Love From Arrogant CEO - Bab 311 Mengancam Laura Luo

Mungkin dia belum pernah melihatnya, sejak kapan dia menjadi begitu licik seperti itu.

"Apakah ini bukan suatu kebetulan aku kembali? Mengganggu kalian?" Mata Lavenia Luo menjentikkan sarkasme dan bertanya dengan nada dingin.

Mata Laura Luo melayang, dan dia tidak bisa menahan diri untuk menciutkan lehernya: "Bukan begitu, aku baru tahu bahwa kakak iparku sedang sakit, jadi aku datang melihatnya."

Dengan senyum dingin, mata Lavenia Luo tampak muram: "Apa melihatnya bahkan sampai harus dengan posisi yang sangat dekat? Kamu pikir aku bodoh?"

Dia sedikit demi sedikit menguji kesabarannya, apa dia pikir karena emosional nya yang baik ia tidak bisa marah?

Menggigit bibir bawah, Laura Luo menatapnya dengan sedih: "Maaf kak, aku sangat menyayangi kakak ipar sehingga aku ingin lebih dekat dengannya. Bahkan jika kamu memukulku, memarahiku dan memperingatkanku. Aku masih akan tetap menyukainya! "

Melihat kemarahan di matanya, Laura Luo sedikit mengangkat mulutnya,.

Lavenia Luo dengan mata menyipit, kehilangan kesabarannya dan tidak ingin mendengar hal-hal yang tidak berguna dari mulutnya.

Lalu, dia melangkah maju dan mengangkat tangannya, memegang dagunya yang ramping, dan dengan tatapan yang dingin memperingatkan: "Ini terakhir kali, jika kamu berani mendekatinya lagi, jangan salahkan aku karena bersikap kasar!"

Karena dia adalah saudaranya sendiri, dia bisa menoleransinya lagi dan lagi, tetapi sekarang, bahkan jika mereka satu sama lain ingin saling berjauhan juga tidak bisa! Apa perlu membuatnya menjadi benci dulu baru puas?

Menghadapi matanya yang dingin, Laura Luo tidak bisa menahan rasa dingin di bagian belakang lehernya, seolah-olah seperti dicekik.

Tidak pernah menyangka bahwa seorang Lavenia Luo dapat terlihat kuat dan menakutkan seperti ini, membuatnya terkesan hampir sama dengan Charlie Xi??

Melihat ini, Charlie Xi tersenyum, dengan gaya arogan Lavenia Luo membuat penampilannya menarik.

Tiba-tiba, ada ketegangan tersorot di matanya, Laura Luo tergagap, "Aku. Aku mengerti!"

“Keluar!” Ia melepaskannya, Lavenia Luo bahkan tidak ingin menatapnya.

Laura Luo menggigit bibir bawahnya. Dengan hati-hati meliriknya dan bergegas meninggalkan ruangan, ia tidak ingin diancam lagi olehnya, perasaan itu sungguh membuatnya tidak nyaman??

Terutama orang yang mengancamnya adalah orang yang ia benci Lavenia Luo!

Setelah dia pergi, ruangan itu menjadi sunyi.

"Apa urusan perusahaan sudah selesai?" Tanya Charlie Xi.

“Sudah beres.” Lavenia Luo berkata dengan nada kaku, matanya meliriknya perlahan, tapi amarahnya masih belum mereda.

Melihat wajahnya yang tampan, bagaimana mungkin hatinya tidak marah?

Mereka sudah lama bersama, tetapi masih ada begitu banyak orang yang menginginkannya.

Melihat raut wajahnya yang kurang baik, Charlie Xi memikirkan kembali apa yang baru saja terjadi dan kemudian ia sadar, apakah dia marah?

"Lavenia, bukan seperti yang kamu pikirkan, aku tidak pernah sedikitpun tertarik padanya." Ia menjelaskan dengan cemas, khawatir akan salah pahamannya.

Di dalam hatinya, dari awal sampai sekarang hanya ada dirinya.

“Aku tahu.” Lavenia Luo menunduk, jika dia benar-benar tertarik pada Laura Luo. Dia tidak akan pernah kembali.

Tapi pemandangan barusan masih terbayang-bayang di dalam benaknya, terjerat dengan apa yang telah dia lakukan beberapa kali sebelumnya, membuatnya merasa sangat sedih untuk beberapa waktu.

"Sekarang kamu tahu, mengapa kamu masih marah?"

"Tidak, istirahatlah," Lavenia Luo meliriknya dan berbalik ke kamar mandi.

Sekarang suasana hatinya sangat tidak baik, yang ia rasakan hanya kemarahan.

Melihat punggungnya, Charlie Xi sedikit mengernyit, apa tadi dia kurang menjelaskan dengan jelas?

Sudahlah, tunggu sampai dia keluar baru membicarakannya??

Ada asap di kamar mandi, dan Lavenia Luo memejamkan matanya dan membiarkan airnya mengalir.

Hatinya penuh dengan depresi, ia kesal memikirkan bagaimana ia bisa begitu menarik perhatian orang-orang? Sejak mereka saling kenal, berapa banyak orang yang mengincarnya dan menginginkannya.

Dan Laura Luo juga tertarik dengan pesonanya, membuatnya juga masuk dalam jebakannya ??

Dia benar-benar ingin menjalani kehidupan yang tenang bersamanya, tetapi dia adalah pohon tinggi yang di incar angin, membuatnya tak berdaya?

Menghela nafas panjang, dia merasa bahwa dia harus tenang, lagi pula, itu bukan kesalahannya. Sekarang dia memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dilakukan.

Setelah mandi, Lavenia Luo meninggalkan kamar mandi dan mendapati dirinya tertidur.

Pergi ke samping tempat tidur, tangan lembutnya ditempelkan ke dahinya, menemukan bahwa suhu tubuhnya telah turun, sekejap hatinya merasa lega.

Matanya yang lelah nan lembut menyapu wajahnya, dan matanya tiba-tiba menunjukkan sesuatu kerumitan.

Pada saat ini, Charlie Xi berbalik sedikit, Lavenia Luo memperhatikan tanda merah di sisi pipi dekat lehernya, tiba-tiba matanya menjadi dingin.

Tanda apa itu? Dia tahu jelas, bahkan ia menciumnya! Kenapa dia tidak menghindar?

Kemarahan di lubuk hatinya meningkat, memelototinya, tiba-tiba bangkit dan meninggalkan ruangan, pergi mencari kamar untuk beristirahat.

Cahaya bulan yang cerah di langit, cahaya yang dingin dan berkabut menyinari ruangan melalui jendela, menghasilkan cahaya yang indah.

Pada saat ini, dikamar Robin Xi.

Laura Luo kembali ke kamar dan mendapati punggungnya penuh keringat dingin.

Tidak menyangka, suatu hari, dia akan diancam seperti itu oleh Lavenia Luo dan benar-benar dikalahkan.

Mengingat keberadaannya di depannya, membuatnya sangat gugup dan kehilangan seluruh harga dirinya.

Robin Xi berselonjor di sofa malas, tidak tahu apa yang ia lihat, menyadari ia kembali, mengangkat alis dan bertanya: "Bagaimana?"

Mengangkat matanya dan meliriknya, Laura Luo dengan perasaan kurang baik mengatakan : "Aku sudah membiarkan Lavenia Luo melihatnya, dan aku juga mencium pipi Charlie."

Penghinaan di depannya telah menekan kegembiraan karena dia mencium Charlie Xi.

Setelah sedikit terkejut, sepertinya dia menyelesaikannya dengan mudah: "Karena sudah berhasil, mengapa kamu masih kembali dengan ekspresi ini?"

Ia dapat mencium pria yang sangat ia inginkan, seharusnya ia senang, tetapi sekarang ia malah sebaliknya.

"Aku diancam Lavenia Luo, dia memintaku untuk tidak mendekati Charlie lagi kedepannya." Wajah Laura Luo menjadi muram dan berkata dengan pelan.

Lelaki di depannya menyeringai dan dengan tatapan sinis : "Dia bukan pertama kalinya mengancammu, dia tidak membiarkanmu mendekat, apa kamu bisa tidak mendekat?"

"Tentu saja tidak, aku hanya sedikit kesal." Laura Luo segera menjawab, alisnya berkerut, kejadian tadi benar-benar memalukan, dan ia tidak ingin mengatakan apa-apa tentang hal itu.

"Karena kamu kesal, kalau begitu kita harus membuat mereka berpisah, maka kamu akan lega." Kata Robin Xi dengan mata tertuju.

Bukankah Dewi Lu menyukai Lavenia Luo? Itu sebabnya dia membantu mereka, tetapi jika dia ternyata bukan orang baik seperti yang ia bayangkan, apa yang akan dia lakukan?

Matanya meredup, Laura Luo dengan tegas mengangguk: "kamu benar."

Charlie Xi adalah cinta bertepuk sebelah tangannya yang menyakitkan, tetapi jika dia tidak bisa mendapatkannya, maka Lavenia Luo juga tidak bisa mendapatkannya!

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu