Love From Arrogant CEO - Bab 372 Otak Laura Luo Kemasukan Air

Melihat situasi ini, dimata Lavenia Luo terlihat sedikit kecewa, ternyata datang untuk minta maaf, Lavenia Luo mengira dia ada maksud apa.

“Nenek, aku sudah mengumumkan tanggal pernikahan ku dan Robin di acara konverensi pers , kalau sampai waktunya nanti kami tidak menikah,apa tidak akan mempermalukan keluarga Xi? Apakah bahkan nama baikpun sudah tidak mau? “ Laura Luo berkata dengan ekspresi wajah tidak bersalah, dalam nada bicaranya seperti ada sedikit maksud mengancam.

Mengkedipkan matanya sesaat, Lavenia Luo tersenyum dingin, menatap dia: “Laura, apa kamu sedang mengancam nenek? Siapa kamu berani-beraninya?”

Apa dia sudah gila? Berani mengancam siapapun.

Dewi Lu juga bisa mendengar dari perkataannya mengandung maksud mengancam, tanpa emosi dan tersenyum berkata: “Baik. Aku benar benar terlalu menganggap remeh kamu.”

Dengan segera, membalikkan perkataanya: “Tapi kamu kira dengan ancaman kecil seperti ini bisa berpengaruh padaku?”

Sedikit tertegun, Laura Luo tidak berpikir dengan teliti. Dia hanya mau memanfaatkan Robin Xi saja, asalkan bisa bersama dengannya, asalkan bisa tetap berada didepan Lavenia Luo, membuatnya tidak senang juga sangat nyaman bagi Laura Luo.

Menatap Laura Luo dengan simpati. Dia dengan dingin berkata: “Laura,kamu terlalu menganggap remeh keluarga Xi, juga terlalu menganggap remeh kekecewaan nenek padamu.”

Kalau dia meminta maaf dengan serius, mungkin Dewi Lu akan memberikan dia satu kesempatan lagi,tapi sekarang, dia sudah benar benar kehilangan kesempatan itu.

Dengan alami menepuk lengan Lavenia Luo, dia menatap Lavenia Luo dengan tatapan penuh kasih sayang: “Yang kamu katakan benar, sudah masuk kedalam lubuk hatiku.”

Tidak salah kenapa Dewi Lu bisa sangat suka pada Lavenia Luo,mengenai Laura Luo dia benar benar tidak ingin melihatnya.

Melihatnya dengan tatapan seperti sangat menyedihkan, tatapan dimata Dewi Lu tidak ada kehangatan sama sekali: “Laura, aku tidak ingin melihatmu lagi, kedepannya mohon kamu jangan datang lagi ke rumah ini, mengenai Robin Xi aku akan mengurusnya.”

Mendengar perkataan ini, Laura Luo jadi tertegun, dia hari ini datang untuk mengakui kesalahannya dan minta maaf, dan dia mengira dengan alasan mengumumkan pernikahannya ini bisa membuat Dewi Lu mengalah untuknya, tapi sekarang sepertinya berbalik dengan yang dipikirkannya.

Lavenia Luo memegang dagunya, menatap dia dengan menarik,tidak tahu apa yang akan dilakukannya lagi, membuat nenek bisa menerimanya lagi.

Menyadari dia menyaksikan sebuah drama yang bagus, dalam hati Laura Luo penuh dengan kebencian, apa hak dia bisa berada disini dengan santainya?

Saat dia ingin mengatakan sesuatu, terdengar suara langkah kaki terburu buru dari pintu masuk.

Lavenia Luo melihat kearah itu, menyadari Robin Xi telah pulang, senyumannya mendalam, kali ini akan ada drama yang bagus.

Laura Luo membalikkan badan dan melihat kearah tersebut, dengan cepat hatinya merasa bersalah, tidak disangka dia pulang secepat ini.

Melihat dia, Robin Xi memang sudah seharusnya berekspresi datar, diam tanpa berkata apapun.

Berjalan ke depan. Memegang tangan Laura Luo, lalu berkata pada Dewi Lu dan Lavenia Luo: “Nenek, Kakak ipar,aku masih ada urusan dengan dia,aku bawa dia pergi dulu.”

Selesai mengatakannya, dia seperti tidak membantah, dengan kasar menarik dia naik keatas kembali kekamar.

Melihat bayangan belakang mereka, Dewi Lu menarik nafas dalam. Perasaannya berantakan, ada sedikit rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata.

Didalam matanya terlihat kebingungan, tidak bisa menyaksikan drama bagus.

“Nenek, mereka sudah dewasa, masalah di antara mereka, pasti bisa mereka selesaikan,nenek jangan khawatir.” Lavenia Luo menghibur nenek dengan nada bicara yang lembut, mengetahui dia melihat Laura Luo dan dalam hatinya sedikit tidak enak.

Dewi Lu sedikit tersadar. Ekspresi diwajahnya sedikit lebih baik,berkata: “Aku mengerti.”

Saat ini,Robin Xi membawa Laura Luo kembali kekamar,dan mengunci pintu kamar.

“Kamu membuat aku sakit, lepaskan,” suara manja buatanya terdengar. Dengan sedikit mengeluh.

Dengan wajah hitam, Robin membantingnya di sofa dan menatapnya dengan murung, bertanya dengan penuh ketegasan: "Apa yang ingin kamu lakukan? Siapa yang mengizinkanmu untuk mengadakan konferensi pers secara pribadi?"

Kalau bukan karena asisten melaporkan masalah ini. Dia mungkin tidak tahu dia begitu berani.

Dia sudah sangat sibuk, sekarang wanita itu malah membuat ribut! Cari mati!

Melirik ujung mulutnya, Laura Luo menggosok pergelangan tangannya dengan tidak puas dan berkata dengan tertawa dingin: "Apa yang kamu lakukan? Tentu saja, mau kamu menikahi aku."

Dia menatap Robin Xi seolah melihat lintah berdarah: "Sekarang aku telah kehilangan perusahaan Luo, Kakek juga sudah dibawa ke luar negeri oleh pamanku, hanya kamu yang bisa membantuku, asalkan aku menikahimu, aku akan mencari cara untuk mengatasi Lavenia Luo. "

Dia sekarang berharap wanita jalang itu segera mati! Harus menikah dengannya!

Ada sentuhan kebosanan di mata Robin Xi dan ia mengerutkan kening padanya lalu berkata dengan dingin: "Jangan berharap! Aku tidak akan menikahimu, kamu lupakan saja!"

Mereka awalnya hanya bersandiwara, sekarang ingin dia menikahinya? Sungguh aneh.

Memicingkan matanya, wajah Laura Luo memelintir dengan sinis, dan tiba-tiba mengangkat nadanya: "Kamu tidak mau menikah denganku?"

"Aku tidak mungkin menikahimu! Kontrak antara kita sudah berakhir saat kamu kehilangan perusahaan Luo," kata Robin Xi dengan wajah dingin.

Mata sedikit menyusut. Laura Luo melototinya dengan tidak jelas, dan tiba-tiba muncul kegilaan dengan mengancam: "Jika kamu tidak mau menikahi aku, aku akan mengguncang semua perjanjian antara kamu dan aku sebelumnya, biarkan wanita tua itu tahu bagaimana aslinya perbuatan kamu sebenarnya.”

Matanya tiba-tiba tenggelam, dan Robin Xi dipenuhi dengan amarah: "Kamu berani!!"

Beraninya wanita jalang ini mengancamnya! Dari mana dia mendapatkan keberanian?

Dengan mencibir, Laura Luo hanya berkata: "Coba kamu lihat saja nanti, apakah aku berani mengatakannya atau tidak. Aku telah kehilangan segalanya sekarang, apa lagi yang harus aku takutkan?"

Asalkan bisa membuat Lavenia Luo merasa tidak nyaman, dia berani untuk melakukan apa saja.

Dia tidak percaya, dia tidak takut jika Dewi Lu tahu dengan apa yang telah dia lakukan.

Melihat kegilaan di matanya. Robin Xi agak tidak yakin apakah dia akan bertindak tergersa-gesa.

Matanya samar-samar meliriknya, dia hampir marah.

Sekarang rencananya terjadi sedikit masalah, dan sekarang dia datang untuk mengancamnya lagi.

Setelah menggertakkan giginya, Robin Xi menatapnya dengan acuh tak acuh, dan sekarang dia hanya bisa bersabar, nanti baru mencari kesempatan untuk bertarung.

"Oke, aku berjanji padamu, tapi tolong kamu pergi, setelah kamu membalas dendam."

Memikirkan Lavenia Luo, dia mengerutkan kening, dengan adanya Charlie Xi yang melindunginya, dia seharusnya tidak terjadi masalah??

Tiba-tiba, Laura Luo langsung tersenyum: "Aku tahu kamu pasti akan setuju. Kamu tenang saja, selama dia sial, aku akan segera pergi."

Dalam hatinya mendengus, ingin menyingkirkannya, mengkhayal terlalu indah!

Waktu berlalu dengan hening, dan dalam sekejap mata malam pun tiba.

Rumah tua itu terang benderang, dan angin sepoi-sepoi lembut di malam hari.

Karena Laura Luo dan Robin Xi sudah berbicara di kamar, dia harus menginap semalam. Dewi Lu merasa orangnya itu pengacau, ia hanya kembali ke kamarnya dan mengunci pintu dengan rapat.

Bahkan makan malamnya diantarkan ke kamar oleh kepala pembantu rumah tangga secara langsung.

Lavenia Luo juga tidak ingin melihat Laura Luo. Dia tidak ingin mempengaruhi suasana hatinya yang baik. Setelah makan malam di kamar, dia siap untuk merancang perhiasan.

Meskipun sekarang sedang beristirahat di rumah, dia tidak bisa untuk tidak berbuat apa-apa, dia perlu mendesain gambar yang cukup untuk mendukung departemen perhiasan perusahaan Luo.

Untuk sementara waktu, hanya ada suara goresan pensil yang menari di atas kertas.

Ssreett!

Tidak tahu waktu berapa lama, pintu kamar tiba-tiba didorong terbuka, sesosok yang tinggi masuk, dan sekilas pandangannya mengunci Lavenia Luo yang berada di depan meja. Matanya yang dalam langsung dipenuhi dengan kelembutan.

Dia berjalan diam-diam di belakangnya dan melihat dia sedang menggambar desain, dan ada jejak ketidakberdayaan di matanya, walaupun dia berada di rumah, dia tetap tidak bisa menahannya.

Tiba-tiba mengangkat tangannya dan menjentikkan ke dahinya.

Terkejut dalam hati, Lavenia Luo mengangkat tangannya dan menutupi dahinya lalu memandangnya. Dia tersenyum dan bertanya, "Kapan kamu pulang? Mengapa kamu tidak memberitahuku?"

Ada nada canggung ketika dia berbicara, membuatnya terkejut sejenak.

"Aku baru saja pulang, bukankah aku memberitahumu dengan gerakan," kata Charlie Xi dengan polos.

Dengan tak berdaya memberinya tatapan kosong, Lavenia Luo berkata dengan cukup serius: "Aku tidak memperbolehkan kamu untuk lain kali membuat aku terkejut seperti ini lagi, bagaimana jika aku benar-benar terkejut?"

Jika seperti biasanya, dia tidak akan merasa terkejut. Siapa suruh ada seorang bayi yang sedang dikandung olehnya?

“Iya, aku tidak berpikir panjang, lain kali aku tidak akan mengulanginya lagi.” Charlie Xi membelai rambutnya yang lembut, dan berkata dengan lembut.

Terdiam, kemudian Lavenia Luo mengaitkan bibirnya dengan puas: "Oiya, apakah kamu sudah makan malam?"

Ia melirik waktu saat itu, ternyata sudah lebih dari jam tujuh, sudah larut malam, makan malamnya pasti sudah dibereskan.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu