The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 188
Duduk di mobil.
Kathie Jiang mengeluarkan tisu dan menyerahkannya kepada Tiano Lin.
“Tidak perlu,” Tiano Lin menggelengkan kepalanya. Dia hanya berada dalam kesedihan dan kemarahan untuk sesaat, memikirkan beberapa peristiwa masa lalu yang tidak ingin dia ingat.
"Ya," Kathie Jiang mengangguk, tanpa bertanya apa-apa, duduk di sebelahnya dengan diam.
Tiga Rolls-Royce Phantom berjalan di jalan bandara, satu untuk Tiano Lin dan Kathie Jiang, satu untuk Paul Lin dan istrinya, dan satu untuk pembantu rumah tangga pengikut villa no.2.
Beberapa orang duduk terpisah begitu, terutama karena mempertimbangkan suasana hati Paul Lin dan istrinya yang rumit saat ini.
Paul Lin mampu mengambil inisiatif untuk memutuskan hubungan dengan Lindiani Lin, ini benar-benar mengejutkan Tiano Lin.
Bagaimana pun juga, dalam benaknya, tidak ada yang lebih penting daripada keluarganya.
Tetapi dengan cara yang sama, ketika Paul Lin dan istrinya pergi ke Nandu kali ini, mereka memang patah hati karena keluarga Lindiani Lin.
Terutama ketika mereka mendengar bahwa Tiano Lin pergi ke rumah Lindiani Lin untuk pertama kalinya dalam empat tahun, bahkan tidak membiarkan dia minum air liurnya sendiri. Saat itu Paul Lin dalam hatinya, hampir tidak ada adik perempuan seperti itu lagi.
Bagaimana pun dekatnya adik perempuan, bagaimana mungkin lebih dekat dibandingkan anak sendiri?
Ketika mereka tiba di bandara, Tiano Lin dan Kathie Jiang menemani kedua orang tua itu makan, setelah mereka diantar naik ke pesawat, lalu berbalik dan pergi.
Pada saat yang sama, Kathie Jiang menerima telepon dari petugas keamanan di Villa no.2. Ayah dan putri Anthony Wu masih diam di villa saat ini, berteriak bahwa keluarga Tiano Lin sekarang harus segera kembali, mereka punya sesuatu untuk dikatakan.
Tiano Lin tertawa setelah mendengarnya.
Dia bisa menebak apa yang akan dikatakan ayah dan anak itu.
Tetapi kembali?
Tidak mungkin.
"Katakan pada orang-orang di dalam bahwa sehari makan tiga kali sudah disediakan untuk mereka. Mereka ingin makan di sana, ya makan di sana, dan tidur di sana jika mereka ingin tidur. Lagi pula mereka kan ingin lihat, biarkan mereka melihatnya sampai puas." Tiano Lin berkata sambil tersenyum.
Kathie Jiang mengangguk dan mengikuti instruksinya.
Ketika Tiano Lin dikirim ke vila di Emerald Valley, Kathie Jiang pun berkendara pergi.
Dia harus pergi ke perusahaan untuk menangani beberapa hal sore hari ini, agar tidak terganggu ketika pergi ke Kota Hainan.
Mandi, ganti baju, tidur.
Berbaring di tempat tidur, Tiano Lin merasa sangat lelah. Setelah melihat lingkaran teman-teman sebentar, ia pun tertidur lelap.
Jam enam sore.
Sisca Cheng, mengenakan gaun biru tua, muncul di pintu masuk villa Tiano Lin.
Dia tidak membawa makanan kali ini, malah mengendarai Ferrari 911 merah, menatap bel pintu dengan ragu-ragu.
"Aku tidak tahu apa yang dipikirkan lelaki tua itu, hal semacam ini, bisa-bisanya membiarkan aku membawa Tiano Lin bersama, ini terlalu buru-buru?"
Ketika sedang ragu-ragu, didengarnya suara kunci pintu "klik" dan pintu pun terbuka, menunjukkan wajah Tiano Lin yang bingung.
"Aada urusan?"
Melihat Sisca Cheng dengan pakaian bagus di depan pintu rumahnya, Tiano Lin bertanya dengan bingung.
"Eh, apa kamu mau keluar rumah?"
Meskipun Tiano Lin masih mengenakan piyama, Sisca Cheng tidak bisa tidak bertanya.
Tiano Lin tidak berbicara. Dia menunjuk ke arah Ferrari 911 di belakangnya yang mesinnya masih menderu, dan berkata dengan marah, "Suara itu terlalu keras, aku dibangunkan oleh kamu."
Sisca Cheng baru tersadar dan buru-buru mengeluarkan kunci mobil untuk mematikan mesin, dan kemudian meminta maaf sambil berkata, "Maaf, itu kelalaian aku. Aku sudah mengganggu tidurmu."
“Tidak apa, ada apa mencariku?” Tiano Lin bertanya.
“Hm, apakah kamu ada waktu malam ini?” Sisca Cheng bertanya dengan ragu, mengerutkan bibirnya.
"Ada apa? Aku akan pergi jauh besok, mungkin tidak keluar malam ini," kata Tiano Lin.
"Oh begitu..."
Melihat ekspresi kecewa di wajah Sisca Cheng, Tiano Lin bertanya dengan rasa ingin tahu: "Jika kamu ada urusan ngomong saja dulu. Jika itu sangat mendesak, itu tidak masalah."
"Malam ini ibuku merayakan ulang tahunnya, ayahku memintaku datang mengundangmu untuk makan malam ..."
"..."
Ibumu ulang tahun dan memintaku pergi?
Kita belum seakrab itu kali?
Namun, orangnya sudah mengenakan baju bagus dan datang mengundang langsung ke depan pintu rumahnya, Tiano Lin berpikir sejenak lalu berkata, "Selamat ulang tahun Bibi. Malam nanti aku masih harus mempersiapkan barang yang mau dibawa, jadi aku tidak pergi, terima kasih."
Sambil berkata, Tiano Lin pun hendak berbalik dan kembali tidur.
“Tunggu sebentar!” Suara Sisca Cheng tiba-tiba menjadi dingin, berkata, “Kamu yakin tidak akan pergi?”
"Tidak pergi ..." Tiano Lin menoleh dengan bingung.
Tetapi ketika dia melihat perempuan hebat sedingin es ini di depannya, yang sedang menatapnya dengan ekspresi cemberut pada saat ini, dia segera mengambil langkah mundur tanpa sadar.
"Ini hanya acara makan, apakah kamu yakin tidak pergi?"
Sisca Cheng benar-benar marah.
Sebagai putri dari Davin Cheng, pria terkaya di Kota Nandu, dewi pujaan teratas di kota Nandu dengan kekayaan dan kecantikannya, tuan muda yang mengejarnya banyaknya sampai bisa berbaris mengelilingi pinggiran kota Nandu berapa kali, setiap hari ingin mengundangnya makan, bahkan bertemu dengan pria kaya dan berbakat yang tak terhitung jumlahnya, sedangkan pria di depannya ini, dirinya sudah dandan cantik, dan berkendara sendiri pergi ke pintu rumahnya secara pribadi untuk mengundangnya merayakan ulang tahun ibunya. Dia bisa-bisanya mengatakan tidak?
Ini membuat dewi pujaan sedingin es ini, yang mempunyai kebanggaan dari dalam, benar-benar tidak bisa menerimanya.
“Hanya makan saja?” Tiano Lin ragu-ragu.
“Ya, hanya makan saja, kamu ingin melakukan sesuatu yang lain, aku juga tidak mood,” kata Sisca Cheng dengan suara dingin.
"Baiklah, kamu tunggu aku, aku pergi untuk ganti baju."
Davin Cheng adalah pria terkaya di Kota Nandu, jika dia terus menolak bahkan untuk situasi ini sekarang, maka itu benar-benar hanya mempermalukan orang.
Setelah berganti pakaian, Tiano Lin duduk di kursi penumpang 911.
"Kenapa kamu tidak bawa aku ke mal terdekat, aku bisa membeli hadiah untuk Bibi?"
Melihat dinginnya wajah Sisca Cheng belum hilang, Tiano Lin bertanya ragu-ragu.
"Tidak perlu, hadiahnya sudad disiapkan untuk kamu."
Sambil berkata, Sisca Cheng mengulurkan tangan dan mengambil tas merah dari tempat duduk belakang dan menyerahkannya kepada Tiano Lin.
"Gelang giok?"
Tiano Lin membuka tas itu. Di dalamnya ada kotak cendana merah dengan tulisan "Jade Nasional". Setelah membuka kotak itu, sebuah gelang giok jernih dan bening muncul di depan mata.
Meskipun Tiano Lin tidak tahu apa-apa tentang perhiasan giok, dia masih bisa melihat bahwa benda ini sangat berharga.
“Sangat mahal ya?” Tiano Lin bertanya tanpa sadar.
"Itu tidak mahal, tiga juta yuan lebih, kamu pasang sabuk pengamannya, aku akan mengemudi."
Sisca Cheng sudah pulih ke tampilan ketika Tiano Lin pertama kali bertemu dengannya, cantik dan dingin seperti tidak bisa didekati.
Namun, Tiano Lin juga pergi dengan sikap mampu menanganinya, jadi dia pun merasa nyaman, duduk di sebelahnya sambil diam-diam melihat teleponnya.
Jam 7 malam.
Baihua Building.
Lampu-lampu yang menyilaukan, Baihua Building yang bagaikan glasir berwarna menembus langit, salah satu tempat konsumen teratas di kota Nandu. Pada saat ini, mobil-mobil mewah dan wanita-wanita cantik berkumpul, dan bahkan udara di sekitarnya pun dipenuhi dengan hawa alkohol dan hormon.
Hari ini adalah ulang tahun ke 50 Desica Hong, istri Davin Cheng pria terkaya di Kota Nandu.
Semua orang kelas atas di Nandu datang ke sini setelah mendengar berita itu, membawa hadiah untuk merayakan ulang tahun istri pria terkaya.
Yang datang ke sini untuk berbincang dan tertawa adalah orang kaya semua, tidak ada pecundang.
Tentu saja, untuk merayakan ulang tahun Desica Hong, Baihua Building juga membuat pengecualian untuk menghadirkan light show berskala besar pada jam 8 malam ini, dan akan memproyeksikan "Selamat Ulang Tahun Miss Desica Hong" di dinding luar setinggi ratusan meter, bertahan selama lima menit.
Untuk alasan ini, banyak pria dan wanita kota Nandu juga telah berkumpul di sini sebelumnya. Satu demi satu, mobil pribadi mengelilingi dalam beberapa ratus meter dari Baihua Building sebagai pusatnya dan membuatnya macet. Bahkan polisi lalu lintas kota Nandu harus mengerahkan kekuasaan polisi, mulai membatasi arus di daerah yang luas dan menutup jalan di area yang kecil.
Di pintu masuk Baihua Building.
Udara berfluktuasi seperti gelombang pasang surut.
"Mengapa ada begitu banyak orang di sini? Bukankah ini hari ulang tahun Desica Hong? Orang-orang dari luar ikut datang meramaikan apa, benar-benar, panasnya membuat riasan wajahku hampir hilang."
Di antara kerumunan, Cindy Lin yang mengenakan gaun biru dan riasan smoky, berkata dengan wajah meremehkan.
"Yah, mereka datang untuk melihat light show. Rakyat-rakyat kecil ini, kegiatan yang sedikit besar juga datang untuk ikut bergabung dalam kegembiraan. Apa yang bagus dari light show? Benar-benar tidak ada harapan. Membuat kita jadi menderita di sini." Alicia Qiu, yang mengenakan gaun malam warna putih, ikut mengeluh juga di sampingnya.
Namun, melihat mobil-mobil mewah yang terhubung satu sama lain, dan para tuan muda yang berdiri di samping mobil, dengan jas di badan, dan bisnis yang bagus, dia tidak bisa menahan diri untuk berkata: "Namun, jika tidak ada para perempuan biasa dari luar itu, bagaimana para tuan muda itu bisa memperhatikan kita. "
Cindy Lin melihat ke sekeliling kepada gadis-gadis yang dihentikan oleh penjaga keamanan, lalu ikut tersenyum penuh kemenangan: "Ya, barang kaya gitu, harusnya pergi bercermin, berani berlari ke sini untuk berebut lelaki dengan kita-kita, benar-benar sudah bosan hidup. "
“Tapi, kamu hari ini ke sini, apakah kamu tidak takut kalau CEO dan Kak Michael tahu?” Alicia Qiu tiba-tiba menurunkan nada suaranya dan bertanya.
Alicia Qiu tahu bahwa Cindy Lin saat ini kakinya berpijak pada dua kapal, sambil menggantung Wakil CEO Perusahaan Rong Ye, lalu dibalik itu juga mempunyai hubungan yang tidak jelas dengan Michael Guo.
Novel Terkait
Sederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaDiamond Lover
LenaHei Gadis jangan Lari
SandrakoCinta Yang Tak Biasa
WennieYou're My Savior
Shella NaviUntouchable Love
Devil BuddyEverything i know about love
Shinta CharityThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200