Love From Arrogant CEO - Bab 212 Mengumpulkan Bukti

"Bodoh, aku tahu." Lavenia Luo melihatnya dengan tatapan manis, dengan lembut bersandar di bahunya.

Dua orang itu berpelukan cukup lama, kemudian perlahan melepaskannya. Lavenia Luo tak kuasa mengeluarkan tangannya, dengan pelan berkata: "Kakek hari ini datang ke perusahaan, ingin mempertunggangkanku dari posisi sebagai Direktur Utama."

"Dia gila?" sedikit mengerutkan keningnya, tatapan Charlie Xi meredup.

Matanya terlintas sedikit kepahitan, Lavenia Luo mendesah: "Dari awal kakek memang tak menyukai aku sebagai Direktur Utama Perusahaan Luo. Hanya ingin mengambil kesempatan untuk menurunkan aku dari posisi itu."

Mendengus kesal, dengan mata yang mengelam Charlie Xi berkata: "Kalau kamu benar-benar meninggalkan Perusahaan Luo, aku akan menarik balik investasi."

Hati Lavenia Luo sedikit tersentuh. Dengan lembut meraba tangan Charlie yang besar itu, menggenggam tangannya: "Terima kasih. Kalau bukan karena kamu yang merupakan injeksi modal Perusahaan Luo, mungkin Perusahaan Luo dari awal sudah musnah. Aku juga meninggalkan Perusaaan Luo."

Hatinya melembut, Charlie Xi menutup matanya, mendaratkan sebuah kecupan di kening Lavenia: "Bodoh, sudah seharusnya aku melakukannya."

Siapapun yang menjadi wanitanya, tentu pasti akan melindunginya.

Tersenyum, Lavenia memutuskan bahwa kedepannnya perlu memperlakukannya dengan jauh lebih baik untuk membalas segala bantuannya.

"Oh ya, bagaimana dengan Perusahaan Xu?" Lavenia Luo mendadak teringat, sepertinya tak ada kabar mengenai Perusahaan Xu. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk mengenai masalah desain, tidak terlalu memperhatikan itu.

"Perusahaan Xu akan segera bangkrut. Masih melakukan perjuangan tahap akhir." menyeringai, tak ada sedikit kehangatan yang tampak dari mata Charlie Xi.

"Ini lah yang pantas mereka dapatkan." Lavenia Luo mendesah. Kalau saja Perusahaan Xu bekerja dengan sepenuh hati, tentu hal ini takkan terjadi pada mereka.

"Bukti tindakan Perusahaan Xu sedang dikumpulkan. Nanti aku akan menemanimu. Bersama pergi menyerahkannya kepada Tuan Tua." Charlie Xi menatapnya dengan erat, berkata dengan suara yang mendalam.

Bagaimanapun, dia sama sekali tidak tenang membiarkan Lavenia pergi sendirian menemui Ferdian Luo.

"Baik." menatapnya dengan lembut, Lavenia Luo sedikit mengangguk.

Di tengah percakapan mereka, tanpa sengaja dia melihat sekilas ke arah jam. Mendadak teringat akan puding keju yang ada di dalam kulkas.

"Aku pergi ambil pudingnya." Lavenia Luo bangkit dan berjalan ke dapur. Mengambil puding itu keluar dari dalam kulkas dan berjalan kembali ke ruang tamu.

Puding keju yang berwarna kuning keemasan. Di atasnya ada selapis sirup maple, tampak sangat lembut dan manis.

"Kamu coba sedikit, ini pertama kalinya aku membuatnya, entah enak atau tidak." Lavenia Luo berkata dengan sedikit malu.

Charlie Xi mengambilnya sesendok dan mencicipinya, lembut dan enak, berkata: "Sangat enak, kamu coba deh?"

Lalu, dia kembali mengambilnya sesendok dan menyodorkannya ke mulut Lavenia.

Setelah mencobanya, Lavenia Luo sedikit tidak puas: "Sepertinya ada yang kurang, lain kali akan kuperbaiki."

"Kalau yang kamu buat, aku tentu akan menyukainya." Charlie Xi berkata dengan serius.

Wajahnya memerah, Lavenia Luo sedikit sungkan dan memalingkan pandangannya. Jantungnya tak kuasa berdetak tak karuan. Perkataannya yang begitu manis itu selalu membuatnya tersipu malu, masih terasa sedikit manis.

Setelah memakan habis pudingnya, Charlie Xi mengelap ujung bibirnya. Menatapnya dengan erat.

Tatapan Charlie Xi yang mendalam, terlintas sedikit gairah, dengan agresif berkata: "Lavenia."

Terdengar suara yang berat dan serak. Membuat Lavenia Luo secara inisiatif ingin beranjak pergi: "Aku.. aku ke kamar dulu."

Barusan bangkit, mendadak sepasang tangan menahannya. Memeluknya, tanpa sadar menggenggam lehernya: "Apa yang ingin kamu lakukan?"

Tersenyum nakal, Charlie Xi mengerutkan alisnya: "Aku rasa kamu juga seharusnya mencicipi puding?"

"Bukankah kamu sudah menghabiskannya?" Lavenia Luo mengedip-ngedipkan matanya dengan kebingungan, menatapnya dengan malu.

"Aku ada cara untuk membuatmu bisa mencicipinya."

Berkata demikian, dia menjilat bibirnya. Jawabannya sangat kentara. Tidak melanjutkan perkataannya, dia langsung menggendongnya menuju lantai dua dengan langkah besar.

Lavenia Luo menyadarinya, tak kuasa bersandar di dadanya dengan telinga yang memerah, tidak tahu bagaimana cara untuk menolaknya??

Cahaya rembulan yang berbinar. Bintang yang bersinar dengan jernih. Dalam ruang kamar Istana Malige. Terdengar suara yang ambigu??

Akhir-akhir ini cuacanya bagus. Langit juga sangat cerah.

Dua hari lagi sudah sampai rapat tawar-menawar. Lavenia Luo sedang tak hentinya menyempurnakan desain akhir. Siang sudah perlu dikirimkan ke Aokang untuk dibuatkan produknya.

Terlebih departemen desain perhiasan Perusahaan Luo juga baru membuat miniaturnya, sedang memperbaiknya dengan cepat.

Perusahaan Luo. Ruang Kerja Direktur Utama.

Lavenia Luo barusan mengurus dokumen perusahaan. Mengeluarkan dua gambaran desain yang telah sempurna. Di atasnya tertera pola desain akhir perhiasan.

Dengan teliti mengobservasi tiap goresan. Sangat yakin tidak ada lagi yang perlu diubah. Lavenia Luo baru menaruhnya ke dalam kertas dokumen dan memasukkannya ke dalam tasnya.

Melihat sekilas jam. Sudah jam satu, sekarang seharusnya dia tidak sibuk.

Berpikir sejenak, bertanya kepadanya. Kalau nanti dia tidak ada di Aokang, akan sia-sia.

Mengeluarkan ponselnya, menelepon teleponnya. Setelah beberapa saat berbunyi dan tidak ada yang menerimanya, sambungan terputus secara otomatis.

Mengerutkan alisnya, Lavenia Luo langsung menelepon Sekertaris Yin. Sangat cepat, telepon diangkat. Terdengar suara Sekertaris Yin yang ragu-ragu: "Nona Luo, ada apa?"

"Apakah Charlie Xi tidak berada di kantor?" Lavenia Luo bertanya dengan curiga.

"Tuan Muda sedang rapat. Mungkin teleponnya sedang didiamkan dan tidak memperhatikannya. Nanti akan kuberitahukan kepadanya setelah aku mengambil berkas." Sekertaris Yin berkata dengan tenang.

"Baik. Aku sekarang menuju Aokang. Gambaran desainnya sudah selesai." Lavenia Luo seketika mengerti, lalu memberitahukan hal ini kepadanya terlebih dahulu.

"Baik, akan kulaporkan kepada Tuan Muda."

Menutup telepon, Lavenia Luo bangkit dan mengambil jaketnya. Mengambil tasnya dan keluar dari Perusahaan Luo.

Di waktu yang bersamaan. Di sisi telepon itu.

Sekertaris Yin sudah menemukan berkas yang diperlukannya di ruang sekertaris. Bersiap berjalan menuju ruang rapat.

"Tadi yang telepon itu kakakku ya?" Laura Luo berjalan mengarah kepada dirinya, bertanya dengan ragu.

Kalau tidak salah, nanti Lavenia Luo akan datang?

Sekertaris Yin menatapnya dengan terkejut, tidak berpikir panjang, hanya menjawabnya: "Hm, nanti Nona Luo akan datang, nanti kamu buatkan teh ya."

Mata Laura Luo sedikit mengelam, terlintas sebuah ketidak-relaan di matanya. Atas dasar apa dia perlu membuatkan teh? Luar biasa!

Wajahnya malah menampakkan senyuman yang manis: "Tenang, aku paling mengerti selera kakakku."

"Baiklah. Aku ke ruang rapat dulu." Sekertaris Yin sedikit mengangguk, membalikkan tubuhnya dan meninggalkan ruang sekertaris.

Seperti yang diketahui, seketika dia membalikkan tubuhnya, mata Laura Luo seketika tampak adanya kedendaman.

Laura Luo tampak sedikit menyeringai. Kakaknya itu, tentu dia akan membuatnya mencicipi hal yang enak!

Kembali ke tempat duduknya, diam-diam mengeluarkan kantong kertas putih kecil, diam-diam menyembunyikannya ke dalam tubuhnya. Tatapannya penuh dengan maksud jahat.

Saat ini. Di ruang rapat Perusahaan Aokang. Rapat yang besar ini sudah mencapai akhirnya.

Charlie Xi menggabungkan dokumen. Sedikit membuka bibirnya, melontarkan dua kata: "Bubar rapat."

Setelah itu, dengan elegan bangkit, terlebih dahulu keluar dari ruang rapat.

"Tuan Muda, Nona Luo mengatakan bahwa gambaran desainnya telah disempurnakan. Dia akan mengantarkannya kemari." Sekertaris Yin melaporkan dengan serius.

"Tidak usah menyuruhnya kemari. Malam baru memberikannya juga sama saja."

"Seharusnya dia sudah di jalan." Sekertaris Yin berkata dengan malu.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu