The Campus Life of a Wealthy Son - Bab 141
Tiano Lin pergi tidur menjelang subuh karena dia memeriksa panduan perjalanan di Internet tadi malam.
Ketika bangun, sudah siang hari.
Ketika dia bangun, dia pertama-tama memanggil Vickie Chu, ketika dia menemukan tidak ada yang menjawab, dia menelepon kantor Aaron Wang, tetapi tidak ada yang menjawab juga.
"Sialan, jangan-jangan rumah sakit juga liburan bersama? Tidak ada seorang pun?"
Tiano Lin menuruni tangga dengan depresi, kemudian menemukan bahwa Celestine Gu tidak ada di sana.
Berdiri di villa yang kosong, Tiano Lin merasa ditinggalkan oleh seluruh dunia.
Setelah terbengong semenit, Tiano Lin terpaksa menelepon Kathie Jiang, kemudian pergi ke vila di lantai bawah untuk sarapan.
Namun, ketika berjalan menuruni gunung, Tiano Lin tertarik dengan pemandangan di halaman villa di kejauhan.
Dengan kata lain, tertarik oleh seorang wanita di dalamnya.
Wanita itu menyirami bunga-bunga dengan shower, sikap fokusnya bagaikan sedang menyayangi barang berharga.
Dia mengenakan pakaian kasual katun putih, tingginya 1,7 meter, karena membungkukkan badan, seluruh dadanya yang berisi jatuh kebawah dan bergoyang seiring dengan gerakannya, seperti bom air yang akan jatuh kapan saja.
Rambut hitam panjangnya terurai di pundaknya, menutupi separuh wajahnya. Tetapi bagian lain dari wajah yang setengah terlihat dan setengah tertutupi cukup untuk membuat orang terpesona.
Tidak peduli apakah wajah atau tubuhnya, tidak terasa masih hijau, melainkan bagaikan buah persik yang matang.
Mungkin Tiano Lin telah berdiri di sana terlalu lama dan itu juga menarik perhatian si wanita.
Dia menoleh dan melirik Tiano Lin.
Dengan hanya satu lirikan, pujian kecil Tiano Lin padam.
Dingin!
Itu terlalu dingin!
Tidak tahu apa yang terjadi pada wanita ini, sorot matanya seperti pisau dingin, yang membuat orang merasa dingin dan desah.
Tiano Lin akhirnya mengerti mengapa anak-anak orang kaya terbiasa memanggil kakak beradik keluarga Cheng sebagai pasangan cantik yang dingin.
Semua orang menghindari kakaknya, Sisca Cheng.
Sekarang Tiano Lin ingin melarikan diri.
Sisca Cheng menatap Tiano Lin, saat bersamaan di belakangnya muncul seorang pria paruh baya.
"Oh, bukankah ini Tuan Muda Lin? Apakah kamu sudah makan siang? Datang dan duduk di rumah."
Biarpun jaraknya tidak terlalu dekat, Davin Cheng meninggalkan halaman dengan antusias dan berjalan menuju Tiano Lin.
"Hehe, aku kebetulan ingin pergi ke rumah teman. Dia sudah memasak makanan siang dan sedang menunggu aku."
Tiano Lin tidak malu untuk mengatakan bahwa dia pergi untuk makan, jadi dia dengan santai menemukan alasan.
“Itu kebetulan sekali?” Davin Cheng berkata dengan beberapa penyesalan, “Aku baru saja merebus sepanci abalone berkepala sembilan di rumah hari ini. Jika Tuan Muda Lin bisa datang, kedua gadis itu pasti sangat senang juga ...”
Dua gadis?
Mengingat adegan Elisia Chen di kamarnya pagi itu ...
Tiano Lin bergidik tak jelas dan buru-buru berkata, "Hehe, itu tidak perlu, aku sudah janji pada orang, lupakan abalon berkepala sembilan, lain kali, terima kasih Tuan Cheng atas kebaikanmu."
Setelah itu, Tiano Lin hendak melarikan diri.
Mendadak mendengar suara sindirian dari halaman.
"Dikatakan padamu malah kamu terengah-engah, seolah-olah siapa yang mengharapkan kamu datang."
Tiano Lin melirik ke samping dengan heran dan melihat Elisia Chen mengenakan rok pendek hitam, mengguncang kakinya yang seputih salju muncul di halaman. Menatap Tiano Lin dengan meremehkan.
Sialan, sorotan mata ini!
Sama seperti terakhir kali di kamar tidur!
Sudut mata Tiano Lin berkedut, tetapi pada saat ini, telepon di tangannya berdering.
"Atau aku pesan kamu makanan untuk siang hari, sesuatu terjadi pada perusahaan, aku harus pergi ke sana sekarang."
Begitu telepon tersambung, Kathie Jiang berkata dengan luwes.
“Apa yang terjadi pada perusahaan?” Tiano Lin mengerutkan kening dan bertanya.
"Bukan apa-apa, masalah kecil, tapi aku harus menghadapinya sendiri. Jika sudah selesai, aku akan menelepon kamu, sampai nanti."
Setelah Tiano Lin menutup telepon, dia melihat Davin Cheng menatap dirinya dengan senyum di wajahnya dan berkata, "Teman kecil Lin, apakah sekarang bisa datang ke gubuk aku untuk makan siang sekarang?"
Melihat bahwa Davin Cheng sangat antusias dan benar-benar tidak ada tempat untuk menyelesaikannya, Tiano Lin terpaksa tersenyum dan berterima kasih padanya.
Rumah Davin Cheng terlihat jauh lebih mewah daripada rumah dirinya dan Kathie Jiang.
Gaya dekorasi aristokrat Eropa lengkap, pilar Romawi, tangga spiral, karpet merah dan lukisan asing terkenal yang tergantung di ...
Tampaknya Davin Cheng ingin membangun tempat ini menjadi gaya kastil, meskipun luasnya cukup besar, bagaimanapun, struktur kastil dan villa masih sangat berbeda, meskipun pada pandangan pertama tampak seperti kastil aristokrat Eropa. Tapi ketika Anda melihat lebih dekat, itu bahkan berbeda terlalu jauh dari kastil Schwanstein punya keluarganya.
Memasuki gerbang, kakak beradik Elisia Chen dan Sisca Cheng sudah menunggu di ruang makan, ada dua pengasuh anak muda sibuk menyajikan makanan. Tiano Lin tidak melihat Nyonya Cheng, mungkin dia belum turun dari atas.
“Tuan Muda Lin, duduklah, mari kita minum yang putih?” Davin Cheng tersenyum dan mengundang Tiano Lin untuk duduk.
“Jangan minum di siang hari, mungkin ada urusan nanti di sore hari,” kata Tiano Lin sambil tersenyum masam.
“Ayah, dia hanya anak-anak, kamu benar-benar melihatnya sebagai orang dewasa.” Elisia Chen duduk di hadapan Tiano Lin dan berkata dengan ekspresi meremehkan.
“Elisia, omong kosong apa yang kamu bicarakan di depan Tuan Muda Lin, makan yang benar, jangan terlalu banyak bicara!” Omel Davin Cheng.
"Memang ya, seorang anak yang belum matang dan belum tumbuh dewasa, minum anggur apa? Masih ada sekotak yogurt di kamar tidur aku, suruh saja bibi ambil untuk dia. Ini yang harus dia minum." Elisia Chen berkata dengan nada tidak enak didengar dan memelototi Tiano Lin.
"Kamu, anak ini, di depan tamu berani mengatakan apa pun, masih tidak belajar dari kakak kamu, tahunya hanya mencari masalah setiap hari. Sekarang kamu tutup mulut dan makan dengan benar. Jika berani mengatakan kata lain, aku kurung kamu makan di lantai bawah tanah, lihat berani bicara sembarangan dengn siapa lagi!"
Melihat Davin Cheng benar-benar marah, Elisia Chen bergumam pelan dan berhenti mengejek Tiano Lin.
Tiano Lin duduk di sana dengan sangat risih.
Elisia Chen jelas berbicara tentang sesuatu yang dia pikir dia sangat kecil di kamar hari itu, tetapi dia belum bisa menjelaskannya, hanya bisa membiarkannya melihat dirinya dengan meremehkan saat makan, dia merasa sangat dirugikan.
Sebaliknya, Sisca Cheng terlihat sangat cantik, mungkin karena sikapnya yang dingin, duduk di sana dengan postur tubuh lurus, dia menyuap sayuran ke mulutnya, seolah-olah itu tidak masalah baginya.
“Dengan emosimu, jika ini terus berlanjut, lihat siapa yang akan berani menikahi kamu di masa depan!” Davin Cheng memandangi putri kecilnya dengan kecewa dan kemudian bertanya kepada Tiano Lin:”Teman kecil Lin, betula yang aku katakan?”
"Um ... masih oke, Nona Chen begitu cantik dan anggun, tidak mungkin khawatir tentang menikah," kata Tiano Lin sopan.
“Kamu benar-benar berpikir dia sangat baik?” Davin Cheng menunjuk ke Sisca Cheng, yang duduk di seberangnya dan bertanya, “Lalu bagaimana pendapatmu tentang putri tertua aku?”
“Ah? Sangat bagus.” Tiano Lin menjawab dengan acuh tak acuh dan dalam benaknya, Sisca Cheng lebih dingin daripada adiknya, tetapi dalam hal temperamen, karakter dan kesopanan, ia masih berpikir bahwa si cantik dari gunung es ini mungkin lebih mudah untuk didekati.
Paling tidak, ketika konser berakhir hari itu, dia dengan baik hati ingin memberikan tumpangan pada dirinya.
“Kamu merasa bagus?” Tanya Davin Cheng.
"Ya bagus, sang kakak memiliki temperamen dingin dan sang adik bersikap spontan. Ini dapat dianggap sebagai kompensasi timbal balik dalam hal kepribadian. Para saudari juga saling menjaga, ini sangat baik." Tiano Lin menjawab dengan getir, merasa pertanyaan Davin Cheng aneh.
“Kalau begitu aku tidak tahu berapa umur Tuan Muda Lin tahun ini?” Davin Cheng mengganti topik.
“Segera setelah ulang tahunku, aku baru berusia 20 tahun.” Tiano Lin menjawab dengan jujur.
"Yah, umurku dua puluh tahun. Usia dua puluh tahun adalah usia di mana lelaki benar-benar mulai menghadapi dunia. Dulu ketika aku juga berumur dua puluh tahun, aku menikahi bibi kamu, bisa dikatakan kondisi pada saat itu, jika tidak ada bibi kamu yang mengurus masalah internal dengan baik untuk aku, membantu dan mendukung sepanjang jalan, aku tidak tahu terpuruk dalam berapa banyak kesulitan dan sulit untuk berdiri. Terlebih lagi dalam masyarakat saat ini, situasinya jauh lebih rumit daripada masa aku, sangat sulit untuk berdiri mantap hanya dengan mengandalkan satu orang ...”
Melihat Davin Cheng yang entah kenapa mulai menghargai masa lalu, Tiano Lin tidak tahu apa tujuannya. Dia hanya bisa duduk di samping dan menganggukkan kepalanya berulang kali, tanpa bisa berkata apa-apa.
"Dan aku selalu merasa bahwa Sisca, anak perempuan tertua dari keluarga aku, terlihat seperti ibunya ketika dia masih muda. Meskipun dia tidak suka berbicara, dia mengerti segala hal dalam hatinya. Jika dia menikahi seseorang di masa depan, dia pasti akan menjadi sangat istri baik yang akan membantu suaminya mencapai karier.”
“Yah, kakak Sisca cukup baik dan penglihatan Paman Cheng tentu tidak salah.” Tiano Lin mengangguk dan menjawab.
"Yah, karena kamu setuju, aku bersedia untuk menikahi putri tertua aku dengan kamu," kata Davin Cheng dengan sungguh-sungguh.
Ekspresi Tiano Lin pada saat itu adalah seperti ini:> _
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaDewa Perang Greget
Budi MaIstri ke-7
Sweety GirlAku bukan menantu sampah
Stiw boyBeautiful Love
Stefen LeeAdieu
Shi QiThe Campus Life of a Wealthy Son×
- Bab 1 Siuman
- Bab 2 Mengakui
- Bab 3 Ayah dan Ibu Kandung
- Bab 4 Vicky Chu
- Bab 5 Bertemu Kenalan
- Bab 6 Ponsel Apple
- Bab 7 Wanita Cantik
- Bab 8 Orang Tidak Berguna
- Bab 9 Preman
- Bab 10 Dibawa ke Kantor Polisi
- Bab 11 Seperti apa rupa pelaku perdagangan manusia tersebut
- Bab 12 Membuat dia tinggal dalam penjara di sisa hidupnya
- Bab 13 Tiano masih merupakan anjing aku
- Bab 14 Besar di kampung
- Bab 15 Membawa mobil mewah
- Bab 16 Mobil Mewah
- Bab 17 Ulang Tahun Celine
- Bab 18 Pesta Ulang Tahun
- Bab 19 Dia Adalah Seorang Pencuri
- Bab 20 Saling Bertemu
- Bab 21 Dia Adalah Boss toko Ini
- Bab 22 Paket Makan Untuk Banyak Orang, Berharga 18 Juta
- Bab 23 Tidak Membawa Kartu Identitas Diri
- Bab 24 Akting Celine
- Bab 25 Pasangan Brengsek Ini
- Bab 26 Apakah kamu masih menyukaiku?
- Bab 27 Cinta Pertamaku
- Bab 28 Perawat Pribadi
- Bab 29 Biarkanlah Kak Calvin Memberimu Pekerjaan
- Bab 30 Orang Gila
- Bab 31Vickie Chu bukan milikmu
- Bab 32 Akting yang bagus
- Bab 33 Sepuluh ribu yuan
- Bab 34 Ibu kandung
- Bab 35 Teman lama
- Bab 36 Vivian Tsu adalah kakaknya
- Bab 37 Gadis-gadis seperti kalian sangat mengerikan
- Bab 38 Pelanggan tetap
- Bab 39 Memberikan hadiah
- Bab 40 Aku bisa melakukannya sendiri
- Bab 41 Menyelamatkan orang
- Bab 42 Lekas pergi
- Bab 43 Orang mesum menindasmu
- Bab 44 Transaksi langsung
- Bab 45 Orang kaya tidak akan menunjukkan kekayaannya
- Bab 46 Sekretaris pribadi
- Bab 47 Vickie Chu terluka
- Bab 48 Senang hati
- Bab 49 Fast and Furious
- Bab 50 Aku tinggal disini
- Bab 51 Senyuman indah
- Bab 52 Masakan rumah
- Bab 53 Terjadi masalah
- Bab 54 Pertolongan pertama
- Bab 55 Luka parah
- Bab 56 Penghinaan
- Bab 57 Kenapa kamu mau menyelamatkanku?
- Bab 58 Emerald Valley
- Bab 59 Tiket VIP
- Bab 60 Kita akan pergi bersama
- Bab 61 Suara peluru
- Bab 62 Melihat Konser
- Bab 63 Aku akan meneleponnya
- Bab 64 Kenapa kalian disini?
- Bab 65 Model Professional
- Bab 66 Music Heart
- Bab 67 Sengaja berakting di hadapan mereka
- Bab 68 Vickie Chu telah sadar
- Bab 69 Aku tidak tahu
- Bab 70 Vickie Chu yang sedang berbaring
- Bab 71 Journal of American Medical Association
- Bab 72 Land Rover Range Rover
- Bab 73 Michael Guo
- Bab 74 Pria yang hidup dengan mengandalkan wanita
- Bab 75 Hubungan Tiano Lin dan Celestine Gu
- Bab 76 Wanita yang tak tahu malu
- Bab 77 Pandang rendah
- Bab 78 Tidak tahu bagaimana menyapa
- Bab 79 Tidak tahu akan berahir gimana
- Bab 80 Serahkan ke polisi
- Bab 81 Ganti rugi
- Bab 82 Pertengkaran
- Bab 83 Di awal lentera, sinar bulan sangat menawan
- Bab 84 Membalas budi
- Bab 85 Wajah yang lemah dan lembut
- Bab 86 Flowers National Wetland Park
- Bab 87 Festival tahunan
- Bab 88 Si cantik Celine
- Bab 89 Tidak tahu diri
- Bab 90 Aku akan menemanimu
- Bab 91Dia bukan pacarku
- Bab 92 Kathie Jiang
- Bab 93 Menghabiskan uang untuknya
- Bab 94 Tinggal di desa
- Bab 95 Aku ingin membunuhmu
- Bab 96 Anak kandung
- Bab 97 Siaran langsung
- Bab 98 Dasar mesum
- Bab 99 Senyuman manis Vickie Chu
- Bab 100 Kartu hitam
- Bab 101 Penghinaan
- Bab 102 Gedung New World
- Bab 103 Kalian saling kenal?
- Bab 104 Konser musik
- Bab 105 Keterlaluan
- Bab 106 Harga diri
- Bab 107 Royall Wynn Hotel
- Bab 108 Aku telah merekam video
- Bab 109 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 110 Dikeluarkan dari sekolah
- Bab 111Ingin membeli tanah
- Bab 112 Pembangunan
- Bab 113 Minum
- Bab 114 Tidak tahu malu
- Bab 115 Kartu VIP
- Bab 116 Enyah dari hadapanku
- Bab 117 Mengapa kamu menangis?
- Bab 118 Pengalaman hidup
- Bab 119 Editan foto
- Bab 120 Universitas Nanda
- Bab 121Gedung Linxi Group
- Bab 122 Kartu Undangan
- Bab 123 Kenapa kamu datang kesini?
- Bab 124 Kenapa kamu ada disini?
- Bab 125 Departemen keuangan
- Bab 126 Merusak laporannya
- Bab 127 Memeriksanya lagi
- Bab 128 Apa hubungan mereka?
- Bab 129 Aku pergi melihatnya
- Bab 130 Pertunangan
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- Bab 193
- Bab 194
- Bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200