Love From Arrogant CEO - Bab 97 Hadiah Untukmu

“Ini hadiah dariku untukmu, apa kamu suka?” Robin Xi dengan rasa senang menatapnya.

Asalkan seorang wanita, pasti tidak akan dalat menahan diri dari bunga mawar yang sangat menarik.

Melihat seperti ribuan tangkai mawar, Lavenia Luo sedikit memonyongkan bibirnya, akan tetapi tidak terlihat oleh siapapun, dengan wajah yang tegas, dia berkata, “Nian baik Tuan kedua, aku terima, akan tetapi bunga ini tidak dapat aku bawa pulang, aku alergi terhadap mawar.”

Alergi? Ujung bibir Robin Xi sedikit kaku, astaga! Mana yang katanya menyukai bunga?

“Kamu tidak mungkin mempermainkanku kan?” Dia sedikit curiga menatap Lavenia Luo, bagaimanapun dia tidak mau mempercayainya.

“Aku tidak perlu membohongimu tentang masalah ini, sejak kecil, aku alergi terhadap bunga.” Dengan ekspresi wajah yang serius, dia berkata dengan penuh keyakinan, sama sekali tidak memperlihatkan bekas kebohongannya, dia tidak ingin menerima barang apapun darinya.

Robin Xi sedikit menyipitkan matanya, menatapnya beberapa saat, melihat dia begitu yakin, dalam matanya terlihat sedikit kekecewaan.

“Sudahlah, kalian turun terlebih dahulu.”

Karena dalergi terhadap bunga, dia juga tidak boleh menghalangi matanya itu dengan barang ini.

“Mohon maaf tuan kedua.” Lavenia Luo sedikit tersenyum, matanya pun tersirat sedikit cahaya kelicikan.

“Aku yang salah, tidak disangka?” Wajah Robin Xi sedikit murung, siapa yang menyangka ternyata Lavenia Luo memiliki penyakit seperti ini. Dia yang selama ini selalu tidak mengalami kerugian dsari wanita, sekarang di hadapannya ini malah dipermalukan berkali-kali.

“Alergiku saja yang sebenarnya memang unik.” Lavenia Luo berkata dengan yakin.

Terdengar suara tawa yang kering, dalam hati Robin Xi sedikit tidak senang, awalnya ingin membuatnya merasa terpukau, sekarang, semuanya lenyap sudah.

“Karena kamu tidak menyukai bunga, kalau begitu apa kesukaanmu? Dengan begitu, lain kali aku pasti tidak akan salah mengirim.” Dengan tatapan tajam, Robin Xi menatapnya, dan bertanya padanya.

Lavenia Luo sedikit kesal, kenapa dia bertanya pertanyaan seperti ini? Tidak seharusnya kan?

Lavenia Luo tidak ingin menerima barang apapun darinya, hanya boleh mengatakan sesuatu yang dia sama sekali tidak dapat mengirimkannya.

Seketika, mata Lavenia Luo berbinar-binar, dia sengaja dengan malu-malu berkata, “Aku? Aku paling suka Charlie.”

Perkataannya baru saja berhenti, tawa di ujung bibir Robin Xi tiba-tiba berhenti, dan berubah menjadi kaku, tatapan matanya menjadi muran, wanita ini benar-benar? Apa dia sedang mempermainkannya?

Saat ini, di ambang pintu di ruang tamu. Sesosok orang yang tinggi gagah, perlahan-lahan memberhentikan langkah kakinya, tatapan matanya yang dalam menyorotkan sebuah cahaya yang penuh kegembiraan. Detak jantungnya terlihat tidak dapat terkontrol dari dadanya.

Sebuah pengakuan yang tidak diduga, membuatnya merasa sangatlah bagus.

“Lavenia! Kamu!” Kesabaran yang disimpan oleh Robin Xi sekarang telah lenyap, dia bangkit, dan memandangnya dengan wajah tanpa ekspresi.

Sayangnya, perkataannya belum berhenti, malah telah terpotong oleh sebuah suara yang rendah.

“Seharusnya kamu memanggilnya kakak ipar. Robin, mana ajaranmu?” Charlie Xi dengan langkah cepat berjalan memasuki ruang tamu, meliriknya sekilas dengan aura yang sangat ganas.

Sialan! Kenapa dia tiba-tiba pulang?

Ada banyak urusan di kantor, dia tidak mungkin secepat ini menyelesaikannya.

Tatapan mata Robin Xi sedikit muram, dia menahan amarah dalam hatinya, “Aku hanya sedang berbincang-bincang dengan calon kakak iparku. Kakak jangan salah paham.”

“Apakah sudah selesai?” Charlie Xi menaikkan alisnya, matanya yang dalam itu tidak terlihat jelas emosinya.

“Tentu saja, sudah selesai.” Robin Xi sengaja berpura-pura merenggangkan pundaknya. Namun dalam hatinya malah penuh dengan kebencian hingga dia menggertakkan gigi, kepulangannya bukanlah di waktu yang tepat.

“Kalau begitu, kamu harus kembali ke kantor, posisi direktur bukan untuk menyuruhmu bersenang-senang setiap hari.” Charlie Xi berkata dengan tatapan matanya yang sinis.

Robin Xi menarik nafas dalam-dalam, sambil menggertakkan giginya, dia menjawab, “Aku tau.”

Kemudian, tatapannya tertuju pada Lavenia Luo, tanpa alasan yang jelas, dia berkata, “Calon kakak ipar, lain kali apabila ada waktu aku akan datang lagi menengokmu.”

Selesai berbicara, dia langsung meninggalkan Istana Malige itu dengan langkah kaki yang lebar, semua amarahnya dilontarkan dengan menggertakkan gigi, hari ini anggap saja dia percuma datang!

Bukan, bukan percuma datang, setidaknya dia mengetahui, Lavenia Luo, wanita ini, kedudukannya di hati Charlie Xi ternyata bukan sangat simple.

Setelah Robin Xi pergi, Charlie Xi menatap Lavenia Luo dengan tatapan lembut, dengan suara halus, dia bertanya, “Apakah kamu sudah makan siang?”

Mengetahui Robin Xi datang ke rumah. Dan segera mengusirnya, akan tetapi sepertinya, cara dia memperlakukannya cukup bagus.

Saat Charlie Xi masuk ke dalam rumah, sekujur tubuh Lavenia Luo menjadi kaku, dalam hatinya sangatlah khawatir dan juga gugup, dia tidak tau apakah Charlie Xi mendengar perkataannya barusan atau tidak.

Apabila tidak mendengar, itu sangatlah bagus, akan tetapi jika mendengar.... Bukankah itu bisa mengiranya sedang menyatakan pengakuannya?

Astaga! Dia hampir gila!!

Selang beberapa lama, tanpa menunggu jawaban darinya, Charlie Xi menatapnya dengan penuh kecurigaan, dia menyadari bahwa Lavenia Luo sedang berkhayal, tidak tau sedang memikirkan apa.

Matanya tidak dapat menahan diri untuk memperlihatkan dia yang pasrah, bibir tipisnya itu terlihat sedikit tersenyum, jarinya kemudian menyentil lembut dahi Lavenia Luo, membuatnya tersadar kembali.

Terasa sentuhan di dahinya, membuatnya tersadar kembali, dengan sedikit bengong dia menatap Charlie Xi.

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Charlie Xi tidak sabar untuk bertanya padanya.

Lavenia Luo menggelengkan kepalanya, “Tidak sedang memikirkan apa-apa!”

Dia bagaimana berani mengatakannya, bahwa dia sedang berpikir, apakah dia telah menyatakan pengakuannya terhadap Charlie Xi?

Akan tetapi, menyatakan pengakuan benar-benar bukanlah kemampuannya, dia hanya ingin membuat kesal Robin Xi saja, siapa yang tau, dia tiba-tiba pulang?

Apabila dia tau, dia pasti tidak akan mengatakan seperti itu.

Charlie Xi tertawa ringan, dengan tatapan yamg penuh senyuman, dia bertanya, “Kenapa barusan kamu berkata seperti itu?”

Dalam hatinya berdebar kencang, raut wajah Lacenia Luo pun menjadi masam, ternyata Charlie Xi mendengarnya, benar-benar memalukan!

“Aku? Aku hanya untuk membuat Robin kesal saja, kamu? Kamu jangan menganggapnya menjadi kenyataan.”

Mata Lavenia Luo terlihat bersinar-sinar menjelaskan, pipinya pun menjadi berwarna merah, dia menundukkan kepalanya, sama sekali tidak berani menatap Charlie Xi.

Dia juga sebenarnya tidak mengerti, kenapa saat itu dia bisa berbicara seperti itu?

Jelas-jelas? Jelas-jelas masih ada banyak barang yang tidak bisa dikirim oleh Robin Xi, bukankah seperti itu?

Akan tetapi, saat itu, dalam pikirannya tidak tau bagaimana malah terpintas wajah tampannya itu, sehingga membuatnya berkata seperti itu.

Charlie Xi merasa sangat disayangkan, terhadap jawabannya sama sekali tidak merasa heran.

Melihat wajahnya yang memerah, Charlie Xi tersenyum, tidak terburu-buru, dia masih memiliki banyak waktu, tunggu saja cara untuk membuatnya mengatakan yang kebenaran yang ada di dalam hatinya yang paling dalam.

“Aku tidak menganggapnya betulan, tenang saja.” Charlie Xi memijat lembut kepalanya, sambil berkata dengan lembut.

Mendengar perkataannya itu, Lavenia Luo menatapnya sekilas, raut wajahnya tetap saja tenang, tidak ada perubahan sedikitpun, tidak tau kenapa, seperti ada yang hilang dari dalam hatinya.

“Eng, baguslah kalau begitu.” Lavenia Luo menganggukkan kepalanya, dalam hatinya terasa sedikit tidak nyaman.

Suasana di antara keduanya tiba-tiba terasa sedikit canggung.

Charlie Xi dengan tidak peduli menaikkan alisnya, sambil tersenyum dan berkata, “Hari ini kamu melakukannya dengan bagus, lain kali jangan sungkan menghadapi Robin.”

“Aku tau.” Mendengar pujian darinya, dalam hati Lavenia Luo merasa sedikit senang.

“Oh, iya, aku mendengar dari pengurus rumah tangga, kamu sedang menggambar?” Charlie Xi bertanya dengan senyum tipis, saat pengurus rumah tangga memberitahunya, dia juga merasa sedikit heran.

“Iya.” Lavenia Luo merasa sedikit malu, tidak disangka pengurus rumah tangga memberitahu Charlie Xi, bahkan masalah sekecil ini.

“Apakah aku boleh liat?” Charlie Xi menatapnya dengan penuh harapan, dia sangat berharap untuk dapat melihat lukisannya, karena dia sangatlah penasaran dengan lukisan Lavenia Luo.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu