadapannya.

Gaya dekorasi yang mewah, dengan para pelayan wanita cantik-cantik yang menyambut mereka di pintu, dengan memakai seragam, dan mengenakan stockir berawarna kulit yang sangat menarik perhatian orang.

Tiano Lin naik ke lift, lalu datang ke ruangan di lantai tiga, dia masuk ke ruangan itu.

Ruangan itu sudah dipenuhi oleh orang-orang.

Tokoh utamanya adalah Celine dan Marvel, mereka berdua tampak berpenampilan dengan maksimal.

Beberapa orang yang duduk di sekitar situ, masih lebih familiar dengan Tiano Lin.

Mereka adalah orang-orang generasi kedua yang kaya di sekolah. Dan yang lainnya, walau pun Tiano Lin tidak mengenalnya, tetapi dilihat dari cara berdandan, seharusnya mereka orang kaya.

Pesta untuk generasi kedua yang kaya semacam ini membuat Tiano bahwa tidak ada tempat baginya untuk berada di sini.

"Ah, kamu datang."

Celine dan Marvel, dua orang itu duduk bersama-sama.

“Celine, ini mantan pacarmu?” Seorang wanita yang berambut warna abu-abu yang panjang dengan memakai gaun abu-abu memandang Tiano Lin dengan tatapan mengejek.

"Sudah putus, sekarang menjadi teman biasa, hari aku berulang tahun, jadi menyuruhnya untuk data dan duduk santai, kalian tidak usah berpikir banyak.” Kata Celine.

"Dia mantan pacar, hari ini bahkan tidak membawa hadiah ulang tahun? Lagipula, mereka pernah saling jatuh cinta, mari kita lihat seperti apa sikap mantan pacar nya ini terhadap Celine."

Saat wanita berkata demikian sehingga mengalihkan seluruh pandangan orang-orang ke Tiano Lin.

Tiano Lin baru menyadari bahwa di atas meja tidak ada sayuran, di atasnya tersusun banyak hadiah.

Orang-orang di berada di sini semuanya adalah orang kaya, dan barang-barang yang ada di atas meja, semuanya adalah merek-merek terkenal, tidak peduli apakah itu kosmetik atau tas, semuanya lebih dari 4 juta rupiah.

"Aku datang terburu-buru, tidak menyiapkan apa pun, aku hanya membawa sebuah gelas.."

Tiano Lin mengambil gelas kaca dan meletakkannya di tengah-tengah hadiah.

"Tidak mungkin, hanya hal barang jelek begitu?"

Seorang gadis dengan rambut warna kuning yang duduk di sebelah Celine, tidak bisa menahan tawanya.

"Hei bocah, kamu memberikan gelas kepada Celine, apakah berencana mengingatkannya untuk lebih banyak minum air panas?"

"Benar-benar, memberi hadiah juga harus menggunakan perasaan, benda yang harganya hanya sekitar 20 ribu ini juga dibeli. Celine, bagaimana kamu bisa berpacaran dengan orang seperti ini?"

"Benr-benar pria lempeng, bisa diprediksi bahwa saat Celine bersamanya, dia lebih banyak menderita."

Setiap kata yang diucapkan oleh orang-orang di sekitar nya itu memasuki hati Tiano Lin seperti jarum.

Gelas ini bukan hanya barang biasa, tetapi saat dia membeli mobil, manajer sales itu yang memberikan gelas itu kepadanya.

Jika dilihat dari luar memang sama seperti gelas pada umumnya, tetapi di sekitar gelas kaca itu, sebenarnya terbuat dari serpihan perak.

Dan di dasar gelas itu tercetak Logo Mercedes dengan lapisan emas.

Tetapi Tiano Lin tidak ingin memperlihatkannya agar terlihat mewah, jadi dia asal saja memasukan gelas itu ke dalam sebuah kotak.

Kotak dengan harga murah, membuat gelas itu seperti gelas murahan biasa.

"Tiano Lin, aku dengan baik hati menyuruh kamu datang untuk merayakan ulang tahun ku, lalu apakah kamu ingin menghinaku di depan banyak orang?"

Celine memandangnya dengan wajah kecewa.

"Jangan terburu-buru, kita masih belum melihat merek gelas ini, mungkin nilainya sampai dua ratus ribu!"

Gadis yang memakai baju pesta itu berdiri, lalu mengambil gelas pemberian Tiano Lin.

"Mati sudah, aku bahkan belum pernah melihat merek ini, bisa ditebak jika ini hanya imitasi, mungkin hanya berapa puluh ribu rupiah? Haha!"

"Di keluarga ku juga ada gelas seperti ini, dibeli di supermarket, ibuku menganggapnya bahwa kualitas gelas itu buruk, jadi menggunakannya untuk menaruh makanan anjing."

Kalimatnya itu mengundang tawa.

Mereka semua adalah orang kaya, dan hadiah yang mereka berikan, harganya pasti tidak murah, sehingga mereka merendahkan Tiano Lin.

"Berikan gelas itu ke sini."

Celine mengulurkan tangan untuk mengambil gelas itu dari gadis bergaun itu.

Lalu melihat bahwa tangannya melepaskan gelas itu, lalu terdengar suara, “Prangg”, gelas itu terjatuh ke lantai, dan pecah berkeping-keping.

"Tidak apa-apa, bersiaplah untuk makan, biarkan pelayan datang untuk membuang sampah itu."

Celine kembali ke tempat duduknya, bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Saat mengatakan sampah, sadar atau tidak sadar, Celine memandang Tiano Lin.

Marvel mencibir : ‘Kita makan dulu, lalu aka nada pesta air di lantai atas, setelah makan, kita akan bersenang-senang."

"Tuan Muda Liu, yang kamu katakan itu bukankah taman taman air yang paling terkenal di sini?"

Tanya gadis berrambut kuning.

“Benar, yang itu.” Marvel menjawab dengan bangga.

"Wow, bagus sekali, aku dengar ada begitu banyak pria dan wanita tampan di sana, tidak tahu apakah aku bisa bertemu seseorang yang cocok."

"Namun, dengar-dengar mendengar bahwa biaya di sana memakan 20 juta rupiah, jika pergi ke sana harus mengeluarkan banyak uang. Tuan Muda Liu sangat kaya, jadi kami bisa menikmati perawatan ini."

"Terima kasih kepada Celine karena bersama dengan Tuan Muda Liu, tidak seperti mantannya yang memberikan gelas, bisa diprediksi bahwa dia juga tidak akan bisa mentraktir makan bbq di warung makan."

Beberapa orang menatap Tiano Lin lagi.

"Maaf, aku lupa bahwa kamu belum pergi, tetapi tidak ada kursi lagi di sini, kalau tidak kamu bisa berdiri, lalu ambil saja dua suapan, agar kamu tidak kelaparan.”

Marvel menghampiri Tiano Lin, menepuk pundaknya.

"Tidak apa-apa, aku punya bangku, tapi agak pendek, apabila kamu tidak suka berdiri, berlutut saja."

Di kerumunan orang itu, hampir tidak ada yang menganggap Tiano Lin sebagai tamu.

Di mata mereka, Tiano Lin adalah candaan.

Saat melihat Celine, hati Tiano Lin menjadi semakin dingin.

Takutnya sama seperti seekor anjing, waktu sudah berlalu tetapi tetap saja ada perasaan.

Tetapi Celine, kamu benar-benar tidak ada perasaan lagi untuk ku?

Memanggil aku ke sini, hanya untuk mempermalukan aku di depan banyak orang?

Mata Tiano Lin sedikit sembab, dia menahan kekesalan di hatinya dan memaksakan diri untuk tersenyum.

“Maaf, aku ada urusan, pergi dulu.”

Tidak ada yang peduli, jadi Tiano Lin membalikkan badan dan ingin pergi.

“Tunggu sebentar!”

Tiba-tiba Celine berteriak menghentikan Tiano Lin yang sudah membuka pintu.

"Tiano Lin, ku beritahu kamu, bahwa nantinya kamu jangan bilang ke orang lain bahwa kamu adalah pacarku, aku juga tidak ingin bertemu dengan mu di sekolah, dan sekarang tidak ada lagi hubungan di antara kita, aku berharap kamu bisa mengerti.”

Kata-katanya itu sangat menyakiti hati Tiano Lin seperti pisau yang menyayat hatinya, sangat menyakitkan.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu