The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 198

Tiano Lin tidak terpikir, Kathie Jiang memilih mengatakan perkataan ini padanya.

Dengan begitu, misi besar perusahaan yang pagi tadi dikatakan, seharusnya adalah mengenai Keluarga Tsu, Keluarga Hong, dan Keluarga Jiang.

Harris He sudah mendengar informasi ini, tapi tidak bersedia mengurus masalah ini, jadi menyuruh Kathie Jiang mengingatkan dari samping.

Karena bagaimanapun pasar bisnis seperti pertarungan.

Dalam pertarungan yang tidak terlihat asap bomnya, siapapun yang masuk ke dalam, juga tidak akan mungkin memiliki kepercayaan diri untuk keluar.

Apalagi, orang tua berjuang seumur hidup baru mengumpulkan kekayaan ini, susah-susah bisa pensiun. Kalau dia membuat masalah bagi mereka, maka benar-benar sangat kelewatan.

"Iya, aku mengerti." Tiano Lin menganggukan kepala.

Jam 8 malam.

Tiga orang itu makan seafood di samping api unggun dan minum anggur merah.

Tiano Lin pertama kali mengetahui kemampuan minum bir Angelia Liu.

Setelah Tiano Lin dan Kathie Jiang sudah mabuk, dia masih seperti biasanya.

Setelah itu, mereka jalan keliling-keliling, mengobrol sebentar, dan masing-masing kembali ke kamar untuk istirahat.

Awalnya, Angelia Liu masih memberi usul tiga orang itu bermain game sebentar di kamar.

Tapi karena mereka besok masih mau naik kapal ke laut, Tiano Lin juga pertama kalinya datang ke pantai, maka perlu menyimpan energi, kalau tidak akan mabuk laut di atas kapal, dan liburan ini jadi sia-sia.

Tiano Lin berbaring di atas ranjang dan melihat ponsel sebentar, di timeline melihat video Yulius Zhang dan yang lainnya, bernyanyi di Starz Karaoke.

Seketika dia baru teringat, di kamar sebelah, Angelia Liu masih tertidur. Angelia Liu adalah bos dari Starz Karaoke, uang minum bir sebanyak puluhan ribunya di sana juga belum diminum, langsung menelpon Angelia Liu dan memberitahu masalah ini pada wanita itu.

"Temanmu bernyanyi dan minum bir di sana ya, kasih tahu aku nomor ruang mereka saja, tidak usah pedulikan yang lain lagi." Angelia Liu berkata di ujung sambungan.

"Ok, terima kasih."

Tiano Lin sangat tenang pada pengaturan Angelia Liu. Setelah menutup sambungan, dia bertanya nomor ruang mereka dan mengirimkannya pada Angelia Liu, setelah itu terlelap.

Keesokan harinya, setelah makan kenyang, tiga orang itu duduk kapal dua lantai mewah meninggalkan pantai, melaju ke arah lautan.

Hari liburan hanya tiga hari.

Selain kru kapal dan koki, hanya ada mereka bertiga di atas kapal dan pantai bermain.

Kapal udara, berlayar, menyelam, parasailing .....

Yang jelas banyak permainan yang seru, Kathie Jiang membawa Tiano Linm mencoba semuanya.

Terutama Kathie Jiang yang mengenakan bikini, memeluk Tiano Lin dari belakang, dan membawa pria itu mencoba pengalaman melayang di atas air.

Perubahan tubuh Tiano Lin yang memalukan, direkam oleh Angelia Liu yang sedang berjemur di dek kapal sepanjang permainan itu.

Ini digunakan untuk mengancam Tiano Lin. Kalau tidak meniduri Kathie Jiang di atas kapal, maka dia akan mengirimkan video ini kepada Harris He dan Rossy Tsu, menyuruh mereka melihat, bagaimana putra mereka menggoda Kathie Jiang.

Tiano Lin tentu tidak menganggap penting hal ini.

Harris He dan Rossy Tsu saja sudah tidak sabar ingin menyuruhnya segera mencari pacar yang resmi, bagaimana mungkin akan mengatainya.

Lalu dibawah bantuan Kathie Jiang, mendayung, berselancar, memancing di laut .....

Sampai malam hari, mereka menyerahkan ikan yang berhasil dipancing kepada koki. Mereka bertiga duduk di atas dek kapal, sambil menikmati seafood dan champagne, sambil menatap langit yang bertaburan bintang.

Intinya.

Selain setiap malam, Tiano Lin harus melampiaskan kepuasan seksnya di hari itu di dalam kamar.

Semuanya sangat menyenangkan.

Hubungan Tiano Lin dan Kathie Jiang, juga dalam waktu beberapa hari ini, menjadi jauh lebih dekat.

Tapi, bagaimanapun di dalam kapal agak terbatas.

Pada malam terakhir, setelah ketiganya selesai makan dan kembali istirahat di kamar masing-masing, Tiano Lin menjalankan PRnya sendiri di dalam kamar, tiba-tiba Kathie Jiang masuk sambil membawa setengah gelas Champagne dan melihat itu.

"Kamu, setiap malam harus seperti ini?"

Ketika melihat Tiano Lin yang berdiri dengan panik dan memakai baju, Kathie Jiang menatap Tiano Lin dengan wajah bingung.

Terhadap masalah pria dan wanita, Kathie Jiang sejak kecil mendapat pengajaran negara barat. Meskipun belum pernah melakukan, tapi juga bukan sampai dalam tahap bisa membicarakan hal itu secara terbuka.

Mendengar pertanyaan ini, Tiano Lin sangat malu sampai rasanya ingin mencari satu lubang dan melompat ke dalamnya.

"Tidak kok, bukan setiap malam, kalau begitu tubuhku tidak dapat tahan."

"Hari ini hanya kebetulan saja dilihat olehmu, tapi kamu jangan sampai memberitahu Angelia. Kalau tidak dia akan menertawakanku lagi."

Tiano Lin juga bukan menolak total, melainkan hanya mengakui sebagian saja.

Hanya beberapa hari ini saja.

Karena bagaimanapun, bersama terus dengan Kathie Jiang, selama itu adalah pria normal, pasti tidak dapat tahan.

Dia berbuat seperti ini untuk menghindari terlalu bernafsu dan melakukan tindakan yang gegabah.

"Kalau begitu apa boleh memberikan ponselmu untuk kulihat?"

Kathie Jiang berdiri di pintu dan menatap Tiano Lin.

"Ponsel apa?"

Tiano Lin tersentak dan tanpa sadar mundur satu langkah ke belakang.

"Bukankah tadi kamu melihat ponsel? Aku ingin lihat siapa foto dalam ponselmu itu." kata Kathie Jiang.

"Tidak ada kok, tidak ada siapapun di dalamnya. Kamu yang salah lihat." elak Tiano Lin.

"Berani lihat tapi tidak berani memberitahuku?"

"Berikan ponselmu padaku."

"Aku tidak suka pria yang tidak bertanggung jawab."

Dari hubungan jarak dekat beberapa hari ini, Kathie Jiang dapat merasakan, pria yang lebih kecil beberapa tahun darinya ini, sebenarnya memiliki perasaan padanya.

Tapi sebagai seorang anak yang keluarganya sangat kaya.

Tiano Lin bahkan tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan padanya.

Malah seperti murid SMP yang diam-diam menyukai seorang perempuan.

Kathie Jiang sebagai seorang wanita dewasa, tentu saja dibuat penasaran.

Menghadapi mata Kathie Jiang, Tiano Lin terpaksa memberikan ponsel dari belakang tubuhnya ke tangan Kathie Jiang.

Menggeser layar.

"Ini adalah fotoku yang sudah sangat lama."

"Juga dipotret dua tahun lalu saat di London."

"Apa kamu sangat suka memoles lipstick dan mengenakan seragam?"

Kathie Jiang menggeser satu per satu foto di ponsel, lalu menghapusnya, dan mengembalikan pada Tiano Lin.

"Masih bolehlah, kharismamu setelah mengenakan seragam, lalu .... sial, kenapa kamu menghapus semua fotonya. Masih ada beberapa hari, kamu mau memutuskan membuatku mati ya."

Ini juga susah-susah Tiano Lin simpan dari timeline Kathie Jiang.

Sekarang Kathie Jiang mensetting timeline-nya hanya bisa dilihat dalam tiga hari saja. Foto-foto kesayangan itu dihapus begitu saja oleh Kathie Jiang, Tiano Lin benar-benar tidak ada tempat untuk menangis lagi.

"Aku ada di sini, kenapa kamu masih membutuhkan foto?"

Setelah berkata, Kathie Jiang membawa botol bir, masuk ke dalam kamar.

Cuaca di permukaan air laut malam hari sedikit dingin.

Kathie Jiang mengenakan celana pendek dan T-shirt katun putih.

Wajahnya cantik dan tidak ada kekurangan sedikitpun.

Kulit yang halus dan elastis.

Mata yang jernih seperti dapat melelehkan seseorang.

Tubuhnya kurus dan tinggi.

Meskipun mengenakan pakaian sederhana, tapi memancarkan aura kedewasaan.

Setelah masuk ke dalam kamar, Kathie Jiang duduk di seberang Tiano Lin.

Kemudian, Kathie Jiang menatap ke sisi lain, memperlihatkan wajah samping yang cantik dan leher yang putih, lalu berkata, "Aku tidak melihatmu, cepatlah."

"Begini saja?" Tiano Lin menelan air liurnya.

"Iya." Kathie Jiang menganggukan kepala.

Keheningan kira-kira berlanjut selama 10 detik.

Tiano Lin menghela napas dan berkata, "Sudahlah, kamu pergi saja."

"Ada apa?" Kathie Jiang bertanya dengan terkejut.

"Aku, aku tidak bisa ..." Tiano Lin berwajah malu.

Candaan macam apa ini, terlalu memalukan.

"Kenapa?"

"Kamu lihat fotoku bisa, tapi kenapa aku ada di sini, jadi tidak bisa?"

Kathie Jiang menolehkan kepala dan menatap Tiano Lin dengan wajah tidak mengerti.

"Ini agak sulit dijelaskan .... rasanya seperti kamu menyukai satu hal sejak lama, memikirkannya setiap hari, tapi ada satu hari, sang pelayan tiba-tiba membawa barangnya di hadapanmu, dan bilang hanya boleh dipegang, atau dicoba olehmu, tapi barang ini bukan milikmu. Perasaan seperti ini, sangatlah rumit, apakah kamu mengerti?" Tiano Lin mencoba menjelaskan.

"Kamu ingin mendapatkanku?" Kathie Jiang tiba-tiba membelalakan mata.

"Sudahlah, anggap saja aku tidak bicara. Aku sudah mau tidur, apa kamu masih ada urusan lain?" Tiano Lin berkata dengan lemah.

"Tidak ada, kamu tidur saja, aku kembali dulu."

Kathie Jiang berdiri, kaki putih panjang berjalan di hadapan Tiano Lin, berhenti sebentar di pintu masuk, menolehkan kepala dan bertanya, "Apa kamu nyaman? Mau aku bantu tidak?"

Kathie Jiang dapat melihatnya, Tiano Lin menahan diri dengan cukup sulit.

Awalnya dia menghapus foto agar Tiano Lin bisa melihatnya langsung dengan lebih nyaman.

Tapi, tidak terpikir, Tiano Lin tetap ada gangguan batin.

Seketika dia merasa agak tidak enak hati.

Karena bagaimanapun, Tiano Lin karena dirinya baru merasa begitu tidak nyaman.

"Benarkah?" Tiano Lin menoleh dengan wajah senang, dan menatap wanita dewasa yang ada di hadapannya itu.

"Haih."

Kathie Jiang menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, membalikkan badan, dan berjalan ke arah Tiano Lin.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu