The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 96 Anak kandung

“Anak, anak kandung? Ini tidak mungkin! Harris He, keluargamu begitu kaya, memangnya kenapa jika memberiku sedikit uang dan membelikan mobil serta rumah? Bisa-bisanya menggunakan cara murahan ini untuk menipu kami, adakah kerabat sepertimu? Aku tidak terima!”

Diseret jauh keluar, Gerald He masih saja berteriak dengan keras.

“Pertama kali bertemu saja sudah membuat kalian melihat situasi tidak menyenangkan ini, mohon tidak keberatan.” Harris He beserta istri menghampiri, berkata dengan penuh rasa maaf.

“Emm, tidak apa-apa, dulunya saat babi di rumah kami melahirkan, ada saja kerabat yang datang untuk meminta anak babi, dan jika tidak diberikan akan menghancurkan pintu rumah kami, sudah terbiasa kok.” Paul Lin berkata dengan polosnya.

“Anak babi?”

Harris terkejut, kemudian tertawa lepas, segera mengundang semua orang mengambil posisi duduk, lalu menggantikan air teh dengan yang baru.

Setelah itu, adalah sesi perbincangan santai antar keluarga demi saling memahami.

Tiano hanya duduk sebentar saja, kemudian mencari alasan untuk pergi lebih dulu.

“Paman, dimana Kathie Jiang?”

Di depan pintu rumah bak istana, Tiano melihat Paman Liu yang sedang berlatih menahan nafas.

“Oh, Tuan Muda ya, Manajer Jiang sudah pergi, apakah dia tidak memberitahumu?” Paman Liu bertanya sambil tersenyum.

“Sudah pergi?”

Tiano sedikit mengerutkan kening.

Setelah Rian He dan anaknya diseret pergi, Kathie Jiang hanya menyerahkan jaket, lalu pergi seorang diri.

Tiano mengira dia hanya ingin mengganti pakaian di dalam mobil, kenapa malah tiba-tiba pergi?

“Mungkin saja ada urusan penting di kantor, jika Tuan Muda ada perlu dengannya, aku akan meneleponnya sekarang, dan memintanya pulang?” Paman Liu mencoba bertanya.

“Sudahlah, aku yang telepon saja, terima kasih Paman Liu.”

Setelah berpamitan dengan Paman Liu, Tiano Lin pun duduk ke tepi kolam renang dan mulai menelepon Kathie.

Saat mendengar bunyi operator yang mengatakan nomor dituju sedang tidak aktif, Tiano merasa sedikit heran, tiba-tiba merasakan sesuatu yang buruk.

Gerald He telah sangat menghina Kathie Jiang, dengan kedudukan dan sifatnya yang seperti itu, seharusnya tidak akan dimasukkan dalam hati.

Setidaknya, saat itu ekspresi wajahnya sangat datar.

Selain tamparan pada Gerald He, dia tidak memberikan ekspresi dan nada bicara yang berlebih.

Tetapi, mungkinkah semakin tenang ekspresi wajahnya, amarah dalam hati semakin dipendam dengan baik?

Tiano mencoba menelepon lagi, setelah berulang kali diinfokan nomor tidak aktif, dia pun menghela nafas dengan tidak berdaya, akhirnya memutuskan menelepon ke rumah sakit.

“Tuan Muda Lin, sudah beberapa hari tidak datang ke rumah sakit ya, akhirnya hari ini sempat meneleponku.”

Terdengar suara Aaron Wang yang sangat ramah dari ujung telepon.

“Hm, belakangan ini ada sedikit urusan, bagaimana keadaan Vickie Chu, apakah sudah semakin pulih?” Kata Tiano.

“Vickie Chu sudah cukup pulih, Profesor John sudah kembali ke Jerman, mungkin beberapa hari lagi bisa turun dari ranjang. Tiba saatnya nanti Tuan Muda Lin harus menjadi saksi pertama dan hadir di dalam kamar pasien ya.”

Selesai berkata, Aaron Wang menambahkan lagi, “Uang 2 juta Yuan yang sebelumnya Tuan Muda Lin berikan pada dua dokter itu sudah mereka kembalikan pada pihak rumah sakit, jika sempat Tuan Muda Lin boleh datang mengambilnya, tentu saja jika tidak sempat, aku akan mengantarkannya untuk Tuan Muda Lin.”

“Baik, aku tahu.”

Setelah mematikan telepon, Tiano berdiri dari tempat duduk dan kembali ke ruang tamu.

“Tiano, dengar kata Ayah dan Ibumu, sampai sekarang kamu belum pacaran ya?”

Harris He yang sedang duduk di atas sofa berkata sambil tersenyum.

Tiano sangat terkejut mendengarnya.

Sial, kenapa percakapan orang kaya selalu tidak terlepas dari topik ini.

Tetapi, pada akhirnya dia tetap saja berkata dengan jujur, “Hm, saat kuliah pernah satu kali, tetapi sudah putus.”

“Baguslah jika sudah putus!” Rossy Tsu berkata dengan tidak sabar, “Anak perempuan di tempat kuliahan mana cocok dengan Tiano, beberapa hari yang lalu aku dan Ayahmu bertemu beberapa teman lama di London, mereka memiliki seorang putri yang seumuran denganmu, parasnya cantik, juga memiliki latar belakang pendidikan berkualitas, meski standar keluarganya tidak sebanding dengan kita, tetapi juga tidak buruk. Beberapa hari lagi mereka akan kembali ke tanah air, kami antar kamu pergi menemuinya, dijamin kamu akan puas.”

Tiano semakin pusing mendengarnya.

Untuk sementara ini dia belum berencana mengikuti perjodohan, terutama perjodohan dalam kalangan keluarga terpandang. Semenjak bertemu dengan para putri keluarga kaya raya di Huangjia Yongli saat itu, dia semakin kehilangan niat dalam diri.

Tetapi, yang tidak Tiano ketahui adalah.

Para putri keluarga terpandang di Huangjia Yongli waktu itu berbeda jauh dengan perempuan dengan latar belakang keluarga cukup baik yang baru disebutkan Rossy Tsu, sama sekali tidak mungkin dibandingkan.

Untung saja, Harris He cukup mengerti hati laki-laki, segera melambaikan tangan mengatakan lebih baik memberi Tiano kebebasan, sebagai orang tua tidak boleh terlalu memaksakan kehendak, barulah berhasil membantu menyelamatkannya dari situasi itu.

Karena ini adalah pertemuan pertama kali antar dua keluarga, Harris He sengaja menyiapkan makanan enak demi menjamu Ayah dan Ibu Tiano.

Di atas meja makan, dalam sekejap waktu sudah menunjukkan jam 8 lewat.

Harris He meminta supir pribadi mengantar Paul Lin serta istrinya pulang ke Flowers Villa, tadinya ingin mengajak Tiano bermalam, tetapi Tiano malah beralasan berobat ke rumah sakit, memanfaatkan kesempatan melarikan diri.

Melihat orang-orang keluarga Lin yang pergi menjauh, Rossy Tsu pun menggenggam tangan Harry Tsu, berkata-kata pelan: “Apakah kamu merasa Tiano sungguh akan bersama perempuan itu?”

“Yang kamu maksud Kathie?” Harris He berkata dengan nada datar, “Kemampuan Kathie sudah tidak diragukan lagi, jika bukan karena mempertimbangkan dirinya yang berasal dari Keluarga Jiang, aku ingin sekali menjodohkan Tiano dengannya, dengan adanya Kathie yang mengurusinya, kita pun bisa melepas tangan dengan cepat.”

“Tetapi bukankah Kathie Jiang sudah mengakhiri hubungan dengan Keluarga Jiang?” Rossy Tsu tersenyum kecil, lanjut berkata, “Setelah meninggalkan rumah, dia pergi ke luar negeri untuk menuntut ilmu, sepulangnya ke tanah air, dalam waktu 4 tahun dia bahkan tidak pernah ke Kota B, inilah apa yang ingin kita lihat, apalagi yang kamu cemaskan?”

“Tidak sesederhana itu…..” Harris He menghela nafas, berkata, “Saat di London, aku menerima kabar dari Paman Pertama, anak buah Keluarga Jiang telah tiba di Kota Nandu. Meski hingga sekarang belum ada aksi yang besar, tetapi Kathie yang menetap disini hanya akan menjadi masalah, sebeb dia terlalu paham dengan segala sesuatu dalam perusahaan dan keluarga kita.”

Mata Rossy Tsu berkedip, melihat Harris dengan terheran-heran.

……

Tiano kembali ke rumah sakit, setelah berbicara sejenak dengan Vickie Chu, langsung berbalik arah menuju villa Emerald Valley.

Dia berdiri di bawah bukit, mengangkat kepala melihat villa yang berdiri tunggal itu, lampu kamar utama di lantai 3 masih menyala.

“Ada di rumah kok….”

Tiano mengeluarkan handphone, segera menelepon.

Tidak aktif.

“Huh…..”

Tiano menghela nafas, terdiam cukup lama, kemudian berjalan menaiki bukit.

Hanya saja, sebelum tiba di depan pintu villa, terlihat sosok seseorang sedang berdiri di depan pintu, sambil menoleh keluar.

“Siapa?”

Tiano berteriak secara refleks.

Orang itu terkejut, segera menoleh melihat Tiano dan berkata, “Kamu hantu ya, kenapa berjalan tanpa sedikitpun suara, hampir saja membuatku mati terkejut.”

Elisia Chen?

Saat penglihatan perlahan beradaptasi dengan kegelapan, dan sosok orang itu semakin jelas, Tiano pun sangat kebingungan.

“Kenapa kamu disini?” Tiano bertanya secara refleks.

“Tidak apa-apa, kebetulan jalan sehat lewat disini, melihatmu sudah malam belum pulang juga, apakah keluar mencari perempuan?”

Saat berbicara, suara Elisia terdengar tidak cukup jelas, posisi berjalan pun sedikit sempoyongan, baru beberapa langkah saja hampir terjatuh.

“Bukankah lampu rumah sedang menyala, kenapa kamu tahu aku tidak di rumah.”

Tiano langsung menangkap kalimat bohong Elisia Chen, berjalan mendekatinya, barulah tersadar wajahnya sangat merah, bau bir yang menyengat pun tercium dari pakaiannya.

“Habis minum?” Tiano sedikit mengerutkan kening.

Dia dan Elisia bisa dikatakan sebagai teman biasa, sama sekali tidak menyangka saat mabuk di tengah malam, perempuan itu malah datang ke depan pintu rumahnya.

Rambut panjang terurai di bahu, wajah cantik dan menawan, rok pendek warna hitam, dengan sepasang anting safir menggantung di telinga, serta kalung emas putih bercampur berlian melingkar di leher. Bentuk badan indah, setiap lekukan dapat terlihat cukup jelas, memancarkan seluruh hawa-hawa menggoda dalam dirinya.

Tengah malam, mabuk, perempuan cantik…..

Saat itu juga, dengan pemandangan seperti itu, sulit sekali bagi Tiano untuk tidak berpikir kemana-mana.

“Kenapa, apakah aku cantik?”

Merasakan tatapan terang-terangan dari mata Tiano, Elisia Chen tidak menghindar, malah menyambutnya dengan sangat berani.

Wajah Tiano memerah, menggelengkan kepala dan berkata, “Sepertinya kamu baru menghadiri pesta minum, banyak sekali yang kamu minum, kenapa tidak pulang saja?”

“Pulang?”

Elisia Chen tidak mampu menahan tawa, menunjuk Tiano dengan jari tangan. Baru akan mengatakan sesuatu, sepatu hak tinggi yang sedang dikenakan kehilangan keseimbangan, membuatnya terjatuh dalam pelukan Tiano.

Bersama dengan itu, dia membuka bibir merah merona, berbisik di telinga Tiano, “Pulang kemana? Rumah kamu? Atau rumahku?”

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu