The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 152

Dingin sekali……

Di dalam kegelapan, Tiano Lin meringkuk.

Kesadaran dia masih berhenti di saat berguling dari lereng.

Dia menarik tangan Celestine Gu, mereka berdua berguling dari lereng gunung diikuti batu hancur dan tanah, di saat sekarat, dia melihat bayangan Celestine Gu jatuh ke dirinya, setelahnya adalah kegelapan yang tiada batas.

Setelah bingung beberapa lama, rasa nyeri di seluruh tubuh, membuat Tiano Lin tidak tahan dan mengerang panjang.

Tetapi setelahnya, tubuhnya perlahan-lahan ditutupi sebuah kehangatan.

“Celestine Gu, kamu bukan?”

Tiano Lin berkata dengan sulit, yang membalas dia adalah kesunyian yang tak berujung.

“Celestine Gu”

Tiano Lin tidak tahan dan memanggil lagi dengan pelan.

“Iya, Tuan Muda, ini aku, kamu tidak apa-apa kan?”

Akhirnya, Tiano Lin mendengar suara Celestine Gu, dia juga baru sedikit merasa lega.

“Aku baik-baik saja, kamu, kamu bagaimana?”

Di dalam kegelapan, Tiano Lin tidak bisa melihat apapun, hanya bisa merasakan, sebuah tubuh yang lembut memeluk tubuh bagian atasnya, walaupun bau amis lumpur sangat menusuk hidung, tetapi samar-samar bisa mengendus aroma yang wangi dari tubuh perempuan.

“Aku juga tidak apa-apa, tetapi sepertinya situasi di luar tidak terlalu baik, Tuan Muda, kamu harus mempersiapkan mental.”

Biasanya Celestine Gu adalah orang yang sifatnya optimis, sebelumnya terjadi masalah yang sangat besar di rumah sakit, juga tidak pernah mendengar suaranya bergetar.

“Iya, kamu lepaskan aku dulu, aku tidak apa-apa.”

Merasakan tubuh yang lembut melepas perlahan-lahan, Tiano Lin duduk di bawah bantuan Celestine Gu, lalu, sebuah cahaya yang menusuk mata merobek kegelapan dan menyinari pemandangan di depan mata.

Gua.

Sempit dan lembap.

Di samping tubuhnya semuanya adalah lumpur yang masuk dari luar, sangat tebal dan menutupi punggung kakinya.

Hanyalah, tempat dia berbaring ini, seharusnya dibersihkan oleh Celestine Gu, walaupun ada lapisan tipis, tetapi tidak berpengaruh.

“Gua sudah tertutup?”

Setelah mengamati jelas lingkungan dirinya berada, Tiano Lin menoleh dan melihat ke arah saat ini cahaya bersinar.

Saat ini gua yang tidak besar sudah tertutup beberapa batu besar dengan rapat, masih ada tanah yang bercampur dengan air hujan terus-menerus mengalir ke dalam dari celah, suara hujan yang deras masuk ke dalam gua, suaranya juga semakin kencang.

“Untung saja aku menemukan gua ini, saat itu hanya tidak sampai satu menit, lereng tempat kita jatuh roboh, lalu mulut gua ini juga tertutup.” kata Celestine Gu dengan masih merasa takut.

“Terima kasih.”

Tiano Lin menoleh, dia melihat Celestine Gu juga buru-buru membalik kepala dan memutar wajah ke arah lain.

“Kamu kenapa?”

Tiano Lin mengerutkan dahi, dia mengulurkan tangan dan memegang wajah Celestine Gu.

“Jangan, jangan lihat……”

Walaupun Celestine Gu menolak, tetapi Tiano Lin bersikeras, sebuah wajah yang terluka karena batu hancur, masuk ke penglihatan Tiano Lin di bawah cahaya yang menusuk mata.

“Aku kira masalah yang sebesar apa, luka kecil saja kan, haruskah sampai tidak berani dilihat orang?”

Tiano Lin tertawa, lalu melihat dengan teliti dan berkata: “Tidak apa-apa, sedikit luka luar, tunggu pulang aku suruh rumah sakit mengatur dokter bedah jahit terbaik untukmu, dibereskan sedikit saja juga sembuh, tidak apa-apa kok.”

“Benaran?” tanya Celestine Gu dengan tidak berani percaya.

“Tentu saja, bagaimanapun aku juga sudah tinggal lama di rumah sakit, kan aku menjadi mengerti karena sudah lama sakit, luka sekecil ini aku masih bisa tahu, tidak apa-apa, jangan khawatir.” Tiano Lin menenangkan sambil tertawa.

Di saat bersamaan, hatinya menjadi khawatir.

Untung saja, di dalam kegelapan, Celestine Gu tidak melihat jelas perubahan ekspresi di mata Tiano Lin, baru menenangkan perasaan, dia berkata lagi dengan kesepian: “Tuan Muda Lin, kemungkinan kita sudah kehilangan koneksi dengan luar.”

“Kehilangan koneksi?” Tiano Lin mengerutkan dahi.

“Iya, ponsel kamu rusak saat jatuh, sekarang tidak bisa dinyalakan, walaupun ponselku tidak apa-apa, tetapi di dalam gua tidak ada sinyal, juga tidak bisa berkomunikasi dengan luar.” Celestine Gu menjelaskan.

“Rusak?” Tiano Lin baru menyadari, ponsel yang berada di samping kakinya dan sudah hancur adalah ponselnya, seketika dia tidak tahan dan mengomel, “Ponsel rongsok apa ini, ratusan juta rupiah lagi, sial, lain kali tidak akan beli merek rongsok ini lagi.”

“Tetapi Tuan Muda Lin, kamu juga jangan khawatir, aku yakin tunggu dua orang teman satu kampus kamu itu kabur dari gunung, mereka akan melaporkan kabar kepada kantor polisi, polisi pasti akan datang menyelamatkan kita.” Celestine Gu menenangkan dengan suara kecil.

Apakah bisa kabur?

Tiano Lin menggeleng-geleng kepala.

Dia terlalu mengerti kualitas tubuh beberapa orang satu asrama.

Lari 1000 meter saat ujian olahraga saja kelelahan sampai hampir asma, berlomba lari dengan dua orang luar negeri bertubuh kekar di lingkungan seperti ini, mungkin situasi mereka sekarang lebih gawat daripada dirinya, bisa jadi juga ada ancaman nyawa.

Tetapi, situasi seperti sekarang ini, yang paling penting adalah mengukuhkan hati.

Bagaimanapun juga, Celestine Gu juga adalah perempuan, walaupun dia berusaha bersikap seperti sangat tenang, tetapi Tiano Lin tetap bisa merasakan perasaan tidak berdaya dan panik dalam hatinya saat ini dari telapak tangannya yang dingin.

“Iya, mereka akan datang.” Tiano Lin berkata sambil tersenyum.

Pukul 12.30.

Hujan di luar gua sama sekali tidak mereda.

Udara di dalam gua semakin lembab dan dingin.

Mereka berdua dari duduk satu baris, sampai berpeluk dan bersender bersama, saling menghangatkan tubuh dan melewati setiap detik dan menit yang menderita.

“Kalau hari ini adalah hari terakhir kehidupan kamu, kamu bermaksud melakukan apa?” Celestine Gu meringkuk di dalam pelukan Tiano Lin, walaupun lelaki ini lebih muda beberapa tahun dari dirinya, tetapi saat ini, Celestine Gu tidak tahu mengapa merasa tubuh dia ada sedikit rasa aman, bisa membuat dia merasakan kehangatan di saat putus harapan.

“Kalau aku, ingin kembali ke masa lalu, melihat diriku pernah melakukan apa saja di kehidupan masa lalu dan pernah meninggalkan penyesalan apa, bagaimanapun, juga sudah tidak bisa diperbaiki, diam-diam menyesali saja di dalam hati.” kata Tiano Lin sambil tertawa.

“Oh.” Celestine Gu mengangguk, lalu merapatkan wajahnya ke dalam pelukan Tiano Lin.

“Kalau kamu?” Tiano Lin menunduk dan bertanya.

“Membiarkan kamu tetap hidup.” Celestine Gu tidak berpikir sama sekali dan langsung berkata.

“Aku?” Tiano Lin berkata dengan bingung sambil tertawa, “Semuanya sudah mau mati, bagaimana kamu bisa membiarkan aku tetap hidup?”

Celestine Gu menggeleng-geleng kepala dan berkata dengan suara pelan: “Tunggu benar-benar sampai di situasi itu, aku baru beritahu kamu, bicara sekarang terlalu menjijikan.”

“Menjijikan?”

Tiano Lin tertegun.

Tetapi setelahnya, di dalam pikirannya muncul adegan tragis yang dilihat tim penyelamat luar negeri setelah menyelamatkan beberapa orang yang terkurung.

“Aku sih tidak ada kebiasaan makan daging manusia.”

Tiano Lin menepuk punggung Celestine Gu dengan kesal, tetapi lupa saat ini tubuhnya sudah sangat lemah, Celestine Gu merasa sakit dan seketika mengeluarkan suara erangan yang sulit ditutupi.

“Kamu, kamu sudah ada reaksi……”

Hanya sebentar, Celestine Gu berkata dengan malu.

Wajah Tiano Lin menjadi merah, mereka berdua saling bertempelan, perubahan kecil apapun pada dirinya, Celestine Gu bisa merasakan dengan sangat jelas.

“Perlu aku bantu tidak?” Celestine Gu mengulurkan tangan, di celah tubuh mereka berdua, memegang dengan pelan……

“Ehmm……”

Gairah yang tidak bisa dijelaskan, mengusir semua rasa dingin yang tersisa di dalam tubuh.

Walaupun hubungan mereka berdua selalu berada dalam tingkat coba-coba.

Tetapi kali ini, Tiano Lin bisa merasakan, Celestine Gu seperti sudah yakin ini adalah masa terakhir hidupnya dan ingin melangkahkan langkah terakhir dengannya.

Tetapi lingkungan ini juga terlalu buruk kali.

Dia tidak mudah beraksi……

Tiano Lin sudah hampir menangis.

“Tiano Lin dan Celestine Gu ada di dalam tidak?”

Tiba-tiba, sebuah suara yang kencang mendadak berbunyi dari luar gua.

“Ada!”

Mungkin karena refleks, mereka berdua berteriak dengan bersamaan dan berdiri dengan cepat, mereka melihat cahaya dari luar gua dengan gembira, di saat bersamaan, juga ada suara berisik mesin helikopter yang memecah irama hujan yang memenuhi langit.

“Mohon kalian berdua jangan khawatir dan pertahankan ketenangan, aku adalah Kolonel Team Silver Bear wilayah militer Kota Nandu, Warner Zhang, sekarang datang menyelamatkan kalian mengikuti perintah!”

Setelah berkata, langsung terlihat batu besar yang menghalangi mulut gua dikaitkan dengan rantai-rantai yang seperti cakar tajam, setelahnya, suara berisik mesin helikopter semakin menusuk telinga, mulut gua di depan mata seperti cahaya matahari pertama saat awan hitam dibuka setelah hujan dan dibuka perlapis, batu besar perlahan-lahan ditarik helikopter ke atas langit.

Banyak pilar cahaya matahari yang terang menyinari ke dalam, belasan pasukan khusus yang berseragam lengkap berdiri di depan gua dengan rapih, pemimpin memberi hormat dengan sikap militer.

“Salam, aku adalah Kolonel pasukan tempur khusus wilayah militer Kota Nandu, Warner Zhang, sekarang datang menyelamatkan kalian mengikuti perintah, mohon kalian tenang, musuh sudah diatasi semua, sudah boleh pergi dengan aman.”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu