The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
Lengan Kak Tio ditahan, sehingga tubuhnya tidak dapat digerakkan.
Dia berusaha melepaskan pelukan Cedric Lee, tetapi kekuatan Cedric Lee terlalu besar, sehingga dia tidak dapat melepaskannya.
Cedric Lee berbalik ke samping, dan keduanya jatuh ke lantai bersama-sama.
Cedric Lee memanjat dan memukul wajah Kak Tio dengan kencang.
Kak Tio tidak menyangka beberapa mahasiswa ini tidak takut kehilangan nyawa ketika sedang berkelahi.
Tetapi meskipun begitu, jumlah mereka tidak dapat menandingi jumlah anak buah preman tersebut.
Cedric Lee yang sedang berada di atas Kak Tio terkena pukulan botol pada wajahnya dengan cepat dia tidak tersadarkan diri di lantai.
Tiano Lin sedang berkelahi dengan beberapa preman, dia ingin menolong temannya sendiri, tetapi karena kalah jumlah, dengan cepat dia sudah terkapar di lantai dan dipukuli oleh beberapa preman.
Keadaannya sangat kacau, Tiano Lin dan yang lain tidak memiliki tingkat keberhasilan yang besar.
"Sialan, potong semua tangan mereka sekarang!"
Kak Tio berteriak sambil memegang kepalanya yang sakit.
Di saat ini juga, Tiano Lin yang tidak tauh sejak kapan sudah berdiri, tiba-tiba melompat keluar. Di saat semua orang tidak menyadarinya, dia menggunakan asbak yang ada di atas meja dipukulkan ke wajah Kak Tio.
"Plak!"
Dengan tenaga sekencang ini, segera meninggalkan bekas pada wajah Kak Tio. Lalu, seketika pandangan Kak Tio menggelap, hampir saja dia akan terjatuh pingsan.
"Sialan, sekarang juga putuskan kaki dan tangan cecunguk ini!"
Para preman tidak lagi bersungkan, mereka mengeluarkan pisau yang disembunyikan di dalam tubuh mereka.
Di saat ini juga, terdengar suara sirene polisi dari luar, bersamaan dengan langkah kaki yang rapi, selusin polisi bersenjata lengkap dengan pistol menunjuk kek arah mereka: "jangan ada yang bergerak, siapa pun tidak boleh bergerak."
Keadaan ini membuat Xeria Ling dan teman-temannya menjadi pucat.
Xeria Ling sudah tidak bisa mempedulikan begitu banyak, dia segera membuka suara ke arah polisi.
"Pak Polisi, ada yang membuat onar di sini."
Ketua regu mengangguk-anggukkan kepalanya dan memerintah anggota regu di sisinya untuk menangkap para preman tersebut dan Tiano Lin beserta teman-temannya yang sudah terkapar di lantai.
"Membawa pisau dan perkelahian, sangat membahayakan keamanan publik."
Setelah selesai berbicara, sang ketua mengarahkan pistol ke arah Kak Tio dan anak buahnya.
"Kak, Kak kamu jangan menembak, kami hanya bermain-main."
Ketua regu dengan ekspresi serius berkata.
"Semuanya dibawa pergi!"
Pusat Penahanan di Kota A.
Tiano Lin menekan kepalanya dan bertanya dengan suara pelan kepada polisi di depannya.
"Pak polisi, apakah teman-temanku baik-baik saja?"
Polisi menghela nafas dengan tidak berdaya: "sebaiknya kamu mencemaskan dirimu terlebih dahulu. Bahkan membawa pisau melukai orang lain, jika kamu tidak mengatakan dengan jelas siapa yang memukuli kepalamu itu, kalian satu pun tidak ada yang bisa pergi meninggalkan tempat ini!"
"Aku sudah mengatakannya, ini aku yang memukulnya sendiri. Tidak ada hubungan dengan teman-temanku."
Tiano Lin berbicara dengan serius.
"Jangan mengakui dengan terburu-buru, kalian berempat semuanya berbicara seperti itu. Aku beritahu kalian, tidak peduli betapa baiknya hubungan kalian, sekarang semuanya ada maksud saling melindungi. Tunggu hingga hasil laporan keluar, kami akan memberikan kalian jawaban yang pantas, yang harus dilepaskan akan kami lepaskan. Tetapi yang harus tetap tinggal, tentu harus tinggal!"
"Kami hanya melakukan perlindungan diri, pisau-pisau itu juga bukan kami yang membawanya, yang membuat keonaran juga bukan kami. Jumlah preman-preman itu ada puluhan orang, sedangkan kami hanya berempat. Jika memiliki keberanian pun tidak mungkin kami yang memulai perkelahiannya bukan?"
Tiano Lin merasa tidak senang sekarang, bahkan dia ingin mencari ibunya sendiri untuk menyelesaikan masalah ini.
Bagaimana pun juga, seseorang yang bisa memberikan satu miliar kepadaya, tentu tidak akan kekurangan koneksi dengan pegawai pemerintahan.
"Panggil Tiano Lin itu, untuk datang ke ruanganku."
Saat ini, interkom polisi di samping tiba-tiba berdering.
Polisi menatap Tiano Lin dengan kebingungan, tetapi dia tidak berani melanggar perintah atasannya.
Mampu mendapatkan pasukan khusus untuk mengurusi masalah sepele seperti ini, benar-benar tidak tahu asal mula pemuda itu.
"Kamu ikuti aku."
Polisi membuka pintu dan membawa Tiano Lin ke ruangan Kantor Kepala Polisi
Di dalam ruangan, ada dua wajah yang asing.
Seorang polisi yang sedikit gendut sedang tersenyum ke arah polisi lain yang berada di sisinya.
"Kepala Polisi, orangnya sudah dibawa kemari."
Polisi yang membawa Tiano Lin segera pergi setelah mengucapkan beberapa kata.
Sebelum pergi, dia melihat sekilas ke arah pria yang ada di samping Kepala Polisi.
Orang yang bisa membuat Kepala Polisi tersenyum, tentu bukan orang sembarangan.
"Kepala He, orangnya sudah dibawa kemari. Aku keluar terlebih dahulu, jika Anda membutuhkan apa, panggil saja aku."
Kepala Polisi yang gendut berbicara dengan hormat kepada pria paruh baya tersebut lalu pergi meninggalkan ruangan.
Setelah mengunci pintu ruangan, pria seperti panda yang berada di depan Tiano Lin tiba-tiba mengulas sebuah senyum hangat.
"Keponakanku, kemari dan duduklah."
Tiano Lin bukanlah orang bodoh, dia sudah mengetahui kurang lebih ketika mendengar ucapan 'Kepala He' yang keluar dari mulut Kepala Polisi yang gendut itu.
Jika dia tidak salah menebak, pria ini kemungkinan merupakan adik laki-laki dari ayahnya.
Meskipun sudah mengetahui kabar tersebut, Tiano Lin tetap tidak berani bergerak.
Dia berdiri di sana dengan menggeliat, terlihat dengan jelas dia tidak tahu harus berbuat apa.
"Ada apa? Aku ini paman kandungmu, tidak mungkin semenakutkan preman-preman itu bukan?"
Ekspresi Mike He begitu bahagia.
Dia sudah mengurusi kantor polisi dalam jangka waktu yang cukup panjang, ini merupakan pertama kalinya dia bertemu dengan orang yang tidak berani berbicara dengannya.
"Aku hanya, hanya tidak tahu bagaimana memanggil kamu."
Tiano Lin menjelaskan.
"Aku adalah Paman Ketiga kamu."
Setelah Tiano Lin mendengarnya, dia segera mengucapkan panggilan paman ketiga, Mike He merasa sangat senang hingga mulutnya tidak dapat dikatupkan.
Dikarenakan banyak emosi yang tercampur aduk di tengah-tengah ini, sehingga membuat Mike He lebih bersemangat dibanding Tiano Lin.
Setelah mereka berdua terduduk, akhirnya Mike He sudah tidak dapat menahan perasannya.
"Aku benar-benar tidak menyangka dapat bertemu dengan keponakanku secara langsung. Selama bertahun-tahun ini, kepergianmu selalu menjadi sebuah hambatan di dalam hatiku yang tidak bisa dilalui."
Tiano Lin dapat memahami perasannya karena dirinya dibawa pergi oleh penjahat, Mike He sebagai seorang polisi dan tidak bisa menemukan dirinya tentu saja dia memiliki tanggung jawab tersebut.
"Sangat bagus bisa bertemu denganmu. Aku tidak perlu kembali bersembunyi-sembunyi jika pergi ke rumahmu pada saat tahun baru."
Mike He tidak dapat menahan air matanya ketika sedang berbicara.
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaAdieu
Shi QiTakdir Raja Perang
Brama aditioMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyePernikahan Tak Sempurna
Azalea_The Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200