The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 97 Siaran langsung

Tiano tercengang sesaat.

Merasakan badan Elisia semakin melorot ke bawah, dia segera menjulurkan tangan merangkul pinggangnya, berkata dengan panik, “Eh, kamu telepon orang rumahmu saja, atau aku mengantarmu pulang sekarang juga….”

“Aku tidak mau pulang!”

Elisia merangkul leher Tiano dengan erat, memejamkan mata, berkata dengan suara samar-samar, “Aku tidak mau pulang, rumahmu disini, untuk apa pulang ke rumahku….”

Kedua tangan merasakan hawa panas dari badan perempuan di depan, dalam seketika Tiano merasa sedikit haus, dia segera membungkukkan badan, mengangkat kaki panjang milik perempuan itu dan melepaskan sepatu hak tingginya.

“Rumahmu di villa nomor 3 kan, aku antar kamu pulang sekarang.”

Selesai berkata, Tiano menjulurkan tangan, langsung menggendong perempuan cantik itu berjalan menuruno bukit.

“Mau ke rumahku ya? Tetapi malam ini ada Kakakku di rumah, tidakkah kurang baik jika melakukannya di depan dia…..”

Wajah Elisia merah merona, masih saja merangkul leher Tiano dengan kuat, mengedipkan mata sambil berkata.

Tiano malas sekali memerdulikannya, entah berapa banyak alkohol yang telah dia minum hingga bisa menjadi seperti ini. Selain itu, Keluarga Chen memiliki begitu banyak kekayaan, demi menonton konser musik saja sampai menerbangkan pesawat pribadi, kenapa tiba pada situasi terdesak tidak seorangpun menjemputnya.

Malam sangat larut.

Di sekeliling hanya terdengar suara serangga kecil, villa Emerald Valley dipenuhi taman bunga dan padang rumput, di tengah kesunyian dan penerangan yang kurang itu, selain suara nafas Tiano yang kelelahan, hanya terdengar suara ngigau perempuan cantik dalam pelukan.

Di depan villa nomor 3.

Melihat villa yang sudah gelap dimana-mana itu, Tiano tidak tahan mengerutkan kening.

Baru jam 10, semua orang sudah tidur?

Tiano menguatkan tangan yang sedang menggendong agar tidak membuat Elisia terjatuh.

“Kamu membuatku kesakitan….”

Tiba-tiba saja, Elisia mengeluh dengan alis mata mengerut.

Tiano menundukkan kepala, terlihat telapak tangannya sendiri yang terlalu bertenaga saat menggendong, hingga menarik kancing baju bagian atas kemeja Elisia.

Kemeja putih yang terlalu ketat itu pun kehilangan kaitan beberapa kancing, terbuka begitu saja.

Elisia mengerutkan kening, perlahan merasa lebih nyaman.

“Hmm, kemejaku memang terlalu ketat.”

Tiano menundukkan kepala, menelusuri arah terbukanya kancing, kebetulan sekali melihat pemandangan yang……

Cukup bersaing dengan milik Kathie Jiang!

“Sial, tidak seharusnya melihatnya di waktu seperti ini.”

Tiano menarik nafas dalam, mengalihkan pandangan, lalu menyentuh bel dengan bahunya sendiri.

“Tidak ada orang?”

Setelah bunyi bel berkali-kali tetap tidak ada yang membuka pintu, Tiano melihat Elisia yang telah tertidur pulas dalam pelukannya, menghela nafas pelan, lalu berbalik badan kembali ke depan villa miliknya.

Dengan sangat cepat.

Celestine Gu yang mendengar bunyi bel segera berlari keluar.

“Tuan Muda, ini??”

Celestine Gu menatapnya perempuan cantik dalam gendongan Tiano dengan sangat heran.

“Teman biasa, tidak memiliki tempat menginap sehabis mabuk, kamu bantu bersihkan dirinya, aku naik ke atas dulu.”

Tiano membaringkan Elisia ke atas sofa, barulah bisa mengatur nafas hingga stabil.

Setelah masuk kuliah, dia jarang sekali melakukan pekerjaan cocok tanam.

Jika bukan karena olahraga rutin, Tiano pasti merasa tubuhnya akan segera lumpuh.

“Kalau begitu aku uruskan Tuan Muda dulu.”

Celestine melihat Elisia dengan kemeja yang tidak rapi, terlintas rasa iri dalam kedua matanya.

Sungguh menyebalkan, dia merasa badannya sudah amat baik, tetapi saat dibandingkan dengan perempuan unggulan di depan mata, tetap saja kalah beberapa poin.

“Tidak perlu, kamu cukup urus dia dengan baik, setelah itu segera tidur, jangan memerdulikanku.”

Tiano kembali ke dalam kamar, berbaring di ranjang sambil mulai memainkan handphone.

Saat membuka media sosial dengan sembarang, terlihat kiriman terbaru terbaru.

“Perempuan hanya perlu cantik saja, pandai dan berbakat sama sekali tidak penting, sedikit uang yang kamu sisihkan tidak akan membuatmu kaya, hanya akan membuatmu mati karena jelek!”

Itu adalah kiriman Celine.

Ada selembar foto di bawah tulisan itu, kelihatannya diambil dari sebuah restoran barat berkelas, ada minuman anggur dan steak sapi tertata di atas meja, serta seikat bunga mawar merah yang sangat besar.

Tulisan dan foto itu dibagikan setengah jam yang lalu.

Seharusnya baru saja diambil selesai makan, kemudian diedit dan dibagikan.

Setelah itu, terlihat pembaharuan lagi di media sosial, ada foto profil Celine disana.

Tiano menggesernya dengan jari tangan, tiba-tiba melihat kiriman baru lagi dari Celine satu menit yang lalu.

“Perempuan, sehemat apapun kamu, tidak akan menyentuh hati siapapun, tetapi hanya akan menyusahkan dirimu sendiri. Bersikaplah lebih baik pada diri sendiri, jika paham, bersikaplah lebih baik pada diri sendiri, tidak ada salahnya.”

Dan foto yang disertakan kali ini adalah foto pribadi di depan cermin kamar mandi.

Rok pendek warna hitam, rambut panjang terurai, serta sebuah tas merek LV yang sengaja diletakkan di atas westafel, memberi kesan perempuan cantik, putih dan kaya yang sesungguhnya.

Ini sungguh-sungguh menyesatkan….

Tiano sedikit menggelengkan kepala.

Saat ini ada banyak sekali akun promosi di dunia maya yang demi memenuhi kepuasan hati para perempuan dan mendapatkan perhatian, sengaja menciptakan arahan dan rekomendasi yang kelihatannya masuk akal, tetapi malah mendukung para perempuan untuk menghabiskan uang tanpa berpikir dengan otak.

Ini juga membuat tidak sedikit perempuan semakin gila dengan harta, menjadikan gaji 2000 yuan dan kartu kredit tidak terbatas sebagai sumber kemandirian dalam hidup, bahkan berpandangan bahwa dirinya sendiri adalah kaum kelas atas.

Ada juga sebagian perempuan dengan gaji 3000 Yuan yang meremehkan laki-laki dengan gaji 30 ribu Yuan.

Celine adalah salah satu contohnya.

Melihat akun media sosialnya, orang-orang yang tidak mengenalnya pun berpikiran dia memiliki latar belakang keluarga yang kuat, cantik dan kaya, memiliki kedudukan yang tinggi, pada akhirnya komentar penjilat pun berbanjiran di bawah kirimannya.

Tetapi Tiano tahu jelas, di balik foto Celine, mungkin saja di sampingnya Kak Russell sudah berbaring di ranjang, sambil memilih alat kontrasepsi yang bagus.

Saat memikirkan hal itu, tiba-iba saja terlihat sebuah balasan dari seorang teman dunia maya.

“Benar, benar, benar, laki-laki yang sudah menghasilkan uang memang harus menghabiskannya, menyisihkan untuk orang rumah juga tidak akan membuat siapapun terharu, harus mencari perempuan dengan latar belakang yang seimbang, untuk apa berbagi hasil jerih payah sendiri dengan orang sampah.”

Cedric Lee?

Melihat nama itu, Tiano tersenyum tidak berdaya.

Setelah itu, Celine pun membalasnya dengan segera, “Sialan memang sialan, seberapa cintanya seorang laki-laki pada perempuan, cukup lihat saja seberapa banyak uang yang dihabiskan untuk perempuan itu. Orang sepertimu ditakdirkan melajang seumur hidup!”

Dalam hitungan menit saja, keduanya pun saling memaki di kolom komentar.

Tadinya Tiano berniat menyarankan beberapa kalimat, terutama untuk Cedric Lee, bahwa kamu tidak mungkin menang dari Celine.

Tetapi, saat terlihat pemberitahuan pembaharuan di media sosial lagi, Tiano sangat terkejut, segera memuat ulang halaman itu.

Kathie Jiang…

Jas warna hitam, menampakkan kemeja putih di dalam, wajah yang cantik jelita, cukup dengan senyuman tipis saja bisa memikat hati sejuta laki-laki.

30 menit sebelumnya, Kathie Jiang memperbarui kiriman akunnya.

Tidak ada tulisan, hanya selembar foto.

Dalam foto adalah pemandangan villa Emerald Valley, dilihat dari sudut dan taman bunga itu, seharusnya di ambil dari dalam kamar.

Tiano memandangi foto itu, bimbang sesaat, belum memutuskan untuk meneleponnya kembali.

Jika dia memang memilih untuk tidak berhubungan dengan dunia luar, maka pasti ada alasannya, dirinya pun tidak ingin menerka secara sembarang.

Tetapi, saat Tiano ingin menggeser kembali layar handphone demi melihat peperangan kata-kata Celine dan Cedric, sebuah rekomendasi siaran langsung muncul di bagian atas layarnya.

[Cindy mengundangmu masuk ke ruang siaran langsung, apakah ingin menerimanya?]

Cindy?

Cindy Lin?

Semenjak Kathie menjelaskan pasar siaran langsung saat ini untuknya, Tiano pun kehilangan minat untuk menonton siaran langsung.

Segera menghapus pemberitahuan itu, membaca peperangan kata-kata sejenak, kemudian mematikan handphone dan tinggal tidur.

Saat ini juga.

Di dalam sebuah apartemen kelas atas Kota Nandu.

Cindy Lin duduk di depan kamera, menanti kedatangan ‘si semut kecil’.

Sejak perlombaan malam itu berakhir, dikarenakan ‘si semut kecil’ yang melemparkan uang 200 ribu Yuan dan 40 buah peta harta karun, dia yang tadinya hanya mengaktifkan siaran langsung karena bosan, langsung menjadi bintang utama siaran langsung dalam dunia maya.

Hanya dalam waktu 1 hari saja, pengikutnya bertambah pesat, mendapatkan berbagai penghargaan.

Pendapatan, bahkan mencapai 200 ribu Yuan!

Ditambah dengan peta harta karun yang dibagikan ‘si semut kecil’, tanpa memerlukan waktu 2 hari saja, Cindy Lin telah memenangkan 300 ribu Yuan!

Hal ini tidak mungkin mampu dia dapatkan sebelumnya, bahkan bermimpi saja tidak.

Selain itu Cindy Lin juga berparas cantik, raut wajah menggoda, dengan poni rata dan mengenakan rok pendek warna hitam yang memberi kesan cuek, serta kalung hitam melingkar di leher, dan dandanan dilengkapi air mata yang sengaja dibuat. Sekalipun tidak berbicara, penampilan itu sudah cukup menarik perhatian, mendatangkan pemasukan berlipat ganda.

Saat ini, berhadapan dengan kehebohan suasana ruang siaran langsung, Cindy Lin duduk di atas kursi dengan ekspresi datar, kembali mengirimkan undangan ke akun bernama ‘Si Semut Kecil’.

“Kakak Semut, kamu pasti akan kembali lagi kan, benar kan?”

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu