The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 33 Sepuluh ribu yuan

Tiano Lin menyadari keadaan tidak baik, ingin segera pergi tapi Vickie Chu sudah keluar.

"Kenapa kamu ada di sini?"

Wajah Vickie Chu penuh kebingungan dan menatap Tiano Lin.

"Vickie, siapa yang datang?"

Di dalam ruangan, wanita paruh baya bertanya.

"Temanku."

"Temanku? Apakah itu Calvin? Kalau itu dia, suruh dia masuk~"

Wanita tua berjalan keluar, ketika melihat Tiano Lin, wajahnya langsung masam.

Tiano Lin yang sederhana membuatnya tidak tertarik.

"Vickie, ini temanmu?"

Tiano Lin tersenyum pahit dan menjelaskan, "Halo bibi, aku adalah pasien Vickie."

"Pasien? Kamu pasien kenapa ikut datang ke sini? Kalau tidak masalah apa-apa, cepat balik sana."

Wanita itu mengira anaknya menjadi suster di rumah sakit swasta dan akan merawat orang-orang yang kaya, tapi Tiano Lin yang ada di hadapannya ini kelihatannya tidaklah kaya.

"Bibi, aku datang untuk membawa Vickie pergi, beberapa hari ini dia terus merawatku."

"Bawa apanya? Vickie sudah tidak kerja di rumah sakit murahan itu lagi. Kamu cari orang lain sana!"

Wanita paruh baya itu berkata dengan marah, berjalan ke samping Vickie Chu dan menarik Vickie Chu, bersiap pergi.

Melihat itu Tiano Lin merasa malu.

"Ibu, kenapa kamu bisa seperti ini, Tiano adalah pasienku. Aku sekarang masih bekerja, sudah seharusnya menjaga pasien. Tunggu beberapa hari lagi setelah libur, aku baru datang mengunjungi kalian lagi."

Setelah berkata, Vickie Chu ingin pergi, tapi ibunya menarik ujung bajunya.

"Putriku, apa kamu tadi tidak dengar apa yang aku katakan? Kamu sekarang jangan bekerja lagi!"

Vickie Chu tersentak, tidak disangka ibunya begitu keras kepala.

"Bocah, kamu dengar ya. Sekarang Vickie sudah tidak bekerja di rumah sakit murahan itu lagi. Kamu cepat pergi dari sini!"

Wajah wanita itu sangat tidak sungkan pada Tiano Lin, dan cara bicaranya sudah sangat jahat.

Kalau bukan menghormati Vickie Chu, Tiano Lin ingin membalas wanita itu.

"Kalau benar-benar mau mengundurkan diri, juga perlu menandatangani kontrak kali. Kalau tidak, gajinya tidak ada lagi."

Wajah wanita paruh baya itu merendahkan dan membalas dengan sangat tidak senang, "Rumah sakit miskin itu memangnya bisa memberikan berapa?"

"Tidak banyak, paling 10.000 yuan saja."

10.000 yuan? Bagi karyawan biasa, memang sudah tidak sedikit lagi.

"Kita tidak mau lagi, bukankah hanya 10.000 yuan saja. Aku kira berapa banyak!"

Dalam mata wanita paruh baya itu, selama Vickie Chu bisa bersama dengan Calvin, apa artinya 10.000 yuan itu?

"Kalau benar-benar tidak mau menandatangani kontrak, maka tolong kembalikan uang yang putrimu pinjam dariku!"

Tiano Lin mengulurkan tangan.

"Apa maksudnya?"

"Jadi begini, putrimu beberapa waktu yang lalu meminjam 10.000 yuan dariku, katanya dia akan menggunakan gajinya sebagai bayarannya. Tapi sekarang dia sudah mengundurkan diri. Kalau tidak menandatangani kontrak, maka gajinya tidak ada lagi. Artinya juga, uang 10.000 yuan yang dia rencanakan untuk dikembalikan padaku juga tidak ada lagi."

Wajah wanita paruh baya itu sangat masam dan memarahi sambil menunjuk Vickie Chu, "Lihat apa hal baik yang kamu lakukan. Mencari sembarangan orang untuk meminjam uang, hasilnya malah seperti ini. Apa kamu sudah puas?"

Vickie Chu tahu Tiano Lin sedang berbohong, dia diam dari tadi, ingin lihat apa yang Tiano Lin ingin lakukan.

"Awalnya hanya perlu tanda tangan saja, besok kebetulan satu bulan penuh. Kalau kalian ingin bersikap seenaknya, tolong kembalikan uangnya padaku."

Tiano Lin mengulurkan tangan.

Wanita paruh baya itu mana punya uang sebanyak itu. Meskipun ingin menahan putrinya, juga tidak bisa lagi.

"Cepatlah pergi, besok pulang lagi!"

Wanita paruh baya itu membanting pintu.

Tiano Lin keluar bersamaan dengan Vickie Chu.

"Terima kasih!"

Vickie Chu berkata dengan penuh terima kasih.

"Hanya masalah kecil saja, tidak ada yang layak untuk diterimakasihkan."

Tiano Lin tersenyum sambil berkata.

Kedua orang bertatapan, Tiano Lin dapat melihatnya, meskipun Vickie Chu kelihatannya senang, tapi hatinya malah sangat ragu.

"Tuan muda, aku rasa aku benar-benar harus ganti pekerjaan lagi."

Saat Vickie Chu melakukan keputusan ini, kelihatannya sangatlah santai.

Hanya saja, rasa santai itu hanya berhenti di permukaan.

"Pendapatanku sekarang tidak dapat menghidupi keluargaku. Ayahku suka berjudi, meninggalkan banyak hutang, sedangkan ibuku melakukan segala cara demi bisa membuatku bersama dengan Calvin."

Tiano Lin melihat ketidakberdayaan yang ada di wajah Vickie Chu.

Hidup kadang-kadang tidak bisa berjalan sesuai kemauan orang, karena bagaimanapun bukan setiap orang bisa seberuntung Tiano Lin, yang bisa mendapatkan balasan dari kerja kerasnya.

"Jangan sedih lagi, mau minum bir tidak?"

Tiano Lin mengalihkan pembicaraan.

Vickie Chu ragu sesaat lalu menganggukan kepala, "Ok, aku juga mau minum bir."

Mereka pergi ke satu restoran, lalu minum banyak bir.

Yang membuat Tiano Lin terkejut adalah kemampuan minum bir Vickie Chu sangatlah baik.

Setelah minum beberapa botol, Tiano Lin sudah sedikit mabuk, tapi Vickie Chu malah tidak ada perubahan sedikitpun.

"Kamu benar-benar tidak mudah ya."

Tiano Lin akhirnya tanpa bisa menahan diri bicara.

Vickie Chu tidak bicara, tampangnya yang melamun masih begitu lucu.

Setelah meminum beberapa botol bir, Tiano Lin bersama dengan Vickie Chu naik taksi kembali ke rumah sakit.

Perasaan Tiano Lin berbaring di atas ranjang sangat stress.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat Vickie Chu menangis di hadapannya.

Adegan itu seperti tidak dapat dihilangkan dari benaknya dan entah kenapa dia sedikit kasihan.

Sekarang, yang paling penting adalah memikirkan cara untuk membantu Vickie Chu.

Langsung memberikan uang pada Vickie Chu?

Itu tidak mungkin. Dengan sifat Vickie Chu, wanita itu pasti tidak akan terima.

Memberikan uang pada ibu Vickie Chu?

Itu sepertinya adalah cara yang lumayan baik. Tapi berdasarkan sifat ibu Vickie Chu, begitu membiarkan wanita itu mendapatkan hal baik, mungkin kedepannya wanita itu akan menjadikan Vickie Chu sebagai mesin penghasil uang.

Berbuat seperti ini bukan hanya tidak bisa menyelesaikan masalah, bahkan sangat memungkinkan memelihara satu harimau besar.

Ada kalanya, uang tidak bisa menyelesaikan masalah.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu