Love From Arrogant CEO - Bab 211 Berkonfrontasi Dengan Kakek

Ketua Direktur Zhou, yang memiliki pengalaman akan perusahaan yang hampir tumbang, memahami betapa pentingnya empat ratus juta ini lebih dari siapapun.

Lavenia Luo melihat ke arah Ketua Direktur Zhou dengan sedikit terkejut, tak menyangka dia bisa berkata seperti itu dengannya??

Melihat ekpresi Ketua Direktur Zhou, seketika Ferdian Luo sedikit kebingungan.

"Tanpa dia, Perusahaan Luo juga habis?" Ferdian Luo menatap Lavenia Luo sekilas dengan merasa keberatan, tak menyangka Lavenia begitu penting.

Perusahaan Luo sekarang baik-baik saja. Anggaplah Lavenia pergi, tentu masih bisa berjalan seperti biasa!

Ketua Direktur Zhou merasa tak berdaya, dengan tegas berkata: "Ketua Direktur Utama, jika memang Anda mau melakukannya seperti itu, saya juga tidak ada saran lainnya, karena seketika Direktur Luo pergi, Perusahaan Aokang akan menarik dana mereka, Perusahaan Luo tentu akan langsung bangkrut. Mau bagaimanapun juga Perusahaan Luo takkan bisa tanpa Direktur Luo."

Ferdian Luo menatap Lavenia Luo dengan dingin, seketika tak dapat mengontrol amarahnya: "Bagaimana mungkin?! Akulah yang mendirikan Perusahaan Luo! Memangnya aku tak mengetahui dengan jelas perusahaan itu?!"

Ketua Direktur Zhou tak menyangka Ferdian Luo bisa begitu keras kepala, tak kuasa mendesah dan berkata: "Tuan Luo, Anda benar-benar tak mengetahuinya. Setelah Ketua Direktur Luo meninggal, perusahaan seperti diambang kematian, jika bukan karena investasi Direktur Luo, mungkin tiga bulan yang lalu Perusahaan Luo sudah bangkrut??"

"APA?" Ferdian Luo menatap Lavenia Luo dengan sedikit terkejut, sulit untuk mempercayai perkataan Ketua Direktur Zhou barusan.

Namun dia juga tahu bahwa Ketua Direktur Zhou dulunya merupakan tangan kanan Peter Luo, tak mungkin berdusta??

Sedikit menggertakkan giginya, seketika Ferdian Luo tak tahu bagaimana cara untuk menghadapi Lavenia Luo lagi.

Melihat Ferdian Luo yang tak mengeluarkan suara, Lavenia Luo menatap Ketua Direktur Zhou dengan berterima-kasih, mengungkitnya dengan santai: "Ketua Direktur Zhou sudah memberikan kesaksiannya?? Perusahaan Luo adalah jerih payah dari ayahku, aku yang melindungi Perusahaan Luo, memang sudah semestinya."

Ketua Direktur Zhou menatap Lavenia Luo dengan sedikit kagum, untuk pertama kalinya merasa gadis seusia ini, tanpa diduga lebih bijaksana daripada orang tua tujuh puluh tahunan.

Melihatnya, Ferdian Luo merasa sedikit malu. Nampaknya tujuannya hari ini tak bisa tercapai, berdeham ringan dan berkata: "Karena begitu, perihal mengenai pengunduran diri, lain kali baru dibahas."

Wajah Ferdian Luo yang memucat, mengalihkan pandangannya, tak ingin melihat Lavenia Luo.

Lavenia Luo malah masih bersikeras dan berkata: "Karena kakek tidak mempertunggangkanku, aku akan melanjutkan perihal proposal brand perhiasan."

"Kamu!" Ferdian Luo tidak menyangka dia masih tidak menyerah akan ide ini. Seketika terdiam.

"Hal yang bisa menguntungkan Perusahaan Luo, aku tentu akan memperjuangkannya. Kakek, kamu bisa menyaksikannya sendiri apakah aku akan sukses atau tidak." Lavenia Luo menatapnya dengan yakin. Karena dia tak mau mempercayainya, Lavenia hanya bisa membuktikannya dengan fakta.

Dengan tatapan yang dingin, Ferdian Luo menggertakkan giginya dengan putus asa, mendadak bangkit dan berkata: "Baik, akan kunantikan!"

Dia tidak percaya, dia bisa melakukannya begitu mulus!

Setelah itu, dengan kepala yang penuh dengan amarah, Ferdian Luo berbalik dan beranjak keluar dari Perusahaan Luo.

Melihat kepergiannya, Lavenia Luo melegakan nafas secara diam-diam. Mengarahkan pandangannya ke Ketua Direktur Zhou, dengan berterima-kasih dan berkata: "Terima kasih, Ketua Direktur Zhou barusan berkata demikian di hadapan kakek."

Kalau bukan karena ucapan Ketua Direktur Zhou barusan, Ferdian Luo tentunya takkan membiarkannya begitu saja.

"Perkataan Direktur Luo berlebihan. Kalau bukan karena kerja keras Anda, Perusahaan Luo mungkin sudah bangkrut dari awal." Ketua Direktur Zhou melambai-lambaikan tangannya dengan ekpresi ketakutan.

Hanya dengan Perusahaan Luo yang berjalan baik-baik saja, dia baru bisa melanjutkan kehidupannya dengan tenang. Tentu dia perlu melakukannya.

Lavenia Luo tersenyum datar, dengan suara yang mendalam bertanya: "Ada apa kamu mencariku?"

"Oh ya, perencanaan saat rapat tadi terlalu mentah, aku ingin bertanya apakah ada perencanaan yang sedikit lebih detail." Ketua Direktur Zhou baru teringat akan urusannya.

"Tentu saja ada." Lavenia Luo bangkit dan membuka lacinya, mengeluarkan perencanaan yang lengkap dan memberikannya kepadanya: "Mengenai perencanaan itu, akan kuserahkan padamu."

Ketua Direktur Zhou benar-benar bertindak demi Perusahaan Luo, menyerahkan perencanaan ini kepadanya juga bisa membuat Lavenia jauh lebih tenang.

"Jangan khawatir, Direktur Luo. Saya akan melaksanakannya sesuai dengan perencanaan. Kalau begitu saya keluar dulu." Ketua Direktur Zhou membalikkan tubuhnya dan beranjak keluar dari ruang kerja.

Dua masalah telah terpecahkan, suasana hati Lavenia Luo bagus. Kembali ke meja kerjanya, lanjut membereskan dokumen??

Bintang bersinar, langit menggelap.

Istana Malige yang hening bersinar terang. Di dalam dapur, tampak satu sosok yang menawan sedang membuat dessert.

Meski Charlie Xi tidak terlalu menyukai dessert, namun ini semua karena semangat Lavenia untuk membuat puding keju. Hari ini dia cepat pulang dan ingin mencoba membuatnya.

Saat ini, Charlie Xi baru sampai di ruang tamu, tercium wangi yang manis.

"Pembantu, lagi sedang buat apa di dapur?" Charlie Xi bertanya pembantu dengan ragu, mengingat bahwa biasanya takkan ada orang yang membuat pastry di rumah.

"Nona Lavenia sedang membuat puding keju." pembantu menjawab dengan hormat.

Ujung bibirnya terangkat, Charlie Xi melepaskan jaketnya dan melemparnya ke samping. Dengan langkah besar berjalan menuju dapur.

Lavenia Luo baru meletakkan puding kejunya ke dalam kulkas, mendadak ada sepasang tangan yang menggenggam erat pinggangnya.

Nafas yang begitu familiar, Lavenia Luo tak kuasa tersenyum. Menutup pintu kulkas, membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Charlie: "Hari ini cepat pulang?"

"Hm, tak banyak yang diurus." dengan bahagia Charlie Xi memberinya sebuah kecupan, berkata dengan lembut.

Wajah Lavenia Luo sedikit memerah, berkata dengan malu: "Kita ke ruang tamu dulu."

Berkata demikian, dia mendorongnya keluar dari dapur.

Mengenggam tanganya, duduk di atas sofa, Charlie Xi merangkul bahunya: "Barusan kamu buat apa?"

Charlie Xi pura-pura tidak tahu dan bertanya, ingin tahu apa yang akan dia katakan.

"Mendadak ingin makan dessert, jadi tadi buat sedikit." Lavenia Luo menundukkan kepalanya dengan sungkan. Tiap kali melihatnya, tak kuasa teringat akan api pagi beberapa hari ini. Kadang kala saat bertemu dengannya, selalu merasa malu??

Tertawa kecil, Charlie Xi mengerutkan alisnya: "Benarkah? Namun yang kulihat, bukankah kamu tidak menyukai puding keju?"

Menatap matanya yang tampak sedang bergurau, seketika tahu bahwa mungkin Charlie sudah melihatnya.

Tak kuasa menghantam dadanya sesaat, menatapnya dengan malu: "Sudah tahu masih saja menggodaku."

"Buat untuk aku, kenapa harus malu untuk mengatakannya?" Charlie Xi menatapnya dengan senyum.

"Mana ada??" baiklah, sedikit malu. Meski sangat puas bisa membuatkan makanan untuk orang yang disukai, namun tetap saja sedikit gelisah.

Melihat wajahnya yang semakin memerah, Charlie Xi menghentikannya, tidak menggodanya lagi.

"Oh ya, dengar-dengar Tuan Tua Luo datang ke Perusahaan Luo, apakah menyusahkanmu?"

Melihatnya dengan terkejut, Lavenia Luo tampak heran: "Bagaimana kamu tahu?"

"Rahasia." tersenyum secara misterius, Charlie Xi sengaja membuatnya menduga-duga.

Berpikir sejenak, Lavenia Luo menebak: "Apakah kamu memasang mata-mata di Perusahaan Luo?"

Selain kemungkinan ini, dia tak kepikiran akan bagaimana Charlie bisa mengetahuinya.

"Tidak, hanya mengutus beberapa pengawal untuk melindungimu." Charlie Xi mengatakan kenyataannya, menatapnya dengan erat, khawatir itu akan membuat Lavenia tidak senang.

Terlebih, dia tak pernah memberitahukan Lavenia akan hal ini.

"Rupanya begitu.. Sejak kapan?"

Lavenia Luo sedikit penasaran dan bertanya. Tanpa diduga ada orang yang mengikutinya tanpa disadarinya.

"Sejak kamu diculik." mata Charlie Xi sedikit menggelam. Jika sejak awal dia sudah mengutus orang untuk menjaga Lavenia, mungkin hal itu takkan pernah terjadi.

Hatinya tak kuasa merasa hangat, Lavenia tahu bahwa dia mengkhawatirkannya??

"Kamu, apakah kamu marah?" Charlie Xi bertanya dengan ragu, tampak kegelisahan terpancar di matanya, dia tak yakin apakah Lavenia bisa menerimanya atau tidak.

Memperhatikan akan kegelisahaannya, Lavenia Luo seketika tersenyum, balik bertanya dengan terkesima: "Kamu mengutus orang untuk menjagaku, demi kebaikanku, bagaimana mungkin aku tak senang."

Matanya seketika berbinar, Charlie Xi memeluknya dengan erat, menatapnya secara mendalam dan berkata: "Aku tak ingin kejadian itu terulang lagi. Aku tak mau kehilanganmu."

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu