The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 44 Transaksi langsung

Meskipun pria ini sangat ingin membeli villa ini, tapi nominal di bank-nya tidak memperbolehkan dia berbuat seperti itu.

"Sayang, bukannya aku tidak setuju, hanya saja sekarang uang di tangan kita, tidak cukup. Bagaimana kalau kita lihat villa yang sebelumnya, ya?"

Setelah sang wanita mendengar itu, wajahnya langsung berubah.

"Mahal darimana. Kamu bilang rumahmu mempunyai ratusan juta, harga rumah ini apalah dimatamu? Kalau tidak bisa, kamu beritahu ayahmu, suruh dia transfer uang bisa tidak?"

Sang wanita mengoceh.

"Villa seperti ini, ayahku juga tidak tinggal, kita benar-benar tidak bisa beli villa seharga ini. Ditambah lagi, rumah yang dilihat sebelumnya juga sudah lumayan, di kota ini juga sudah sangat terpandang."

Setelah sang pria menghibur wanita di sampingnya, wanita itu baru tenang.

Sedangkan di sisi lain, Tiano Lin yang belum pergi tiba-tiba tertawa.

"Aku pikir seberapa mahal, ternyata hanya 20-an juta saja. Aku beli."

Perkataan Tiano Lin membuat semua orang terkejut.

"Sialan, kamu masih tidak mau pergi? Berbuat gila apaan di sini. Percaya atau tidak aku panggil satpam ke sini."

Karyawan wanita itu tanpa bisa menahan diri berteriak pada Tiano Lin.

"Cepatlah, suruh orang menjijikan ini pergi dari sini. Jangan mengganggu perasaan hati kami melihat rumah."

Pria itu memberikan tatapan peringatan kepada Tiano Lin.

Karyawan wanita itu tentu tidak peduli pada perkataan Tiano Lin, hanya menatap Tiano Lin dengan dingin.

"Aku berikan beberapa detik terakhir padamu, kalau kamu mempengaruhi pelanggan lagi, aku benar-benar tidak sungkan lagi ya."

"Tidak usah, aku sekarang tidak perlu diusir olehmu."

Tiano Lin tersenyum dan pandangannya teralih pada karyawan wanita lain yang sedang duduk memainkan ponsel.

"Kamu, kesini!"

Karyawan wanita yang sedang bermain ponsel itu awalnya juga hanya memenuhi kuota, jadi tidak tahu apa-apa terhadap kejadian tadi.

Ketika karyawan itu mendengar Tiano Lin memanggilnya, dia langsung berdiri, menghampiri Tiano Lin dengan bingung.

"Apa kamu yang memanggilmu?"

Tiano Lin mengangguk.

Karyawan itu sedikit bingung, merapikan sebentar pakaian kerjanya dan berkata sambil tersenyum, "Tuan, apa ada yang bisa aku bantu?"

Karyawan itu adalah murid yang baru lulus dan tidak ada pendapat begitu banyak pada masyarakat sosial. Meskipun Tiano Lin tidak beli rumah, dia juga tidak akan karena dandanan Tiano Lin merendahkan pria itu.

Karyawan yang baru lulus kuliah, tetap lebih polos.

"Kamu ke sini, perkenalkan rumah yang ada di sana padaku!"

Tiano Lin sekali lagi menunjuk villa itu.

"Monica, di sini tidak ada urusanmu. Kamu jangan pedulikan orang gila ini, pergi lakukan urusanmu."

Karyawan wanita itu memberikan kode kepada Monica Zhao yang berwajah polos.

Dia tahu Monica Zhao adalah gadis yang polos, terlalu ramah pada orang lain.

Monica Zhao terdiam beberapa detik di tempat kemudian tertawa.

"Kak, tidak apa-apa. Anggap saja sebagai latihan bicara. Yang jelas aku juga hanya bermain ponsel di sana, tidak ada yang bisa dilakukan."

Karyawan wanita masih ingin mengatakan sesuatu, tapi setelah melihat ekspresi Monica Zhao yang polos, pada akhirnya menyerah.

Yang jelas selama orang gila ini tidak mengganggu bisnisnya, dia juga tidak bisa mengatur begitu banyak.

Dengan begini, Tiano Lin di bawah tuntunan Monica Zhao, pergi ke samping rumah.

Melalui pengenalan singkat dari Monica Zhao, Tiano Lin semakin suka pada tempat ini.

Rumah ini kelihatannya lebih mewah, juga layak diberi harga 20an juta.

Tiano Lin meskipun kesal, tapi dia tidak boleh menyia-nyiakan uangnya di tempat yang salah.

Mengenai wanita seksi yang ada di sini, malah menatap Tiano Lin dengan wajah penuh merendahkan.

Dia ingin lihat pria miskin itu ingin berakting sampai kapan.

"Tuan, kira-kira sudah dikenalkan secara garis besar padamu, bagaimana pemikiran tuan?"

Monica Zhou tidak dia bisa menjual rumah ini, hanya saja sikap yang ceria membuat dia tetap menghormati Tiano Lin.

"Gesek kartu."

Tiano Lin tidak ragu dan langsung mengeluarkan kartu atm.

Monica Zhou sekali lagi memastikan apakah dia salah mendengar atau tidak.

"Tuan, maksudmu ..."

"Kamu tidak salah dengar, gesek kartu sekarang."

Gesek kartu dan transaksi langsung berhasil.

Rumah dengan harga 28 juta yuan, dibeli oleh pria miskin yang sama sekali tidak terlihat kaya!

Monica Zhou senang sampai tidak bisa berkata-kata.

Melihat nominal di atas struk, dia sekali lagi memastikan ini adalah kenyataan.

Selainkan di dalam hall, hampir semua perhatian terletak pada diri Tiano Lin.

Rumah yang selama setengah tahun ini tidak terjual, bisa-bisanya dibeli dengan cepat hanya dengan waktu kurang dari sepuluh menit.

Selain itu, dibayar lunas!

Monica Zhou sebagai orang yang paling beruntung, bisa mendapat 500.000 yuan komisi dalam sekaligus.

Uang itu bagi murid yang baru lulus tidak lama dari universitas, benar-benar seperti sebuah mukjizat.

Mengenai tiga orang itu, sudah dari tadi terkejut sampai dagu mereka mau copot.

"Tu ... tuan, bagaimana kalau lihat ke rumah aslinya, aku bisa ... bisa mengenalkan lebih lanjut untukmu."

Suara Monica Zhou bahkan bergetar.

"Tidak usah, karena aku sudah suka pada yang ini, aku percaya tempat ini adalah tempat yang baik. Mengenai yang lain, tidak penting."

Dengan cepat, Tiano Lin bertanya lagi, "Apa dalam rumahnya sudah pernah direnovasi?"

"Iya, sudah di tata dengan cantik. Nanti akuu bawakan kunci untukmu."

Melihat Monica Zhou bersiap pergi, Tiano Lin menghentikannya.

"Tidak perlu buru-buru, aku bertujuan membeli satu rumah lagi, jadi nanti baru kamu ambilkan satu kunci untukku."

Monica Zhou terdiam di sana, sangat senang sampai tidak tahu harus mengangguk atau menggeleng.

Berlalu beberapa menit lagi, villa kecil dengan harga 5 juta yuan sekali lagi berhasil terjual.

Monica Zhou yang baru bekerja tidak lama di dalam perusahaan, hanya dalam waktu kurang dari 30 menit, membuat mukjizat di tim penjualan.

Bersamaan dengan itu, dua pembelian itu, juga menghabiskan setengah uang milik Tiano Lin.

Tapi Tiano Lin tidak merasa sayang, karena uang-uang itu sudah seharusnya dia gunakan.

Pertama-tama, rumah dengan harga 20-an juta itu dia beli untuk orang tua yang sudah susah payah membesarkannya.

Budi ayah dan ibu, jauh lebih besar dari satu villa saja.

Mengenai villa kecil itu, dia ingin menunggu setelah Vickie bangun, atas nama kompensasi dari properti menyuruh mereka tinggal di sana.

Dari sudut pandang lain, ini juga termasuk sebuah investasi. Meskipun cukup mahal, tapi rumah itu adalah miliknya.

Dari keadaan sekarang, harga rumah hanya akan semakin tinggi.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu