The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 100 Kartu hitam

“Coba aku lihat kartu apa ini??”

Celine berhasil merebut kartu itu, mulai memerhatikan secara seksama.

“Kartu sampah darimana ini, pasti palsu kan? Bank mana yang mengeluarkan kartu hitam gosong seperti ini, perempuan cantik, aku beritahu kamu, orang miskin ini sama sekali tidak mampu membeli pakaian dalam tokomu, jangan sampai tertipu olehnya!”

Celine mengangkat alis, melambaikan kartu itu sambil berkata dengan keras, seolah takut petugas kasir tidak mendengar jelas.

Petugas kasir pun melihat Tiano dengan sedikit curiga, sejak masuk ke toko, belum 10 menit berlalu, anak laki-laki yang masih berusia muda itu bagai memilih sayur dalam pasar, langsung menarik 6 helai pakaian tanpa melihat label harganya, jangan bilang dia menganggap toko ini sama seperti toko di luar sana yang menjual barang obral?

Tiano melihat Celine dengan sedikit kesal, berkata: “Urusanku tidak perlu aku ikut campur, dan apa salahku padamu? Kenapa kamu selalu menentangku?”

“Aku selalu menentangmu? Aduh, Tiano, kamu terlalu menyombongkan diri deh? Bukankah hanya menjual sedikit tanah, apakah kamu langsung menganggap diri sendiri sebagai keturunan kaya raya? Lagipula tanah sampah di rumah tuamu itu bisa dibangun apa, sekelompok orang desa tinggal disana, bisa menghasilkan apa coba?”

Celine menunjuk wajah Tiano dengan kuku tangannya yang telah diberi warna hitam mengkilap, berkata: “Ada lagi, kemarin kamu telah sangat berani mengatai tasku tas palsu di depan orang banyak, karena kesalahan itu, sekarang kamu harus berlutut sambil minta maaf padaku, jika tidak aku akan mengadu pada Kakak Russell, kamu pun tinggal menunggu ajal!”

Dan saat inilah masuk seorang laki-laki ke dalam toko, dengan tangan sedang menenteng sebuah tas merek Gucci.

“Istriku, sudah selesai pilih belum, Ayah dan Ibuku sudah menunggu lama.”

Tiba di dalam, laki-laki itu langsung memanggil Celine.

Marvel?

Dalam seketika Tiano merasa kebingungan.

Bukankah kemarin Celine baru saja jalan-jalan bersama Russell, makan bersama, masuk hotel bersama, kenapa dalam sekejap malah bersama Marvel Liu?? Kelihatannya juga sudah tiba tahap menemui orang tua masing-masing.

Celine datang bersama Marvel, begitu menyadari dirinya ditinggalkan Russell, dia segera berinisiatif membujuk rayu Marvel, nanti siang juga akan bertemu dan makan bersama orang tua Marvel, maka dari itulah memaksa Marvel membawanya membeli pakaian merek Chanel yang mewah, katanya agar tidak membuat laki-laki itu malu.

Marvel baru saja dari kamar mandi, begitu kembali langsung melihat Tiano disana, ekspresi wajahnya pun tiba-tiba menjadi sinis, “Lagi-lagi anak miskin ini, kenapa, sudah lama ditinggalkan Celine, masih saja tidak menyerah, memberanikan diri datang kemari untuk baikan dengannya?”

Melihat Marvel dan Tiano tiba-tiba bertemu, ekspresi wajah Celine berubah-ubah karena merasa takut, tetapi setelah mendengar perkataan Marvel, dia pun segera memasang wajah ketakutan, menarik lengan Marvel sambil berkata memelas: “Suamiku, lihatlah orang miskin ini, dia mengikutiku sampai disini. Baru saja dia berencana memukulku, katanya jika aku tidak mau balikan dengannya, dia akan mencarimu dan menipumu dengan berkata bahwa selama berpisah jarak denganmu, aku seringkali bermain dengan laki-laki lain. Lihatlah, kenapa ada orang sejijik dia di dunia ini, suamiku, kamu harus melindungiku, jangan biarkan orang ini menindasku.”

Soal hubungan dengan Russell Yan, Celine berencana menjadikannya rahasia dan tidak diberitahu pada siapapun.

Malah tidak menyangka akan ketahuan oleh Tiano kemarin, begitu pula dengan hubungan akrab mereka berdua.

Karena takut Tiano akan membongkar rahasianya di depan Marvel, Celine pun berencana mengadu dan menjelekkannya lebih dulu agar tidak bisa berkata apa-apa lagi.

“Sialan, apakah yang Celine-ku katakan memang benar?” Marvel menunjuk hidung Tiano dengan jari tangan, sembari berteriak memarahinya.

Tiano tidak memerdulikan kata-kata Marvel, segera mengalihkan pandangan ke arah Celine, “Kembalikan kartu itu padaku.”

“Kartu apa?” Celine bertanya sambil mengangkat alis mata.

“Kartu di tanganmu.” Tiano berkata.

“Kartu busuk ini??” Celine melambaikan kartu hitam di tangan, berkata dengan remeh, “Kartu seperti ini saja masih ingin kamu minta kembali? Aku beritahu kamu, tahukah apa yang namanya penipuan? Jika kamu menggunakan uang palsu, petugas kasir masih memiliki hak untuk merobeknya langsung, tetapi kartu busuk yang entah darimana kamu dapatkan ini, entah kamu pungut darimana, sekalipun diberi padaku, tetap saja membuatku merasa sangat jijik.”

Selesai berkata, Celine pun mengayunkan tangan dengan sembarang, membuat kartu hitam itu terlempar hingga depan pintu toko.

“Kamu!”

Baru saja akan meluapkan emosi, Marvel malah mengangkat tangan mendorong pundaknya, berkata dengan penuh menantang, “Sial, kamu berani mengucap kata kasar pada istriku? Percaya tidak, aku akan mematahkan kakimu sekarang juga?”

Saat ini Celine memeluk lengan Marvel semakin erat, berkata dengan wajah penuh rasa takut, “Suamiku, lihatlah dia, dia berencana memukulku, kamu sudah bisa melihat orang seperti apa dia sebenarnya kan? Lain kali apapun yang dikatakan padamu, jangan pernah percaya, aku benar-benar mencintaimu.”

“Tenang saja, orang miskin seperti dia tidak mungkin berani melakukan sesuatu padamu, dan hari ini dia tidak hanya tidak berani melakukan apapun padamu, tetapi juga harus meminta maaf, jika tidak, sekarang juga aku akan menelepon teman-temanku, membuatnya tidak bisa keluar dari pintu ini!”

Saat ini Marvel sudah sepenuhnya mengambil-alih bisnis dari keluarga, memiliki hubungan akrab dengan para anak buah di dunia gelap, Tiano yang hanya seorang mahasiswa belum lulus sama sekali tidak berarti di matanya.

Tiano memerhatikan dua orang itu secara diam-diam, menganggukkan kepala, baru akan berbalik badna pergi.

“Berhenti!” Celine melihat Tiano sambol tersenyum dingin, “Apakah kamu tidak mendengar apa kata suamiku, minta maaf padaku sekarang juga! Jika tidak, kamu tinggal menunggu mati saja!”

Selesai berkata, Celine merasa belum cukup puas, segera menambahkan sindiran untuknya, “Untung saja yang datang hari ini hanya kamu sendiri, jika perempuan sial itu juga muncul bersamamu, aku akan meminta satu persatu dari kalian berlutut meminta maaf, lihat saja apakah kalian masih berani bersikap sembarangan denganku!”

Tiano sudah berjalan hingga pintu toko, membungkukkan badan akan mengambil kartu hitam miliknya.

“Lebih baik aku saja.”

Sepasang sepatu hak tinggi warna perak terlihat dalam mata Tiano di saat menundukkan kepala.

Kemudian, dua jari putih mulus dijulurkan, mengambil kartu hitam dari lantai.

Tiano mengangkat kepala dengan kaget.

Dua buah kaki yang indah, dengan bagian atas yang ditutupi rok pendek warna putih perak, menampakkan setiap lekukan sempurna dari badan perempuan itu. Saat melihat ke atas, rambut panjang terurai rapi, wajah cantik jelita, memancarkan hawa-hawa perempuan unggulan yang sangat mempesona.

“Kathie?”

Tiano sedikit terkejut, segera menegakkan badan.

“Lain kali serahkan saja padaku, identitasmu sekarang tidak cocok untuk ini.”

Kathie memasang senyuman menggoda di wajah, lalu mengembalikan kartu itu ke tangan Tiano.

“Bagus sekali, perempuan sial seperti kamu masih berani datang juga ya. Tiano, tidak ada yang bisa kamu katakan lagi kan? Tertangkap basah? Dan kamu, perempuan sial, berani-beraninya kamu menunjukkan muka di mall ini lagi, sekarang juga aku akan memotret kalian berdua, mengantarnya ke perusahaanmu, lihat saja bagaimana kamu berkeliaran di luar lagi nantinya!”

Selesai berkata, Celine pun mengeluarkan handphone, mengarahkan kamera tepat menghadap dua orang itu.

“Celine.” Kathie tiba-tiba bersuara.

“Ha?” Celine juga terkejut, menjawab secara refleks.

Tetapi, dia tersadar cukup cepat, menunjuk Kathie dengan jari sambil berkata, “Bagaimana kamu bisa tahu namaku? Apakah Tiano yang memberitahumu?”

Kathie tersenyum sangat cantik, berkata dengan perlahan: “Aku tidak hanya tahu namamu, tetapi juga tahu alamat rumahmu, siapa nama Ayah Ibumu, apa pekerjaanmu, dulu kerja dimana, sekarang kerja dimana, bahkan masalah yang terjadi disini kemarin pun aku tahu jelas, apakah kamu tidak percaya? Sekarang juga akan aku beritahu.”

Wajah Celine langsung memucat, tidak sempat merekam videonya lagi, segera menarik lengan Marvel sambil berkata dengan panik: “Suamiku, lihatlah, Tiano bekerja sama dengan perempuan sial itu untuk menghina dan merendahkanku. Mereka mengarang sembarangan, suamiku, cepat bantu aku, mereka telah menindas istrimu!”

Hingga saat ini, Marvel masih belum tersadar dari lamunannya dalam menatap kecantikan Kathie.

Sial, perempuan ini sungguh sempurna.

Bentuk badannya, wajahnya, wibawanya… semuanya sempurna!

Sejak kecil aku sungguh belum pernah bertemu perempuan seindah ini!

Dan yang paling penting adalah, perempuan sesempurna sepertinya, kelihatan cukup akrab dengan Tiano, mungkinkah….inilah yang Celine katakan tadi, perempuan sial yang memelihara Tiano?

Jika bisa dipelihara oleh perempuan seperti dia, sekalipun usia harus berkurang 10 tahun, aku juga bersedia!

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu