Love From Arrogant CEO - Bab 360 Masalah Kecil Yang Tidak Perlu Diungkit

Melihat dia muncul, mata Robin Xi tiba-tiba kejam, mengikuti pandangan dia melihat ke pergelangan tangan Lavenia Luo, ketika melihat putaran tanda merah itu, jantungnya terkejut sekilas.

Kilatan permintaan maaf melintas dengan cepat, tidak kepikiran dia begitu rapuh, hanya memegang sebentar.

“Lavenia Luo adalah kakak ipar kamu, berharap kamu jangan melupakan hal ini.” Mata Charlie Xi melihat ke arah dia, bawah mata tidak ada sedikit suhu.

Mengerutkan alis, Robin Xi ketawa dingin: “kakak ipar perempuan? Mungkin saja suatu waktu sudah bukan lagi.”

Harus diakui, dia sekarang memiliki sedikit pemikiran terhadap Lavenia Luo.

Bawah mata muncul sedikit sindiran, Charlie Xi berkata dengan tenang: “itu adalah tidak mungkin. Percintaan Lavenia Luo terhadap aku sangat setia, tidak ada satu orang pun yang bisa menyentuh.”

Ekspresi wajah hitam, apakah Charlie Xi sedang menyindir dia tidak tahu diri?

Benar-benar konyol, bawah mata Robin Xi sebuah kedinginan: “meskipun dia begitu menyukai dia. Tetapi siapa juga tidak bisa menjamin, kelak akan bagaimana.”

Menunggu dia menjadi kepala keluarga, dia tidak akan melepaskan dia.

Mendengar percakapan dua orang, ujung mulut Lavenia Luo tanpa sadar bergerak. Mengapa dia menjadi pusat pertengkaran?

Tetapi Robin Xi benar-benar tidak bisa bicara, dia tidak mungkin meninggalkan Charlie Xi, lebih tidak mungkin tidak mencintai dia.

“Kamu sudah salah bicara, walaupun sekarang atau masa depan, perasaan hati aku terhadap Charlie tidak akan berubah.” Mata Lavenia Luo bersinar dengan cahaya yang tegas.

Matanya bergerak diantara dua orang, Robin Xi dibantah hingga tidak bisa berkata apa-apa, walaupun dia berkata apapun, Lavenia Luo pasti berdiri di posisi dia.

Dalam hati semakin tidak senang, melirik Charlie Xi dengan dingin, meninggalkan satu kata dengan kejam: “jika begitu kita lihat saja nanti!”

Selesai bicara, dia pergi dengan marah.

Lavenia Luo melihat ujung mulut dia sekilas, tidak bicara melototi bayangan punggung Robin Xi sekilas, berkata kepada Charlie Xi: “dia benar-benar ada penyakit, kita kelak lebih baik menjauh dari dia.”

Mendengar perkataan, ujung bibir Charlie Xi muncul sebuah senyuman tipis, matanya berkata dengan lembut: “kamu bilang benar, kelak lebih baik menjauh dari dia.”

“Dia benar-benar ada penyakit penganiayaan.” Lavenia Luo berkata dengan tidak berdaya.

Dia jelas-jelas sudah menjelaskan, tetapi dia tetap tidak mau melepaskan.

“Sudahlah, kita tidak mengatakan dia, mengapa kamu tiba-tiba kemari?” mata Charlie Xi menatap dia dengan kembut, bertanya dengan mengangkat alis.

“Aku ada masalah ingin berkata dengan kamu, maka kemari menemui kamu, kamu mau pergi kemana?” Lavenia Luo bertanya dengan curiga, dia tidak diruang kantor, mengapa tiba-tiba meninggalkan perusahaan?

“Aku sedang bersiap-siap pergi makan, siapa tahu keluar langsung melihat kamu diganggu oleh Robin Xi.” Charlie Xi berkata dengan nada dingin, kepikiran Robin Xi berani menyetuh dia, langsung ingin memukul dia.

“Kamu masih belum makan siang?” Lavenia Luo melihat dia dengan heran. Lalu mengangkat alis dengan tidak puas: “meskipun pekerjaan sesibuk apapun, kamu juga tidak boleh tidak makan.”

Merugikan dia masih membawa teh sore datang, sekarang juga sudah sia-sia.

Charlie Xi mengetahui bahwa dia salah, mengangkat tangan memegang rambut dia yang halus. Berkata dengan lembut: “aku tidak akan mengulang lagi, kamu lapar tidak? Aku menyuruh sekretaris Yi memesan tempat di restoran Tiptop.”

Ada beberapa saat tidak membawa dia keluar makan.

Mendengar nama restoran Tiptop, Lavenia Luo tanpa sadar menelan air liur, dia sudah lama tidak pergi makan bebek panggang tulen, mendengar dia mengungkit begini, benar-benar ada sedikit ingin makan.

Lavenia Luo menjilat bibir, dia ada sedikit serakah: “ada sedikit lapar, jika begitu kita pergi sekarang.”

Sedikit ketawa. Charlie Xi mengulurkan tangan memegang tangan dia: “sekarang kesana.”

Saat bicara, bergandeng tangan dia langsung naik mobil.

Setelah lima belas menit.

Maserati biru berhenti di depan pintu restoran Tiptop yang antik.

Dua orang tiba di ruang pribadi, atas meja dipenuhi dengan hidangan yang harum.

Lavenia Luo tiba-tiba menyadari perut sendiri terus berbunyi, jelas-jelas lewat makan siang baru dua jam lebih, dia sudah lapar lagi.

Menaruhkan kotak makan disamping, wajah Lavenia Luo melewati sedikit kesal hati.

Memperhatikan ekspresi dia, Charlie Xi bertanya dengan perhatian: “ada apa? Jika tidak suka sayuran ini, aku langsung menyuruh mereka berubah dan mengantar ulang.”

“Tidak perlu.” Lavenia Luo segera menolak. Pandangan mata melihat dia dengan ragu-ragu: “aku sekarang begitu bisa makan, kamu tidak akan membenci aku kan?”

Dia sebelumnya mengecek hal-hal tentang kehamilan di internet, dengar-dengar setiap wanita yang hamil akan menjadi semakin gemuk.

Dia jika menjadi gemuk, bagaimana jika Charlie Xi tidak menyukai dia lagi? Dia tidak pernah memikirkannya. Suatu hari dia akan khawatir masalah seperti ini bahwa akan dibenci karena menjadi gemuk.

Jangan-jangan itu benar-benar pemikiran ibu hamil, sensitif dan halus?

Mendengar perkataan, Charlie Xi tiba-tiba tidak tahu harus tertawa atau menangis menggores ujung hidung dia: “apa yang sedang kamu pikirkan? Bagaimana mungkin aku bisa membenci kamu?”

Kapan dia juga berubah menjadi begitu tidak percaya diri?

Melihat dia dengan samar, Lavenia Luo berkata dengan ragu-ragu: “tetapi aku akan menjadi semakin gemuk?”

Bukankah laki-laki menyukai wanita cantik yang kurus?

Bersenyum dengan memanjakan. Dalam hati Charlie Xi tahu apa yang dia khawatirkan, matanya penuh dengan kelembutan: “dasar bodoh, tidak peduli kamu berubah menjadi bagaimana, tetap adalah kamu, perasaan aku terhadap kamu tidak akan berubah.”

Meskipun dia berubah menjadi gemuk, juga adalah karena anak mereka, dia hamil sudah begitu susah payah, dia bagaimana mungkin benci?

Melihat keseriusan di mata dia, dalam hati Lavenia Luo hangat, sebuah senyuman manis muncul diatas wajah lagi.

“Aku tahu kamu bukan orang yang dangkal seperti itu.” Mengangkat alis dengan bangga, dia mengambil sepotong daging bebek, rasa yang lezat langsung menaklukkan selera, Lavenia Luo tanpa sadar menyipitkan mata.

Melihat dia suka, Charlie Xi mendorong piring didepan dia, berkata dengan lembut: “makan lebih baik, dulu kamu terlalu kurus. Terlalu sakit.”

Lebih baik sekarang, dia seluruh badan lembut, sangat nyaman.

Ada sedikit merah muncul di pipi, makan siang dengan patuh.

“Oh iya, sebelumnya mengapa Robin Xi tiba-tiba mengganggu kamu?” Charlie Xi kepikiran masalah ini, ada sedikit tidak senang dibawah mata.

Menelan makanan didalam mulut, Lavenia Luo mengangkat bahu dengan tidak berdaya: “dia mengira aku mengikuti dia, aku bilang aku adalah datang mencari kamu, tetapi dia tetap tidak mau percaya.”

Berhenti sebentar, dia tiba-tiba teringat siapa lelaki itu yang turun dari mobil dia.

“Dan aku masih melihat seorang lelaki bersama dengan dia, sepertinya adalah CEO perusahaan Mirmar, hanya tidak tahu mereka ada hubungan apa.”

Mendengar nama Mirmar. Bawah mata Charlie Xi tiba-tiba muncul sebuah cahaya dingin, langsung mengerti mengangkat ujung bibir: “pantas saja dia begitu percaya diri bisa mendapatkan Aokang, ternyata karena ada penolong ini.”

“Iya? Kamu tahu orang ini?” Lavenia Luo meminum sesuap minuman, bertanya dengan curiga: “aku ingat Mirmar adalah perusahaan multinasional yang hanya menetap di dalam negeri beberapa tahun yang lalu?”

“Iya, meskipun hanya beberapa tahun, tetapi perkembangan mereka sangat cepat, dan masih adalah saingan terbesar Aokang.” Charlie Xi berkata dengan marah, dia mengapa tidak kepikiran, Robin Xi ternyata sudah bergabung bersama dia.

Jika adalah perusahaan saingan terbesar Aokang, jika begitu Robin Xi bersama dia, bukankah adalah kerjasama?” wajah Lavenia Luo berubah menjadi berat, jika hanya menggunakan kekuatan dia sendiri, tidak akan takut sama sekali, tetapi jika menambahkan lawan Aokang yang lain, maka masalahnya akan parah.

Merenung beberapa saat, Charlie Xi berkata pelan-pelan: “Mirmar selalu ingin membeli saham perusahaan Aokang, aku curiga bahwa Robin Xi akan mengambil resiko.”

Sekarang, masalah berubah menjadi sedikit rumit.

“Jika begitu apa yang akan kamu lakukan?” bawah mata Lavenia Luo muncul sebuah kekhawatiran.

Robin Xi benar-benar sudah gila, diluar dugaan bergabung orang luar, melawan kakak laki-laki kandung sendiri.

Sebuah kekejaman muncul didalam mata, Charlie Xu berkata dengan suara yang suram: “jika begitu, aku hanya bisa memulai ambil tindakan duluan.”

Memperhatikan kekhawatiran dibawah mata dia, dalam hati tanpa sadar melembut: “jangan khawatir, dalam hati aku sejak awal sudah ada siasat untuk menghadapi.”

Dia sejak awal sudah tahu Robin Xi akan bermacam-macam, bagaimana mungkin tidak ada tindakan pencegahan?

Melihat sikap dia yang tenang, seharusnya benar-benar sudah ada siasat untuk menghadapi, tetapi dia tetap tidak tenang dan berpesan: “jika ada masalah apa, kamu sama sekali jangan menyembunyikan dari aku, jika tidak aku akan khawatir.”

Mata Lavenia Luo bersinar dengan khawatir, membuat hati Charlie Xi perlahan-lahan mengalir sebuah aliran hangat.

“Jangan khawatir, makan dengan baik.” Saat berkata, dia menaruh sepotong daging ikan kedalam piring dia.

Makan siang berakhir secara perlahan-lahan, Lavenia Luo makannya sedikit kekenyangan, terpaksa pelan-pelan meminum sup prem asam untuk mencerna makanan.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu