The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu

Melihat senyuman yang begitu bahagia pada wajah Vickie Chu, Tiano pun menjulurkan tangan dan mengelus kepalanya dengan tidak sabar.

Wajah Vickie memerah, mengomel dengan berbisik, “Bocah sial, memangnya kepala Kakak boleh kamu elus sesuka hati.”

Sudah dua tahun Vickie lulus dari sekolah S2.

Dari segi umur, beberapa tahun lebih tua dari Tiano.

Di matanya, Tiano selalu seperti adiknya sendiri, dia pun selalu bersikap layaknya seorang Kakak, dalam berbagai situasi selalu mengalah untuknya.

Tetapi untuk kali ini, saat tangan Tiano menyentuh keningnya, Vickie Chu malah merasakan getaran dalam tubuh, kedua pipi tiba-tiba memerah.

Tiano melihat sekilas jam dinding dalam kamar, konser musik baru akan dimulai 4 jam lagi.

Dia pun menelepon Yulius Zhang, kemudian mereka menuju Gedung New World bersama.

“Adik Keempat, aku benar-benar tidak kuat lagi, bagaimana jika malam ini aku tinggalkan mobil untukmu saja, lalu pulang sendiri naik taksi?”

Begitu Tiano masuk ke dalam mobil, Yulius pun mengumpat dengan tidak sabar.

Meski memiliki banyak uang, tidak seharusnya Adik Keempat memboroskan uang seperti ini deh.

Mercedes Benz G- Class, mesin V8, harganya jutaan Yuan loh, setelah beli hanya duduk dua kali, lalu dibuang begitu saja?

Sebagai kakak terbesar dalam kamar, Yulius merasa ada keharusan untuk menasehati Tiano. Boleh boros, tetapi tidak boleh seboros ini.

“Sekolah mengemudi memberimu berapa dalam sebulan?”

Yulius bahkan belum selesai menyusun kata-kata, Tiano malah mendahuluinya.

“Baru masuk mana mungkin ada gaji, kerja dulu saja, setelah masa percobaan selesai, aku akan mengirimkan sedikit uang untuk kepala sekolah mengemudi lewat Paman Keduaku, seharusnya bisa menetap disana.” Yulius berkata secara refleks.

“Gajinya?”

“Gaji pokok 2500 Yuan, kemudian tergantung pada tingkat keberhasilan peserta didik, akan diberikan bnus lagi, seharusnya maksimal bisa mendapatkan 4000 Yuan dalam sebulan, kenapa, kamu juga tertarik?”

Yulius Zhang melihat Tiano dari pantulan kaca, tiba-tiba berkata dengan kaget, “Sial. Adik Keempat, jangan bilang kamu berencana membuka sekolah mengemudi?”

Tiano menggelengkan kepala, “Tidak apa-apa, aku hanya tanya saja, beritahu aku jika sudah sampai, aku ingin tidur sebentar.”

Selesai berkata, Tiano Lin pun memejamkan mata.

Sebenarnya Tiano ingin sekali membantu beberapa orang dalam asramanya.

Dia juga memiliki kemampuan untuk itu.

Hanya saja, ada berbagai hubungan, yang begitu bersangkutan dengan keuntungan, pasti akan berubah secara tidak sadar.

Dua cara untuk menghancurkan sebuah hubungan pertemanan adalah: Meminjam uang, bekerja-sama membangun bisnis.

Dan mempekerjakan mereka juga merupakan salah satu penyebab cepatnya berakhir sebuah hubungan.

Tetapi dalam hati Tiano tahu jelas.

Saat ini mahasiswa yang baru lulus mengalami kesulitan besar dalam mencari pekerjaan, tidak semua orang bisa memiliki kesempatan sebaik dirinya, dia ingin membantu beberapa Kakak dalam asramanya, hanya itu saja, tetapi malah tersadar begitu sulit untuk mewujudkannya.

Tiba di Gedung New World, Tiano meminta Yulius menunggu dalam mobil, lalu pergi ke lantai 4 sendiri, tepatnya pusat penjualan pakaian perempuan.

Dia datang demi memilihkan beberapa helai pakaian untuk Vickie Chu.

Tiano pernah mengatami, pakaian yang dikenakan Vickie selalu sederhana, bahkan handphone yang digunakan pun merek apple dengan versi yang sudah tertinggal jauh. Saat keluar rumah sakit untuk menyaksikan konser musik kali ini, bagaimanapun caranya Vickie harus berdandan dan berpenampila cantik, karena suasana hati yang baik akan membuat kesehatan memulih lebih cepat.

Pertama-tama, Tiano tiba di bagian sepatu bermerek ‘Balenciaga’.

Saat datang jalan-jalan kemarin, Kathie pernah berkata merek sepatu perempuan itu memberi kesan mewah, juga termasuk salah satu merek internasional terkenal.

Tubuh Vickie Chu belum sepenuhnya pulih, tidak dianjurkan memakai sepatu hak tinggi, Tiano pun memilih beberapa sepatu hak datar dengan warna berbeda, kemudian membungkusnya.

Setelah itu, dia tiba di bagian pakaian perempuan bermerek ’Chanel’.

Itu adalah merek pakaian yang cukup disukai Kathie, semua barang yang menarik perhatian Kathie pasti tidak buruk.

Harus diakui, memilihkan pakaian untuk perempuan yang cantik adalah proses yang sangat mudah.

Sama sekali tidak perlu mempertimbangkan bagaimana hasilnya jika dipakai pada badannya, hanya perlu mempertimbangkan ukuran dan tingkat kenyamanan saat dipakai saja.

Tiano merasa, dengan paras yang Vickie Chu miliki, sekalipun mengenakan jaket militer, dia tetap saja akan terlihat mewah dan berkelas.

Dan setelah menemani Rossy Tsu, Vivian Tsu dan Kathie berbelanja, Tiano berhasil melatih sebuah kebiasaan baru.

Membeli barang tanpa melihat harga.

Tidak sampai 10 menit, Tiano sudah selesai memilihkan 3 pasang pakaian yang bisa dipakai bergantian oleh Vickie Chu, kini tengah berdiri di depan kasir menunggu membayar.

Di saat inilah, seorang perempuan membawa sehelai baju warna merah, berjalan keluar kamar pas, berdiri di samping Tiano.

“Mau yang ini, buatkan notanya ya.”

Suara itu terdengar cukup familiar.

Tiano menoleh dengan kaget, terlihat Celine sedang memainkan rambut, sambil meletakkan kemeja ke atas meja.

“Tiano?”

Celine menyampingkan kepala, melihat Tiano dengan sangat terkejut.

“Hm, kebetulan sekali, kamu juga beli pakaian disini.” Tiano mengiyakan sambil tersenyum.

Hanya saja, kekagetan dalam mata Celine segera tergantikan oleh rasa curiga.

Bagaimana Tiano bisa muncul di toko pakaian berkelas seperti ini?

Ini adalah hal yang tidak mungkin, memilih acak satu helai pakaian dalam toko saja harus membayar setidaknya 8 ribu Yuan, bahkan dirinya saja baru pertama kali datang, orang miskin seperti Tiano bagaimana mampu membeli pakaian disini?

Tetapi dengan sangat cepat, arah pandangan Celine mulai berputar ke seisi toko.

“Kenapa kamu sendiri? Mana perempuan tidak tahu malu yang ikut bersamamu kemarin? Hm? Tidak bersamamu lagi?”

Perempuan tidak tahu malu?

Tiano tercengang, segera mengerutkan kening dan berkata, “Aku datang sendiri, dan, sepertinya kurang baik jika kamu menggunakan sebutan itu untuk mereka?”

“Yoo, kamu tidak senang ya..” Ce,ine melihat Tiano dengan ekspresi remeh, lanjut berkata:”Ckck, sungguh tidak menyangka kamu begitu perhatian pada para perempuan tidak tahu diri itu. Tetapi tidak ada salahnya, makhluk sejenis pasti berkumpul menjadi satu. Satunya perempuan kesepian mencari laki-laki liar di luar, satunya lagi laki-laki miskin rela dipelihara perempuan yang lebih dewasa hanya demi uang, hanya saja sepertinya kamu salah tempat deh? Tahukah ini merek apa, dan apakah kamu mampu membelinya?”

Celine telah benci mati pada perempuan yang keluar bersama Tiano kemarin, begitu teringat pada perempuan yang berdiri di depan sambil melihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, dari dalam mulutnya pun terdengar bunyi gesekan gigi.

Itu adalah penghinaan terbesar dalam hidupnya!

Yang lebih membuatnya marah adalah, saat berpisah dengan Russell Yan pagi ini, teleponnya tidak bisa dihubungi lagi, Russell pasti merasa sangat malu dengan kejadian itu, takutnya hubungan mereka berdua akan segera berakhir.

Itu adalah pohon uang yang berhasil dia raih, dan akan selesai begitu saja.

Selama seharian amarah dalam dirinya tidak kunjung mereda, bukan karena perginya Russell Yan, tetapi selalu teringat jika bertemu Tiano dan perempuan itu lagi, bagaimana cara membuat mereka harga diri mereka hancur dan tidak berani muncul di hadapannya lagi.

Tidak menyangka kesempatan itu malah datang sangat cepat, tetapi Tiano malah datang sendiri, hingga sekarang perempuan itu tidak menampakkan diri lagi.

Tadinya Tiano tidak berencana membuat perhitungan dengan Celine, hanya menyapa sejenak, setelah itu langsung membayar belanjaan dan pergi.

Tetapi saat dia mendengar Celine mengatai Kathie dan lainnya tidak tahu malu, timbul amarah dalam hati.

Bagaimanapun juga, setelah dihina oleh Keluarga He kemarin, sampai sekarang Kathie tidak menghubungi Tiano, membuat Tiano merasa semua ini pasti sebagian karena dirinya.

“Jadi? Jika kamu tidak segera membayar, biarkan aku dulu saja.”

Tianio menoleh melihat ke arah petugas kasir, berkata: “Hitungkan semua pakaian ini untukku, terima kasih.”

“Kenapa? Tidak berani berbicara denganku? Tidak berani, atau merasa tidak memiliki harga diri? Tetapi aku rasa setelah ketahuan jalan dengan kamu, perempuan sial kemarin tidak berani muncul di mall ini lagi kan? Apakah dia memberimu uang, lalu memintamu membelikan pakaian kemudian mengantarkannya? Aku sudah menyebarkan hubungan kalian berdua ke dalam grup media sosial, Kakak Hao juga akan datang langsung ke perusahaan tempat perempuan sial itu bekerja, menyebarluaskan semua tingkah buruknya di luar, entah apa yang akan dikatakan ketua jurusan kita, serta pimpinan perusahaan perempuan sial itu saat tahu masalah ini?”

Celine berkata dengan bangga dan penuh rasa kemenangan.

Dia sudah memutuskan, bagaimanapun caranya, dia harus mencari tahu data perusahaan tempat perempuan sial yang memelihara Tiano itu bekerja, lalu melaporkan pada atasannya. Dan, dia juga sudah memegang bukti kesalahan mereka, mereka tidak akan bisa melakukan pembelaan.

Akan lebih baik lagi jika bisa menemui atasan perusahaannya secara langsung, kemudian mengajukan surat lamaran sendiri.

“Tuan, total yang harus Anda bayar adalah 69.800 Yuan, apakah ingin membayar secara tunai, atau dengan kartu bank?”

“Kartu bank.”

Tiano mengeluarkan sebuah kartu hitam dari saku celana, sebelum menyodorkan pada petugas kasir malah direbut oleh Celine.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu