Love From Arrogant CEO - Bab 111 Rela Memberinya Waktu

Dia merasakan perubahan sikapnya, makanya dia rela memberinya waktu agar dia memikirkan dengan baik perasaannya kepada dia??

Lavenia Luo terbengong, menatap sosoknya dari belakang, tanpa disadari ada sedikit kekecewaan yang terpancar dari matanya??

Sebenarnya ada apa dengannya? Kenapa saat melihat kepergiannya, hatinya merasa sedikit tidak nyaman?

Mungkin dia sendiri yang salah tangkap?? Bagaimana mungkin dia bisa menyukainya!

Jangan bercanda!

Klik!

Pintu kamar ditutup, kamar yang besar itu seketika hanya tersisa dia seorang. Entah mengapa, mendadak dia merasa sedikit dingin??

Alisnya sedikit mengerut, Lavenia Luo beranjak ke atas kasurnya dan menyelimuti dirinya dengan erat. Menutup matanya, tak tahu apa yang sedang dipikirkannya??

Hatinya seperti hampa, membuatnya bertanya-tanya akan apa yang harus dilakukannya??

Saat itu juga, pintu kamar mendadak dibuka, Charlie Xi menatap dirinya dengan diam dari luar. Jangan membiarkannya menunggu terlalu lama! Kesabarannya ada batasnya!

Waktu berjalan begitu cepat, sekejap saja, seminggu sudah berlalu.

Lavenia Luo sudah membereskan kekisruhan hatinya, mampu menghadap Charlie Xi dengan penuh percaya diri, namun terkadang tetap saja tak dapat mengontrol detak jantung sendiri yang berdebar.

Charlie Xi sama sekali tidak masalah terhadap pengelakannya, hanya saja perlahan-lahan masuk dalam kehidupannya, meninggalkan jejak di tubuhnya??

Perusahaan Luo, kantor direktur.

Lavenia Luo baru selesai makan siang. Dia sedang beristirahat, bersandar di atas sofanya sambil memejamkan matanya.

Mendadak musik yang merdu berdering, memecahkan keheningan.

Membuka matanya secara perlahan, menekan tombol terima panggilan, terdengar suara yang berat.

"Sudah makan?"

Terdengar suara yang familiar, jantung Lavenia Luo tak kuasa bergoncang.

"Sudah, kamu?"

"Sama." Dia menjawab, ujung bibir Charlie Xi sedikit terangkat.

"Mendadak telepon, ada apa?" Lavenia Luo bertanya dengan curiga.

"Malam ini aku akan menjemputmu, temanilah aku untuk menghadiri sebuah resepsi." Charlie Xi berkata.

"Resepsi apa?" Lavenia Luo heran, sebelumnya tidak pernah mendengar bahwa dia ingin menghadiri resepsi?

Dengan tenang Charlie Xi menjelaskan: "Hanya sebuah resepsi komersial biasa. Mitra perusahaan Aokang yang mengadakannya."

"Karena itu hanyalah resepsi biasa, jadi aku tidak harus pergi kan?" Dia sama sekali tidak menyukai tempat sejenis perjamuan itu."

"Diwajibkan untuk membawa anggota keluarga. Kamu tega membiarkanku pergi sendirian?" Charlie Xi menjawab dengan dingin, tak kuasa terpancar sedikit ekspresi senyum di matanya.

Untuk sesaat, Lavenia Luo sedikit malu: "Jangan omong kosong."

"Semua orang tahu bahwa kamu adalah tunanganku, apakah kamu tidak mau mengakuinya?" alisnya sedikit mengerut, mata Charlie Xi menggelap.

Mendengar intonasinya, hatinya tertegun.

"Aku tahu?? Hanya saja, bukankah itu palsu??" Dia mendesah, saat Lavenia Luo mengingatkannya, juga mengingatkan diri sendiri.

Mendengarnya, Lavenia Luo terdiam. Setiap kali membahas mengenai pertunangan, selamanya dia bukanlah tandingannya.

"Apa yang kamu katakan ya seperti itu." Tanpa kuasa mengangkat bahunya.

Merasa menang, bibir Charlie Xi terangkat dengan puas: "Nanti malam tunggu aku menjemputmu."

"Tahu." Lavenia Luo mengangguk kepala.

"Pintar."

Menutup telepon, pikiran Lavenia Luo masih berkelana tak hentinya. Suaranya yang memikat, tak kuasa telah membuat pipinya merah.

Iblis ini, bahkan menelepon saja bisa mengganggu pikirannya! Sungguh mengerikan!

Tok tok tok.

Mendadak, terdengar suara ketukan pintu.

Hatinya tertegun, Lavenia Luo segera menghilangkan gambaran dalam pikirannya itu, mengatur moodnya, lalu perlahan berkata: "Masuk."

Felicia masuk, menggenggam beberapa dokumen, dengan sopan berkata: "Direktur Lavenia Luo, ini adalah laporan bulan lalu dan juga diagram keuangan beberapa bulan ini."

Berkata demikian, dia mengantarkan dokumen itu kepadanya.

Menjulurkan tangannya dan menerima dokumen. Lavenia Luo menatapnya, dengan cepat membacanya sekilas. Tak kuasa mengangguk kepala mengapresiasinya: "Pencapaian yang perlahan meningkat."

"Benar, selama ini terus berkembang seperti ini, kekuatan Perusahaan Luo akan semakin kuat." Felicia mengangguk kepala dengan semangat, matanya terpancar cahaya yang membara.

Menatapnya dengan kekaguman, kalau bukan dia, mungkin Perusahaan Luo dari awal sudah tak ada lagi.

Mata Lavenia Luo tampak menyetujui, perkataan Felicia benar.

"Direktur Lavenia Luo?? Wajahmu, kenapa begitu merah? Apakah demam?" Felicia menatapnya dengan ragu, bertanya dengan sedikit khawatir.

"Apakah wajahku sangat merah?" tanpa sadar Lavenia Luo menyentuh pipinya. Temperatur yang tinggi membuatnya terkejut.

"Hm, mari kuantarkan ke rumah sakit." Felicia tampak khawatir.

Menghela nafas, wajah Lavenia Luo tampak tak natural: "Aku tak apa, hanya sedikit panas."

Seketika merasa memalukan, semuanya karna Charlie?? Dasar iblis ini!

"Beneran tidak perlu ke rumah sakit?" Felicia yang khawatir bertanya kembali, dia sama sekali tidak merasa kepanasan, apakah benar sudah tidak demam?

"Tak usah, kalau tidak nyaman aku tak bisa menahannya." Lavenia Luo tersenyum, berkata dengan acuh tak acuh.

Melihat dia yang sepertinya tidak apa-apa, tak kuasa Felicia menghela nafas.

"Baguslah."

"Oh ya, akhir-akhir ini apakah ada pergerakan di tiap departemen?" Lavenia Luo bertanya dengan suara yang mendalam.

Meski Lavenia Luo tak puas dengannya, tentu ada pergerakan.

"Sementara ini tidak ada pergerakan apapun, tiap departemen berjalan dengan sistematis." Felicia berkata dengan ekspresi yang serius, dia merasa ada yang sedikit aneh, makanya dia telah mengutus beberapa orang untuk memantau tiap departemen.

"Tuan tentu menantikan pergerakan ini, suruh orangmu untuk tidak menganggap remeh." Lavenia Luo menginstruksi dengan tegas, matanya menggelap.

"Ya, aku mengerti." Felicia mengangguk kepalanya, wajahnya serius.

"Baiklah, kamu keluar terlebih dahulu." Melirik jam, sudah waktunya bekerja.

Felicia bersiap untuk membalikkan tubuhnya dan beranjak pergi, mendadak terpikirkan akan sesuatu, mengambil keluar selembar kartu undangan dan memberikan kepadanya: "Untuk Direktur Lavenia Luo, ini undangan yang dikirim oleh Perusahaan Bai."

"Perusahaan Bai yang mana?" mata Lavenia Luo terpancar keraguan, mitra Perusahaan Luo, sepertinya tidak ada perusahaan tersebut.

"Dikatakan bahwa itu adalah mitra Perusahaan Aokang, karena Anda adalah tunangan Tuan Xi, maka dikirimkanlah undangan ini." Felicia merenungkannya sebentar lalu berkata.

Lavenia Luo membuka undangannya, melihat waktunya tepat jam tujuh malam, bertepatan dengan waktu yang dikatakan Charlie Xi.

Kelihatannya, resepsi yang disuruh untuk menemaninya pergi adalah acara ini.

"Kalau begitu aku pergi dulu." lalu Felicia berjalan meninggalkan ruang kantor.

Di ruang kantor yang besar ini, hanya tersisa dia seorang. Perlahan-lahan pandangannya jatuh pada undangan itu, menatap sekilas??

Waktu berjalan sangat cepat, sekejap mata, sudah senja.

Langit yang berada di luar jendela telah berubah menjadi hitam, lampu jalan sudah terang benderang.

Akhirnya Lavenia Luo telah menyelesaikan seluruh dokumen, memijat-mijat keningnya, menghilangkan keletihannya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu