Love From Arrogant CEO - Bab 356 Memamerkan Percintaan Secara Terang-terangan

Sedikit mengerutkan alis, dalam otak tanpa sadar teringat Laura Luo, dia ingin tinggal untuk melakukan apa? Memata-matai dia? Atau ingin mencari kesempatan mencelakai dia?

Merenung beberapa saat, dia tiba-tiba teringat bahwa masalah dia kembali ke rumah tua ini masih belum memberitahu Charlie Xi, segera mengeluarkan hp menelepon nomor dia.

Telepon segera terhubung, suara magnetik rendah Charlie Xi menyebar dari bagian sana: “sudah merindukan aku?”

Mendengar suara dia yang mengejek, bawah mata Lavenia Luo melewati sebuah tidak berdaya, pipi dia ada sedikit merah, dia memang ada sedikit merindukan dia, berkata dengan bisik: “iya ada sedikit.”

Suara ketawa yang menyenangkan menyebar dari bagian sana, Charlie Xi berkata dengan suara rendah: “aku juga merindukan kamu.”

Suara magnetik ada sedikit menggoda, membuat pipi Lavenia Luo lebih merah lagi. Segera memutuskan godaan dia: “aku ada masalah penting ingin memberitahu kamu.

“Masalah apa?”

“Aku di rumah tua, aku memutuskan pulang tinggal beberapa saat.” Lavenia Luo berkata sambil sedikit tersenyum.

“Mengapa tiba-tiba memutuskan untuk kembali kerumah tua?” Charlie Xi ada sedikit terkejut, bertanya balik dengan ada sedikit rasa sumpek didalam hati, jika kembali ke rumah tua sudah tidak bisa menggoda dia kapan saja.

“Hanya ingin kembali menemani nenek beberapa waktu.” Dan juga bisa secara pribadi mengurus pernikahan kita.” Bawah mata Lavenia Luo melewati sedikit rasa romantis, meskipun mau mengamati Robin Xi dan Laura Luo, dia juga tidak akan melupakan pernikahan mereka.

Mendengar perkataan, dalam hati Charlie Xi sedikit hangat: “Jika kamu bersedia tinggal dirumah tua beberapa waktu. Aku menemani kamu, malam aku langsung pulang.”

Meninggalkan dia sendiri dirumah tua, dia tidak tenang.

“Baik. Aku menunggu kamu pulang.”

Charlie Xi mengucapkan beberapa kata cinta lagi, Lavenia Luo digoda hingga wajah dan telinga merah, baru mematikan telepon.

Dia melemparkan hp ke samping, wajahnya merah dan kembali berbaring diatas kasur, sekalian memeluk boneka besar di tempat tidur ke dalam pelukannya, aliran hangat sepertinya mengalir didalam hati.

Waktu berlalu sedikit demi sedikit, pemandangan disaat matahari terbenam, saat matahari terbenam.

Lavenia Luo perlahan-lahan membuka sepasang mata, menyadari bahwa diri sendiri ternyata tanpa sadar ketiduran.

Melihat waktu sekilas, sudah jam setengah enam.

Saat ini, pintu kamar didorong terbuka, sebuah suara langkah kaki yang stabil.

Melihat kesana, Lavenia Luo berkedip-kedip mata, suaranya ada sedikit serak: “kamu sudah pulang.”

“Iya.” Charlie Xi sedikit mengangguk kepala, menerima segelas air hangat, memberikan kepada dia: “minum sedikit air, membasahi tenggorokan.”

Mata yang dalam menatap dia, bawah mata penuh dengan kelembutan.

Setelah menerima air, langsung meminum setengah gelas, meregangkan rasa haus di tenggorokannya, Lavenia Luo tersenyum dan menatap dia: “kapan pulangnya?”

Charlie Xi mengangkat tangan memegang rambut dia yang lembut, berkata dengan suara lembut: “baru saja pulang, mendengar nenek berkata kamu sedang beristirahat di kamar maka aku langsung naik.”

Setelah bangun dan memakai jaket, Lavenia Luo berkata dengan sedikit malu: “awalnya hanya ingin beristirahat sebentar, tidak kepikiran langsung ketiduran sampai sekarang.”

“Tidak apa-apa, kamu sekarang sedang hamil. Gampang ngantuk adalah normal.” Charlie Xi memegang tangan dia, berjalan ke arah depan pintu: “sudah waktunya makan malam, kita pergi ke ruang makan.”

“Baik.” Lavenia Luo menjawab, memandang kedua telapak tangan yang saling berpegangan. Rasa malu tanpa sadar muncul diwajah yang cantik.

Setelah turun lantai, melihat semua orang duduk diatas sofa, Lavenia Luo tiba-tiba merasa malu ingin menarik tangannya, tetapi tanpa diduga, dia malah memegang telapak tangan dia lebih erat, sama sekali tidak membiarkan dia bebas.

Ada sedikit tidak berdaya dibawah mata, Lavenia Luo hanya bisa membiarkan dia.

Dewi Lu mendengar gerakan, menoleh mata melihat kesana. Melihat telapak tangan dua orang saling bergandeng, senyuman didalam mata semakin dalam, berkata dengan puas: “rasa cinta kalian benar-benar sangat baik.”

“Tentu saja.” Charlie Xi berkata dengan wajah yang sudah semestinya.

Lavenia Luo malah karena kejujuran dia, membuat wajahnya sangat merah, tidak tahu harus bicara bagaimana, terpaksa tutup mulut tidak bicara, tetapi dalam hati seperti dipenuhi dengan madu.

“Nyonya tua, makan malam sudah siap.” Saat ini pengurus rumah keluar. Berkata dengan hormat.

“Sudah, kita sudah seharusnya pergi makan malam.’ Dewi Lu berdiri dan berjalan kearah ruang makan, senyuman ramah gantung diatas wajah.

Lavenia Luo diam-diam mencubit telapak tangan Charlie Xi, maju bersama dia memapah nyonya tua.

Tidak berdaya melepaskan tangan dia. Dalam hati merasa sayang sekali.

Laura Luo yang ikut dibelakang, senyuman diwajah hampir tidak tahan, melotot Lavenia Luo dengan marah, dia sekarang benar-benar sangat bisa menjilat orang.

Sangat benci. Tetapi atas wajah malah sama sekali tidak berani menunjuk keluar.

Ruang makan yang mewah, meja makan marmer sudah penuh dengan makanan lezat, aromanya menyerbu ke hidung.

Semua orang duduk, Dewi Lu melihat beberapa orang penuh dengan kasih, suasana hati merasa sangat senang: “kita satu keluarga sudah lama tidak berkumpul makan bersama.”

“Kelak aku akan menemani anda setiap hari.” Lavenia Luo berkata sambil tersenyum, orang tua takut kesepian, bahkan Dewi Lu juga tidak terkecuali.

“Anak baik.” Dewi Lu melihat dia dengan senang, pertama mengambil sumpit: “makan dulu.”

Atas meja menyebar suara tabrakan mangkuk dan sumpit, suasana dalam sekejap menjadi sangat harmonis.

Charlie Xi mengambil ikan asam manis kesukaan dia dengan sumpit, mengangkat duri halus diatas dengan hati-hati, menaruh didalam piring Lavenia Luo, berkata dengan lembut: “makan lebih banyak.”

Saat berkata, dia juga mengambil banyak sayuran kesukaan dia, menaruhkan kedalam mangkuk dia.

Melihat kondisi ini, wajah Lavenia Luo sedikit merah, memandang dia sekilas dengan malu. Masih ada begitu banyak orang disini, apakah dia tidak bisa mengendalikan diri?

Ujung mata memperhatikan Dewi Lu memandangi mereka dengan ramah, tiba-tiba lebih malu lagi.

Diam-diam mencubit dia sekilas, merendahkan suara dan berkata: “aku bisa mengambil sayuran sendiri, kamu makan lebih banyak.”

Dua orang berbisik-bisik, dimata orang lain hubungannya benar-benar sangat baik.

Laura Luo yang diseberang melihat rupa intim dua orang, bawah mata tanpa sadar muncul sedikit kecemburuan, hubungan mereka ternyata tetap begitu baik.

Melihat piring didepan Lavenia Luo sayurannya sudah menumpuk hampir setinggi bukit, Charlie Xi saat menghadapi dia begitu lembut dan penuh kasih sayang, membuat kecemburuan didalam hati dia tambah dalam.

Menggigit-gigit gigi, dia melihat ke arah Robin Xi, bibirnya berkata tanpa suara: “memberi sayuran untuk aku.”

Sudut mulut bergerak. Robin Xi mengerutkan kening tidak terdeteksi, ada sedikit tidak bersedia.

Mereka juga bukan benar-benar, tidak perlu melakukan seperti ini kan?

Melihat dia tidak bergerak sama sekali, Laura Luo mengerutkan kening dengan marah, berbisik disamping telinga dia: “bisakah kamu memiliki sedikit kesadaran sebagai pasangan kekasih? Bagaimana jika ketahuan?”

Mendengar perkataan dia, mata Robin Xi mengelap, terpaksa mengambil semangkuk sup menaruh didepan dia, wajah yang ganteng menunjukkan sebuah senyuman yang lembut: “minum lebih banyak.”

Jarang melihat senyuman dia, Laura Luo ternyata bengong sesaat.

Bereaksi kembali, dia menundukkan kepala dengan merasa kesal, sedang bersiap-siap minum sup, malah menyadari ada beberapa udang didalam, ekspresi wajah tiba-tiba berubah hitam.

Memperhatikan gerakan dia, Robin Xi mengangkat alis dan bertanya: “kenapa? Tidak suka?”

Lavenia Luo sama memperhatikan udang didalam sup, menyipitkan mata dengan bermaksud, sengaja terkejut dan berkata: “apakah kamu tidak tahu, Laura Luo alergi terhadap udang?”

Mata Laura Luo suram tidak jelas, sialan Lavenia Luo, apakah ini sedang mengejek dia?

Ekspresi wajah Robin Xi sama kaku, dia sama sekali tidak tahu tentang masalah ini, dia juga tidak pernah mengatakan.

Senyum dengan malu, mengangkat tangan membawa pergi sup udang, memandang Laura Luo dengan lembut: “jika kamu alergi, seharusnya memberitahu aku lebih awal, aku juga bisa memperhatikan.

Saat berkata, dia langsung mengganti semangkuk sup melon musim dingin menaruh di depan dia.

“Sebelumnya aku tidak sengaja lupa, lain kali aku akan memberitahu kamu.” Laura Luo tersenyum manis, meminum sup melon musim dingin dengan patuh.

Dalam hati malah sangat marah, setiap sayuran yang diambilkan Charlie Xi untuk Lavenia Luo semuanya adalah kesukaan dia, mengapa Robin Xi tidak ada niat seperti ini?

Lavenia Luo dan Charlie Xi saling memandang, ada maksud lain melirik Laura Luo sekilas.

Keramaian pulih kembali di meja makan, Dewi Lu melihat Robin Xi dengan menyalahkan, berkata dengan tidak berdaya: “Robin, kamu harus lebih memperhatikan Laura.”

Sedikit bersenyum, Robin Xi mengangguk kepala dan menjawab: “aku sudah tahu nenek, lain kali aku akan memperhatikan.

Sedikit tidak senang melintas didalam hati, masalah seperti ini tidak bisa katakan lebih awal? Benar-benar sangat merepotkan.

Sebuah makan malam, Laura Luo hampir dibutakan oleh mereka berdua yang memamerkan percintaan, cemburu dan marah malah tidak bisa berbuat apa-apa.

Tetapi Lavenia Luo malah makan sangat kenyang, meskipun rasa makanan yang dibuat koki rumah tua dan koko Istana Malige tidak begitu sama, tetapi sama-sama sangat lezat.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu