The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 9 Preman
Selesai berbicara, Xeria Ling menatap Tiano Lin dengan tidak senang.
Dia merasa pria ini jauh lebih tidak berguna dibandingkan dengan perkiraan dia.
"Melody, kita tidak perlu menghiraukan orang seperti dia, dari ujung kepala hingga ujung kakinya, dia merupakan orang yang tidak berguna. Hari ini ketika melihat Marvel memeluk Celine lewat di depan dirinya, dia bahkan tidak berani membuang gas!" Monica Zhao berbicara sambil tersenyum puas.
Perkataan 'orang tidak berguna' ini sangat menusuk di hati Tiano Lin. Dia meletakkan botol dan melihat ke arah Xeria Ling sambil tersenyum dingin.
"Jika aku pergi makan bersama kekasihku, lalu bertemu dengan preman yang sedang menggangu dia. Menurut kamu apa yang akan aku lakukan?"
"Orang sepertimu kemungkinan hanya bisa tersenyum ke arah pria cabul itu."
Anna tersenyum mengejek.
Tiano Lin menggelengkan kepalanya.
"Salah, aku akan mengingatkan diriku untuk terus berusaha, lalu membawanya ke restoran yang bagus untuk kedepannya."
Xeria Ling tidak tahu harus menangis atau tertawa.
Dia mengira Tiano Lin akan melakukan hal apa. Ternyata akhirnya dia hanya mengubah cara untuk berkompromi dengan orang lain.
"Apa tujuanmu berbuat seperti itu?"
"Sangat mudah, karena restoran yang bagus tidak akan muncul sampah seperti itu."
Meskipun kata-kata Tiano Lin tampaknya relatif sederhana, tetapi perkataannya ibarat cermin tak kasat mata yang sedang mencerminkan dua wanita lainnya tersebut.
"Tiano Lin, jangan mengira aku tidak tahu maksud dari ucapanmu. Aku beritahu kamu, kamu sebaiknya berlutut dan meminta maaf kepada kami, jika tidak aku akan segera mencari orang untuk memukulmu!"
Monica Zhao marah, dia terus menatap Tiano Lin sambil berbicara.
"Jika kalian mengira aku sedang memarahi kalian, maka aku anggap serius ya."
Sikap tak acuh Tiano Lin membuat beberapa wanita menjadi marah.
"Sialan, pengemis sialan. Hari ini aku akan mengajari kamu bagaimana cara berbicara bahasa manusia. Aku akan menelepon Kak Tio sekarang, biarkan dia yang menghabisimu!"
Kak Tio merupakan preman ternama, dia sering muncul di berbagai tempat untuk memancing mahasiswi yang sombong.
Nama dia sudah terkenal hingga ke penjuru sekolah, jadi sudah banyak yang tahu siapa itu Kak Tio
Xeria Ling menatap Monica Zhao dengan ekspresi terkejut.
"Sejak kapan kamu berhubungan dengan Kak Tio?"
Monica Zhao tidak menghiraukan dia, dia sibuk menelepon.
"Kalian jangan sembarangan, masalah ini kita sama-sama salah, jangan terlalu gegabah, Jika masalah ini di besar-besarkan, belum tentu kita bisa mengakhirinya."
"Siapa yang takut!" Monica Zhao menyimpan ponselnya dan mencibir: "bagaimana pun caranya, aku ingin memberitahu kecoak ini siapa yang boleh dan tidak boleh disinggung!"
Xeria Ling tahu jika masalah ini di besar-besarkan, kemungkinan bisa mengambil nyawa seseorang. Jadi dia melihat ke arah Yulius Zhang dan yang lain berkata: "kak, kalian cepatlah pergi, selagi masih sempat."
Yulius Zhang mencibir dan mematahkan cerutu di tangannya.
"Atas dasar apa? Perkataan dua wanita sialan itu begitu kurang ajar, kamu meminta kami untuk pergi? Kamu benar menanggap kami itu pengemis yang bisa ditindas seenaknya?"
Sony juga sudah tidak bisa menahannya, dia mengenggam asbak dengan ekspresi marah menatap ke arah dua wanita yang berada di samping Xeria Ling.
"Kami hari ini akan bertarung sekuat tenaga, terserah mau jadi seperti apa!"
Tiano Lin melihatnya dan hidungnya menjadi masam
Beberapa kawannya ini sangatlah setia.
Tiba-tiba pintunya ditendang hingga terbuka.
"Brak!"
Selanjutnya, pria yang memiliki bekas luka pada wajahnya berjalan masuk, di sisinya terdapat banyak puluhan anak buah.
"Siapa yang menindas kamu?"
Kak Tio mendekati Monica Zhao dan bertanya.
"Kak, pria ini."
Monica Zhao dengan cepat menunjuk Tiano Lin.
Kak Tio mencibir dan melambaikan tangannya.
"Potong tangan dia, dan sisanya patahkan saja kakinya."
Beberapa preman tersenyum jahat ke arah Tiano Lin dan yang lain.
"Sialan, siapa yang berani mendekat!"
Tanpa basa basi, Cedric Lee langsung memecahkan botol arak dan mengarahkannya ke arah beberapa preman.
"Menarik, keras kepala juga ya kamu."
Kak Tio menyalakan cerutunya dan bersender malas ke sofa.
"Aku beritahu kalian, patah kaki hanyalah luka luar, beberapa bulan kemudian akan pulih. Jika ingin benaran, aku jamin kalian akan lebih mengenaskan."
"Kami tidak takut mati, jika kalian berani, majulah."
Yulius Zhang langsung melindungi Tiano Lin di belakang tubuhnya ketika sedang berbicara.
Xeria Ling merasa keadaannya sudah tidak terkontrol, dia segera mendekati Monica Zhao.
"Monica Zhao, aku mohon padamu, sudahi saja masalah ini, semuanya merupakan teman sekolah."
Xeria Ling mengetahui masalah ini juga merupakan tanggung jawab dia jika masalah bisa menjadi seperti ini. Dia tidak ingin melihat kakaknya sendiri dan teman-temannya dihabisi oleh Kak Tio.
Monica Zhao tidak bersuara melainkan Kak Tio yang tersenyum.
"Kamu pasti Melody bukan?"
Kak Tiao menatap Xeria Ling dengan tatapan mengagumi.
Sejak awal dia sudah mengetahui dari mulut Monica Zhao bahwa Xeria Ling merupakan wanita cantik. Kak Tio yang sudah pernah mencicipi banyak mahasiswi mana mungkin melewatkan wanita cantik begitu saja.
Xeria Ling sedikit terkejut, dia tidak tahu mengapa Kak Tio bisa mengenali dirinya, bahkan panggilannya begitu mesra.
Dia melihat sekilas ke arah Monica Zhao, wajahnya dipenuhi dengan rasa takut. Tetapi dia tetap menggertakkan giginya dan berkata: "Kak Tio, masalah ini tidak ada apa-apanya, kamu bermurah hati ya, lepaskan mereka."
Kak Tio terus menatap Xeria Ling, dan menaruh cerutu yang ada di tangannya: "boleh, aku setuju."
"Benarkah?" Xeria Ling menghela nafas lega, terlihat sedikit bersemangat.
"Boleh jika melepaskan mereka, tetapi kita harus berbicara. Begini saja, di lantai atas ada ruangan, di dalamnya sangat nyaman. Kamu naik bersamaku untuk berbicara, jika pembicaraan kita berakhir baik, aku akan melepaskan mereka."
Wajah Kak Tio menyeramkan, Xeria Ling langsung dapat mengetahui tentu tidak akan semudah itu.
"Brengsek, memangnya kamu itu apa!"
Yulius Zhang yang sedang mengenggam botol arak langsung memukulnya ke kepala Kak Tio, seketika berdarah.
"Sialan, bunuh mereka!"
Kak Tio menjadi marah, dia menepuk meja dengan kencang dan berteriak kepada anak buahnya.
Sony Song baru saja bersiap-siap untuk memukul kepala Kak Tio sekali lagi, baru saja mengangkat botol arak, dia sudah tengkurap di lantai.
Para preman menyerbu datang seperti orang gila, mereka memegang tongkat dan memukul Sony Song dengan kencang.
"Sialan, berani-beraninya kamu menyentuh kepala aku."
Di tengah kekacauan, Kak Tio merebut sebuah tongkat dari anak buahnya dan memukul punggung Yulius Zhang dengan kencang.
Yulius Zhang tidak sempat menghindar karena sedang berkelahi dengan preman lain, tubuhnya menjadi sakit setelah dipukuli Kak Tio.
Kak Tio baru saja bersiap-siap untuk kembali memberi sebuah pukulan, Cedric Lee datang kemari dan memeluk Kak Tio dengan sekuat tenaga.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraGet Back To You
LexyDemanding Husband
MarshallLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindySiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiWonderful Son-in-Law
EdrickThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200