The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
"Kalau begitu biarkan murid-murid yang duduk di sana naik keatas."
Vivian Tsu mengedipkan matanya yang berbinar-binar, tersenyum dan menunjuk ke arah itu.
Dia mengarahkan jarinya ke Tiano Lin yang sedang duduk sendirian.
"Hei, orang memanggilmu untuk naik keatas panggung!"
Xeria menyenggol Tiano dan menyuruhnya dengan sinis.
Tiano tertegun dan perlahan berdiri dari kursinya.
Pada saat yang sama, Marvel yang duduk di depannya juga berdiri dengan percaya diri.
Lampu disorot ke arah mereka berdua, awalnya dimaksudkan untuk mengundang hanya satu orang, tetapi keduanya berdiri pada saat yang sama.
Semua mata tertuju pada sosok Tiano.
"Bukankah hanya satu orang yang dipanggil? Mengapa mereka berdua berdiri?"
"Bukankah itu Tiano? Mengapa orang tak tahu malu itu berdiri? Bukankah yang dipanggil Vivian, si Marvel?"
"Sial, hal ini terjadi di sekolah kita, sangat memalukan, Tiano benar-benar menjijikkan."
Meskipun suaranya sangat rendah, Tiano mendengarnya.
Dia berdiri tak bergerak di sana, tampak agak malu.
Ekspresi Xeria bingung. Awalnya dia hanya ingin menyemangati pria ini, tapi dia tidak menyangka ini akan menjadi sangat memalukan.
"Tiano, kamu setidaknya harus tahu malu. Seorang bintang besar tidak mungkin mau mengundang pecundang seperti dirimu?" Marvel mencibir, merapikan jasnya dan bersiap untuk naik panggung.
Menghadapi situasi ini, Vivian tersenyum, dan kemudian berkata, "Bisakah bocah laki-laki yang berseragam putih itu naik dan menyanyikan lagu bersama saya?"
Marvel, yang telah mengambil langkah, melirik bajunya dan berhenti.
Dia mengenakan jas hitam, tetapi Vivian mengajak seseorang yang memakai baju putih.
Marvel menyadari bahwa ia salah dan berbalik melirik Tiano.
Tiano naik ke panggung dengan arahan staf.
Ini terjadi secara tak terduga, dan bahkan Tiano tidak menyangka akan seperti ini.
"Jangan gugup, maukah kamu menyanyikan lagu terakhir bersamaku?"
Vivian tersenyum sedikit pada Tiano, mengulurkan tangannya, dan menggenggamnya.
Telapak tangan hangat Vivian melekat pada telapak tangan Tiano, yang langsung menyebabkan reaksi para penonton.
"Persetan, kenapa harus orang ini?"
"Sial, si sialan Tiano itu, bahkan bisa bernyanyi dengan Vivian."
Di luar panggung, Yulius dan yang lainnya sangat bersemangat sampai meneteskan air mata, seolah-olah mereka yang berdiri di atas panggung.
Lagu itu sangat pendek, tapi terasa panjang bagi Tiano.
Pada saat dia melepaskan tangannya, terselipkan satu lembar nota di genggaman Tiano.
Vivian tersenyum padanya dan berbalik untuk keluar.
Tiano meninggalkan panggung dengan tercengang, tangannya memegang erat-erat catatan yang diberikan Vivian padanya.
Jika karena keberuntungan, ia dipilih untuk bernyanyi dengannya, lalu apa artinya wanita ini memberi catatan ini?
Juga, apa yang ditulis didalamnya?
Setelah acara itu selesai, Tiano sudah tidak tahan ingin membukanya.
Tapi baru ia ingin membukanya, sebuah suara memanggilnya.
"Tiano, bisakah aku bicara denganmu?"
Celine yang memanggilnya, tapi raut wajahnya sedikit berbeda dari biasanya.
Tiano ingin menolak, tetapi melihat ekspresi Celine, ia berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk sekalian beristirahat.
Dia menyimpan catatan itu dan mengikuti Celine ke Taman.
Setelah melihat Tiano mendekat, Celine segera berbalik dan berkata kepadanya.
"Tiano, kamu benar-benar kejam ya?"
Suara Celine agak sedih.
"Tidak ada orang lain di sini, kamu tidak perlu berpura-pura lagi."
Tiano pun dengan dingin menjawab.
“Apa pendapat kamu tentang diriku?” Celine melangkah maju dan menatapnya dengan penuh harap, “Apakah kamu masih menyukai aku?”
"Kita sudah putus, tidak perlu banyak ngobrol lagi. Kamu punya hidup sendiri, dan aku juga sudah menjalani hidupku sendiri. Tidak usah saling ikut campur, bukankah lebih baik?" Tiano berkata.
"Putus? Apakah kamu benar-benar rela melepaskanku? Dulu kamu melakukan begitu banyak hal bodoh untukku, bahkan jika aku mau makan es krim, kamu rela lari untuk membelikanku tiga kilometer jauhnya. Kamu tidak ingat akan hal-hal itu ? "
Celine berusaha menggubrisnya dengan kasih sayang.
Tiano tersenyum, tetapi dengan air mata di senyumnya.
"Tentu saja aku ingat, aku akan selalu mengingatnya. Kamu kesal eskrim itu sudah meleleh, dan membuangnya ke tanah."
Celine tidak dapat berbicara.
"Selama bertahun-tahun, aku sadar bagaimana sikapmu terhadapku. Kamu tidak perlu pura-pura lagi, apa yang kamu inginkan, katakan saja."
Tiano mengecek sekelilingnya untuk melihat apakah ada Marvel dan yang lainnya.
"Tiano, aku mendengar bahwa rumahmu telah dihancurkan baru-baru ini, dan sebagian tanah telah diambil alih ..."
Seharusnya dia tahu, bahwa wanita ini hanya mencarinya demi perihal ini.
"Ya, pemerintah memang kehilangan uang, dan ada lebih dari selusin hektar tanah. Namun, ini tidak ada hubungannya denganmu?"
Setelah memastikan hal ini, Celine merasa lega dan sedikit senang.
Tampaknya apa yang dikatakan Cedric benar.
"Seharusnya, ganti ruginya lumayan besar kan?"
"Untungnya, lebih dari 1 miliar. Apakah kamu memiliki hal lain untuk ditanyakan, jika tidak, maka aku akan pergi." Tiano hendak pergi.
Celine semangat mendengarnya, uang bernilai segitu sama sekali tidak kecil.
Dia menahan Tiano, dan membuatnya kaget.
"Um, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu. Alasan kenapa aku putus denganmu juga karena aku tidak punya pilihan lain ..."
Tidak punya pilihan lain?
Tiano tidak melihatnya sama sekali.
"Tidak peduli kamu percaya atau tidak, ini benar-benar alasannya. Marvel memang mengejarku waktu itu, tetapi orang yang aku sukai saat itu adalah kamu, jadi aku menolaknya. Kemudian, setelah mengetahui bahwa kamu dirawat di rumah sakit, aku curiga itu semua karena Marvel. Sehingga demi balas dendam, aku pun memutuskan untuk bersamanya. Tapi sekarang kamu yang ada di hatiku, semua yang aku lakukan adalah untuk kebaikanmu. "
Celine menggenggam ujung baju Tiano, dan wajahnya yang memelas hampir membuat Tiano percaya.
"Apakah yang kamu katakan itu jujur, Celine?"
Celine mengangguk, pandangan matanya tulus.
"Tiano, aku tidak bisa membiarkanmu pergi, aku tahu kamu juga tidak bisa membiarkanku pergi, kan? Mari kita kembali bersama, oke? Lupakan apa yang terjadi sebelumnya. Kita juga sebentar lagi akan lulus, tidak usah memperdulikan Marvel lagi. "
Celine adalah wanita yang sangat mampu berakting, ekspresi apa pun yang ia buat dapat membuat Tiano merasa sangat tersentuh.
Tiano tidak menjawab.
"Tiano, akankah kita bersama lagi?"
Celine begitu bersemangat sehingga dia hampir menangis.
Dia menatap Tiano, menunggu jawabannya.
"Baiklah!"
Tiano tersenyum dan berkata ke ar.
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniYour Ignorance
YayaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangThe Sixth Sense
AlexanderSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBlooming at that time
White RoseHis Second Chance
Derick HoLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200