The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 90 Aku akan menemanimu

Kemarin Malam.

Celine yang memanggil dirinya "Kak Semut" berusaha keras merayunya.

Bahkan dia menawarkan dirinya untuk minum bersama, lalu berkata dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat dibayangkan.

Tiano yang dahulu berlaku seakan tubuhnya seperti gunung, murni terhadap Celine, sebenarnya adalah alat perdagangan untuk manusia.

Saat ini, tidak bisakah penghasilan bulanan puluhan ribu siaran langsung itu memuaskan hatinya?

Berapa banyak uang yang dibutuhkan Celine untuk menyenangkan hatinya.

Tiano mematikan telepon yang masuk itu dan getarannya menghilang seketika.

"Ada apa? Apa kamu ingin aku pergi?" Kathie berkata dengan senang hati.

"Tidak perlu, itu hanya penjual asuransi, aku terlalu malas untuk menerimanya."

Tiano berbohong, meskipun dia tahu bahwa dia tidak bisa menipu Kathie. Nama penelepon itu juga tampak di layar ponselnya.

Segera, dia berkata: "Karena tidak ada yang dilakukan pada siang ini, aku akan pergi ke mal untuk melihat apakah ada hadiah yang cocok untuk orang tuaku. Hari ini adalah pertemuan formal antara kedua keluarga. Hal ini benar-benar tidak baik jika hanya memberi mereka sekantung kacang."

"Yah, apakah kamu ingin aku menemanimu?" Tanya Kathie.

"Baiklah."

Awalnya Tiano ingin menolak.

Tapi dia tidak bisa mengemudi, jadi dia harus meminta Kathie untuk memberinya tumpangan.

Ketika membahas mobil, Tiano pun teringat akan Yulius.

Dalam dua hari terakhir, Yulius mengiriminya beberapa pesan singkat, mengatakan bahwa sekolah mengemudinya mendesaknya untuk bekerja dan ingin mengembalikan mobil kepada Tiano sesegera mungkin. Jika selalu parkir di gerbang sekolah bukanlah hal yang baik.

Tiano meminta Yulius untuk tetap tinggal selama dua hari, dia belum memutuskan siapa supir barunya.

Tidak pantas membuat Yulius seakan miliknya dirinya sendiri sebelum dia bekerja.

Tiano yang menunggu sebentar di pintu vila, mendengar suara klakson.

Kathie yang mengendarai mobil Maserati yang berwarna merah satin perlahan-lahan mendekat. Di dalamnya terdapat wanita cantik yang memliki wajah layaknya peri, alis dan mata yang begitu indah, hidung mancung dengan bibir merah, pipi putih yang kemerahan, rambut panjang yang turun dari leher hingga bahu, lengan ramping, bahu bundar...

Sisanya tidak terlihat, karena tertutup pintu mobil, sehingga tidak dapat dengan jelas melihatnya.

Merah satin, awalnya adalah warna keanggunan yang sangat retro, memiliki makna mewah, mulia, dan hangat.

Kathie adalah wanita seutuhnya. Dia tampak dewasa karena temperamennya yang menawan, sehingga tampak harmonis dengan warna mobilnya.

Namun, matanya tampak dingin ketika tidak melihat Tiano...

"Naiklah ke mobil, Tuan Muda." Kathie berkata sambil tersenyum. Mobil Maserati itu berhenti di samping Tiano.

Perubahan mata Kathie membuat Tiano merasa seakkan dia memilikinya, hal ini sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata.

"Yah, Kathie sangat dingin di depan orang lain, dia hanya berlaku lembut padaku."

Tiano membuka pintu, lalu duduk di depan, di sebelah Kathie.

Tiano baru sadar bahwa Kathie mengganti sepasang sandal di kakinya. Hak tinggi hitam dengan tumit ramping dikesampingkan, mungkin karena ingin mengemudi dengan nyaman.

Hak tinggi?

Tiano merasa sedikit canggung, kemudian dia ingat bahwa dirinya masih berhutang pada Kathie sepasang sepatu hak tinggi.

Karena dia berbelanja hari ini, maka dia dapat sekalian membelikannya.

Ketika Tiano menutup pintu, Kathie kembali menyalakan mobil lagi.

Terlepas dari kalimat "Masulah ke mobil", tidak ada yang dibicarakan kedua orang itu.

Kathie memang memiliki sifat yang dingin. Selain pekerjaannya, dia jarang mengambil inisiatif untuk berbicara dengan Tiano. Saat ini, begitu melihat Tiano yang sedang menatap sepasang hak tinggi nya, entah kenapa, jantungnya berdebar-debar, perasaanya tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Tiano sedang berpikir Kathie sering memakai sepatu hak tinggi yang berbeda setiap kali dia keluar. Sepatu hak tinggi seperti apa yang harus dia belikan?

"Apakah Tuan Muda senang jika wanita mengenakan hak tinggi?" Kathie tiba-tiba membuka mulutnya. Dia benar-benar tidak tahan dengan tatapan Tiano.

Dengan tenang menatapnya, juga melihat hak tingginya, tidak bermaksud untuk berpikir cabul. Tapi dia sungguh lama menatapnya, tampaknya menghargai karya seni dengan beberapa pemikiran di matanya.

Setelah mengendarai mobil selama lebih dari setengah jam, Tiano memandangnya lebih dari setengah jam tanpa istirahat.

"Tidak juga ..." Tiano menggelengkan kepalanya dengan malu-malu. Siapa pun yang ditanya seperti ini pasti akan merasa sedikit malu, "sedikit ..."

"Hadiah apa yang ingin Tuan Muda beli untuk CEO He dan istrinya?" Tanya Kathie.

"Hmm, mereka biasanya suka melakukan apa?" Tanya Tiano.

"CEO He biasanya suka bermain catur, sedangkan Nyonya He suka minum teh dan bermain kartu. Mereka jarang melakukan hal lain..."

"Oh seperti itu."

Tiano mengerutkan kening. Jika Harris suka bermain catur, maka dia bisa membelikannya satu set catur, dan Harris pun juga dapat memainkannya. Di masa depan, dia dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengharmonisasikan hubungan antara ayah dan anak, ini sungguh mudah untuk dilakukan.

Rossy suka minum teh sambil bermain kartu?

Tentu tidak akan memberinya setumpuk kartu, bukan?

Namun, jika ada satu set teh yang cocok untuknya, itu juga dapat dipertimbangkan.

Tiano berpikir tentang hal itu ketika dia mendengar Kathie berkata: "Namun, aku pikir Tuan Muda harus membeli baju. Sepertinya kamu sudah lama menggunakan baju yang kamu kenakan sekarang. Sudah waktunya untuk membeli yang baru... "

Meskipun Kathie benar-benar tidak ingin mengatakan hal ini, tetapi jika Tiano ingin menonjolkan diri, maka tentu harus mengganti pakaiannya...

Sebenarnya, Tiano ingin mengatakan bahwa Rossy dan Vivian telah membelikanya ratusan ribu pakaian untuk dirinya, tetapi mereka tidak dapat segera menggantinya setelah pergi ke Rumah Keluarga He malam ini. Jadi dia hanya dapat mengangguk: "Aku suka pakaian polos yang elegan. Jika ada yang cocok, beli satu dulu untuk pakai sekarang."

Kathie juga tidak tahu apa maksud dari model polos elegan yang di maksud Tiano. Dia memarkir mobil di depan pintu mall terkenal di Nandum yaitu GOGO Mall. Kathie bersiap akan mengantar Tiano untuk mencari pakaian di satu toko dan toko lainnya.

Hari ini adalah akhir pekan dan perayaan hari jadi pusat perbelanjaan itu. Sehingga pintu masuk pusat perbelanjaan itu penuh dengan orang yang sangat banyak.

"Ikuti aku. Jangan sampai hilang." Kathie berkata di sebelah Tiano.

"Aku sedang memikirkannya, kenapa kamu tidak menggandeng tanganku saja?" Tiano berkata sambil tersenyum.

Kathie mengangkat tangannya, tetapi di dalam pandangannya muncul kesepian.

"Yah, ayo jalan. Aku sudah melihatmu."

Kathie menghela nafas, memimpin jalan lurus ke depan.

"Aku tahu kamu tidak akan mau." Tiano mengangkat bahu tak berdaya. Terlalu stres untuk bersama wanita ini. Kathie bersedia, tetapi dia tidak mampu.

Memiliki pengalaman berbelanja dengan Rossy dan Vivian sebelumnya, membuat Tiano tidak merasa lelah sekarang.

Tapi mal ini terlalu besar.

Jika bukan karena Kathie memimpin jalan dan berhenti untuk menunggunya dari waktu ke waktu, maka Tiano akan tersesat dalam keramaian ini.

"Di depan."

Kathie berkata sanbil menunjuk ke depan sebuah toko dengan dekorasi yang antik.

"Garment Store?" Tiano mengangguk, "Masuk dan lihatlah."

Pakaian siap pakai umumnya lebih mahal daripada pakaian di konter. Terutama di pusat perbelanjaan semacam ini, Tiano telah melihat harga barang disini, seakan sama seperti mencuri uang.

Melihat seorang pengunjung datang ke pintu, pelayan cantik dengan cheongsam ungu datang.

"Silakan duduk." Ketika gadis itu berbicara, pelayan lain membawa teh.

"Bantu Tuan ini untuk memilih pakaian yang cocok. Gayanya harus sederhana dan elegan, dan bahannya harus bagus."

Kathie segera menunjukkan postur layaknya asisten rumah tangga, dia mulai memilih pakaian untuk Tiano.

"Permisi, model seperti apa yang Tuan inginkan? Model-model pakaian di toko kami sangat sesuai dengan Tuan, dan gayanya modis sangat cocok untuk dipakai anak muda."

Pelayan wanita dari toko itu mengeluarkan pakaian polos berwarna abu-abu, lalu memperlihatkannya kepada Kathie.

"Terlalu polos." Kathie melirikanya sambil berkata.

"Oh, tentu saja ..." Pelayan toko itu menyanjung tersenyum, kemudian mengambil jaket hitam dari rak dan menunjukkannya kepada Kathie,"Yang ini harum dengan buah persik dan prem. Ini juga laris manis ..."

"Terlalu tua."

"Coba lihat yang ini, ini gaya Dinasti Tang yang indah, terutama anak muda menyukainya ..."

"Terlalu mencolok."

“……”

Jika bukan karena pekerjaannya, pelayan itu tidak akan segan-segan untuk melawannya!

Tapi Tiano hanya duduk di kursi dengan wajah tampak sangat nyaman.

Dia sepenuhnya percaya pada penilaian Kathie, yang tentu saja lebih baik daripada pilihannya sendiri.

Terlebih lagi, dengan temperamen seperti itu, wanita itu sangat sungguh-sungguh memilih pakaian untuk dirinya. Jika Tiano tidak memanfaatkan kesempatan ini, maka dia mungkin tidak bisa menunggu di masa depan.

Pada saat itu, pelayan wanita di toko itu tiba-tiba sadar bahwa wanita di depannya itu bukan hanya sempurna dalam gaya dan penampilannya, tetapi juga dalam kepribadiannya. Dia aungguh memiliki pendirian, sama sekali tidak bisa mendengarkan pendapat orang lain.

Jadi dia mengikutinya dengan senyum dan diam.

"Coba yang itu."

Kathie menunjuk ke jaket abu-abu yang tergantung di sudut toko.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu