The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 2 Mengakui
Ibu itu melihat Tiano yang terbaring di lantai dengan sangat panik.
Sebelum Tiano tersadar, Ibu itu pun berlari menghampirinya.
“Anakku, anakku, ini benaran kamu?”
Ibu itu bersuara serak, membuat Tiano sangat tercengang.
Dia melihat sekilas beberapa laki-laki berkacamata hitam itu, tidak tahu harus melakukan apa.
“Ibu baru saja mengetahui kabar ini, langsung melepaskan semua pekerjaan dan datang kemari.”
Ibu itu meneteskan air mata dari ujung mata, menatap tubuh Tiano dari atas hingga bawah.
“Beritahu Ibu, apakah lukamu sudah membaik?”
Ibu?
Perempuan di depan menyebut dirinya sendiri dengan kata Ibu.
Tidak mungkin, Ayah dan Ibu Tiano selalu tinggal di desa, kini masih bercocok tanam di rumah.
Berpikir demikian, Tiano langsung mendorong Ibu itu pergi, menatapnya dengan terheran-heran.
“Kamu salah orang.”
“Anakku, kamu harus percaya padaku, aku memang Ibumu.”
Karena terlalu panik, kata-kata Ibu itu sangat belepotan, membuat Tiano semakin bingung.
Tiano mulai curiga apakah dirinya sedang bertemu penipu.
Sudah terpuruk seperti ini, Tiano sungguh tidak sadar dirinya begitu pantas ditipu.
“Aku tahu, saat ini kamu pasti sulit menerima kenyataan ini, tetapi aku membawa bukti.”
Ibu itu telah jauh lebih tenang, setelah terbatuk dua kali, seorang laki-laki paruh baya berjalan dari belakang.
“Apa kabar Tuan Tiano, namaku Leonard Lie, pengacara yang dipanggil Nyonya ini.”
Pengacara bernama Leonard Lie itu berkata dengan tenang, lalu mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam map dan menyodorkan pada Tiano.
“Ini adalah surat hasil tes laboratorium, dari pencocokan golongan darah, ditambah dengan tanda lahir yang ada pada tubuh kamu, bisa dibuktikan bahwa kamu memang anak dari Nyonya Su ini.”
Melihat hasil pencocokan di dokumen itu, Tiano tercengang.
Ibu itu mengusap air di ujung mata, kembali menarik tangan Tiano yang terluka secara perlahan.
“Anakku, jika bukan karena aku dan Ayahmu sibuk bisnis waktu itu, kamu tidak mungkin menjadi sasaran penculik anak. Selama bertahun-tahun, aku selalu mengutus orang mencari tahu keberadaanmu. Belasan tahun berlalu, akhirnya---“
Mungkin saja karena tidak tahan, ujung mata yang baru saja diusap kembali basah oleh air mata.
Tiano menatap tandatangan di dokumen itu, kini baru tahu ternyata Ayahnya bernama Harris He, dan Ibunya bernama Rossy Tsu.
“Saat ini Ayahmu sedang membicarakan bisnis di Amerika, malam ini dia akan datang untuk menjengukmu, dia sangat senang setelah mendengar kabar baik ini.”
Rossy berusaha menghibur Tiano.
Tetapi, meski kenyataan sudah di depan mata, Tiano tetap saja tidak bisa menerimanya.
Di dalam desanya, dia sudah tinggal bersama Ayah dan Ibu selama 20-an tahun, kini baru sadar ternyata mereka bukan orang tua kandungnya.
Tekanan berat ini membuat Tiano hanya bisa terbengong disana.
“Kalian keluar saja.”
Rossy tahu suasana hati Tiano sedang sangat rumit. Demi tidak mempengaruhinya, dia pun mengusir semua anak buah, meninggalkan dia dan Tiano di dalam kamar itu.
“Anakku, aku tahu beberapa tahun ini kamu sudah sangat menderita, juga tahu kini kamu sangat terluka saat mendengar kenyataan ini. Tetapi mulai hari ini, aku dan Ayahmu tidak akan membiarkanmu menderita lagi, kami berencana menebus segala kesalahan dengan baik.”
Sebelum mendatangi Tiano, Rossy sudah memeriksa keadaan keluarganya saat ini dan memahami kesulitan dalam hidupnya.
Tetapi meski dengan keadaan ekonomi yang buruk, Ayah Ibu Tiano tetap bisa membesarkan Tiano hingga seperti sekarang, hal ini membuat Rossy merasa sangat bersyukur.
Tiano tidak mengatakan apapun, hanya duduk murung di atas ranjang.
Saat ini dalam pikirannya terbayang wajah orang tua yang sudah membesarkannya selama 20 tahun, menerima pengakuan Ibu yang ada di depannya sama saja dengan meninggalkan keluarganya, ini sungguh tidak bisa dia terima.
“Jadi, kini kalian datang untuk mengajakku ikut bersama kalian dan meninggalkan Ayah Ibu yang sudah membesarkanku selama 20-an tahun?
Tiano mengangkat kepala, bertanya pada Rossy Tsu.
“Bukan begitu anakku, saat ini aku tidak berencana memintamu memaafkan kami, aku hanya berharap kamu bisa memberikan satu kesempatan lagi untuk kami, sudah satu kali kami meninggalkanmu, dan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya.”
Rossy kembali memeluknya, berkata sekata demi kata.
“Sebentar lagi aku akan meminta orang memindahkanmu ke rumah sakit terbaik untuk menjalankan perawatan, soal Ayah dan Ibumu, aku sudah mengutus orang kesana. Dalam waktu dua hari mereka akan dijemput kemari, tiba saatnya nanti baru kita bicarakan sama-sama, bagaimana menurutmu?
Rossy mengeluarkan sebuah kartu rekening bang dari saku, menyodorkannya pada Tiano.
“Disini ada uang 200 Miliar, ini adalah salah satu tebusan kecil dariku. Kamu gunakan dulu, jika tidak cukup katakan saja padaku.:
Tiano menatap kartu hitam di tangan, badan bergetar secara tak terkendali.
Ada 200 Miliar di dalam sana, dia memberinya begitu saja, tanpa ada sedikitpun ekspresi ragu.
“Kartu ini tidak menggunakan kode, kamu bisa mengaturnya sendiri.”
Rossy berkata dengan senang.
Bagi dia, uang 200 Miliar itu sungguh tidak seberapa.
“Aku mengerti, biarkan aku sendiri dulu.”
Tiano berkata dengan tenang pada Rossy.
Menghadapi goncangan yang begitu besar, dia merasa sangat tidak terbiasa.
Rossy menghentikan kata-kata yang masih ingin diucapkan, menatap anaknya sekilas.
“Baiklah, kamu istirahat yang baik, aku segera memberitahu orang untuk menguruskan prosedur pemindahan rumah sakit.”
Rossy melihatnya lagi, baru menutup pintu dan tiba di lorong.
“Ibu Tsu, mungkin saja anak Ibu belum terbiasa dengan semua ini, Ibu cukup berikan sedikit waktu untuk dia pertimbangkan saja.”
Pengacara berkata menenangkan Rossy.
“Saat masuk tadi, aku melihat anakku sedang diseret oleh seorang dokter. Aku ingin memintamu mencari tahu semua data dokter itu, aku ingin bertanya padanya, kenapa dia bersikap seperti itu pada anakku.”
Karena Tiano ada disana, Rossy tidak berani memberi reaksi berlebihan.
Baru bertemu anaknya saja sudah melihat kejadian seperti itu, mungkinkah tidak marah?
Ketahuilah kini Tiano adalah anak kandung Harris He, bisa-bisanya menerima perlakuan yang begitu kasar.
“Baiklah, Ibu Tsu.”
Pengacara itu menganggukkan kepala, lalu pergi terburu-buru.
Di sisi lain, Tiano sedang memegang kartu rekening itu sambil terbengong.
Orang yang bisa mengeluarkan uang 200 Miliar dengan begitu mudah, sudah pasti dari keluarga yang sangat kaya.
Mungkinkah, dirinya sungguh keturunan orang kaya?
Berpikir demikian, Tiano tiba-tiba tersenyum pahit.
Siapa yang menyangka, dirinya yang bahkan makan pun tidak pernah kenyang, kini menjadi orang kaya yang memiliki uang 200 Miliar.
Semua ini, sungguh seperti mimpi.
Novel Terkait
My Beautiful Teacher
Haikal ChandraAnak Sultan Super
Tristan XuPredestined
CarlyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniInventing A Millionaire
EdisonLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200