The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 115 Kartu VIP

Dia mengabaikan panggilan Yulius dan beberapa teman dari belakang, Tiano masuk ke lift, dan langsung meninggalkan Royal Wynn Hotel.

Uang ratusan ribu yuan bukan apa-apa bagi Tiano.

Terlebih lagi, dia masih memiliki kartu VIP di sini.

Totalnya tidak lebih dari lima belas ribu yuan.

Awalnya dia masih berencana, setelah acara ini berakhir dia akan memberikan suvenir buat setiap orang.

Masih belum terpikirkan ingin memberikan suvenir apa, tapi pasti yang ada arti dan berharga, tidak memandang rendah dirinya yanng telah dikeluarkan dari kampus, masih tetap memperlakukan dia sebagai teman, bersama-sama menghadiri acara kumpul-kumpul itu.

Namun, hanya beberapa menit.

Dirinya telah menjadi sampah bagi mereka, sampah bagi masyarakat, siswa yang tidak bermoral, dan juga membuat malu semua orang di angkatannya.

Kata-kata ini tadinya Tiano mengira hanya terdengar dari mulut Celine.

Tapi tidak disangka, bahkan teman biasa juga, saat menghadapi masalah yang belum tentu benar ini, ekspresinya juga mendadak berubah seperti ini.

Sehingga Tiano tidak mampu untuk tetap di situ walau semenit pun, langsung meninggalkan Royal Wynn Hotel dan mencegat sebuah taksi bersiap untuk pulang ke rumah.

Tidak sampai dua menit, dari jauh terlihat sebuah taksi merah dan berhenti di depannya.

Menunggu penumpang tersebut selesai membayar, Tiano baru sadar orang yang datang itu ternyata adalah Xeria.

Tampak jelas Xeria berusaha dandan yang cantik.

Poni yang rapi, dua ekor kuda, wajah yang polos dengan riasan sederhana, mengenakan baju JK warna abu-abu, serta kaos kaki panjang abu-abu yang melewati lutut dan sepatu kulit hitam.

Berdiri tegak di pinggir jalan, juga dengan ekspresi tercengang melihat Tiano.

“Aku baru pulang ke rumah untuk mengganti baju, mengapa begitu cepat sudah bubar?”

Kelihatan jelas demi acara malam ini dia berdandan, dan dia juga tidak memiliki teman yang hubungannya agak baik di jurusan komputer, tentu saja semua ini dia lakukan untuk seseorang.

“Oh, mereka masih di dalam, aku ada sedikit urusan, mau pergi dulu.”

Selesai bicara, Tiano membuka pintu taksi dan duduk di samping sopir.

“Kamu mau kemana!”

Xeria dengan mata sedih menatap Tiano.

Untuk siapa aku datang hari ini, apakah kamu masih tidak tahu?

Jika kamu ingin pergi, buat apa aku naik ke atas!

“Pulang ke rumah.” Jawab Tiano serius.

“Bukankah dandanan aku hari ini sia-sia!” Dengan kesal Xeria berkata : “Dandanan ini menghabiskan waktu satu jam, dan kamu sekarang malah ingin pulang ke rumah, dasar manusia baja! Pantas saja kamu masih melajang!”

Melihat Xeria yang marah dan ingin berlalu pergi, Tiano tersenyum pahit dan berkata : “Kalau begitu kamu ingin kemana, akan kuantar.”

“Begini masih oke!”

Xeria memutar bola matanya pada Tiano, baru masuk ke dalam taksi, dan langsung berkata pada sopir : “Ke Beihuan Road, Music Grid Bar.”

Beihuan Road tidak jauh dari tanah proyek yang dilihat oleh Tiano sore tadi.

Total menghabiskan biaya taksi hampir enam puluh yuan.

Tiano mulai memperhatikan hal kecil seperti ini.

Misalnya mempertahankan kebiasaannya dulu yang hemat sewaktu di pusat kota, dan mengubah targetnya ke arah Beihuan Road, kira-kira memerlukan berapa tambahan waktu dan uang yang perlu dikeluarkan.

Ini sangat penting sekali.

Jika biaya minum segelas kopi di Beihuan Road ini cukup untuk biaya makan sekali di pusat kota.

Maka tidak peduli betapa sempurnanya visi dan misi ini, kehilangan daya tarik konsumen, sama juga hanyalah fatamorgana dan angan-angan belaka.

Karena tertutup oleh jajaran pohon palem yang subur, bangunan kecil tiga lantai yang beratap lancip dan jendela petak yang memancarkan cahaya lampu, Music Grid Bar jadi terkesan bernuansa bar pedesaan di Amerika.

Tiano dibawa oleh Xeria dan memasuki ruangan, dan mencari sebuah sudut yang berdekatan dengan jendela dan duduk di situ.

“Dua gelas Banana Daiquiri Cocktail.”

Tiano baru saja mendudukkan pantatnya, Xeria sudah langsung memanggil pelayan.

Tiano tidak pernah dengar nama cocktail ini, namun harganya sangat mahal, segelas 110 yuan.

Tiano menatap Xeria, suasana hatinya terlihat baik, dan juga tidak tahu hal baik apa yang sudah terjadi.

“Oh ya, pagi tadi dengar sepertinya kamu sudah mendapatkan pekerjaan, di mana kerjanya?”

Tiano teringat, tadi Xeria pergi mengikuti acara makan bersama para karyawan di perusahaan baru, pantas saja suasana hatinya begitu baik.

“Kalau aku bilang kamu juga tidak akan tahu, tapi itu adalah sebuah perusahaan real estate, sekarang aku cuma magang di departemen keuangan, waktu magang setengah tahun, sebulan dapat 3000 yuan.” Kata Xeria dengan gembira.

“Tidak sedikit, apakah kelak kamu tidak akan kembali ke kampus lagi?”

Keluh Tiano.

Prestasi Xeria cukup bagus.

Dia sudah mendapatkan sertifikat akuntansi level enam, kelihatannya masyarakat ini masih cocok untuk orang yang mempunyai kemampuan, meskipun gaji magang tidak begitu tinggi, tapi lumayan dibandingkan dengan mereka yang sudah lulus.

Xeria juga dengan gembira dan berkata : “Iya, kebetulan perusahaan kami juga mendapatkan sebuah proyek baru , dan tidak jauh dari sini, serta juga mengutus aku untuk magang menjadi supervisor keuangan. Kelak tiap hari aku akan tinggal di lapangan, menunggu pembukaan proyek selesai baru bisa pulang.”

Tiano dengan datar melihat dandanan Xeria.

Benar-benar tidak mampu menghubungkan gadis cantik dan imut ini dengan perusahaan konstruksi.

Namun hal di dunia ini sulit diperkirakan, dan ada berapa orang yang benar-benar bisa hidup sesuai dengan keinginan sendiri.

Tetapi, di sekitar sini sepertinya tidak ada proyek pembangunan baru?

Tiba-tiba Tiano menjadi sadar, lalu mengangkat kepala dan bertanya : “Di mana proyeknya?”

“Um, di samping kawasan vila Emerald Valley, di situ ada satu bangunan yang tidak selesai, sangat gampang ditemukan, kamu bisa melihatnya dari pinggir jalan.”

Ck……

Tiano berdecak, sepertinya sesuai yang dia pikirkan.

Hanya saja dengan riwayat pendidikan dan pengalaman kerjanya, seharusnya tidak akan langsung masuk dalam departemen real estate Perusahaan Besar Shen, mungkin di bawah departemen lainnya.

Selagi Tiano sedang berpikir, sebuah Mercedes Benz putih berhenti di pinggir jalan dekat jendela.

Pintu mobil dibuka, seorang wanita dengan perawakan tubuh tinggi langsing, mengenakan rok terusan pendek yang ketat, rambutnya di gelung tinggi, high heels di kakinya menapak masuk ke dalam bar, dan langsung duduk di samping Tiano.

Cindy?

Tiano sedikit terkejut melihat wanita ini.

“Manajer Lin!”

Melihat wanita itu, Xeria langsung berdiri dan segera berjalan ke depan.

“Kamu?”

Cindy mengangkat kepalanya, mengerutkan dahi, tampak jelas dalam sesaat dia tidak ingat dengan Xeria.

“Aku adalah Xeria, manager Lin, kita masih makan bersama sore tadi, kamu sudah lupa?” jelas Xeria dengan tidak sabar.

“Xeria? Oh, orang baru yang masuk ke departemen keuangan, lihat pakaian dan dandanan kamu aku jadi tidak mengenalimu.”

Cindy menyapu pandangannya ke tubuh Xeria, lalu berkata : “Lain kali jangan mengenakan pakaian seperti ini lagi, akan mempengaruhi perusahaan, mengerti?”

“Ei……aku pakai begini cuma di luar jam kerja, kalau di kantor selalu memakai pakaian formal.” Xeria coba menjelaskan.

Cindy malah mengerutkan dahi dengan tidak sabar, lalu berkata : “Gadis seperti kamu, tidak peduli jam kerja atau luar jam kerja, minta kamu jangan pakai seperti ini ya jangan pakai, masih muda tapi tidak mengerti aturan sedikitpun, kerja belum dua hari, tapi sudah belajar membantah atasan, benar-benar konyol.”

Segera, pandangan matanya tertuju di samping, mengamati diri Tiano.

“Tiano? Kampungan, mengapa kamu bisa ada di sini?”

Awalnya Cindy dengan tatapan kaget dan setelah itu menjadi tatapan menghina.

Di sini adalah bar yang sangat berkelas, harganya tidak murah, sampai bisa bertemu dengan Tiano yang kampungan, benar-benar membuat rasa senangnya menjadi hilang.

Tiano juga tidak kepikiran.

Pada waktu di Dior Coffee, Cindy dengan sombong mengatakan dirinya bekerja di sebuah perusahaan besar, ternyata anak perusahaan yang masih di bawah bendera perusahaannya, kelihatannya masih termasuk pimpinan kecil.

Hanya mengandalkan ini, dia memandang remeh Vickie yang bekerja di yayasan perawatan dan menjadi perawat khusus keluarga He, kalau dipikir-pikir sungguh lucu sekali.

“Um, aku sedang ngobrol dengan temanku.” Jawab Tiano datar.

“Temanmu?”

Pandangan Cindy jatuh pada tempat kosong yang ada di depan Tiano, kemudian melihat Xeria, merasa tidak percaya dia berkata : “Xeria, apakah teman dia adalah kamu?”

Xeria mengangguk, “Iya, Tiano dan aku adalah teman sekampus……”

“Kalau begitu tampaknya riwayat pendidikan kamu juga biasa saja, sebelumnya waktu makan bersama memuji diri sendiri bagaikan bunga yang sedang mekar, memiliki kemampuan yang tinggi, bisa sekampus dengan kampungan ini, kemampuan kamu bisa setinggi apa?”

Wajah Cindy penuh dengan ekspresi menghina, terdiam sejenak, lalu berkata : “Sudahlah, besok kamu tidak perlu datang kerja lagi, dan juga tidak tahu apa yang dilakukan departemen personalia, siapapun yang tidak jelas diterima masuk ke perusahaan, juga tidak takut menurunkan nama baik perusahaan.”

Xeria termangu.

Awalnya dia merasa senang melihat Cindy dan Tiano ternyata saling mengenal, mengapa tadi yang baik-baik saja, sekarang malah memecat dirinya?

Dia bahkan belum mulai benar-benar masuk kerja sehari pun!

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu