The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 162
Tiano Lin memandangi kedua orang tuanya, dan kemudian bertanya, "Kamu bisa menemukan rumah sakit untuk operasi kecil seperti pengangkatan batu empedu. Apakah perlu pergi ke panti jompo?"
"Itu benar, Rico Liu di pintu masuk barat desa kami operasi batu empedu enam bulan yang lalu. Setelah waktu yang singkat, dia sudah bisa bekerja kembali di sawah, dia pulih dengan cukup baik."
Begitu Paul Lin membuka mulutnya, Lindiani Lin segera menyelanya dengan melotot, "Kakak, benda ini tidak tumbuh di tubuhmu, apa yang kamu tahu, aku telah memeriksanya, dokter bedah kolesistoskopi terbaik di negara ini ada di panti jompo. Kamu tinggal memintanya untuk melakukannya untuk aku saja.”
“Kau berbicara tentang Direktur Yan,” kata Tiano Lin tanpa daya. Dia tidak menyangka bibinya yang kedua tidak memiliki keterampilan lain, tetapi cukup lihai dalam menyelidiki hal-hal seperti itu.
"Ya, ya, itu Direktur Yan atau ketua Komite Cholecystoscopy Nasional, harus memintanya melakukan operasi semacam ini, aku tidak percaya dengan orang lain." Lindiani Lin berkata dengan mulut melengkung.
Tiano Lin tersenyum ketika mendengar kata-kata, "Aku khawatir itu akan sulit. Direktur Yan tampaknya telah dijadwalkan penuh untuk operasi baru-baru ini. Jika kamu ingin menjalani operasi, diperkirakan kamu harus menunggu sampai bulan depan."
“Bulan depan?” Lindiani Lin mengerutkan kening, “Itu tidak akan berhasil. Jika batu itu tumbuh selama periode ini dan masuk ke saluran empedu, itu bukan lelucon. Penyakit macam apa yang ada di sana? Bisakah kamu memikul tanggung jawab ini?”
"Kalau begitu kamu bisa pergi ke rumah sakit lain untuk melakukannya, sudah dikasih tahu operasi pengangkatan batu empedu sekarang banyak lembaga masyarakat yang bisa melakukannya, mengaoa harus pergi ke panti jompo." Tiano Lin berkata dalam hati.
Lindiani Lin menilai Tiano Lin cukup lama dengan curiga , kemudian tiba-tiba menyadari dan dengan ngotot berkata: "Aku bisa melihatnya, kamu hanya tidak mau membantu, baru saja kamu ingin membawa orang luar ke panti jompo untuk diperiksa. Begitu tentang masalah aku, kamu mencari segala macam alasan, saudara seperti apa, sia-sia kami berbaik hati datang menemui kalian, tidak disangka keluarga kalian menjadi seperti sekarang ini.”
Paul Lin panik setelah dia mendengar ini, dengan cepat berdiri untuk menuangkan air untuk saudari keduanya dan menghiburnya:"Tidak apa-apa, jika memang tidak bisa, biar Tiano coba cara lain, Nandu adalah kota besar, selain panti jompo, masih ada banyak rumah sakit lain yang baik.”
"Fasilitas yang ada tidak digunakan, untuk apa pergi ke rumah sakit lain. Jika benar-benar ingin pergi ke rumah sakit lain, dengan relasiku di kantor distrik, apakah perlu datang mencari kalian, hanya meminta Direktur Yan melakukan operasi, dia adalah seorang dokter, mungkinkah sesibuk kepala distrik?” Anthony Wu duduk di samping dan berkata dengan wibawa.
"Tapi Direktur Yan benar-benar sibuk. Bahkan jika dia berada di Nandu, juga mungkin tidak punya waktu untuk operasi ini," kata Tiano Lin dengan kehabisan kata-kata.
"Sudah lihat, ini adalah putra baik yang kalian didik, siapa sebenarnya orang luar? Ayah kita paling memanjakanku sejak kecil. Aku ingat ketika aku dirawat di rumah sakit karena radang usus buntu saat sekolah menengah, tidak ada orang lain yang datang, hanya ayah kita yang datang setiap hari. Jika dia tahu kondisi aku sekarang, tidakkah dia akan cemas sekali, bagaimana dia tahu putranya yang baik melahirkan cucu yang begitu hebat, besikap sepertii ini padaku.”
Kakek Tiano Lin telah mati selama bertahun-tahun, Melihat Lindiani Lin bahkan menyebut dia, Paul Lin terpaksa menoleh dan memandang Tiano Lin berkata: "Tiano, jika kami pergi, kamu hanya memiliki saudara bibi kedua di Nandu, darah lebih kental dari air, atau kita coba pikirkan solusinya?"
"Sudahlah, anakmu yang tercinta sama sekali tidak memperlakukan keluarga kami sebagai saudara. Bukankah ini hanya panti jompo? Aku akan menelepon Kepala Seksi Wang dari Biro Pendidikan Distrik sekarang. Ada begitu banyak orang di masyarakat yang mencarinya untuk melakukan sesuatu, aku tidak percaya tidak ada satupun dari rumah sakit ini.”
Kath Wu memelototi keluarga Paul Lin, mengeluarkan ponselnya dan menelepon.
"Halo, Kepala Wang."
Telepon masuk.
"Kath, hari ini akhir pekan, telepon aku ada urusan."
"Aku hanya ingin bertanya tentang sesuatu. Kamu tahu banyak guru dan orang tua murid. Apakah ada pemimpin panti jompo di antara orang-orang ini?"
Kath Wu sengaja bertanya kepada Kepala Seksi Wang apakah dia kenal pemimpin rumah sakit itu. Jauh lebih baik daripada teman Tiano Lin sebagai perawat dan dokter.
"Rumah jompo? Rumah sakit macam apa ini? Aku belum pernah mendengarnya, swasta ya?" Kepala Seksi Wang bertanya dengan bingung.
"Ah, ini batu empedu ibuku. Aku ingin mencari direktur Yan di panti jompo untuk melakukan operasi. Ini tentu tidak sulit bagi kamu, bukan? Seru Kath Wu.
"Um, aku bahkan tidak tahu apa itu panti jompo, apalagi mengenal dokter di dalam. Bagaimana kalau aku bantu kamu tanyakan atau kamu bisa mencari orang lain, hanya untuk menghilangkan batu empedu, banyak rumah sakit bisa melakukannya.”Kata Kepala Wang.
Kepala Seksi Wang juga tidak kenal orang-orang di dalam?
Kath Wu mengerutkan kening, tetapi dengan cepat berpura-pura terkejut dan berkata dengan keras, "Ah? Kamu tahu kepala rumah sakit panti jompo, itu hebat, tidak perlu, tidak perlu bagi kepala rumah sakit untuk melakukan operasi pada ibu aku, atur saja Direktur Yan, ya aku tahu, aku akan menunggu kabar kamu, terima kasih, Kepala Wang.”
Faktanya, telepon sudah ditutup dari tadi, tetapi Kath Wu masih berpura-pura mematikan panggilan dan segera mengangkat telepon di tangannya dengan penuh kemenangan dan berkata:"Lihat itu, kamu kira kebaikan sebesar apa? Bagi aku, itu hanya satu panggilan telepon. Sekarang kamu tahu manfaat dari pegawai sipil. Kamu tidak mampu membayar uang untuk gengsi seperti ini.”
Tiano Lin mengangguk, ini kebetulan sesuai keinginannya.
Ketika seseorang menginjak wajahnya dan bahkan memintanya untuk bantu menyemir sepatunya, Tiano Lin tidak bisa melakukannya, tidak peduli seberapa baik emosinya.
"Lihat, pada saat kritis, masih harus mengandalkan Kath kami, kerabat macam apa, darah lebih kental dari air, aku benar-benar salah nilai sebelumnya dan memperlakukan kalian sebagai keluarga, sekarang setelah kupikir-pikir, tetap saja keluarga sendiri yang bisa diandalkan."
Lindiani Lin juga tidak menyangka Kath Wu benar-benar berhasil menghubungi panti jompo, bahkan seorang kepala rumah sakit, jadi tentu saja dia lebih bangga, dia tidak ingin menyisakan muka untuk keluarga Paul Lin.
Wajah Paul Lin dan istrinya jelek.
Pertemuan keluarga yang baik akhirnya menjadi seperti ini, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, jadi ingin mencari alasan untuk menyingkirkan para tamu, jika tidak, hati akan semakin tidak nyaman.
"Namun, jika beberapa orang masih menganggap kami sebagai kerabat, aku pikir lebih baik bersikap sebagai generasi muda yang sepantasnya, hubungan seperti Kepala Seksi Wang jika bisa tidak dipergunkaan lebih baik tidak dipergunakan. Ini adalah hubungan yang penting, kelak aku dipindahkan ke Biro Pendidikan Distrik juga harus mengandalkan promosi dari dia. Ada orang sebagai saudara bahkan tidak bisa membantu untuk urusan ini, kelak lebih baik tidak perlu berkomunikasi lagi," kata Kath Wu dengan nada aneh.
Anthony Wu mengangguk, menyetujui dan berkata: "Kath kami yang berpikir lebih jauh, hubungan yang sebenarnya ketika dipergunakan sekali akan berkurang sekali, ini adalah visi dan struktur yang dapat dikembangkan di unit. Tiano Lin, aku pikir lebih baik kamu yang mengurus masalah ini. Setelah selesai, aku akan bertemu langsung dengan Direktur Yan dan mengundangnya untuk makan, sebagai tanda memberi dia muka.”
Kamu meminta bantuan dari orang?
Bahkan namany memberi muka?
Tiano Lin memandang keluarga bibi kedua dengan diam.
Tetapi melihat orang tuanya terlihat malu dan mendesah, tiba-tiba terdengar sebuah suara:"Aku pikir paman benar, Tiano Lin kamu sekalian telepon temanmu di rumah sakit, toh aku akan pergi untuk check up, jadi bisa lakukan bersama, daripada merepotkan orangnya untuk kedua kalinya.”
Vincy Mu?
Tiano Lin memandangnya dengan canggung, dan melihatnya tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, bukan, Tiano Lin?"
"Baiklah, aku akan meneleponnya sekarang, kalian bicara perlahan."
Tiano Lin menatapnya dengan marah, berdiri dan berjalan keluar.
"Duduk, paman dan bibi, aku juga akan keluar."
Vincy Mu juga buru-buru bangkit dan mengikuti.
"Lihat, lihat, bukankah hanya meminta seseorang untuk mengatur operasi untuk kita? Sikap seperti apa ini!" Anthony Wu berkata dengan tidak puas.
“Lupakan saja, Tiano sudah setuju, kalian bergegas minum teh, tunggu dia menyelesaikan teleponnya dan dengarkan apa yang dia katakan.” Paul Lin bergegas maju memberikan senyum.
"Sudah, berapa banyak air yang telah aku minum? Kamu ingin membuatku kembung." Lindiani Lin berkata dengan mencibir.
Tiano Lin berjalan keluar dari gerbang villa, berdiri di samping taman, menyalakan sebatang rokok, dan kemudian mengambil napas dalam-dalam.
Pada saat yang sama, Vincy Mu juga mengikuti dan berdiri di samping sambil tersenyum: "Kamu sangat membenci kerabatmu?"
“Bagaimana menurutmu?” Tiano Lin balik bertanya.
“Aku tidak tahu.” Vincy Mu berkedip dan berkata dengan polos.
"Aku tidak sabar untuk memotong lidah mereka sekarang, masih bahas operasi batu empedu ..." Tiano Lin menatap mata cerah Vincy Mu, tetapi tidak bisa marah.
"Oke, ini hanya operasi kecil, jangan khawatir, biarkan panti jompo melakukannya untuknya, tidak apa-apa."
Vincy Mu menepuk bahu Tiano Lin, mengerutkan bibirnya dan tersenyum.
Novel Terkait
The Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200