The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
Saat ini, Hendra Zheng baru saja menutup telepon dari Paman Liu.
Dia tidak memiliki lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan, kenapa Tuan Muda Keluarga He yang disebut Paman Liu bermarga Lin.
Yang dia tahu hanyalah, Tuan Muda Keluarga He selalu menuntut ilmu dalam sekolah yang dia pimpin, tetapi dia sama sekali tidak menyadarinya.
“Tuan Muda Lin terlalu rendah hati deh, entah dari jurusan dan kelas mana, kenapa sudah hampir lulus baru datang mencariku, seharusnya memberitahu lebih awal agar aku bisa melakukan persiapan…..”
Hendra baru saja mengangkat telepon, berencana memberitahu kabar dibatalkannya rapat nanti sore, tidak menyangka Tiano malah tiba sangat cepat.
Dia merapikan leher kemeja, berjalan cepat meninggalkan meja kantor. Tiba di depan pintu, dia menghirup nafas dalam terlebih dahulu, baru membukakan pintu.
Saat ini, Xeria masih sedang mengajari Tiano, agar lebih sopan saat berbicara dengan kepala sekolah, seharusnya menyapa lebih dulu, perkenalkan darimana dirinya berasal, dan lain-lain, begitu baru bisa menciptakan kesan yang baik di mata kepala sekolah.
Tetapi melihat pintu terbuka, mulutnya langsung tertutup rapat.
“Jadi kamu Tiano Lin?” Hendra Zheng tersenyum melihat anak muda yang belum pernah dijumpai sebelumnya.
“Apa kabar Kepala Sekolah Zheng.”
Sebelum Tiano bersuara, Xeria Ling langsung menyapa dengan penuh hormat.
Bagi Xeria, sikap Tiano barusan, baik saat mengetuk pintu, ataupun saat bertemu Kepala Sekolah Zheng tidak segera berinisiatif menyapa, tidaklah terlalu sopan.
Murid menghormati guru adalah sebuah kewajiban, apalagi saat ini mereka datang untuk memohon sesuatu.
“Kamu Xeria Ling kan?”
Melihat Xeria menarik tangan Tiano dengan kuat, Hendra pun bertanya sambil tersenyum.
“Aa, Kepala Sekolah Zheng, ternyata Anda mengenaliku!’
Mata Xeria terbelalak, dia tidak menyangka Hendra yang hanya membagikan penghargaan beasiswa sebanyak 3 kali padanya, bisa mengingat nama lengkapnya dengan utuh, ini sungguh sulit dipercaya.
“Hehe, akulah yang membagikan tiga kali beasiswa tingkat nasional yang kamu raih, kamu adalah mahasiswa teladan di Universitas Nanda, saat acara perpisahan nanti, aku juga yang akan memberikan langsung piagam penghargaan milikmu, kamu harus merahasiakan ini, jangan bercerita pada siapapun ya.”
Hendra Zheng berusia sekitar 50 tahun, dewasa dan cerdas dalam bekerja, bisa menjadi pimpinan dalam sekolah sangatlah tidak mudah.
Setelah itu, Hendra Zheng pun mengajak mereka masuk ke dalam ruangan, serta menuangkan teh untuk mereka.
“Ada apa kalian berdua datang mencariku hari ini?” Hendra Zheng duduk di hadapan Tiano, mencoba bertanya.
“Jadi begini….”
Takut Tiano akan berbicara sembarang, Xeria segera mendahuluinya, menyampaikan semua kata-kata yang telah disiapkan sepanjang perjalanan.
Hanya saja, dia terlalu tegang.
Meski Xeria sudah berbicara hingga mulut berbusa-busa, Hendra Zheng masih saja mengerutkan kening merasa kebingungan, lalu melihat Tiano seolah sedang meminta bantuan.
“Aku dikeluarkan dari sekolah.” Tiano berkata.
“Pfftt!!”
Teh yang baru akan ditelan Hendra Zheng langsung tersembur keluar.
Tuan Muda Lin dikeluarkan?
Orang sial mana yang sudah bosan hidup hingga melakukan ini?
5 menit yang lalu aku baru saja mendapat kabar Tuan Muda Keluarga He menuntut ilmu di sekolah ini, 5 menit setelahnya kalian malah telah mengeluarkannya?
Sialan, apakah kalian tidak berencana menyisakan jalan hidup untuk diri sendiri, atau tidak berencana menyisakan untukku?
Pantas saja selama 4 tahun berlalu, hari ini Tuan Muda baru mencariku tiba-tiba.
Ternyata telah terjadi masalah yang begitu besar.
Hendra Zheng menghirup nafas dalam, berusaha agar tidak terlihat kewalahan dengan masalah yang sedang dihadapi, segera tersenyum pada Xeria sambil berkata: “Eh, Xeria, karena masalah ini berkaitan langsung dengan privasi Tiani, lebih baik kamu keluar sebentar, agar kami bisa bicara empat mata?”
“Berbicara empat mata?”
Xeria merasa bimbang setelah mendengarnya.
Dia tidak mencemaskan Kepala Sekolah Zheng akan menyulitkan seorang mahasiswa, melainkan cemas mahasiswa itu tidak pandai berbicara.
Xeria takut sekali keadaan yang tadinya masih ada ruang untuk diselamatkan, malah kehilangan harapan setelah Tiano berbicara sembarang dan membuat Kepala Sekolah Zheng tidak senang.
“Aku akan mengurusi masalah Tiano dengan serius, tenang saja.” Hendra Zheng menambahkan.
Tiano pun menganggukkan kepala, seolah berkata dia sendiri bisa mengatasinya.
“Kalau begitu, kamu harus berbicara dengan baik pada kepala sekolah, perhatikan nada bicara dan sikapmu, jika benar-benar tidak bisa, panggil saja, aku menunggu di depan pintu.”
Xeria berbisik di telinga Tiano dengan sangat tidak tenang, barulah pergi dengan tidak rela.
Melihat Xeria telah keluar dan pintu ruangan ditutup kembali, Hendra pun meletakkan gelas teh, berdiri dari tempat duduk, berjalan menghampiri Tiano, sedikit membungkukkan badan dan berkata: “Tuan Muda Lin, soal masalah ini, sungguh keteledoranku.”
Kepala sekolah membungkukkan badan meminta maaf pada seorang mahasiswa, jika sampai terlihat oleh orang luar, pasti akan terkejut hingga rahang bawah terjatuh ke lantai.
Hanya saja suasana hati Hendra saat ini, tidak hanya tidak merasakan sedikitpun jatuhnya harga diri, malah merasa sangat bangga dan terhormat.
Dia merasa, setelah dikeluarkan oleh pihak sekolah, Tiano tidak langsung pergi, melainkan datang mencari dirinya, ini jelas-jelas menandakan sebuah kesempatan disisakan untuknya.
Sebuah kesempatan untuk menebus kesalahan.
Berhadapan dengan orang terhormat dari Keluarga He, Hendra merasa dirinya yang hanya seorang kepala sekolah, sungguh terlalu kecil.
“Emm, tidak apa-apa, aku datang untuk memberikan penjelasan, cukup beberapa menit saja, tidak akan mengganggu terlalu lama.”
Keduanya duduk berhadapan, Tiano menceritakan proses kejadian secara garis besar pada Hendra Zheng.
Tanpa berbicara soal rekaman-rekaman itu, dengan identitas Tiano sebagai Tuan Muda Keluarga He, siapa di Kota Nandu yang mampu memeliharanya? Ini sungguh tidak masuk akal.
Apalagi, perempuan itu adalah Kathie Jiang yang sangat terkenal dengan karirnya di Kota Nandu , manajer humas Keluarga He, mendengarnya saja Hendra merasa semua ini tidak masuk akal.
Hanya saja, dia tidak mengekspresikan apapun pada wajah.
Hanya merasa pasti ada dalang di balik semua ini, pasti ada alasan yang tidak diketahui orang-orang, ada keharusan untuk menyelidiki hingga jelas dulu, baru memberikan jawaban memuaskan untuk Tuan Muda.
Hendra melihat sekilas struktur organisasi universitas yang tertempel di dinding, lalu berkata pada Tiano: “Soal keputusan pengeluaran mahasiswa dari universitas, selain laporan dari pihak jurusan ke kantor pusat, kantor pusat juga harus memanggil wakil kepala sekolah yang setiap harinya bertanggung jawab atas segala hal dalam kampus untuk menandatanganinya, setelah itu baru diumumkan, dengan adanya ketiga orang itu, memang tidak ada keharusan untuk lapor padaku.”
“Kelihatannya aku sungguh telah bersalah pada orang penting.” Tiano berkata sambil tersenyum pahit.
“Benar.” Karena hubungan dengan Keluarga He, Hendra Zheng sama sekali tidak lagi merasa ragu, lanjut berkata: “Rencana dibedakan menjadi rencana terang dan rencana gelap, aku tidak takut orang lain menggunakan rencana gelap, karena dengan begitu, kita hanya cukup mengungkap dan membongkarnya.”
“Tetapi, kini yang orang lain gunakan adalah rencana terang, sekarang juga aku bisa mengembalikan hak Tuan Muda untuk lanjut mengikuti pelajaran disini, tetapi begitu video dan foto-foto ini tersebar keluar, maka pasti akan memberi pengaruh besar pada nama baik Tuan Muda, inilah masalah yang paling dipusingkan saat ini.”
Di mata Hendra Zheng, Tiano Lin sama sekali tidak perduli dengan sertifikat universitas yang biasa-biasa saja itu.
Dengan kemampuan yang dimiliki Keluarga He, sertifikat sebagus apapun hanya sekedar selembar kertas biasa, sama seperti Kathie Jiang yang merupakan seorang profesor dari universitas ternama internasional, saat pulang tetap saja bekerja untuk Keluarga He, dan orang-orang seperti dia sudah sering dijumpai dalam Keluarga He.
Memperjuangkan kembali harga diri Tuan Muda Lin adalah kewajiban terbesar saat ini!
Tetapi, Tiano malah menggeleng dan berkata: “Tidak perlu, kamu tidak perlu mengurusi masalah lain, cukup cabut keputusan soal hukuman itu saja.”
“Tidak perlu mengurusnya?” Hendra Zheng mengerutkan kening, tidak mengerti maksud perkataan Tiano.
“Hm, sebentar lagi akan lulus, waktu aku di sekolah ini pun tidak tersisa banyak, tidak perlu repot-repot.”
Selesai berkata, Tiano menambahkan: “Masalah pribadi akan aku selesaikan sendiri, tidak perlu merepotkan Kepala Sekolah Zheng.”
“Baiklah jika begitu, semua akan dijalankan sesuai keinginan Tuan Muda.” Hendra Zheng berkata dengan hormat.
Saat meninggalkan ruangan, barulah Tiano Lin menyadari laki-laki paruh baya berpakaian jas yang entah sejak kapan sudah menunggu di depan pintu.
Melihat Tiano keluar, laki-laki paruh baya itu pun tersenyum kecil padanya, lalu berjalan ke dalam ruangan.
“Rasanya sedikit familiar?”
Tiano yang sedang berpikir keras tiba-tiba saja ditarik oleh Xeria yang sudah tidak sabar menunggu, segera bertanya: “Apa yang kepala sekolah katakan? Apakah akan melakukan penyelidikan ulang terhadap masalah yang menimpamu ini? Apakah masih ada kesempatan? Kamu tidak berbicara sembarang kan?”
Berhadapan dengan pertanyaan mendesak dari Xeria, Tiano pun menjawab sambil tersenyum: “Hm, Kepala Sekolah Zheng berkata akan memperjuangkan keadilan untukku, dia memintamu untuk tenang.”
“Baguslah jika begitu.”
Xeria menepuk dada sendiri, merasa lega karena tidak mendengar nada bercanda dari perkataan Tiano. Dia pun menarik lengannya sambil berbisik: “Apakah kamu sudah melihat laki-laki tadi?”
Tiano menganggukkan kepala: “Sudah lihat kok, rasanya sedikit familiar ya.”
“Omong kosong, tentu saja familiar, dia adalah pebisnis properti yang tidak ada duanya di Kota Nandu, juga komisaris di dalam kepengurusan universitas kita, namanya Kenny Guo, sering muncul di televisi loh….”
Novel Terkait
Back To You
CC LennyInventing A Millionaire
EdisonPergilah Suamiku
DanisThick Wallet
TessaAku bukan menantu sampah
Stiw boyJalan Kembali Hidupku
Devan HardiSee You Next Time
Cherry BlossomLelaki Greget
Rudy GoldThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200