The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
“Tapi ngomong-ngomong, kamu ada sedikit mirip dengan ayahmu, yang sama sekali tidak mengalah terhadap sekian banyak bajingan.” Muncul senyuman kecil di wajah Mike He.
Tiano tertawa, tanpa menjawab apa-apa.
Mike menarik nafas dalam-dalam, lalu bertanya sambil menatap Tiano : “Tiano, Apa kamu masih ingat bagaimana rupa pelaku perdagangan manusia yang menculik kamu?”
Meskipun tahu kemungkinannya kecil sekali, tapi Mike tetap ingin mencoba apakah bisa mencari pelaku yang mengesalkan itu, menguak kebenaran dari masalah ini.
“Saat itu aku masih begtiu kecil, mana mungkin masih ingat? Sejak aku mulai bisa mengingat sesuatu, aku sudah tinggal di rumahku yang sekarang. Kalau bukan karena ibu kandungku datang mencari, aku bahkan tidak tahu masalah ini.” Ujar Tiano dengan wajah tidak berdaya.
“Sayang sekali, tidak ingin sekali melepaskan para peaku itu, aku ingin menjebloskan mereka ke penjara!” Nada bicara Mike agak serius.
“Sudah, kamu pulang saja, masalah hari ini sudah paman selesaikan, kamu dan teman kamu sudah aman.”
Mike menepuk pundak Tiano, lalu keluar dan berkata : “Beberapa orang yang membuat onar di KTV, lacak mereka sampai jelas, pelanggar hukum yang merugikan masyarakat, tidak boleh dibebaskan satu pun!”
Kapten tim mengangguk berulang kali sambil menjawab dengan tersenyum : “Baik, baik, baik.”
“Hasil pelacakan harus lapor ke aku, dengar, tidak peduli bagaimana asal usul mereka, punya sandaran apa di belakang, di saat harus melawan, tetap harus melawan dengan keras!”
Mike melototi kapten tim yang gemuk tersebut, bicaranya sungguh lantang dan bersemangat.
Tiano melihat di sebelah, ia merasa paman ini sungguh keren sekali.
Beberapa temannya tersebut berhasil dibebaskan, meskipun mereka sudah tidak perlu bertanggung jawab, tapi penampilan mereka yang babak belur tetap membuat hati Tiano tidak tega.
Setelah melihat Tiano, beberapa orang itu langsung datang mengerumuni.
“Tiano, kamu lamban sekali, kami masih khawatir apakah terjadi sesuatu sama kamu?”
“Tidak tidak, bukankah ini aku aman sentosa!” Ucap Tiano sambil tertawa.
Yulius menghembuskan nafas lega, lalu menepuk pundaknya.
“Tiano, aku tahu kejadian hari ini membuat kamu salah paham dengan adikku, tapi kalau bukan karena dia, belum tentu kita bisa bebas.”
Tiano agak terkejut.
“Maksud kamu Xeria?”
“Iya, kalau tidak, masalah ini tidak akan begitu mudahnya terselesaikan. Pamannya adalah orang dalam, pamannyalah yang membebaskan kita.”
Tiano tidak bersuara.
Saat ini, muncul sosok beberapa perempuan di depan pintu kantor polisi.
Yang memimpin adalah Xeria, di sebelahnya ada Monica dan Anna.
Seolah seperti yang diduga, ekspresi Monica mereka jadi tidak senang ketika melihat Tiano.
“Benar-benar orang tidak berguna, Xeria, untuk apa kamu membebaskan orang seperti dia?”
Ujar Monica dengan jutek, ditatapnya Tiano dengan bengis. Rencananya hari ini ia ingin kakak Wang memberi pelajaran ke beberapa orang ini, sayangnya pada akhirnya tidak kesampaian.”
“Tidak perlu khawatir, mereka sudah membuat onar, kakak Wang pasti tidak akan melepaskan mereka.” Anna yang di samping menambahkan, wajahnya penuh dengan rasa puas.
“Cukup, sudah seperti ini, apakah kalian masih merasa masalah ini belum cukup besar?”
Ujar Xeria ke mereka, lalu ia mendekat ke Tiano.
“Untuk masalah ini, kamu cukup meminta maaf saja.”
Tiano diam tidak berkutik sambil menatapnya.
“Bagaimana pun juga, hari ini kalau bukan karena ada pamanku, kamu jangan harap bisa keluar, sebagai seorang pria, meminta maaf kepada wanita bukan hal yang sangat memalukan. Kalau kamu merasa menyanyi bersama kami itu menghabiskan uangmu, aku bisa mengembalikan uang tersebut ke kamu!”
Xeria mengeluarkan uang dua juta dan dibantingnya ke wajah Tiano.
“Cepat minta maaf, jangan menghabiskan waktu aku!”
Seluruh ruangan menjadi hening.
Yulius mereka menahan diri sampai wajah memerah, dengan erat ia mengepalkan tinju.
Jelas-jelas Monica mereka yang mulai dulu, sekarang malah ingin Tiano meminta maaf dengan mereka.
Tapi mereka akui memang Xeria yang menolong mereka, jadi tidak ada yang berani membuka mulut.
Tiano menatap uang yang di bawah kakinya, tanpa bersuara sedikit pun.
Sekali pun dia sekarang sudah punya uang, juga tetap tidak bisa menerima tindakan yang menghempaskan uang ke wajah orang seperti ini.
Uang bisa dihamburkan dengan banyak cara, kecuali untuk melukai harga diri orang lain.
Tiano membungkukkan badan memungut uang itu.
Tindakan ini membuat Xeria sangat tidak puas, bagi dia, orang yang memungut uang seperti ini benar-benar hina sekali.
“Tiano, kamu……” Yulius tidak berdaya sekali.
Tiano mengelap uang tersebut dan disodorkannya ke Yulius.
“Uang ini kamu saja yang pegang, aku pergi dulu karena masih ada urusan, kalian tidak perlu ikut.” Tiano pergi tanpa menoleh lagi.
“Sungguh tidak berguna, pria yang seperti ini benar-benar memalukan sekali.”
Sindir Monica, saat ini dia juga sudah tidak peduli apakah ada meminta maaf dengan dirinya.
Sikap pengecut dari Tiano membuat dia jadi tidak tertarik untuk menghinanya lagi.
Xeria melongo menatap sosok belakang Tiano.
Tidak tahu kenapa, dia merasa tatapan Tiano ke dirinya tadi aneh sekali.
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCEO Daddy
TantoMy Goddes
Riski saputroLelaki Greget
Rudy GoldPerjalanan Selingkuh
LindaCinta Di Balik Awan
KellyBehind The Lie
Fiona LeeThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200