The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 41 Menyelamatkan orang

Karena sudah begitu, hanya bisa menyelamatkan saja.

Kedua tangan Tiano Lin berada di atas dada sang wanita, dan menekan beberapa kali dengan kencang.

Sang wanita tidak ada respon.

Demi menyelamatkan orang, Tiano Lin juga tidak bisa mempedulikan begitu banyak lagi, dia menjepit hidung sang wanita. Setelah membuka bibir wanita itu, dia langsung memberikan napas buatan.

Tidak lama kemudian, tubuh sang wanita bergetar sedikit dan memuntahkan banyak air.

Tiano Lin menghela napas lega, dan melihat sekilas ke arah sang wanita.

Pakaian wanita itu sudah basah total, dan bentuk tubuh yang sempurna terlihat begitu saja.

Tiano Lin merasa dirinya seperti orang mesum, dan matanya tetap mengawasi tubuh wanita itu berulang kali.

"Kamu akhirnya siuman juga."

Tiano Lin bersandar di batu yang ada di samping dan mengelap keringat di dahinya.

Seketika, dia memikirkan Vickie Chu yang sebelumnya lompat gedung, dan dalam hati entah kenapa terasa sedikit sakit. Dia bertanya pada wanita itu, "Kenapa kamu mau melompat ke dalam sungai?"

Sang wanita membelalakan mata. Setelah melamun sebentar, sang wanita menjawab Tiano Lin.

"Kenapa kamu mau menyelamatkan aku?"

Tidak menyelamatkan orang, memangnya mau melihat satu kehidupan menghilang di hadapannya?

Masalah seperti ini, selama adalah manusia, pasti akan membantu kali!

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, tapi aku berharap kamu bisa menghargai nyawamu sendiri. Tidak ada apapun yang lebih penting dari bertahan hidup."

Tiano Lin juga tidak tahu apakah perkataan ini dia katakan kepada sang wanita, atau kepada Vickie Chu yang masih terbaring di dalam ruang operasi.

"Menghargai? Haha." sang wanita tertawa pahit, dan wajah yang cantik itu penuh dengan kesedihan, "Di dunia ini sama sekali tidak akan ada orang yang akan menghargaiku. Aku hidup hanya menyusahkan diriku saja."

Wajah sang wanita penuh dengan ekspresi menderita.

Mimpi buruk itu, pada akhirnya tetap tidak bisa dilupakan sang wanita.

Awalnya bisa dengan cara ini meninggalkan semua ini, tapi tidak pernah terpikir Tiano Lin malah menyelamatkannya.

"Jangan berkata seperti itu, bukan semua orang menyampaikan kebaikanmu. Mungkin di bawah kondisi dimana kamu tidak tahu, mereka akan sangat mempedulikanmu. Kalau kamu meninggal, akan memberikan pukulan sangat besar bagi orang yang mencintaimu."

Tiano Lin teringat pada Vickie Chu yang berada di dalam ruang operasi, jadi dia berdiri dan menepuk-nepuk debu yang ada di tubuhnya.

"Aku sudah mau pergi, yang jelas aku berharap kamu tetap jangan berbuat seperti itu. Kalau benar-benar tidak ada orang yang mengharapkan kamu tetap hidup, maka aku termasuk satu, karena bagaimanapun aku tidak berharap melihat kamu melakukan hal bodoh ini lagi."

Dia melihat wanita itu sekilas, lalu perlahan-lahan pergi.

Melihat punggung Tiano Lin yang menjauh, sang wanita sepertinya tidak mempunyai keberanian untuk melompat ke bawah lagi.

……

Setelah kembali ke ruang operasi, sepertinya operasi sudah selesai.

Aaron Wang kembali ke sisi Tiano Lin dengan wajah senang.

"Tuan muda, operasi kali ini berjalan sangat lancar, selanjutnya masih perlu melakukan tiga operasi lagi, dan Vickie sudah bisa kembali normal."

Tiano Lin mengangguk dan berwajah tenang.

Beberapa hari ini, Tiano Lin selalu menunggu Vickie Chu bangun.

Setiap hari Aaron Wang akan mengabarkan kondisi Vickie Chu padanya.

Sedangkan Celestine Gu masih belum menyerah terhadap Tiano Lin, setiap hari berputar di sisi Tiano Lin.

Setelah terbiasa pada keberadaan Celestine Gu, Tiano Lin malah tidak begitu kesal lagi.

Apapun yang Celestine Gu ingin lakukan, dia tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa melanjutkan kehidupannya sendiri.

Masalah Xeria Ling juga terus diingat oleh Tiano Lin.

Kecelakaan hari itu di mobil dengan Xeria Ling membuat Tiano Lin tidak mempunyai keberanian untuk menghadapi wanita itu.

Tapi, sekarang dia mempunyai tiket konser kakaknya, dia rasa bisa menggunakan itu untuk menjadi kompensasi kepada Xeria Ling.

"Tiket konser Vivian Tsu?"

Di kedai BBQ belakang sekolah, Yulius Zhang dan yang lainnya terkejut.

"Iya, ada apa?" Tiano Lin bicara dengan santai.

"Gila, boleh juga, kenapa bisa mendapatkan hal sebagus itu? Aku dengar tiket sudah habis terjual, kamu bisa-bisanya mendapatkan satu."

Tiano Lin hanya tersenyum, tidak menjelaskan.

"Oh iya Tiano, ada satu hal yang aku tidak tahu harus memberitahumu atau tidak." Cedric Lee tiba-tiba berkata.

"Kita adalah sahabat, mana ada yang tidak harus atau harus."

Melihat Tiano Lin begitu tenang, Cedric Lee menarik napas dalam dan berkata, "Aku dengar-dengar Celine dan Marvel sudah putus."

Apa?

Tiano Lin tersentak dan gelas bir di tangannya hampir saja jatuh ke lantai.

Dia bukan karena masalah ini mempunyai pemikiran lain terhadap Celine, hanya merasa berita ini sedikit membuatnya terkejut.

Sekarang di sampingnya ada sangat banyak wanita. Bahkan Celestine Gu yang setiap hari mengejarnya, juga jauh lebih baik dari Celine.

"Aku juga pernah mendengar masalah ini, beberapa hari lalu berita ini di sekolah lumayan terkenal juga."

Yulius Zhang juga ikut menambahkan.

"Sebenarnya, beberapa hari ini aku terus mengikuti update post di Weibo Celine, wanita itu berubah total. Setiap hari mempost quotes-quotes, rasanya bukan seperti Celine yang dulu lagi."

Sony Song sudah mabuk, dan setelah berkata seperti itu, dia menyadari sudah salah bicara, dan langsung diam.

"Jangan pedulikan dia lagi."

Tiano Lin tersenyum sambil mengangkat gelas bir dan bersulang dengan beberapa teman-teman lain.

"Tiano, meskipun masalah sudah terjadi, tapi kita-kita masih harus membujukmu, jangan berhubungan dengan Celine lagi. Wanita ini tidak mudah, juga tidak layak."

Tiano Lin tidak bicara.

Saat ini, ponsel di kantong Tiano Lin tiba-tiba berbunyi.

Dia melihat nomor yang tertera di layar dan agak tersentak.

"Halo?"

"Tuan, Vickie sudah bangun!"

Apa?

Tiano Lin berdiri dengan senang dan gelas bir yang dia pegang di tangan hampir saja terjatuh.

"Iya, dimana tuan sekarang? Apa perlu aku mengutus orang untuk menjemputmu?"

Tiano Lin segera pergi ke rumah sakit, kebetulan bertemu dengan Vickie Chu yang keluar dari ruang operasi.

Tabung oksigen di bibir Vickie Chu sudah dicabut, dan kain kasa masih terbalut di kepalanya. Wajah Vickie Chu tidak merah, mata yang terbuka juga penuh dengan bekas darah.

"Tuan Tiano, tiga kali operasi semuanya berjalan dengan sangat lancar. Yang harus dilakukan selanjutnya adalah operasi pemulihan otak. Berdasarkan kondisi Nona Vickie sekarang, operasi selanjutnya seharusnya juga akan berhasil."

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu