Love From Arrogant CEO - Bab 33 Tidak Ingin Melihatnya Lagi

Dia awalnya telah berjanji akan menunggunya pulang dan menikahinya? Tapi sekarang, apa maksud perkataan laki-laki ini?

Apakah mereka berdua sedang menjalin hubungan?

“Aku bukan ?? Hmft...” Lavenia Luo ingin menjelaskan kepadanya bahwa mereka tidak ada hubungan yang seperti dia pikirkan.

Tetapi begitu dia membuka mulut, sebuah wajah tampan muncul di depannya, dan dia merasakan sentuhan dingin di bibirnya.

Bola matanya mengecil, brengsek! Dia bagaimana bisa melakukan ini?

Charlie Xi tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Dengan gaya diktakturnya menarik dagunya, mencium bibirnya dalam-dalam.

Melihat mereka berciuman, dan Lavenia Luo tidak mendorong laki-laki itu. Rasa nyeri menyebar hingga ke jantung Justin Ma.

Dengan senyum pahit, dia dengan kesedihan di matanya menatapnya, dan berkata dengan suara serak, “Baik, aku mengerti. Sudah terlambat bagiku untuk kembali. Aku tidak menyangka kamu sudah menemukan kebahagiaanmu sendiri.”

Setelah itu, dia berbalik dengan rasa sedih, dan mata yang memerah, apakah memang sudah terlambat?

Mobil sport ungu cerah melewati mereka seperti hembusan angin yang kencang.

Setelah Justin Ma pergi, Charlie Xi baru melepaskan kedua tangan Lavenia Luo.

Plak!

Tamparan yang sangat keras terdengar nyaring.

“Charlie Xi! Dasar bajingan! Apa kamu sudah gila?” Lavenia Luo bertanya dengan sedih dan putus asa, air mata tidak dapat ditahan hingga mengalir dari matanya, dia tidak pernah berpikir untuk melukai Justin Ma dengan cara ini.

Dia hanya ingin mengatakan yang sebenarnya kepadanya dengan tenang, tetapi bagaimana dengan sekarang? Dia sudah salah paham dengan semua yang terjadi.

Dia harus bagaimana menjelaskannya? Walau mereka berdua pernah tidur berdua, tapi dia tidak pernah bermaksud untuk menjalin hubungan dengan laki-laki ini.

Rasa sakit yang panas itu mulai terasa di pipi. Wajah Charlie Xi Nanhua tiba-tiba menjadi kelam, menatapnya dengan wajah yang menyeramkan: "Lavenia, kamu dari awal sudah menjadi wanitaku, ingin bersama orang lain, mimpi saja kamu!”

Hutangnya padanya belum dilunasi, dan dia tidak mungkin membiarkannya bersama orang lain.

“Aku dari awal tidak pernah menjadi wanitamu, dan aku tidak ingin mendengar kata-kata seperti itu lagi, tolong menjauhlah dariku!” Lavenia Luo membentaknya, kemudian berbalik dan bergegas masuk ke perusahaan.

Dia tidak ingin melihatnya sekarang, dan dia tidak ingin melihatnya lagi.

Ekspresi sedih dan kecewa Justin Ma tadi terus terbayang dalam di benak Lavenia Luo, membuat hatinya terluka. Dia ingin mencarinya dan menjelaskan dengan jelas kepadanya.

Walau dia tidak bisa memaafkan dirinya tidak apa-apa, tetapi dia tidak boleh salah paham padanya.

Melihat Lavenia Luo pergi meninggalkannya, mata Charlie Xi terlihat suram.

Peng!

Dengan emosi dan untuk melampiaskan amarahnya dia melangkah lalu menendang Maseratinya, sebelumnya tidak ada orang yang berani berulang kali memancing emosi dan kesabarannya!

“Sekretaris Yin!” Teriak Charlie Xi.

“Direktur Xi.” Sekretaris Yin segera keluar dari mobil dan melihat ke bawah. Dalam hati mengingat penampilan Justin Ma, dan dia merasa sedikit familiar.

“Cari tahu, siapa laki-laki tadi.” Charlie Xi memerintah dengan emosi, hatinya sangat tidak senang, Lavenia Luo bahkan menamparnya demi laki-laki lain.

“Baik, saya akan mencari tahu sesegera mungkin,” Sekretaris Yin menjawab. Ragu-ragu melirik ke perusahaan Luo: “Direktur, apakah kamu masih mau mencari Nona Luo?”

Melihat situasinya barusan, sepertinya hubungan antara Lavenia Luo dan lelaki tadi tidak sederhana. Dalam hati turut bersedih untuk Charlie Xi.

Dengan dingin melirik bangunan di depannya, wajah Charlie Xi melongos: “Tidak jadi.”

Setelah itu, berbalik dan langsung naik ke mobil.,Dia tidak ingin melihat wanita kurang ajar itu sekarang.

Awalnya ingin memberitahunya tentang masalah pelelangan itu, tapi sekarang dia sudah tidak ada mood sama sekali.

“Oke.” Sekretaris Yin mengangguk dan kembali ke mobil, membawanya pergi.

Pada saat bersamaan.

Di perusahaan Luo, Lavenia Luo masuk ke kantor dengan air mata berlinangan di wajahnya.

Di ruang sunyi ini hanya ada dirinya, dia berbaring di atas meja dengan perasaan terluka, dan tidak bisa menahan mata merahnya yang berair.

Dia tidak pernah berpikir pertemuan kembali mereka akan begitu buruk, dan ini emua salahnya.

Jika dia bisa lebih kuat, apakah semuanya akan berbeda? Tapi sekarang sudah terlambat. Apa yang harus dia lakukan?

Tak berapa lama. Perasaannya mulai pulih sedikit, dan tanpa sengaja di kaca melihat matanya yang merah dan bengkak, dia mengambil napas dalam-dalam, bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya, dia tidak lupa kalau dia saat ini ada di perusahaan.

Melihat cermin di depannya ada sebuah wajah indah di dalamnya, dan saat ini terlihat begitu kasihan dan polos, mata merah dan bengkaknya terlihat tak berdaya.

Membuka keran air. Menyiram air ke wajahnya, tetesan air dingin membuat otaknya tetap sadar.

Tok tok tok.

Pada saat ini, ketukan yang sangat hati-hati terdengar dari luar pintu.

Tubuh Lavenia Luo membeku, dan dia bangkit dan mengusap pipinya, menyembunyikan semua kesedihan jauh di dalam hatinya, dia tidak mau kelemahannya dilihat oleh siapa pun.

“Masuk.” Ucap Lavenia Luo.

Setelah menerima jawaban, Felicia datang memegang dokumen dan bertanya dengan hati-hati, “Direktur Luo, kamu baik-baik saja kan?”

Dia tadi baru selesai memilah-milah dokumen untuknya, dan mendengar orang lain mengatakan suasana hatinya sedang tidak baik.

“Aku baik-baik saja, kirim iklannya padaku, aku akan melihatnya lagi.” Lavenia Luo mencoba membuat dirinya tetap tenang, dan tidak lupa dengan tujuannya datang ke perusahaan.

Selain itu, apa yang telah terjadi tadi pasti telah mengejutkan Justin Ma, dan mereka semua perlu waktu untuk mengatur emosi mereka, sehingga dia juga baru bisa menahan diri untuk tidak langsung mencari Justin Ma.

“Baik, aku telah mengirim produk iklan ke email kamu. Ini adalah dokumen gambar desain.” Felicia menyerahkan dokumen itu kepadanya, dan melihat mata Lavenia Luo yang merah dan bengkak.

“Baik, aku tahu.” Lavenia Luo mengangguk, berbalik kembali ke kursi putar, dan menyalakan komputer.

“Direktur Luo, Apakah kamu bertengkar dengan direktur Xi?” Felicia bertanya dengan hati-hati, dia baru pertama kalinya melihat Lavenia Luo sangat sedih seperti ini.

“Jangan sebut namanya di depanku.” Nada suara Lavenia Luo begitu berat dan matanya terlihat dingin.

Dia saat ini tidak ingin mendengar apa pun tentang laki-laki itu.

Felicia tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Tampaknya kali ini situasinya sangat serius.

Setelah memikirkannya, dia pikir dia harus membujuknya: “Itu? Direktur Luo, aku pikir Direktur Xi sangat baik padamu, kamu jangan marah lagi lah?”

Begitu kata-kata itu keluar, Felicia merasakan di bagian lehernya terasa dingin, mendongak, dan mendapati Lavenia Luo sedang menatapnya dengan sangat tajam.

“Hm, aku cuma iseng saja. Direktur Luo silahkan lihat file dulu, kalau ada apa-apa panggil aku.” Felicia tanpa sadar menelan ludah dan berlari keluar dari ruangan Lavenia Luo.

Jantungnya berdegup kencang, sial! Tampaknya direktur Luo sedang marah besar, menyeramkan sekali.

Menarik pandangannya, Lavenia Luo melihat dokumen di depannya, tetapi menyadari tidak ada sepatah kata pun yang masuk ke otaknya. Sebuah kepahitan muncul di bagian bawah matanya. Pikirannya saat ini telah dikuasai oleh Justin Ma.

Seiring waktu berlalu, Lavenia Luo menggigit ringan bibirnya, mengambil hpnya mencari nomor telepon Justin Ma, dan melihat nomor yang begitu familiar, dia sudah lama tidak meneleponnya.

Ujung jari Lavenia Luo bergetar sedikit dan dia menekan tombol panggil. Dia meletakkan hp di telinganya dan mendengarkan nada sibuk di telepon, dalam hatinya tiba-tiba menjadi muram.

Sekarang dia tidak ingin menjawab teleponnya lagi, dia tanpa menyerah menelepon nomornya dua kali, dan tidak ada yang menjawab teleponnya, keningnya mengkerut, mungkinkah telah terjadi sesuatu?

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu