The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 159

Tiano Lin langsung keluar dari game setelah selesai mengirim pesan singkat.

"Tiano, apakah kamu benar-benar menyukainya ?" Tanya Cedric Lee dengan bingung.

"Mari kita lihat lagi, bantulah aku memperhatikan yang lain, hubungilah aku jika terjadi sesuatu."

Tiano Lin menutup telepon, dan langsung menerima panggilan dari Loretta Liu.

"Ibu, ada apa menghubungiku malam-malam ?"

Tiano Lin melirik sejenak ke waktu, dan itu sudah pukul delapan malam.

"Apakah kamu sekarang berada di kota Nandu ? Jika besok kamu tidak memiliki urusan, aku ingin mengundang bibi kedua dan suaminya datang ke rumah kita, pada saat itu kamu juga datang dan bawalah Kathie Jiang juga datang bersamamu."

Loretta Liu langsung menutup telepon tanpa menunggu respon dari Tiano Lin.

Mengundang sekeluarga bibi kedua ke rumah ?

Tiano Lin mengerutkan kening.

Meskipun Tiano Lin telah makan yang cukup pada saat terakhir kali berkunjung ke rumah bibi keduanya, namun generasi orang yang lebih tua sangat mengutamakan hubungan sesama saudara, baik atau buruknya, terutama ketika usia semakin bertambah.

Lupakan saja, kebetulan dirinya juga ingin pergi ke rumah Kathie Jiang, jadi aku bisa sekaligus bertanya kepadanya apakah dia memiliki waktu luang.

Tiano Lin menganggap kunjungan dirinya sendiri ke rumah bibi keduanya hanya untuk makan gratis.

Selama beberapa waktu ini, Tiano Lin sudah terbiasa memakan hidangan yang dibuat oleh Celestine Gu, dan setelah memakan sekotak makanan yang dibeli dari luar, dia selalu merasa seperti ada yang kurang.

Pada saat keluar rumah, Tiano Lin sengaja berdiri di lereng gunung untuk mengamati apakah ada orang di depan rumah Davin Cheng.

Kemudian, dia berlari menuruni gunung dengan tergesa-gesa dan bertemu dengan Sisca Cheng yang sedang memegang pot tembikar berwarna ungu yang terbuat dari tanah liat.

Sisca Cheng tetap berpakaian rapi meskipun hanya berada di rumahnya sendiri.

Memakai rok pendek berwarna hitam yang ketat, menampakkan pinggangnya yang ramping dan sepasang paha yang putih dan lembut, serta dengan riasan ringan yang ada di wajahnya.

"Apakah kamu belum makan ?"

Hanya saja, suaranya terdengar acuh tak acuh.

Meskipun dia hanya menanyakan sebuah kalimat sederhana, namun itu seperti menolak orang ribuan mil jauhnya dan membuat orang menjadi tidak ada nafsu makan.

"Aku sudah makan." Kata Tiano Lin dengan jujur.

"Oh, kalau begitu buang saja."

Sisca Cheng berbalik dan berjalan ke tempat pembuangan sampah yang ada di pinggir jalan dan membuang pot tembikar berwarna ungu yang terbuat dari tanah liat itu.

"Apakah kamu marah ?" Kata Tiano Lin dengan tak berdaya.

Aku hanya sudah makan, sepertinya tidak perlu sampai membuang pot tersebut.

"Tidak, aku hanya tidak terbiasa membawa kembali barang-barang yang kubawa." Kata Sisca Cheng sambil menepuk tangannya sendiri.

"Baik...lah, apakah sekarang sudah baik-baik saja ?" Tiano Lin merasa bahwa wanita ini tidak bisa diajak berkomunikasi.

"Ya, tidak apa-apa." Sisca Cheng mengangguk.

"Lalu, apakah aku sudah boleh pergi sekarang ?"

"Boleh."

"Sampai jumpa."

Keduanya mengucapkan sampai jumpa di depan Villa Kathie Jiang dan bersama-sama berjalan menuruni gunung.

Membunyikan bel pintu, Kathie Jiang merespon dan membuka pintu.

Dia tidak memakai seragam, dia mengenakan pakaian kasual dengan rok berkibar, menampakkan kakinya yang indah.

Tangannya memegang sebuah kantong yang diisi dengan sayuran dan daging segar, serta beberapa makanan laut.

"Apakah kamu baru saja pergi berbelanja ?" Tiano Lin bergegas mengambil tentengan Kathie Jiang.

Kathie Jiang tersenyum lembut, "Aku mendengar bahwa Tuan muda Lin akan datang kemari, jadi tentu saja aku harus mempersiapkan diri dengan baik."

Pada saat itu, Kathie Jiang berubah dari malaikat angkuh menjadi istri yang baik. Setelah sibuk di dapur selama setengah jam, sehidangan lezat di bawa ke atas meja makan.

"Ternyata kamu bisa memasak juga, bahkan masakanmu ini sangat lezat...." Tiano Lin melahapnya, tidak tahan untuk tidak memuji keterampilan memasak Kathie Jiang yang jauh melebihi dari harapannya.

"Aku biasanya jarang memasak, aku mendengar bahwa kamu tidak makan dengan baik di malam hari, jadi aku menyiapkan beberapa bahan makanan dan memasaknya." Kata Kathie Jiang sambil tersenyum pada Tiano Lin.

Beberapa hari ini, Kathie Jiang sibuk mengurusi masalah Luoxia Mountain, hatinya tidak tenang semenjak Tiano Lin dibawa ke rumah sakit dari pegunungan, tetapi ketika melihat dia sekarang memakan masakannya dengan penuh semangat, Kathie Jiang pun merasa lega dan nyaman.

Selesai makan.

Tiano Lin mengatakan kepadanya bahwa dirinya sudah mulai memilih pemain untuk klub.

Kathie Jiang tersenyum sambil berkata : "Serahkan saja urusan ini kepada pelatih dan manager. Aku telah membelikanmu sebuah klub yang baru saja memasuki liga, dan sudah dibayar, aku akan memberimu surat kontraknya kepadamu pada besok siang, tugasmu hanya perlu menandatanganinya."

"E..."

Tiano Lin memandangi Kathie Jiang dengan heran, melihat ekspresi heran Tiano Lin, Kathie Jiang tersenyum sambil berkata kepadanya : "Baiklah, mari kita bicarakan hal yang serius, bukankah kamu datang menemuiku malam-malam bukan hanya untuk makan ? Katakan saja jika ada sesuatu."

"Besok siang, temanilah aku ke rumah ibuku, dia ingin mengundang bibi keduaku untuk makan." Tiano Lin menjelaskan apa tujuannya datang menemui Kathie Jiang.

Terjadi keheningan selama dua menit.

Kathie Jiang mengerutkan kening sambil bertanya : "Apakah kamu serius ?"

"Benar, ibuku memintaku untuk membawamu ke sana, kebetulan aku sedang ada waktu luang, jadi aku datang kemari untuk makan." Kata Tiano Lin dengan jujur.

"Maaf, aku tidak bisa menemanimu." Kathie Jiang menggelengkan kepala sambil berkata.

Melihat tatapan Tiano Lin yang kebingungan, Kathie Jiang mendesah tanpa daya, "Sepertinya benar apa yang dikatakan Kak Liu, kamu memang masih dalam....."

.........

Pada siang hari berikutnya.

Kathie Jiang pergi setelah mengantar Tiano Lin ke depan pintu Flowers Villa.

Paul Lin dan istrinya baru saja kembali kemarin, dan mereka harus menemani saudara perempuan mereka dengan baik.

"Cepat masuk dan duduklah, aku tahu bahwa saudara perempuanku yang kedua dan Kath suka memakan buah naga, aku dan kakak iparmu sengaja pergi ke supermarket dan membeli semua buah naga yang terbesar dan segar, cobalah."

Paul Lin dengan cepat mengeluarkan buah naga yang sudah siap dikupas dari dapur.

Ketika keluarga Lindiani Lin memasuki Villa, seluruh orangnya terpana, melihat ke sekeliling dan lingkungan Villa dengan takjub dan dengan wajah yang penuh rasa tidak percaya.

"Apakah ini adalah rumah paman ? Bahkan kepala seksi kami pun tidak pernah menempati rumah sebesar ini, dari mana mereka mendapatkan uang ?"

Begitu masuk, Kath Wu bergumam pelan sambil memandang dengan curiga pada dekorasi dan perabotan di Villa.

"Hehe, harga diri orang-orang pedesaan sangat tinggi, sifat buruk mereka tidak pernah berubah."

Anthony Wu tertawa kecil, nada bicaranya penuh dengan penghinaan.

Sekeluarga memasuki rumah, duduk di sofa dengan senyum di wajah mereka, tidak tahu apa yang sedang mereka pikirkan.

Paul Lin dan Loretta Liu bergegas mengeluarkan buah-buahan dan teh, dan dengan ramah duduk di hadapan mereka.

"Aku sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengan adik keduaku, terakhir kali kami bertemu ketika Tiano di terima di universitas, empat tahun berlalu dengan cepat, dan sekarang benar-benar sudah tua." Kata Paul Lin sambil memandangi keluarga saudara perempuannya yang terdiri dari tiga orang.

Lindiani Lin berpura-pura senyum sambil berkata : "Bagaimana kami bisa dibandingkan dengan kakak, kakak baru saja pindah dari pedesaan ke kota, dan memiliki rumah sebesar ini, aku rasa itu tidak murah, berapakah harganya pada saat kamu membelinya ?"

"Beli ?" Paul Lin tertegun, lalu tersenyum sambil berkata : "Bagaimana kami sanggup membeli rumah seperti ini ? Seorang teman lama yang meminjamkan tempat tinggal ini untuk kami sementara, kami akan kembali ke rumah pedesaan kami dalam beberapa hari lagi, dan rumah ini akan dikembalikan kepada pemiliknya."

Begitu Paul Lin berbicara, sekeluarga Lindiani Lin langsung saling memandang.

Kenapa harus berpura-pura, bagaimana mungkin seseorang yang sudah lama tinggal di pedesaan bisa mengenal orang kaya di kota Nandu yang mau meminjamkan Villa besar ini kepada mereka ?

Lindiani Lin mendengus, lalu tersenyum sambil berkata : "Kalau begitu, Tiano Lin akan segera lulus dari universitas, apakah dia sudah menemukan pekerjaan ? Terakhir kali dia pergi ke rumahku, aku dan adik iparmu telah membujuknya supaya dia mengikuti ujian pegawai negeri seperti Kath Wu dan mendapatkan pekerjaan yang layak. Kapan dia akan sukses jika dia terus melamar perusahaan yang berantakan itu ?"

Lindiani Lin tampaknya peduli dengan masa depan Tiano Lin, namun dibalik kepeduliannya itu, dia sedang memamerkan prestasi putrinya yang diterima sebagai pegawai negeri.

"Apakah Kath Wu telah diterima sebagai pegawai negeri ? Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan, mengapa kamu tidak memberitahu kami sebelumnya, menurut tradisi keluarga, kita harus merayakannya bagi Kath Wu." Paul Lin adalah orang yang sederhana dan jujur, dia tidak mengerti maksud di balik perkataan Lindiani Lin, dia benar-benar tulus bahagia mendengar kabar tersebut.

"Paman, di sini adalah kota, jangan bicara omong kosong. Gaya hidup pegawai negeri seperti kami diatur sangat ketat, tidak boleh mengikuti gaya pedesaan kalian seperti menyiapkan jamuan makan. Jika berani melakukannya, mereka pasti akan memeriksaku, kemudian memberiku hukuman yang serius. Jika demikian, bukankah paman seperti sedang mendorongku ke dalam lubang api ?" Kata Kath Wu dengan nada marah.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu