Love From Arrogant CEO - Bab 253 Menolak Justin Ma

Lavenia Luo bergegas menghapus pemikirannya yang kacau itu, merasa lucu dan berkata: "Pertunangan ini masih ada ide apa memangnya?"

"Upacara pencarian jodoh, longan, jujube merah..hal ini semua disiapkan oleh pihak perempuan. Aku sudah menyiapkannya untukmu, nanti malam kamu bawa pulang." Emilyn berkata dengan santai.

Dia tahu Lavenia tentunya tak tahu akan apapun, makanya mengecek barang-barang yang perlu disiapkan.

Mendengar demikian, Lavenia Luo tak kuasa merasa hangat dalam hatinya, untungnya masih ada teman baik seperti Emilyn di sisinya.

"Oh ya, malam ini kamu istirahat dimana? Tentunya takkan ke rumah tua Keluarga Luo, kan?" Emilyn mengerutkan keningnya, bertanya dengan sedikit prihatin.

Ferdian Luo begitu membencinya, dia mengetahui dengan jelas.

Terbengong untuk sesaat, Lavenia Luo balik bertanya dengan merasa aneh: "Bukankah aku seharusnya tinggal di Istana Malige? Memangnya ada yang harus diperhatikan mau tinggal dimana sebelum pertunangan?" dia benar-benar tidak mengerti sedikitpun.

Emilyn merentangkan tangannya dan menahan keningnya. Mendesah ringan: "Sehari sebelum pertunangan, kamu dan Tuan Muda Xi tidak boleh tinggal bersama, kalau tidak besok mau bagaimana dia menjemputmu?"

Alisnya sedikit mengerut, Lavenia Luo tampak curiga: "Bukankah itu adalah proses pernikahan? Memangnya pertunangan juga seperti itu?"

"Tentu saja."

Berpikir cukup lama, Lavenia Luo teringat akan hal yang dikatakan Charlie Xi tadi pagi: "Nanti malam Charlie mau membawaku pergi ke rumah tua Keluarga Xi, mungkin aku tinggal di situ."

"Yang penting jangan di rumah tua Keluarga Luo, kamu mau tinggal dimana pun bebas. Kalau tidak takutnya kakek Luo akan mencegatmu." Emilyn merentangkan tangannya.

Mata Lavenia Luo terlintas sedikit kepahitan: "Kakek takkan berbuat seperti itu, lagipula aku sudah mau menikah."

Anggaplah dia tak menyukainya, juga takkan mungkin berbuat hal yang kelewatan seperti itu.

Melihat kepahitan yang terpancar dari matanya, Emilyn merasa kesal. Seharusnya tidak mengungkit privasi orang lain.

Tak berani untuk membuatnya berpikir panjang, bergegas mengganti topik: "Sudah, kita jangan bahas itu lagi. Kamu harus beritahu aku dimana kamu tinggal malam ini. Besok subuh aku akan menemanimu"

"Kutanya Charlie." Lavenia Luo mengeluarkan ponselnya, menelepon Charlie Xi, tadi pagi dia sama sekali tak teringat untuk menanyai hal ini.

Sangat cepat telepon itu diangkat, terdengar suara Charlie Xi di ujung telepon: "Kenapa, sayang?"

Ujung telinganya memerah, tiap kali dia mengunakan kata yang begitu intim seperti itu, membuatnya tak kuasa merasa malu.

"Malam ini aku tinggal dimana? Besok pagi Emilyn mau datang mencariku." Lavenia Luo langsung bertanya.

"Kemungkinan nenek akan menyuruhmu tinggal di rumah tua." Charlie Xi berpikir-pikir kemudian berkata.

"Baiklah, kalau begitu aku suruh Emilyn langsung datang ke rumah tua besok." Lavenia Luo berkata sambil tersenyum lebar.

"Ok." tertawa kecil, Charlie Xi meresponnya.

Merasakan tatapan Emilyn, Lavenia Luo menatapnya sekilas dengan malu, berkata dengan lembut: "Nanti malam agak cepat datang, kita pergi ke rumah tua untuk membahas detil pertunangan besok."

"Ya. Jangan lupa untuk merindukanku." Charlie Xi berkata sambil tersenyum.

"Hm??" Lavenia Luo meresponnya dengan malu.

Mematikan sambungan telepon. Seketika melihat ke atas, tampak mata Emilyn yang penuh akan kegembiraan dan penuh syukur. Mendadak, hatinya sangat tersentuh, tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Melihat ekspesinya, ujung bibir Emilyn tak kuasa terangkat: "Lavenia, benar-benar selamat ya untuk kamu, akhirnya kamu telah menemukan kebahagiaanmu."

"Terima kasih.." Lavenia Luo tersenyum megah, matanya berbinar dipenuhi akan emosi.

"Pfffh, seserius ini seperti yang diduga benar-benar tak cocok untukku." Emilyn tak kuasa tertawa lebar.

Saat ini, pelayan datang sambil menghidangkan makan siang mereka. Melihat makanan enak, Emilyn tak kuasa mengenyangkan dirinya.

Sambil makan, Emilyn sambil bertanya kepada Lavenia Luo: "Pada dasarnya, hal pernikahan sudah diurus oleh Keluara Xi. Kamu sekarang apakah ada hal lagi yang belum dipersiapkan."

Mengungkit hal ini, Lavenia Luo sedikit tak nafsu makan, kemudian meminum kuah dan berkata: "Tidak ada. Hanya khawatir kakek takkan datang."

Baru terpikirkan akan kakek Luo, dia teringat akan hal ini. Meski sebelumnya Charlie Xi pernah mempertemukan nenek dengan kakek, namun tak tahu apakah dia akan menghadirinya atau tidak.

Bagaimanapun ini adalah acara pertunangannya, Ferdian Luo adalah satu-satunya keluarganya. Kalau dia bisa menghadirinya, tentu dia akan sangat bahagia.

"Kakekmu itu?? Duh.." menyebutkan kakek Luo, Emilyn juga tak kuasa turut bersedih.

"Kutebak dia takkan pergi, kalau tidak, bantu memikirkan cara lain untukmu?"

"Cara apa?" Lavenia Luo menatap Emilyn dengan ragu, tak tahu apa yang bisa dilakukannya.

"Eee, namun cara ini sedikit jahat. Mungkin perlu bantuan media??" berkata demikian, Emilyn menurunkan volume suaranya dan memberitahukannya secara diam-diam.

"Ah? Bisakah? Ini untuk memaksa kakek datang?"

"Ya, temanku kebetulan bekera di kantor surat kabar. Kirimkan selembar pos kepadanya, bilang bahwa dia memperlakukanmu sebagai seorang cucu dengan buruk. Tentunya dia harus menjaga nama baik Perusahaan Luo, kan??

"Tidak bisa, ini terlalu keterlaluan." dia sama sekali tak berminat untuk membuat Ferdian Luo dikritik hanya demi menghadiri acaranya itu.

"Ckck, diabiasanya juga begitu jahat terhadapmu. Kalau melaporannya juga memang kenyataannya." mengerutkan hidungnya, menampilkan ketidak-relaan di wajahnya, Emilyn sepertinya sudah dari awal ingin membeberkan tentang Ferdian Luo.

"Kamu ini, makan dulu, nanti baru dipikirkan." menyentak dahi Emilyn, Lavenia Luo mendesaknya untuk lanjut makan.

Mendadak, telepon berdering dan menginterupsi pikirannya.

Dengan ujung jarinya menekan tombol terima, Lavenia Luo tidak melihat siap yang meneleponnya, mendadak terdengar suara yang lembut dari ujung telepon: "Lavenia, selamat ya."

Sedikit terkejut, baru merespon, orang yang meneleponnya adalah Justin Ma. Dengan sopan Lavenia Luo menjawabnya: "Terima kasih."

Mendengar suara Justin Ma, Emilyn langsung tersenyum nakal dan menatap Lavenia dengan menyeringai.

Lavenia Luo menatapnya sekilas dengan tatapan kosong, melihat ke arah luar jendela dan berkata: "Kamu kenapa mendadak telepon? Apakah ada masalah di perusahaan?"

"Tidak, hanya saja kamu sudah mau menikah. Malam ini kamu ada waktu? Aku ingin bertemu." Justin Ma berkata dengan suara yang mendalam, intonasinya ada sedikit perasaan yang tak bisa ditebak: "Aku ingin mentraktirmu makan, untuk merayakannya."

Mendengarnya itu, Emilyn tak kuasa medesah. Dia ini seorang yang gila akan cintanya, namun sayangnya dia dan Lavenia Luo tak berjodoh.

Berpikir untuk sesaat, Lavenia Luo tahu bahwa dia sudah menolaknya beberapa kali.

Kali ini, dia benar-benar tak ingin menolaknya. Namun, hatinya sudah tak ada ruang untuk dia, juga tak ingin membuat Charlie Xi salah paham.

Berpikir demikian, dengan nada meminta maaf dan berkata: "Maaf, malam ini aku akan menemani Charlie Xi ke rumah tua. Justin, kedepannya jangan menanyaiku lagi??"

Antara mereka ini sudah menjadi masa lalu. Sekarang orang yang berada di hatinya hanyalah Charlie Xi seorang. ia juga tak ingin terus membuat Justin Ma berharap.

Mendengar suaranya, Justin Ma tak kuasa tersenyum pahit, dengan nada sedikit serak dan berkata: "Baik."

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu