Love From Arrogant CEO - Bab 255 Apa Salahnya

Lavenia Luo menolaknya tanpa berpikir panjang: "Tidak usah, aku sudah mempertimbangkannya dengan jelas."

Mendadak mata Robin Xi menjadi dingin, karena begitu, tak bisa menyalahkan dia lagi. Nantinya, bahkan Perusahaan Luo pun menjadi musuhnya!

"Karena kakak ipar sudah membuat keputusan, aku juga takkan memaksa lagi. Hanya saja, mulai hari ini, Perusahaan Luo dan Perusahaan Kao bukanlah lagi teman, hanya bisa menjadi musuh??" Robin Xi bangkit tegak, berkata dengan tatapan yang gelap.

"Hati-hati." Lavenia Luo berkata tanpa ragu.

Memperhatikan kebahagiaan yang ada di matanya, Robin Xi hampr menyeringai. Apakah begitu tak rela melihatnya? Selain wanita ini, dia tak pernah begitu dibenci seperti ini.

Menarik nafas secara mendalam, Robin Xi memasukkan sepasang tangannya ke dalam sakunya, berjalan ke arah pintu dengan gagah.

"Kamu melupakan dokumen kerja sama kamu." Lavenia Luo menyerahkan dokumen itu kepadanya.

Langkahnya terhenti, Robin Xi menatapnya secara mendalam, ujung bibirnya terangkat dan berkata: "Dokumen kerja sama ini taruh saja di sini. Kalau kamu menyesalinya, kamu bisa menghubungiku kapanpun. Sampai jumpa."

Berkata demikian, Robin Xi berjalan keluar dari ruang kerja itu dengan elegan.

Mengerutkan alisnya, Lavenia Luo melihat ke dokumen kerja sama yang ada di tangannya itu. Pada akhirnya langsung melemparkannya ke dalam tong sampah. Tarik nafas dalam dan kembali ke ruang kerjanya.

Waktu bekerja selalu berlalu dengan sangat cepat. Lavenia Luo menyelesaikan dokumen akhir-akhir ini dengan efisien. Sudah hampir senja.

Merentangkan tangan dan memijat puncak hidungnya, berusaha untuk menghilangkan lelahnya. Setelah selesai membaca semua dokumen, seketika hatinya lega. Pertunangan ini akan lebih mudah.

Ponsel yang diletakkan disampingnya mendadak membunyikan melodi musik. Melihat sekilas layarnya, tampak nama Charlie Xi terpampang. Mata Lavenia Luo seketika melembut.

Menerima telepon, terdengar suara yang familiar dari ujung telepon: "Aku sudah di bawah."

Bibirnya sedikit terangkat, mata Lavenia Luo melembut: "Tunggu sebentar, aku akan segera turun."

"Jangan khawatir, aku akan menunggumu."

Memutuskan telepon, Lavenia Luo segera mematikan komputernya. Sedikit membereskan mejanya, kemudian bangkit berdiri dan memakai jaketnya. Terburu-buru keluar dari ruang kerjanya.

Berjalan sampai di depan pintu Perusahaan Luo. Langsung terlihat mobil sport biru yang terparkir di sisi jalan. Warna yang begitu megah itu menarik perhatian orang.

Dengan cepat Lavenia Luo melangkah dan masuk ke dalam mobil dengan bahagia. Baru duduk, mendadak sepasang tangan yang besar memeluk pinggangnya dengan erat.

"Sudah kecapekan ya." melihat keletihan yang terpampang di alisnya, Charlie Xi menatapnya dengan sedih.

Tersenyum lebar, Lavenia Luo menggelengkan kepalanya: "Tidak capek."

Seketika teringat bahwa besok mereka sudah mau bertunangan, sekujur tubuhnya langsung timbul energi yang tak habis.

"Tunggu setelah bertunangan, kamu istirahat dengan baik di rumah untuk sementara waktu." Charlie Xi tak kuasa meraba ujung hidungnya. Lavenia sudah hampir menjadi penggila kerja. Charlie tak rela membuatnya terlalu capek.

"Nanti baru bahas. Sekarang mana ada waktu yang banyak untuk beristirahat." tertawa kecil, Lavenia Luo sama sekali tak langsung menyetujuinya.

Mata Charlie Xi berbinar, apakah nantinya dia akan beristirahat atau tidak, bukan Lavenia yang menentukannya.

Menatap pemandangan yang berlalu di luar jendela, Lavenia Luo mengangkat alisnya dan berkata: "Sekarang kita langsung pergi ke rumah tua?"

"Hm." sedikit mengangguk, ujung bibir Charlie Xi sedikit terangkat: "Takutnya nenek sudah menunggu."

Terpikir akan senyuman manis Dewi Lu, hati Lavenia Luo seketika melembut??

"Oh ya, apakah Emilyn sudah memberikanmu sesuatu?" Charlie Xi bertanya dengan ragu.

Tersenyum lear, Lavenia Luo merangkul tangannya, menatapnya dengan menggoda: "Iya, kamu kok tahu? Tapi aku belum melihatnya."

Saat kembali tadi sudah sangat sibuk, barangnya masih di taruh di dalam bagasi, juga tak ada waktu untuk membuka dan melihatnya.

"Kamu memiliki seorang teman yang baik." Chralie Xi tersenyum dan berkata. Dia bisa melihat bahwa Emilyn benar-benar sangat baik kepadanya.

Matanya penuh akan kelembutan, Lavenia Luo sedikit mengangguk: "Iya."

Sambil berkata, mobil sudah memasuki pintu rumah bangsawan.

Maserati itu perlahan berhenti di depan pintu vila. Pintu mobil perlahan terbuka, Lavenia Luo terlebih dahulu turun dari mobil.

Tangan Charlie Xi yang besar itu menggenggam tangan yang kecil dan lembut itu, mereka berdua masuk ke dalam vila secara bersamaan.

Baru masuk, Lavenia Luo seketika terbengong. Di dinding, di atas kandil, semuanya dipenuhi pita warna warni, juga ada berbagai macam balon.

Kata berkat berwarna merah yang ditempeli dimana-mana, benar-benar meriah.

Berjalan masuk ke ruang tamu, baik di atas meja maupun di atas sofa semua dipenuhi akan warna merah.

Dewi Lu sedang duduk di kursi utama. Mendengar suara langkahan kaki, mendadak melihat ke belakang, sambil tersenyum dan berkata: "Sudah datang."

"Nenek." Charlie Xi menarik Lavenia Luo berjalan menuju sofa dan menyapanya.

Dewi Lu merespon, menatap Lavenia Luo dengan penuh kasih. Memanggilnya dengan suka cita: "Lavenia, sini duduk di samping nenek."

"Nenek, kamu sudah bekerja keras." Lavenia Luo duduk di sampingnya, hatinya terasa hangat dan tersentuh, menatapnya dengan emosi.

Dewi Lu menatapnya dengan penuh cinta, secara natural memegang sepasang tangannya, berkata dengan sungguh-sungguh: "Lavenia, besok kalian berdua sudah bertunangan. Malam ini kamu perlu tinggal di rumah tua. Lihat ada kurang apa, nanti suruh pembantu untuk mengurusnya."

Acara besar Charlie Xi ini, tentunya menilai segalanya, takkan membuat kesalahan sedikitpun.

Dengan pelan menggelengkan kepalanya, Lavenia Luo tersenum dan berkata: "Nenek telah menyiapkannya semua, aku tak memerlukan apapun lagi."

Mendengar demikian, Dewi Lu memperlihatkan senyuman di wajahnya.

"Mulutmu sangat manis." mendadak terdengar suara yang kasar. Nadanya bercampur sinis dan ironi, seketika menarik perhatian orang.

Mengalihkan pandangannya, Lavenia Luo melihat Rainie Yu yang sedang memakai cheongsam merah dan sedang beranjak turun secara perlahan. Tak kuasa menyapanya dengan sopan: "Halo, tante."

"Huh!" Rainie Yu mendengus.

Charlie Xi menatapnya sekilas dengan dingin, sedikit mengangguk untuk menyapanya. Namun alisnya sedikit berkerut.

"Bicara dengan baik, kalau tidak kembali saja ke kamarmu." Dewi Lu menatapnya sekilas, berkata dengan tegas.

Wajahnya seketika mengkaku, dengan elegan Rainie Yu duduk di atas sofa, menurunkan matanya dan merespon: "Iya tahu."

Melihat dia yang seperti itu, ekspresi Dewi Lu sedikit membaik.

Setelah duduk, tatapan Rainie Yu jatuh pada tubuh Lavenia Luo. Melihatnya dari atas sampai bawah. Beberapa waktu lalu saat bertemunya, dia belum pernah mengobservasinya secara teliti.

Sekarang kalau dilihat, wajahnya yang kecil itu memang cukup memikat, wajah yang mempesona itu??

Merasa ditatapi, seketika Lavenia Luo merasa sedikit tak nyaman??

Merasakan ketidak-nyamanan Lavenia, Dewi Lu memberinya peringatan dengan tatapannya.

Rainie Yu mengerutkan bibirnya. Hanya menurutinya dan mengalihkan pandangannya, dia harus menghormati orang yang lebih tua.

Tanpa pengawasan Rainie, Lavenia Luo menjadi sedikit lebih baik. Namun saat berbicara dengan Dewi Lu tanpa sadar sangat berhati-hati.

Ketidak-sukaan Rainie Yu terhadapnya belum pernah disembunyikan. Dia juga tidak tahu apa salahnya.

Novel Terkait

Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu