The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
Aaron Wang tidak tahan lagi.
Dia belum pernah melihat wanita yang tak tahu malu seperti ini.
Baru saja mau memarahinya, dia mendengar Tiano Lin berkata dengan pelan: "Kalau kalian mau tingal di distrik baru, kira-kira butuh berapa banyak uang sewa?"
"Tujuh ribu Yuan."
Ibu Chu berkata tanpa berpikir, "Kita sudah melihat rumah barunya, apartemen dengan tiga kamar tidur di kompleks apartemen kelas atas. Lingkungannya termasuk bagus, cuman agak jauh dari Fortune Building, butuh 10 menit jalan kaki untuk sampai, tapi cukuplah untuk ditingggalin."
"Kalau begitu, kenapa kalian belum pindah ke sana?"
Aaron Wang tetap tidak tahan, menarik napas panjang dan bertanya.
"ya, ini kan karena yang diberikan pengembangnya terlalu sedikit, satu bulan hanya 2100 yuan saja, di Kota Nandu mana cukup, hanya bisa sewa rumah paling murah di distrik lama, itu mana tempat yang bisa ditinggalin orang, apalagi anak saya kerja di rumah sakit kalian, tidak peduli gaji dan lingkungan kerrjanya, sejak kalian yang menawarkan untuk membantu kami masalah tempat tinggal, kalian harus bertanggung jawab penuh, atau saya akan meminta anak saya mengundurkan diri, dengan kondisinya, rumah sakit mana yang tidak merebutnya... "
Saat Ibu Chu berbicara, tatapan Aaron Wang jatuh pada Tiano Lin.
Dalam harinya dia jelas tahu, kalau Vickie Chu akan menjadi pacar Tiano Lin cepat atau lambat, dan jelas bahwa cepat atau lambat, bahkan menjadi nyonya muda Keluarga He.
Dengan kekayaan Tiano Lin, tidak masalah kalau ingin memberikan uang sebanyak apapun ke Vickie Chu, dan tidak perlu khawatir tentang apa yang dipikirkan wanita jahat ini.
Bahkan Tiano Lin bisa langsung mengumumkan identitasnya, dia tahu wanita seperti ini dengan sangat baik, begitu dia tahu bahwa Tiano Lin adalah tuan muda keluarga He, dengan triliunan aset, jangan bilang tinggal di distrik lama, bahkan jika menyuruhnya tidur di jalan, dia pasti akan sangat berterima kasih.
Tiano Lin mengangguk saat mendengar kata-kata itu, dan bertanya: "Kalau begitu, kalian tidak berencana untuk terus tinggal bersama dengan Vickie Chu?"
Ibu Chu lansung dengan bangga berkata: "Tentu saja, di rumah sakit kan ada asrama, kenapa tidak tinggal disana, masih harus berebut kamar dengan kami, selain itu, jangan lihat apa kondisi yang kalian tawarkan itu bagus, sejujurnya, Vickie Chu tidak akan bersama kalian lama lagi, dia mah, akan segera masuk Keluaraga Guo, menjadi nyonya muda Keluarga Guo, mana butuh sewa rumah, malu-maluin saja. "
Ternyata masih berharap untuk menjual Vickie Chu ke keluarga orang kaya, menjadi nyonya muda Keluarga Guo.
Tiano Lin diam-diam menggelengkan kepalanya, tatapannya jatuh pada Aaron Wang, Aaron Wang segera mengerti dan menyerahkan hadiah yang dibawanya ke tangan Ibu Chu: "Oke kalau begitu, saran anda akan dipertimbangkan oleh rumah sakit kami, sekarangpun sudah larut, kami tidak akan mengganggu anda untuk beristirahat, kalau sudah ada hasil keputusan, kami akan kembali untuk memberi tahu kalian. "
Keduanya turun ke bawah sampai mereka kembali ke dalam mobil. Aaron Wang tidak bisa menahan dan mengeluh: "Tidak menyangka keluarga Vickie Chu seperti ini, wanita apa, masih mau masuk Keluarga Guo, meskipun Keluarga Guo menjual semua asetnya, apa bisa sepadan dengan jari kelingking tuan muda? Dasar tidak tahu malu, kalau bukan tuan muda menahan saya, saya pasti akan mempermalukannya dan membiarkan dia menyesal! "
Tiano Lin duduk di belakang, menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Kecilkan suara mu, dia pasti masih mengawasi dari atas."
"apa?"
Aaron Wang mendekatkan kepalanya ke jendela, dan mendongak.
Benar saja, Ibu Chu sedang berada di pagar di lantai dua saat ini. Ketika dia melihat bahwa Aaron Wang, seorang ketua rumah sakit hanyalah seorang yang mengendarai mobil Audi, rasa jijik di matanya semakin kuat.
"Mobil yang Alexis Lin punya adalah Range Rover, Sepetinya harus mencari cara untuk Vickie Chu menikahinya, cuman rumah sakit jelek ini, siapa yang mau."
Jika Aaron Wang mendengar ini, dia pasti akan sangat kesal.
Mobilnya ini adalah Audi A8 12 silinder, dengan harga mulai 2,1 juta yuan, malah hampir cukup untuk membeli dua mobil Range Rover profil rendahnya Alexis Lin.
Namun, sebagai direktur rumah sakit, dia biasanya tidak pamer, kalua tidak dia tidak mungkin akan membeli mobil yang murah ini.
"Lupakanlah, aku akan mempertimbangkan masalah ini, antar aku balik ke sekolah, aku masih ada kelas hari ini, jika Vickie Chu bertanya, bilang saja aku akan kembali nanti malam."
Kembali di Universitas Nanlin, Tiano Lin langsung kembali ke asrama, dan menarik bangun Yulius Zhang yang sedang tidur dengan pulas.
Melihat tiga orang di depannya, ragu-ragu tentang pengadilannya, Yulius Zhang dengan tenang meminta rokok kepada Cedric Lee, menyalakannya dengan tenang dan mulai merokok.
"Berbicara tentang semalam,di sebuah tempat di Nanshan. Aku melawan dua wanita secara terang-terangan. Aku menggunakan mantra naga dari dalam air, menyapu pasukan, memancing bulan dari dalam air, dan dua dewa terbang, bertarung di atas kap mobil selama 500 putaran. Pada akhirnya, kedua pahlawan wanita itu bukanlah tandinganku, dan mereka kalah. "
Setelah Alexis Zhang selesai berbicara, dia memuntahkan cincin asap, dan kebanggaan di matanya terlihat jelas.
"Tsk tsk, hebat ya kamu..."
Cedric Lee mengelap air liurnya dan menatap Alexis Zhang, "Butuh beberapa."
"Dua kotak," kata Alexis Zhang penuh kebanggaan.
"Keduanya sangatlah hebat, kaki itu, sosok itu ... tsk tsk ..."
Sony Song sudah bisa membayangkan adegan yang terjadi di Nanshan tadi malam.
"Namun, aku harus berterima kasih kepada Tiano Lin untuk ini."
Alexis Zhang masih tahu diri.
Kedua wanita ini, hanyalah ingin Mercedes Benz big G.
Orangnya tidak penting.
Yang penting mobilnya bagus.
Jika bukan karena mobil mewah ini bernilai hampir dua juta yuan, dia mana mungkin memiliki kesempatan untuk dekat dengan dua dewi dari jurusan Keuangan dan Manajemen dalam hidupnya.
Tiano Lin melambaikan tangannya dan berkata, "Ketika kamu melakukannya, mereka tidak mengatakan apa-apa?"
Tiano Lin awalnya ingin bertanya tentang bisnis Harley Wang di Starz Karaoke, tetapi muka Alexis Zhang memerah, dan berkata dengan malu-malu, "Kalian juga harus ingin menanyakan detailnya?"
"Sial, yang aku tanyakan adalah, apa mereka ada mengatakan sesuatu tentang Harley Wang, siapa yang peduli tentang detailnya, tapi kalau kamu ingin cerita, aku tidak keberatan mendengar, hahaha!"
Ada suara serigala melolong dari kamar asrama secara instan.
Alexis Zhang memikirkannya dan berkata, "eh emang ada, setelah selesai, mereka berdua sepertinya mengatakan sesuatu di barisan belakang, kalau tidak bertemu saya, mereka masih harus pergi ke Karaoke untuk menjadi putri besok sore, pokoknya mereka tidak senang mengikuti Harley Wang, cuman akting saja, di masa depan pasti akan ikut aku saja. "
Tiano Lin mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa, setelah istirahat sebentar, mereka pun ke kelas bersama.
Kelas hari ini telah dijadwalkan hingga sore hari.
Ketika sekolah selesai, Tiano Lin meminta Alexis Zhang untuk mengatarnya ke gerbang "Komplek Ping An" di Distrik Baru kota Nandu, dan menyuruhnya kembali duluan.
Tiano Lin menemukan Bangunan 503, Unit 11 sesuai dengan alamatnya, dan mengetuk pintu.
"Siapa?."
Mendengar suara yang datang dari rumah, Tiano Lin menghela nafas.
"Bibi, ini aku Tiano Lin."
Setelah menunggu selama lima menit, baru terdengar gemerisik langkah kaki di dalam, dan kemudian pintu dibuka.
"Tiano, kenapa kamu baru datang sekarang? Kita semua sudah selesai makan."
Berdiri di pintu adalah seorang wanita paruh baya berusia empat puluhan, mengenakan pakaian rumah dan rambut pendek, wanita ini terlihat profesional.
"Oh, tidak apa-apa, kebetulan aku juga sudah makan," kata Tiano Lin sambil tersenyum.
"Kalau begitu masuklah dan duduk, kalau kamu belum makan aku bisa memanaskan sayurnya, kalau sudah ya tidak jadi.
Tiano Lin mengikuti wanita ke dalam rumah. Dekorasi di ruangan itu lebih mewah daripada rumah orang kebanyakan, dekorasinya bergaya Eropa, ada ubin-ubin cerah di mana-mana, di sofa kulit besar, ada seorang pria paruh baya yang sedang menonton berita di TV.
"Halo, paman," Tiano Lin memanggil pria paruh baya yang sedang menonton TV itu.
"Yah, hari ini kenapa bisa ada waktu kosong untuk datang, apa malam ini tidak ada kelas?" Pria paruh baya itu menatap TV dan menjawab dengan ringan.
“Duduklah, aku harus mencuci piring dulu,” kata wanita paruh baya itu, dan pergi ke dapur.
Tiano Lin duduk di sofa dan ikut menonton siaran berita bersama.
"Tiano, kamu sebentar lagi akan lulus, bagaimana persiapan ujian pegawai negerinya?"
Sampai siaran berita hampir berakhir, pria paruh baya itu baru berbicara dengan ringan.
"Yah ... aku belum berencana untuk ikut ujian pegawai negeri, jadi aku belum mulai belajran," kata Tiano Lin.
Ketika pria paruh baya mendengar ini, diapun mengerutkan kening, "Tidak ikut ulangan? Apa yang akan kamu lakukan setelah lulus kalau kamu tidak ikut ujian pegawai negeri? Pergi mengemis di jalan?"
Tiano Lin berpikir sebentar, tetapi masih berkata sambil tersenyum: "Paman benar."
Pada saat yang sama, terdengar suara bibinya yang datang dari dapur: "Tiano ya, bukannya aku memarahimu, kalau kamu belajar ke universitas bukan untuk ikut ujian pegawai negri, kamu masih bisa lakukan apa, orang tuamu bertani di pedesaan, jadi cuma bisa mengharapkan mu untuk sukses. "
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiHei Gadis jangan Lari
SandrakoMeet By Chance
Lena TanThe Gravity between Us
Vella PinkyCintaku Pada Presdir
NingsiThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200