The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri

Tiano Lin membawa Xeria Ling yang sudah terlelap menuju ke sebuah hotel termahal di sekitar situ.

"Wuiih, demi seorang gadis kamu sungguh mempersiapkan yang terbaik."

Yulius Zhang melirik ke arah Hotel Hilton yang ada di hadapannya.

"Ini bukan seperti yang kamu bayangkan, jika kamu juga ingin masuk, aku juga akan sekalian memesankan kamar untukmu."

Tiano Lin memotong perkataan Yulius Zhang.

"Tidak tidak, aku rasa tidur di mobil untuk semalam juga tidak buruk."

Yulius Zhang melirik lagi ke arah mobil baru Tiano Lin.

Sekarang mobil ini adalah harta yang dikumpulkan bersama oleh beberapa saudara satu asrama, Yulius Zhang yang baru saja bisa menyetir mobil pun sangat tidak ingin meninggalkan mobil itu.

Tiano Lin pun tidak mencegahnya, dan hanya memeluk Xeria Ling memasuki hotel.

Saat ini, Celine dan Marvel keluar sampai malam dan kemudian meninggalkan restoran, dia seorang sendiri berjalan kembali ke sekolah.

Awalnya, dia berencana untuk memanfaatkan status Marvel sebagai pacarnya, untuk masuk ke dalam lingkaran sosialita yang luas, dan mengenal lebih banyak orang kaya.

Tapi, yang membuatnya merasa dongkol bukan hanya Tiano Lin memiliki seorang secantik Xeria Ling untuk bicara untuknya, dia juga masih pula berteman dekat dengan pemilik restoran itu.

Dia tidak bisa menerima semuanya itu.

Tanda-tanda sebelumnya menunjukkan bahwa ini bukan kebetulan.

Jangan-jangan, Tiano Lin sebenarnya sungguh kaya?

Setelah meragukan beberapa saat, Celine mengeluarkan ponselnya, dan menelepon teman sekamar Tiano Lin, Cedric Lee.

"Halo?" Terdengar suara ragu Cedric Lee dari ujung telepon sebelah sana.

Semenjak Celine meninggalkan Tiano Lin, Cedric Lee menghapus nomor teleponnya, jadi dia tidak tahu telepon ini dari siapa.

"Ini aku, Celine." Celine berkata dengan pelan.

"Mengapa kamu lagi?"

Tangan Cedric Lee bergetar, sebuah gambaran seseorang yang dibunuh muncul di layar komputer.

"Apa kamu sekarang bisa keluar sebentar? Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu."

Celine berkata.

"Pintu sekolah sudah ditutup, kamu mau aku keluar bagaimana caranya? Ditambah lagi, kamu juga adalah pacar Marvel, aku ada perlu apa bicara denganmu?"

Cedric Lee pun juga merasa aneh, mengapa Celine meneleponnya?

"Itu, bisakah kamu menyuruh Tiano Lin untuk keluar?" Setelah ragu begitu lama, akhirnya Celine mengatakannya.

Cedric Lee pun curiga, sebenanrnya apa yang diinginkan oleh perempuan ini?

"Bukankah dia pergi menghadiri acara ulang tahunmu? Dia sekarang tidak ada di asrama."

Setelah mengatakannya Cedric Lee pun berniat menutup teleponnya.

"Itu, ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu, beberapa saat terakhir ini ketika kamu berada dengan Tiano Lin, apa kamu merasakan ada sesuatu yang berbeda?"

"Berbeda apanya, setelah Tiano Lin putus denganmu dia menjadi muram beberapa hari, tapi semua itu sudah berlalu. Kamu bertanya begini untuk apa? Apa hubungannya denganmu?"

Cedric Lee agak membenci wanita ini.

"Kamu tahu, kami pernah saling mencintai, aku juga masih peduli terhadapnya, aku khawatir Tiano Lin mengalami suatu perubahan karenaku."

Celine mengendalikan suaranya, berlagak seakan dia begitu sangat peduli.

"Aku juga mengkhawatirkan Tiano Lin, bukankah nilai kehidupannya meningkat drastis akhir-akhir ini? Darimana sebenarnya dia mendapatkan uang itu? Dia tidak akan hanya demi mukanya meminjam dan berhutang kemana-mana bukan?"

Setelah mengataknnya Celine pun terdiam dan menunggu, dia sedang menunggu Cedric Lee mengatakan kebenaran kepadanya, jadi dia sungguh merasa gugup.

"Soal ini kamu tidak perlu khawatir, keadaan Tiano Lin sekarang sangatlah bagus, rumahnya dihancurkan, dan pemerintah memberi uang kompensasi yang cukup besar."

Penghancuran rumah?

Setelah mendengarnya, Celine tampak agak tercengang.

Bisa dikatakan, Tiano Lin sungguh sudah menjadi orang kaya baru.

"Ada selusin hektar tanah di tempat kelahirannya, semuanya diambil oleh pemerintah, itu yang dia beritahukan kepadaku."

Setelah mendengarnya, Celine pun terdiam dan diam tak bergeming tanpa bisa mengeluarkan suara apa pun.

Dia mengira Tiano Lin memenangkan lotere.

Uang dari pembongkaran rumah sungguhlah banyak, sekarang dia bahkan mungkin bisa lebih kaya daripada Marvel pacarnya itu?

"Jika tidak ada apa-apa lagi aku tutup teleponnya."

Cedric Lee pun menutup teleponnya.

Di sisi lain, setelah lewat beberapa menit, dengan wajah penuh kekecewaan Tiano Lin pun berjalan keluar dari Hotel Hilton.

"Ada apa, tidak cukup uang untuk membuka kamar?" Yulius Zhang yang baru saja naik ke dalam mobil tak kuasa untuk bertanya.

"Jangan ungkit lagi, resepsionis hotel tidak percaya bahwa dia sudah dewasa, mereka ingin aku menunjukan kartu identitas diri baru boleh."

Sesungguhnya, dilihat dari mana pun juga Xeria Ling memang tidak tampak seperti seorang wanita dewasa, dia yang terkulai tidur lelap di dalam pelukan Tiano Lin, ditambah lagi dengan tidak adanya kartu identitas diri, tentu saja mengundang kecurigaan orang lain.

Petugas keamanan di pintu depan hotel juga sudah memasang pandangan menyelidik, matanya tidak pernah lepas dari bayang-bayang Tiano Lin, begitu dia melakukan suatu gerak gerik yang mencurigakan, maka dia akan langsung ditangkap.

"Sekarang ini juga sudah tidak bisa kembali ke sekolah, jika tidak bagaimana jika kalian tidur di mobil dulu semalam ini."

Yulius Zhang menyarankan.

Dalam hati Tiano Lin menolaknya, tapi dia tetap membawa Xeria Ling ke dalam mobil.

Xeria Ling dibaringkannya di kursi belakang mobil.

Saat meletakannya, tangan Tiano Lin menyentuh bagian paha Xeria Ling, sentuhan tipis itu membuat hati Tiano Lin berdesir.

Sangat lembut, sangat nyaman.

"Hei hei, sobat, dia ini adalah seorang gadis yang polos, sentuhlah dengan lembut."

Yulius Zhang tersenyum nakal.

"Sudahlah, cerewet kamu!"

Tiano Lin melirik ke arahnya dengan kesal, lalu menyelimutkan jaketnya kepada Xeria Ling, kemudian dia pun duduk di kursi sebelah sopir.

"Kamu duduk di sini? Jika merasa aku mengganggu, aku bisa pergi kok."

Yulius Zhang menyipitkan pandangannya ke arah Tiano Lin sambil menggoda.

"Jangan aneh-aneh, aku dengannya tidak memiliki hubungan seperti yang kamu bayangkan."

Tiano Lin tidak ingin menjelaskannya, karena semakin dijelaskan, Yulius Zhang akan semakin salah paham.

"Kalau begitu terserah kamu saja, sekarang aku akan keluar dan mencari motel murah untuk semalam ini."

"Bukankah kamu bulang kamu akan menunggu di mobil?" Tiano Lin bertanya.

"Aku seorang tentu saja bersedia untuk menunggu di mobil, tapi sekarang kamu dan Xeria Ling sudah datang, aku rasa lebih baik aku mencari tempat lain. Memberi kalian sebuah kesempatan!"

Dengan senyum nakalnya Yulius Zhang pun keluar.

Sialan, anak ini benar-benar jahat.

Tiano Lin menoleh ke belakang dan melihat Xeria Ling bersandar di kursi belakang dengan postur yang sangat tidak senonoh.

Dia bersandar di situ dengan mata terpejam, dan wajah merona merah, kakinya yang panjang terbalut dengan sebuah rok putih pendek mengayur perlahan.

Mungkin karena alasan postur itu, sebuah kancing di kemejanya terbuka, dan memperlihatkan kulit yang seputih salju itu.

Dulu, Tiano Lin hanya merasa bocah ini sangat imut, sekarang karena memandangnya dari dekat, dia mendapati bahwa tubuhnya tidaklah buruk.

"Heem heem ~"

Seluruh tubuh Xeria Ling mengeluarkan aroma alkohol, dan dia terbatuk ringan di kursi belakang.

Tidak mungkin dia akan muntah!

Tiano Lin takut bocah itu akan muntah di dalam mobilnya, maka dia pun berencana untuk menengoknya.

Tapi, dia tidak turun dari mobil, melainkan meloncat ke belakang lewat sela-sela kedua kursi di depan.

Area kompartment mobil itu sangat besar, jadi Tiano Lin pun bisa menyelinap ke belakang dengan mudahnya.

Saat dia baru saja sampai di kursi belakang, tubuh Xeria Ling pun terhuyung ke bagian bawah mobil.

Saat di waktu yang tepat, Tiano Lin menangkap gerakan Xeria Ling sambil menyambar sebuah kantong plastik di sebelahnya.

Tidak muntah di dalam mobil, itu saja membuat Tiano Lin bernafas lega.

Sambil menyeka mulut Xeria Ling, Tiano Lin pun menatap ke arah wajah merahnya.

Mukanya yang merah merona, dan bibirnya yang seksi itu terus mengigau, membuat hati berdesir.

Tiba-tiba sangat ingin menciumnya, perasaan apa ini?

Meskipun Tiano Lin berpacaran untuk beberapa tahun dengan Celine, tapi bahkan berciuman bibir pun tidak pernah.

Sebagai seorang pria normal, saat menghadapi situasi seperti ini, pasti tidak bisa menahan diri.

Tiano Lin tak kuasa menahan diri untuk menyentuh sisi wajah Xeria Ling.

Hangat-hangat, dan ada keelastisan, membuatnya nyaman saat disentuh tangan.

"Aku.... aku masih mau minum."

Yang tidak disangka oleh Tiano Lin, Xeria Ling yang habis muntah berubah menjadi tidak seperti biasanya, setelah mengigau, tidak hanya dia menyorongkan tubuhnya dengan manja, dia juga menjulurkan kakinya, dan menggosokannya ke kaki Tiano Lin.

Kaki menawan yang terbungkus stoking putih itu mengungkapkan keindahan yang samar.

Menghadapi keadaan seperti ini, Tiano Lin pun merasa tidak nyaman.

Pandangan matanya pun tertuju ke arah kaki panjang Xeria Ling, pahanya yang begitu memabukan, rok pendeknya yang sedikit tersibak, pemandangan bawah itu begitu memukau.

Tiba-tiba, Tiano Lin berkedut dua kali, rasa panas menerjang masuk lewat kedua lubang hidungnya.

Sebagai seorang pria, Xeria Ling bahkan sudah berinisiatif sampai ke tahap ini, apa dia masih punya kekuatan untuk menolaknya.

Seakan seperti kebakaran, hormon-hormon dalam tubuhnya pun pecah, dan berada di luar kendali dirinya sendiri.

Tiano Lin tidak bisa banyak mengendalikan dirinya sendiri, dengan pemandangan di hadapannya, dia membutuhkan seluruh tenaganya untuk menghipnotis diri sendiri.

Bibir nya pun sudah mendekat ke sisi wajah Xeria Ling, mendekat sedikit lagi, dia bisa menciumnya.

Benar, ini adalah sebuah kesempatan yang berharga, hanya tinggal membutuhkan nyali yang besar!

Tiba-tiba, benak Tiano Lin terasa kosong, kedua tangannya merengkuh pinggang ramping Xeria Ling, sampai akhirnya dia pun tak kuasa dan menekan tubuh Xeria Ling dengan seluruh tubuhnya.

Novel Terkait

Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu