The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 104 Konser musik
Bagi Tiano Lin, mendengar konser musik yang begitu anggun, benar-benar terasa sangat lama.
Kalau bukan Vickie Chu yang suka mendengar, dia benar-benar ingin naik ke panggung dan bertanya pada orang yang memainkan biola, sebenarnya kapan kotak itu bisa dihancurkan, karena matanya sudah tidak bisa terbuka lagi.
"Apakah kamu tidak suka mendengar ini?"
Vickie Chu merasa Tiano Lin tidak hentinya menguap, dia pun menggosok tangannya ringan, dan betanya.
Tiano Lin tidak menjawab, malah menggenggam balik tangan Vickie Chu.
Sepuluh jari mereka bertautan.
Baru menoleh dan menjawab, "Kamu menggenggam tanganku seperti ini, aku tidak ngantuk lagi."
"Iya." Vickie Chu menundukkan kepala dan menjawab singkat.
Bersamaan dengan ini.
Alice Qiu menarik lengan Michael Guo, menatap dua orang di barisan terdepan dengan kejam dan berkata, "Kak Michael, ada apa dengan Davin itu. Membiarkan dua orang yang tidak tahu malu itu duduk di tempat sebagus itu, terlalu tidak adil kali?"
Dari awal sampai akhir, Alice Qiu tidak terletak pada konser musik.
Dia awalnya kira, begitu Davin Cheng muncul, akan melihat tempat penting yang sudah direservasi diduduki oleh Tiano Lin dan Vickie Chu, pasti akan sangat marah. Memarahi di tempat, lalu menyuruh satpam mengusir dua orang itu, membuat dua orang itu sangat malu dan kedepannya tidak akan muncul di Kota Nandu lagi.
Tapi yang Alice Qiu tidak sangka adalah, Davin Cheng seperti hanya bertanya satu kalimat, benar-benar menyerahkan tempat duduk itu pada dua orang itu, duduk bersama, dan menonton konser sampai sekarang.
Melihat mereka sangat akrab, hati Alice Qiu semakin marah, tapi tidak ada tempat untuk melampiaskan, hanya bisa meminta bantuan pada Michael Guo saja.
Michael Guo mengerutkan dahi, mengangguk, dan berkata, "Mungkin Davin tidak ingin mencari gara-gara dengan orang yang miskin kali. Bagaimanapun ini di tempat umum, juga berkumpul banyak tamu kaya, kalau langsung marah-marah pada dua orang miskin, pasti akan merusak image mereka. Jadi memilih tidak perhitungan."
"Benar-benar membuatku kesal. Kalau tahu dari awal kita juga bisa duduk di sana. Kenapa mereka boleh duduk di barisan pertama, kita malah duduk di barisan kedua dari belakang, benar-benar memalukan!" Alice Qiu berkata dengan marah.
"Haha, kamu sudah berpikir terlalu banyak. Davin hanya menjaga image-nya tidak membuat dua orang itu malu di sini, tapi bukan berarti setelah konser selesai, para bawahan Davin tidak akan mencari gara-gara pada dua orang tidak tahu diri itu."
Michael Guo berkata sebentar, pandangannya menoleh pada dua tempat duduk di belakang Tiano Lin, dan lanjut berkata, "Orang yang duduk di dua tempat itu aku kenal. Mereka sore ini ada urusan, tidak bisa datang. Kalau kamu tidak suka duduk di sini, nanti ada istirahat pertengahan konser, kita tinggal pindah ke sana saja."
"Benarkah?" Alice Qiu sangat senang. Membiarkan orang seperti ini, Tiano Lin dan Vickie Chu, duduk di barisan pertama, sedangkan dia hanya bisa duduk di barisan kedua dari belakang, benar-benar membuat hatinya lebih tidak enak daripada ditampar.
Michael Guo menganggukan kepala dan berkata, "Tapi, nanti duduk di sana, kamu harus ingat menjaga jarak denganku, daripada membuat salah paham kakak beradik Keluarga Chen itu, hehe ..."
Micheal Guo hanya tertawa, tidak mengatakan perkataan selanjutnya.
Tapi, Alice Qiu malah mengangguk mengerti dan berkata manja, "Aduh, aku tahu. Bukankah kamu ingin memacari kakak beradik itu. Tenang saja, aku tahu batasannya. Di saat yang penting, aku bahkan bisa membantu lho."
Di waktu berikutnya, perhatian Tiano Lin terhenti pada tangan kecil Vickie Chu yang lembut.
Bersamaan, juga mendengar percakapan Davin Cheng dan Paman Liu yang duduk di samping.
Yang berbisnis, tidak ada yang begitu datang langsung membahas bisnis.
Basa-basi dulu 20 menit, baru seiring dengan musik mulai mengencang, mulai masuk ke masalah beberapa hari lalu, tanah Keluarga Cheng diambil oleh Keluarga Jiang dari Kota B.
Awalnya, dengan kekayaan Keluarga Cheng sekarang, sama sekali tidak perlu peduli hilangnya satu tanah ini.
Tapi Keluarga Chen menyadari, dalam satu tahun kedepan, di belakang tanah yang ingin Keluarga Chen beli oleh pelelangan, Keluarga Jiang juga ikut terlibat di dalamnya.
Dengan koneksi di Kota Nandu, dan juga kekaayaan sekarang, Keluarga Chen tentu tidak takut pada siapapun.
Tapi, mendengar walikota baru yang akan naik pangkat, adalah orang dari Keluarga Jiang, apalagi Keluarga Jiang yang sengaja mengatur hal itu. Dari Kota B sampai Kota Nandu, menguasai semua koneksi ekonomi. Sinyal ini membuat Davin Cheng mau tidak mau harus waspada.
Dia bahkan curiga, Keluarga Jiang kali ini datang dengan persiapan.
Tujuannya, adalah mengalahkan Keluarga Chen yang kaya di kota ini, mendirikan koneksi ekonomi baru di Kota Nandu.
Tiano Lin meskipun tidak terlalu mengerti terhadap masalah bisnis, tapi juga sangat jelas dalam hati, begitu satu tempat memihak, atau sama sekali masuk dalam daerah kekuasaan satu perusahaan, maka kedudukannya akan naik. Apalagi Keluarga Jiang mendapat dukungan dari Kota B, maka mau Keluarga Chen sehebat apapun, juga tidak akan mungkin bertahan lama dalam pertarungan yang hebat ini.
Jadi, dengan terpaksa, Davin Cheng hanya bisa menaruh semua harapan kepada Keluarga Shen.
Keluarga Shen meskipun juga salah satu keluarga di Kota Nandu, tapi kekuasaannya mampu meliputi dalam negeri bahkan sampai luar negeri. Apalagi juga ada hubungan keluarga pihak ibu, Melly Chen, meskipun tidak mampu menjamin Keluarga Chen menang dalam pertempuran kali ini, tapi juga bisa mundur total, memberikan jalan keluar bagi anak-anak.
Dalam percakapan ini, Paman Liu terus mendengar, tidak bicara.
Meski begitu, Paman Liu tetap mempunyai kondisi tenang, sama sekali membuat orang tidak dapat menebak apa yang sedang dia pikirkan sekarang, juga membuat Davin Cheng sedikit panik, dahinya juga mulai muncul bilur-bilur keringat.
Adegan ini membuat Tiano Lin tanpa bisa ditahan terpikir pada perkataan seorang bos besar dalam dunia bisnis.
Perunding yang hebat dalam bicara, sangat jarang bicara, tapi begitu bicara, dapat langsung mengalahkan lawan, negosiasi juga dengan begitu selesai.
Kelihatannya ayah kandungnya, bisa menyuruh Paman Liu yang bicara dengan pria terkaya di Kota Nandu, Davin Cheng, benar-benar merupakan hal yang sangat bagus.
"Tuan, bagaimana kalau lanjut mengobrol sambil minum teh di lounge?"
Saat ini, konser masuk dalam waktu istirahat.
Davin Cheng mengundang Paman Liu pergi ke ruang pertemuan. Kelihatannya sudah akan mengatakan tujuan kedatangan kali ini.
Paman Liu melihat sekilas Tiano Lin, kemudian baru pergi bersama dengan Davin Cheng.
"Dasar mesum!"
Baru saja dua bos itu berjalan jauh, langsung terdengar suara marah dari sebelah.
Mendengar suara ini, Tiano Lin mengumpat dalam hati dan menoleh ke samping.
Elisia Chen yang mengenakan gaun putih panjang, sedang menatapnya dengan marah.
"Dasar mesum, bisa-bisanya masih berani muncul di sini dan duduk di tempat ini?"
Wajah Elisia Chen penuh dengan kemarahan dan matanya seperti mau membunuh orang.
Hanya saja baru Elisia Chen mau berdiri, Tiano Lin melihat banyak tuan muda dari beragam arah, saat ini sedang menghampiri kakak beradik cantik itu, memperkenalkan diri dengan ramah, jauh lebih ramai dari perbincangan mengenai konser tadi!
Tiano Lin menghela napas lega. Tapi berpikir lagi, kenapa mau takut pada Elisia Chen. Elisia Chen duluan yang melanggar peraturan dan ingin memukulnya, jelas-jelas Elisia Chen yang salah dan juga jahat!
"Kalian kenal?"
Tadi, Vickie terus memperhatikan, Elisia Chen kadang-kadang menoleh ke arah sini dengan tatapan aneh.
Dia dapat menyadari, Tiano Lin dan wanita ini pasti terjadi cerita yang tidak biasa.
Hanya saja, karena sikapnya yang anggun, sampai sekarang, dia baru menoleh sebentar dan bertanya kecil.
"Ergh, kita hanya teman biasa." kata Tiano Lin.
"Kalau teman biasa, kenapa dia memanggilmu mesum?""
Tiano Lin menoleh dengan terkejut, menatap mata indah Vickie Chu yang tiba-tiba menatapnya, dan berkata dengan kesal, "Sebenarnya wanita ini gila, kemarin malam ..."
"Kamu tidak perlu menjelaskan padaku, aku tidak keberatan."
Vickie Chu berkata dengan serius, "Sebenarnya kamu sama sekali tidak perlu peduli padaku. Tidak peduli apa yang kamu lakukan kedepannya, aku akan mendukungmu, yang jelas kamu jangan terluka, membiarkan orang lain menindasmu, harus senang dan sehat setiap hari, dengan begitu aku sudah sangat senang."
Merasakan telapak tangan mereka tidak hentinya mengeluarkan keringat, Tiano Lin tanpa bisa ditahan menggenggam tangan Vickie Chu dengan erat, ingin mengatakan sesuatu tapi mendengar suara yang sangat tidak enak didengar dari belakang.
"Aiya, benar-benar tidak tahu malu. Juga tidak lihat ini tempat apa, ini adalah konser musik, tempat mewah mendengar musik. Lihat kalian berdua mesra-mesraan,kalian kira ini pasar depan rumah kalian? Benar-benar tidak pernah melihat orang yang tidak tahu malu seperti kalian!"
Tiano Lin menoleh, melihat Alice Qiu dan Michael Guo yang tidak tahu sejak kapan duduk di belakang dia, sedang menatap dia dan Vickie Chu dengan tatapan menyindir.
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAkibat Pernikahan Dini
CintiaCEO Daddy
TantoBretta’s Diary
DanielleAfter Met You
AmardaSomeday Unexpected Love
AlexanderThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200